• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

Yona Aksa Lewerissa NRP C251060021

ABSTRACT

YONA AKSA LEWERISSA.“Sasi” Based Management of Sea Cucumbers in Negeri Porto and Warialau Village, Mollucas Province. Under direction of SANTOSO RAHARDJO and AGUSTINUS M. SAMOSIR.

Sea cucumbers in Negeri Porto was indicated decrease in numbers or fishing capture size. Management of this resource was facing several problems such high fishing effort by contractor (fishers from Madura, East Java) or even local fishers and minimum opportunity of sea cucumbers to regenerated because they was caught before mature periods. This study was done to descript sea cucumbers condition and potency of sea cucumber resources, to analyze environment factors, to analyze progress of “Sasi” of sea cucumbers in Negeri Porto compare to that in Warialau Village, Kepulauan Aru Municipal and at least to recommend strategies on sea cucumber management.

The speciment was identify according Clark and Rowe (1971); Cannon and Silver (1987) and Birtles (1989). Result shows that there were eight species of sea cucumbers found in Negeri Porto with potency 12.240 while in Warialau Village, 10 species with potency 172.368. Habitat distribution in Negeri Porto and Warialau Village was vary started from sandy shores, seagrass zone, seaweeds zone, gully and coral reef slope. The most numbers in species was found in gully zone, each 87,5% in Negeri Porto and 90% in Warialau Village. Length frequent distributions of some species of sea cucumbers in Negeri Porto wich have highest density, expensive, middle and cheapest price category, shows that Bohadschia marmorata, Holothuria fuscogilva, Actinopyga miliaris and Holothuria atra was caught before mature periods. Thia quiet defferent with sea cucumbers in Warialau Village such Holothuria scabra, Actinopyga echinities, Actinopyga miliaris and Thelenota ananas, which still available through mature periods because of zero fishing effort as an effect of closing status of “sasi”.

The result of environment factors analysis such temperature, pH, salinity, DO, brightness and current shows that Negeri Porto and Warialau Village were available to do stock richment in nature and to develop marine culture. That fact was also support by sediment distribution in both sites (92,07% in Negeri Porto and 94,11% in Warialau Village). The result of “sasi” progress indicators analysis such efficiency, social sustainability and even distribution shows Negeri Porto was in middle category while Warialau Village was on high category. In resources sustainability indicators which is size and numbers of capture, size of sea cucumbers that was caught in Negeri Porto was indicated to become smaller (at middle price category) while numbers of fishing capture was also become decrease about 33,34-50% each year. Species with high price category was also difficult to caught. While in Warialau Village, there were a little decrease of sea cucumbers in numbers of capture as an impact of illegal fishing by modern fishers from outside the area. Management strategies formulating was done considering of some aspects such bioecology, social economy, institutional, the aims of management and risk study. There were five strategies recommend to Negeri Porto while in Warialau Village, fourth strategies were recommend.

RINGKASAN

YONA AKSA LEWERISSA. Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku. Dibimbing oleh SANTOSO RAHARDJO dan AGUSTINUS M. SAMOSIR.

Negeri Porto telah terindikasi terjadi penurunan sumber daya teripang, namun dalam upaya pengelolaan diperhadapkan dengan beberapa permasalahan yaitu tingginya upaya penangkapan yang dilakukan baik oleh para pengontrak (nelayan Madura) maupun oleh masyarakat setempat dan rendahnya kesempatan teripang untuk beregenerasi karena ditangkap sebelum waktu matang gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi dan potensi sumber daya teripang, menganalisis faktor-faktor lingkungan, menganalisis kinerja sasi di Negeri Porto yang dibandingkan dengan sasi teripang di Desa Warialau Kabupaten Kepulauan Aru dan menyusun alternatif strategi pengelolaan teripang.

Spesimen diidentifikasi menurut Clark and Rowe (1971); Cannon and Silver (1987) dan Birtles (1989). Hasil penelitian menunjukan bahwa teripang yang ditemukan di Negeri Porto sebanyak 8 jenis, dengan potensi sebesar 12.240 individu, sedangkan di desa Warialau terdiri dari 10 jenis dengan potensi 172.368 individu. Sebaran habitat di negeri Porto dan desa Warialau bervariasi mulai dari rataan pasir, zona lamun, zona algae, tubir dan lereng terumbu, namun jumlah jenis terbanyak 87,5% Negeri Porto dan 90 % di Desa Warialau ditemukan pada zona tubir. Dari nilai sebaran frekuensi panjang beberapa jenis teripang di negeri Porto yang termasuk memiliki kepadatan tertinggi, nilai jual kategori mahal, sedang dan murah menunjukan bahwa Bohadschia marmorata, Holothuria fuscogilva, Actinopyga miliaris dan Holothuria atra telah ditangkap sebelum waktu matang gonad untuk memijah. Hal ini cukup berbeda dengan beberapa jenis teripang di Desa Warialau yaitu Holothuria scabra, Actinopyga echinities, Actinopyga miliaris dan Thelenota ananas, yang tetap tersedia untuk melakukan pemijahan karena tidak ada upaya tangkap akibat masih dalam status “tutup sasi.”

Hasil analisa faktor-faktor lingkungan yaitu suhu, pH, salinitas, DO, kecerahan, arus menunjukan bahwa kondisi di negeri Porto dan Desa Warialau memenuhi syarat untuk dilakukan pengayaan stok di habitat alami dan pengembangan upaya budidaya. Hal tersebut juga didukung oleh sebaran sedimen yang menunjukan bahwa pada kedua lokasi substrat didominasi oleh sedimen berupa pasir kasar atau Coarse Sand (1 mm). Sebaran sedimen berada pada kisaran ukuran pasir yaitu sebesar 92.07% di negeri Porto dan 94.11% di desa Warialau. Sebaran sedimen ini merupakan habitat yang baik dari teripang sesuai sifat membenamkan diri, karena dengan ukuran pasir kasar yang ditambah dengan pasir sedang, maka teripang dengan mudah membenamkan diri untuk menghindarkan diri dari tekanan predator (Hyman, 1955).

Hasil analisa indikator kinerja sasi yaitu efisiensi, keberlanjutan sosial, dan pemerataan, menunjukan bahwa Negeri Porto berada dalam kategori sedang dan Desa Warialau berada dalam kategori tinggi. Untuk indikator keberlanjutan sumberdaya yaitu ukuran teripang dan hasil tangkapan. Di negeri Porto ukuran semakin mengecil (kategori nilai jual sedang) dan hasil tangkapan mengalami

penurunan sekitar 33.34-50% setiap tahun serta sulit mendapatkan jenis-jenis yang termasuk kategori tinggi atau relatif mahal. Untuk Desa Warialau ada terjadi sedikit penurunan teripang karena penangkapan ilegal oleh nelayan dari luar daerah yang menggunakan peralatan modern.

Strategi pengelolaan dirumuskan dari berbagai pertimbangan yaitu bioekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan, tujuan pengelolaan dan kajian resiko. Strategi pengelolaan yang diusulkan untuk diterapkan dalam bentuk aturan-aturan, diantaranya sasi baik di Negeri Porto maupun Desa Warialau. Strategi pengeloaan teripang di Negeri Porto yaitu: (1).Waktu “tutup” sasi setahun sekali, namun tetap memperhatikan ukuran panjang sebagai penentuan tingkat kematangan gonad pertama untuk memijah, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan stok karena adanya rekruitmen individu baru, maupun karena pertumbuhan; (2). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan selama “buka sasi” 25- 50% dari potensi yaitu 3060-6120 individu(10-20 kg kering); (3). Pembatasan waktu tangkap pada saat musim memijah yang diperkirakan pada bulan Juni dan Juli; (4). Perlindungan habitat teripang dari kegiatan manusia yang bersifat merusak, seperti penggunaan bom ikan dan lain sebagainya; (5). Pengayaan stok teripang di habitat alaminya dan dikembangkan upaya budidaya teripang serta perlindungan area tertentu untuk pemeliharaan individu teripang sebagai penyuplai benih. Selain itu dilakukan penelitian cara pengolahan teripang sebagai bahan baku untuk obat-obatan, sehingga harga jual semakin tinggi dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan nelayan, pedagang dan pemasukan pendapatan asli daerah. Untuk Desa Warialau, strategi pengelolaan yang diterapkan dalam aturan seperti sasi cukup baik, namun ada beberapa tambahan yaitu: (1).Pengayaan stok teripang di habitat alaminya dan perlindungan area tertentu untuk pemeliharaan individu teripang sebagai penyuplai benih; (2).Penelitian cara pengolahan teripang sebagai bahan baku untuk obat-obatan, sehingga harga jual semakin tinggi dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan nelayan, pedagang dan pemasukan pendapatan asli daerah; (3). Kerjasama dengan instansi terkait seperti TNI-AL dan Polisi Air, dalam upaya mengatasi terjadinya penangkapan sumberdaya laut termasuk teripang secara ilegal; (4). Perlu adanya pertimbangan PEMDA untuk penetapan desa Warialau sebagai salah satu kawasan konservasi teripang di Maluku.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

PENGELOLAAN TERIPANG BERBASIS SASI

DI NEGERI PORTO DAN DESA WARIALAU

PROVINSI MALUKU

YONA AKSA LEWERISSA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Judul Tesis : Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku

Nama : Yona Aksa Lewerissa

NRP : C251060021

: Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto Pulau Saparua Kabupaten Maluku Tengah

Nama : Yona Aksa Lewerissa NRP : C251060021

Disetujui Komisi Pembimbing

Ir. Santoso Rahardjo, MSc Ir. Agustinus M. Samosir, M.Phil

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Pengelolaan Dekan Sekolah Pascasarjana Sumberdaya Pesisir dan Laut

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

PRAKATA

Solagracia (hanya oleh Anugerah), sehingga janjiMu itu terwujud berupa penyelesaian salah satu tahapan studi dalam hidupku. Untuk itu selayaklah pujian, hormat dan kemuliaan dikembalikan kepada “DIA” Tuhan penguasa langit bumi dan sumber segala hikmat serta pengetahuan yang atas pertolonganNya penulisan tesis dengan judul “Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku” dapat terselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Santoso Rahardjo,M.Sc dan Ir. Agustinus M. Samosir, M.Phil selaku Komisi Pembimbing atas segala kebijaksanaan dan kesabaran dalam pembimbingan, memberikan dorongan, masukan, motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran mulai dari rencana penelitian hingga penulisan tesis ini.

Penyusunan tesis ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Pattimura dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana IPB.

2. Institut Pertanian Bogor, Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (SPL) Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer,DEA dan Tenaga Pengajar Pascasarjana Program Studi SPL serta Bagian kesekretarian khususnya Pa Zainal dam Mas Didin atas kesempatan, ilmu, serta pelayanan yang penuh kasih selama penulis menuntut ilmu.

3. Ir. Kiagus Abdul Aziz, M.Sc selaku Penguji Luar Komisi pada ujian tesis yang telah memberikan banyak masukkan dalam penyempurnaan tesis ini. Kiranya semua kebaikan hati bapak, diberkati oleh Tuhan.

4. Departemen Pendidikan Nasional khusus DIKTI yang memberikan bantuan BPPS (Biasiswa Program Pascasarjana) selama studi pascasarjana.

5. Permata hatiku, suami tercintaKarolis Iwamonydan anak-anak tersayang Solagracia Christien, Svetlana Solascriptura dan my litle angel

sehingga Bapa di Sorga selalu memberikan kekuatan bagiku selama studi di IPB, serta saat ”badai” itu terjadi dalam hidupku. Kalian tidak tertandingi oleh apapun yang ada di dunia ini.

6. Orang tua yang kubanggakan dan kusayangi, Papa Agus, Mama Tin, Papa Mozes, Mama Ade, serta saudara-saudaraku yang sangat kucintai atas ketulusan hati dan motivasi yang diberikan yaitu Usi Nona, serta Bu Boys, Usi Henny, Bu Roy, Usi Ivon, Bu Cahrly, Usi Pheppy, Oce, Erni, Ina, Tine dan keponakan-keponakanku Dion, Henry, Laura, Eunike, William, Richard, Cindy,Wina, Alin dan Gabby. Berkat doa kalian, akhirnya ”pelangi” itu muncul juga, setelah awan kelabu itu berlalu.

7. Teman-teman S2 SPL angkatan ’06 atas semangat dan kebersamaan yang

terjalin selama studi khususnya Eddy, Nurul, Nico, Wilmy, Kholik, Adit, Anchu, Prama, Yulius, Pa Rahman, dan Pa Sirajudin.

8. Keluarga Haji Rahmat yang dengan sepenuh hati menyediakan tempat tinggal serta teman-teman kos Palem Merah yang memberikan nuansa kekeluargaan meskipun berbeda daerah namun tetap kompak khususnya kak Deiby, Mba Nana, Stany, Emma, Tin-tin, Alina, Delly, serta ibu Atje. Juga buat sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagiku dalam menyelesaikan studi yaitu Usi Nona, Degen, Pa Mon, Bu Ois, Max dan Ola.

9. Teman-teman pelayanan AM-GPM Ranting Maranatha Poka, PAK Perkantas, PERMAMA, serta adik-adikku di Caleb House yang tetap setia berdoa untuk kesuksesan studiku.

Akhirnya dalam semua kelemahanku, ada sebersit harapan kiranya tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber informasi bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut.

Bogor, Agustus 2009 Yona Aksa Lewerissa

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Poka pada tanggal 4 Agustus 1977 dari ayah Agustinus Lewerissa dan ibu Christina Lewerissa/Lappy. Penulis merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara.

Tahun 1995 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Ambon dan pada tahun yang sama melanjutkan studi pada Universitas Pattimura Ambon. Tahun 2000 penulis menyelesaikam program sarjana pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan Universitas Pattimuara. Tahun 2003, penulis diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditempatkan sebagai staf pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon sampai saat ini. Kemudian penulis mendapatkan bantuan BPPS (Biasiswa Program Pascasarjana) dari DIKTI Departemen Pendidikan Nasional untuk melanjutkan studi pascasarjana di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan mengambil Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut pada tahun 2006.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xvi DAFTAR GAMBAR ... xvii DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 4 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5 1.4. Kerangka Pemikiran ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7 2.1. Morfologi dan Anatomi... 7 2.2. Klasifikasi dan Distribusi Teripang... 8 2.3. Penyebaran Populasi... 10 2.4. Habitat dan Tingkah Laku... 10 2.5. Makanan dan Kebiasaan Makan... 11 2.6. Reproduksi... 11 2.7. Tingkat Kematangan Gonad... 12 2.8. Daur Hidup Teripang... 12 2.9. Peranan Teripang... 13 2.10. Faktor-Faktor Lingkungan... 14 2.11. Sasi di Maluku... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN... 19 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19 3.2. Peralatan dan Pengukuran Faktor-Faktor Lingkungan... 22 3.3. Metode Pengumpulan Data ... 23 3.4. Metode Analisis Data ... 28

3.4.1. Analisis Kondisi dan Potensi Sumber Daya Teripang... 28 3.4.2. Analisis Faktor-Faktor Lingkungan... 28 3.4.3. Analisis Hasil Tangkapan... 29 3.4.4. Analisis Efisiensi Kinerja Sasi... 29 3.5. Alternatif Strategi Pengelolaan... 30

IV. HASIL PENELITIAN... 31 4.1. Kondisi Iklim... 31 4.2. Potensi dan Kondisi Sumberdaya Teripang... 32 4.2.1. Kompisisi Sumberdaya Teripang... 32 4.2.2. Kepadatan Sumberdaya Teripang... 33 4.2.3. Frekuensi Kehadiran Sumberdaya Teripang... 36 4.2.4. Habitat Sumberdaya Teripang... 37 4.2.5. Faktor-Faktor Lingkungan bagi Pertumbuhan Teripang.. 41 4.3. Sebaran Frekuensi Panjang Sumberdaya Teripang... 44 4.4. Perikanan Teripang... 46 4.5. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan... 50 4.5.1. Sosial Ekonomi... 50 4.5.2. Kelembagaan... 51 V. PEMBAHASAN... 54 5.1. Potensi dan Kondisi Sumberdaya Teripang... 54 5.1.1. Potensi Sumberdaya Teripang... 54 5.1.2. Sebaran Frekuensi Panjang dan Hasil Tangkapan

Teripang... 58 5.2. Faktor-Faktor Lingkungan bagi Pertumbuhan Teripang…….... 63 5.2.1. Kondisi Fisik dan Kimia Perairan... 63 5.2.2. Kondisi Substrat yang sesuai bagi Pertumbuhan

Teripang... 65 5.3. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan (Sasi)... 65 5.3.1. Sosial Ekonomi... 65 5.3.2. Proses dan Aturan-Aturan Sasi di Negeri Porto dan

Desa Warialau... 70 5.3.3. Kinerja Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau... 72

5.4. Tujuan Pengelolaan dan Pengkajian Resiko... 78 5.5. Diskusi Umum... 81

5.5.1. Faktor-Faktor Penyebab Menurunnya Sumberdaya Teripang...

81 5.5.2. Alternatif Strategi Pengelolaan Sumberdaya Teripang... 83 VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 86 6.1. Kesimpulan... 86 6.2. Saran... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN... 94

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Impor Teripang di Hongkong, Januari-Maret 1996... 2 2. Produksi dan Nilai Produksi Teripang di Provinsi Maluku Tahun

2005-2007...

3

3. Ukuran Panjang dan Bobot Beberapa Jenis Teripang di Indoneisa.... 7 4. Beberapa Jenis Teripang di Indonesia berdasarkan Publikasi Nasional.. 9 5. Peralatan yang digunakan dalam Penelitian... 22 6. Kategori Responden yang diwawancara... 27 7. Taksonomi dan Nilai Jual Teripang di Negeri Porto... 33 8. Taksonomi dan Nilai Jual Teripang di Desa Warialau... 33 9. Kepadatan Teripang di Berbagai Lokasi Pengamatan... 35 10. Frekuensi dan Frekuensi Relatif Teripang di Negeri Porto... 36 11. Frekuensi dan Frekuensi Relatif Teripang di Desa Warialau... 37 12. Penyebaran Teripang Berdasarkan Zonasi di Negeri Porto... 38 13. Penyebaran Teripang Berdasarkan Zonasi di Desa Warialau... 40 14. Kelayakan Parameter Lingkungan untuk Budidaya Teripang... 43 15. Persentase Rata-Rata Sedimen pada Stasiun Pengamatan... 44 16. Ukuran Panjang dan Frekuensi beberapa Jenis Teripang di Negeri

Porto...

45

17. Ukuran Panjang dan Frekuensi beberapa Jenis Teripang di Desa Warialau...

46

18. Kategori Ukuran Beberapa Jenis Teripang... 50 19. Besar Pendapatan Masyarakat di Negeri Porto dan Desa Warialau.... 51 20. Peraturan Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Sasi di Negeri

Porto...

67

21. Peraturan Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Sasi di Desa

Warialau... 70 22 Indikator Kinerja Pelaksanaan Sasi Teripang di Negeri Porto dan

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Diagram Alir Kerangka Pikir Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di

Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku... 6 2. Daur Hidup Teripang Pasir (Holothuria scabra)... 13 3. Peta Lokasi Penelitian di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi

Maluku... 21 4. Skema Pengambilan Contoh Teripang di Negeri Porto dengan

Metode Transek Kuadrat... 25 5. Skema Pengambilan Contoh Teripang di Desa Warialau dengan

Metode Transek Kuadrat... 26 6. Grafik Kepadatan dan Kepadatan Relatif Sumberdaya Teripang di

Negeri Porto... 34 7. Grafik Kepadatan dan Kepadatan Relatif Sumberdaya Teripang di

Desa Warialau... 34 8. Jumlah Jenis Teripang yang ditemukan berdasarkan Petak

Pengamatan (secara Vertikal) di Negeri Porto... 39 9. Jumlah Jenis Teripang yang ditemukan berdasarkan Petak

Pengamatan (secara Vertikal) di Desa Warialau... 40 10. Sebaran Ukuran PanjangBohadschia marmoratadi Negeri Porto... 45 11. Sebaran Ukuran PanjangHolothuria scabradi Desa Warialau... 46 12. Hasil Tangkapan Teripang di Negeri Porto Tahun 2004-2007... 47 13. Nilai Jual Teripang di Kota Ambon... 48 14. Nilai Jual Teripang di Dobo, Kepulauan Aru... 49 15. Struktur Pemerintahan di Negeri Porto... 52 16. Struktur Pemerintahan di Desa Warialau... 53

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Data Jumlah Individu per Transek di Negeri Porto dan Desa

Warialau... 94 2. Data Parameter Lingkungan di Negeri Porto dan Desa Warialau... 99 3. Kriteria Penilaian Setiap Indikator Sasi... 101 4. Jenis-Jenis Teripang yang ditemukan di Negeri Porto... 102 5. Jenis-Jenis Teripang yang ditemukan di Desa Warialau... 106 6. Perhitungan Kepadatan, Kepadatan Relatif, Frekuensi Kehadiran,

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17 ribu pulau dan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta wilayah laut seluas 5,8 juta km2, termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (Retraubun, 2007), sesungguhnya memiliki potensi sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat besar dan beragam. Salah satu sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomis yaitu teripang. Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut (marine) diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India dan lautan Pasifik Barat. Jenis biota ini dikenal dengan nama ketimun laut, suala, sea cucumber (Inggris), namako (Jepang), beche-de- mer(Perancis) atau dalam istilah pasaran internasional dikenal dengan nama teat fish(Sutaman, 1993; Martoyoet.al., 2002).

Menurut Hyman (1955) dalamYusron (1992), teripang banyak menghuni daerah litoral diperairan Indonesia dan merupakan komoditas perikanan yang diperdagangkan baik di pasar lokal maupun internasional. Hal ini disebabkan karena kandungan zat-zat obat, makanan ini berkasiat penyembuhan serta dari analisa proksimat daging teripang diperoleh kompoisisi protein 43%, lemak 2%, kadar air 17%, mineral 21% dan kadar abu 7% (James, 1989 dalam Yusron, 2004). Karena rendahnya kandungan lemak, direkomendasikan bagi orang yang bermasalah dengan kolesterol. Di Jepang, Korea dan beberapa Negara Pasifik Selatan, daging dan organ dalam teripang dimakan mentah, dimasak dan diasin atau dalam bentuk kering (Shelley, 1985, Yanagisawa, 1996 dalam Darsono, 2002).

Data import di Hong Kong (Tabel 1) dapat memberikan angka-angka lebih konkrit yang bisa dipakai untuk menaksir produksi teripang di Indonesia. Menurut data ini, Indonesia sampai saat ini merupakan negara penghasil teripang terbesar di dunia. Namun demikian produk teripang dari Indonesia dikategorikan sebagai berkualitas rendah (Conand, 1998). Hal ini sangat ironis, karena akibat

perdagangan ini Indonesia mengalami penurunan sumberdaya teripang (depleting resources), tapi tidak sebanding nilai dolar yang mungkin diperoleh.

Tabel 1. Impor teripang di Hongkong, Januari-Maret 1996

No. Negara Asal Kuantitas (ton) Harga (1.000 HK$) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. USA Kanada Perancis Mozambik Taiwan Indonesia Filipina Korea Jepang Cina Vietnam Sri Langka Malaysia Singapura Madagaskar Afrika Selatan Kenya Mauritius Tanzania US Ocania

Australia & Oceania Kiribati Tonga Samoa Barat Australia Kepulauan Solomon Fiji Selandia Baru Vanuatu

Papua New Guinea Lain-lain 1 10.5 1.9 23 15.7 452.9 214.4 4 6.6 2.1 11.4 5.3 1.5 138.7 40.3 6.6 7.4 2.7 73.8 17.3 21 3.8 3.9 3.2 10.4 30.5 66.2 3.9 5.6 84.9 0.4 1 135 1 441 256 480 597 17 782 4 707 251 6 640 1 546 116 778 263 9 894 4 242 285 250 448 1 679 1 132 2 964 765 744 180 2 404 1 528 7 279 460 310 4 559 18

Sumber : Infofish Trade News II/96, 17 Juni 1996

Provinsi Maluku yang dikenal sebagai Provinsi kepulauan memiliki luas 712,479.69 km yang terdiri dari luas laut 658,294.69 km (92.4%) dan luas

Dokumen terkait