• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSAINGAN ANTARA TANAMAN BERBEDA JENIS (INTERSPESIFIK)

DAFTAR PUSTAKA

III. PERSAINGAN ANTARA TANAMAN BERBEDA JENIS (INTERSPESIFIK)

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat dilingkungannya. Komponen lain tersebut dapat berupa komponen abiotik dan komponen biotik. Beberapa contoh komponen abiotik antar lain, udara dan air yang sangat diperlukan untuk bernafas, minum, dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dan manusia dari udara untuk pernafasan, begitu pula dengan tumbuhan. Perbedaannya, tumbuhan bernafas atau disebut melakukan respirasi dengan mengambil karbondioksida dari udara bebas, dan mengeluarkan oksigen. Keistimewaan tumbuhan lainnya adalah tumbuhan dapat melakukan fotosintesis yang merupakan cara mereka hidup dengan mengolah zat-zat anorganik, menjadi organik dan memanfaatkannya sebagai energi untuk tubuh dan bertahan hidup.

Proses fotosintesis yang dilakukan tanaman dan tumbuhan tentu tidak dapat berlangsung jika tanaman tidak memiliki asupan hara. Unsur hara dalam tanah yang masih berupa zat-zat anorganik diserap oleh tubuh tumbuhan melalui akar untuk kemudian diangkut ke daun sehingga dapat diolah melalui proses fotosintesis. Unsur-unsur hara tersebut dibagi menjadi macam, essensial dan nonessensial. Tanaman memerlukan unsur hara untuk dapat bertahan hidup.

Sama halnya dengan manusia dan hewan, tumbuhan tidak hidup menyendiri. Tumbuhan dan tanaman tumbuh berdampingan dan berkompetisi dalam menyerap hara tanah pada lingkup habitat tertentu. Tumbuhan dan tanaman berkompetisi untuk dapat memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Tanaman dan tumbuhan yang tumbuh di daerah tertentu dan berjauhan tidak sertamerta saling berkompetisi. Tumbuhan dan tanman berkompetisi pada habitat (tempat tinggal) yang berdekatan. Tumbuhan dan tanaman tidak hanya

berkompetisi dengan spesiesnya sendiri (sejenis), tetapi tumbuhan dan tanaman saling berkompetisi baik dengan sejenisnya (intraspesifik) maupun beda jenis (interspesifik) selama tumbuhan dan tnaman terebut tumbuh pada tempat yang saling berdekata. Berikut ini adalah percobaan yang dilakukan guna mengetahui pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan tanaman yang berbeda jenis.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah mempelajari pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan tanaman yang berbeda jenis (interspesifik).

B. Tinjauan Pustaka

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Kastono 2005).

Pada pertanian yang masih sangat primitif, petani menerima tanah, curah hujan, dan berbagai jenis tanaman yang ada sebagaimana adanya. Petani sekedar membantu pertumbuhan tanaman dengan menyingkirkan persaingan terhadap terhadap tumbuhan lain dalam penggunaan air dan sinar matahari yang tersedia, serta melindungi tanamannya sari gangguan binatang liar.

Akibatnya ada kompetisi diantara tanaman untuk memenuhi kebutuhan yang digunakan dalam pertumbuhan tanaman (Rita 2010).

Dalam menggunakan sumber lingkungan tumpangsari lebih baik daripada monokultur. Umumnya memilih tanaman yang cocok dan memilih pola tanam yang tepat dalam sistem tumpangsari dengan mengendalikan penyiangan. Kita dapat meningkatkan kemampuan dalam menerima cahaya, kelembaban, dan nutrisi. Di sisi lain, memilih kerapatan tanaman yang cocok dalam tumpangsari dengan modus komplemental menyebabkan tanaman lebih baik menggunakan sumber dan lebih baik untuk peningkatan hasil. Tumpangsari merupakan salah satu cara cocok tanam dengan konsumsi paling hemat dengan tanpa menggunakan input eksternal, yang menyebabkan nutrisi tanah tidak terkuras dan terjaga kesuburannya, serta menghemat sumber air tanah dalam jangka panjang, sehingga meningkatkan stabilitas agrosistem (Rajaii 2014).

Interaksi perlakuan saat tanam dan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai dan juga bobot pipilan kering jagung. Kedua faktor penelittian ini bekerja secara sendiri. Pengaruh saat tanam yang digunakan dalam penelitian ini terhadap pertumbuahan dan produksi kedelai tidak tergantung pada jarak tanam, sebaliknya jarak tanam juga tidak tergantung pada kapan kedelai itu ditanam. Jarakk tanam mempengaruhi jumlah cabang, jumlah biji/plot, dan berat biji/plot (Tohari 2000).

Tanaman yang tumbuh dengan persaingan, maka pertumbuhannya akan lebih lambat dibanding dengan tanaman yang tumbuh dengna perlakuan tanpa persaingan. Pada tanaman kompetisi akan bersaing dalam mengambil unsur hara tanah. Perebutan unsur hara inilah yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman dengan erlakuan kompetisi menjadi lambat (Umiarsih 2013).

C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Agroekologi dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 yang bertempat di Rumah Kaca C, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

2. Alat dan Bahan a. Alat: 1) Pot plastik/polibag 2) Tanah/media tanam 3) Cawan 4) Meteran b. Bahan:

1) Benih kacang tanah 2) Benih kedelai 3) Benih kacang hijau 4) Benih jagung 3. Cara Kerja

a. Menyediakan pot plastik atau polibag yang telah berisi tanah atau media tanam

b. Memilih benih jagung, kacang hijau dan kedelai yang masih baik dan direndam dalam air selama 1 jam

c. Menanam benih-benih tersebut ke dalam pot-pot atau polibag dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan:

1) 2 kacang tanah + 2 benih kacang kedelai 2) 2 benih kacang tanah + 2 benih kacang hijau 3) 2 benih kacang tanah + 2 benih jagung

4) 2 benih kacang kedelai + 2 benih kacang hijau 5) 2 benih kacang kedelai + 2 benih jagung 6) 2 benih kacang hijau + 2 benih jagung 7) 4 benih kacang tanah sebagai kontrol

8) 4 benih kacang kedelai sebagai kontrol 9) 4 benih kacang hijau sebagai kontrol 10) 4 benih jagung sebagai kontrol Masing-masing perlakuan diulang 3 kali

d. Menyediakan beberapa pot yang ditanami 4 jenis benih tersebut sebagai cadangan untuk penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.

e. Penyiraman dan perawatan tanaman yang lain dilakukan setiap hari. f. Melakukan pengamatan sampai tanaman berumur 6 minggu dan

mengukur tinggi tanaman setiap minggu.

g. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu. h. Mengukur tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sampai tanaman

berumur 4 minggu.

i. Apabila memungkinkan dirawat hingga menjelang saat pembungaan dan menimbang biomasa tanaman.

j. Membandingkan pertumbuhan tinggi dan biomasa antara tanaman kontrol dengan perlakuan

k. Membuat grafik pertumbuhan tanaman.

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Kacang Hijau a. F Tabel

1) Tinggi

Tabel 3.1 F Tabel Tinggi Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan 2) Jumlah Daun

Tabel 3.2 F Tabel Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan

3) Biomassa

Tabel 3.3 F Tabel Biomassa Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan b. Duncan

1) Tinggi

Tabel 3.4 Data Duncan Tinggi Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan 2) Jumlah Daun

Tabel 3.5 Data Duncan Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan

3) Biomassa

Tabel 3.6 Data Duncan Biomassa Tanaman Kacang Hijau

Sumber : Data Rekapan c. Pembahasan

Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Kompetisi merupakan interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka (Molles 2005). Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi interspesifik merupakan suatu kompetisi yang terjadi pada spesies yang berbeda (Rien 2000). Persaingan berpengaruh pada ukuran populasi, struktur komunitas dan keanekaragaman spesies. Kompetisi interspesifik antara kedua spesies dapat mengakibatkan kepunahan salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya saling berkoeksistensi di habitatnya. Studi mengenai kompetisi interspesifik pada tanaman dapat memberikan informasi yang berharga untuk mengungkapkan faktor-faktor yang membatasi distribusi suatu spesies atau keberhasilan tumbuhnya spesies pada suatu wilayah (Wirakusuma 2003).

Praktikum ini menggunakan empat jenis tanaman yaitu kacang hijau, kedelai, kacang tanah, dan jagung. Berdasarkan hasil

pengamatan pada persaingan beberapa jenis tanaman, untuk tanaman kacang hijau diketahui bahwa persaingan yang terjadi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan hasil signifikan yang didapat lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,874 dengan kisaran tinggi tanaman antara 46,5 sampai 58,36 cm. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman juga tidak menunjukkan pengaruh nyata adanya persaingan. Hal ini dijelaskan melalui hasil signifikasi yang juga lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,333. Berdasarkan hasil signifikasi tersebut didapati jumlah daun yang berkisar antara 10-18 helai. Lain halnya dengan persaingan biomassa, terdapat pengaruh nyata adanya persaingan pada biomassa tanaman kacang hijau. Hasil signifikasi menunjukkan angka sebesar 0,017 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Adanya pengaruh yang nyata dari persaingan, menjadi dasar dilakukan pengujian yang lebih lanjut dengan uji duncan. Berdasarkan hasil uji duncan diketahui bahwa tumpang sari tidak dapat dilakukan pada persaingan antara kacang hijau dan jagung karena nilai Duncan relatif kecil, yaitu sebesar 4,3667.

2. Kedelai a. F Tabel

1) Tinggi

Tabel 3.7 F Tabel Tinggi Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan

2) Jumlah Daun

Tabel 3.8 F Tabel Jumlah Daun Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan 3) Biomassa

Tabel 3.9 F Biomassa Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan b. Duncan

1) Tinggi

Tabel 3.10 Data Duncan Tinggi Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan xxxviii

2) Jumlah Daun

Tabel 3.11 Data Duncan Jumlah Daun Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan 3) Biomassa

Tabel 3.12 Data Duncan Biomassa Tanaman Kedelai

Sumber : Data Rekapan c. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada persaingan beberapa jenis tanaman, untuk tanaman kedelai diketahui bahwa persaingan yang terjadi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan hasil signifikan yang didapat lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,314 dengan kisaran tinggi tanaman antara 50,1 sampai 83,33 cm. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman juga tidak menunjukkan

pengaruh nyata adanya persaingan. Hal ini dijelaskan melalui hasil signifikasi yang juga lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,937. Berdasarkan hasil signifikasi tersebut didapati jumlah daun yang berkisar antara 13-17 helai. Lain halnya dengan persaingan biomassa, terdapat pengaruh nyata adanya persaingan pada biomassa tanaman kedelai. Hasil signifikasi menunjukkan angka sebesar 0,003 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Adanya pengaruh yang nyata dari persaingan, menjadi dasar dilakukan pengujian yang lebih lanjut dengan uji duncan. Berdasarkan hasil uji duncan diketahui bahwa tanaman kedelai dan tanaman kacang hijau tidak dapat dilakukan tumpang sari. Karena persaingan yang terjadi antara kedelai dan kacang tanah mengganggu jumlah biomassa tanaman kedelai itu sendiri. Hal ini dapat diketahui dari nilai duncan biomassa kedelai sangat kecil, yaitu sebesar 1,8333.

3. Kacang Tanah a. F Tabel

1) Tinggi

Tabel 3.13 F Tabel Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Su mber : Data rekapan

2) Jumlah Daun

Tabel 3.14 F Tabel Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Rekapan 3) Biomassa

Tabel 3.15 F Tabel Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Rekapan b. Duncan

1) Tinggi

Tabel 3.16 Data Duncan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Rekapan xli

2) Jumlah Daun

Tabel 3.17 Data Duncan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Rekapan 3) Biomassa

Tabel 3.18 Data Duncan Biomassa Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Rekapan c. Pembahasan

Persaingan tinggi pada tanaman kacang tanah tidak memberikan pengaruh nyata. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan pada data adalah 0,817 yaitu lebih dari 0,05. Oleh karena itu tidak dilakukan uji duncan. Secara umum, persaingan antar tanamaninterspesifik pada tanaman kacang panjang tidak terlalu berpengaruh pada tinggi tanaman. Perbedaan tinggi tiap tanaman hanya sedikit dan tidak

nampak nyata, sehingga data menyebutkan pengaruh persaingan terhadap tinggi tanaman adalah tidak signifikan.

Jumlah daun dipengaruhi oleh persaingan tanaman dengan tanaman lain baik sejenis maupun tidak sejenis. Jumlah daun tanaman kacang tanah terbukti dipengaruhi oleh persaingan antar tanaman. Hal ini disimpulkan dari hasil data bahwa tingkat signifikansi persaingan tanaman terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah adalah 0,034 yaitu kurang dari 0,05. Data signifikan tersebut menunjukkan bahwa persaingan terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah berpengaruh nyata. Dengan demikian dapat dilajut ke uji duncan. Dari uji duncan diperoleh subset terkecil adalah pada N 3 yaitu persaingan tanaman kacang tanah dengan tanaman kacang hijau. Data tersebut menunjukkan bahwa persaingan antara tanaman kacang tanah dengan tanaman kacang hijau sangat ketat bila dibanding dengan persaingan tanaman kacang tanah dengan tanaman lain.

Hasil olah data persaingan tanaman kacang tanah dengan tanaman lain menunjukkan tingkat signifikannya lebih dari 0,05 yaitu 0,095. Dapat disimpulkan bahwa pengaruhnya persaingan antara tanaman kacang tanah dengan tanaman lain terhadap biomassa tanaman kacang tanah adalah tidak nyata. Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke uji duncan.

4. Jagung a. F Tabel

1) Tinggi

Tabel 3.19 F Tabel Tinggi Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan 2) Jumlah Daun

Tabel 3.20 F Tabel Jumlah Daun Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan 3) Biomassa

Tabel 3.21 F Tabel Biomassa Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan

b. Duncan 1) Tinggi

Tabel 3.22 Duncan Tinggi Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan 2) Jumlah Daun

Tabel 3.23 Duncan Jumlah daun Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan

3) Biomassa

Tabel 3.24 Duncan Biomassa Tanaman Jagung

Sumber : Data Rekapan c. Pembahasan

Tinggi tanaman jagung menurut hasil olah data didapat tingkat signifikansinya mencapai 0,421. Hasil tersebut lebih dari 0,05. Sehingga dinyatakan persaingannya tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman jagung. Sehingga dengan diperolehnya data tersebut tidak dapat dilanjutkan ke uji duncan.

Hasil olah data untuk tingkat signifikansi persaingan tanaman pengaruhnya terhadap jumlah daun tanaman jagung adalah 0,224. Hasil ini kurang dari 0,05, yang menyatakan bahwa persaingan antar tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung. Sehingga tidak dilanjutkan uji duncan.

Biomassa tanaman jagung tidak terpengaruhi dengan adanya persaingan tanaman. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikan persaingannya yang lebih dari 0,05 yaitu 0,642. Perbandingan biomassa tanaman jagung dengan yang lainnya tidak terlalu dipengaruhi oleh persaingan tanaman. Sehingga, data tidak dapat dilanjutkan pengujian duncan.

Pengujian Duncan dilakukan untuk menentukan seberapa jauh tingkat perbedaan tinggi, jumlah daun, dan biomassa akibat adanya

persaingan. Duncan akan memperlihatkan pengaruh persaingan tertinggi dan persaingan tanaman apa yang menyebabkan pengaruhnya menjadi signifikan. Beberapa perlakuan praktikum acara 3 menyebabkan adanya perbedaan tinggi, jumlah daun, dan biomassa. Namun, perbedaan tidak mencapai tingkat signifikansi yang tepat (<0,05), maka pengaruh persaingan antar tanaman interspesifik terhadap tanaman jagung tidak nyata.

E. Kesimpulan dan Saran

3. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengamatan acara 3 mengenai persaingan antartanaman beda jenis (interspesifik) adalah sebagai berikut :

a. Persaingan tanaman kacang tanah dengan tanaman lain baik kacang hijau, kedelai, dan jagung tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan biomassa tanaman.

b. Persaingan antara tanaman kacang tanah dengan tanaman kacang hijau berpengaruh nyata terhadap jumlah daun masing-masing tanaman. c. Persaingan antara tanaman jagung dengan tanaman lain tidak

berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, dan biomassa tanaman.

d. Tanaman kacang hijau tidak dapat ditumpangsarikan dengan tanaman jagung karena akan memberikan hasil yang kurang optimal.

e. Tanaman kedelai dan kacang tanah tidak dapat ditumpangsarikan karena akan mengganggu biomassa tanaman kedelai.

4. Saran

Saran yang dapat praktikan sampaikan pada praktikum acara 3 ini adalah :

a. Proses praktikum dianggap kurang serius, baik praktikan maupun co. Ass terlihat tidak ada kekompakkan.

b. Jaringan komunikasi tidak elastis sehingga mengakibatkan sebagian praktikan ketinggalan informasi.

c. Proses pembuatan laporan terlalu terburu-buru, sedangkan banyak waktu senggang terbuang untuk menunggu hasil rekap data di acc.

DAFTAR PUSTAKA

Aerts, Rien. 2000. Interspecific Competition In Natural Plant Communi Experimental Botany. 50 (3).

Hanafi, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV andi offset: Yogyakarta. Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. UGM: Yogyakarta. Molles M., et al. 2005. Biology Seventh Edition. Pearson Benjamin : San

Fransisco.

Rajaii, Mahdieh. 2014. The Evaluation of Corn and Peanut Intercropping on Efficiency of Use the Environmental Resource and Soil Fertility. Journal of Agricultural Science 6(4) : 99.

Tohari dan Siti Fatimah. 2000. Pengaruh Saat Tanam Jagung dan Kedelai dalam Sistem Tanamn Ganda Terhada Pertumbuhan dan Hasil. Jurnal Ilmu Pertanian 7(2): 62-71.

Umiarsih. 2013. Laporan Praktikum Ekologi Tanaman.

http://umiarsih.wordpress.com/tag/persaingan-interspesifi-tanaman/ diakses pada 7 April 2014.

Wirakusumah S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. UI press : Jakarta.

IV. ANALISIS BEBERAPA TIPE PENGGUNAAN LAHAN UNTUK

Dokumen terkait