• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persamaan dan Perbedaan antara Kitab Tafsir The Message of The Quran dengan Al-LubabMessage of The Quran dengan Al-Lubab

LANDASAN TEORI A. Konsep Ukhuwah

C. Persamaan dan Perbedaan antara Kitab Tafsir The Message of The Quran dengan Al-LubabMessage of The Quran dengan Al-Lubab

1. Persamaan antara kitab tafsir The Message of The Quran dengan Al-Lubab

Persamaan yang menonjol diantara kedua kitab tafsir ini tentu saja dapat dilihat dari sisi metode penafsirannya, yaitu metode tafsir Ijmaly (global), meskipun dalam penafsirannya, antara M. Quraish Shihab dengan Muhammad Asad terdapat banyak perbedaan, sehingga penafsiran dari dua penafsir ini ringkas dan langsung kepada inti penafsiran ayat. Tidak panjang lebar seperti yang dapat kita temukan

94

dalam kitab tafsir yang menggunakan metode tafsir Tahlili.

Sedangkan jika kita melihat dari segi kandungan (isi penafsiran) terhadap konsep Ukhuwah, dapat ditemukan persamaan antara Quraish Shihab dengan Muhammad Asad. Dalam surat Ali ‘Imron ayat 103 misalnya, yang dalam penafsiran Muhammad Asad:

“lubang api neraka” - sebuah kiasan bagi

penderitaan yang merupakan akibat tak terelakkan dari kelalaian spiritual. Pengingatan terhadap rasa saling bermusuhan yang pernah melanda mereka adalah tamsil bagi nasib seluruh manusia yang ada di muka bumi ini. (bdk. Al-Baqarah [2] ayat 36 dan Al-A’raf [7] ayat 24), Yang hanya

bimbingan Allah lah yang dapat menyelamatkan manusia darinya (lihat surah Al-Baqarah 37-38)98

Jika penafsiran diatas dibandingkan dengan penafsiran Quraish Shihab dalam ayat yang sama:

Menghadapi ulah lawan-lawan Islam, ayat 103 memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh kepada tuntunan agama Allah SWT., tidak bercerai berai dan berselisih dalam tujuan. Ayat ini juga memperingatkan tentang masa lampau masyarakat Madinah di mana mereka saling bermusuhan, yang menjadikan mereka berada di tepi jurang Neraka. Untunglah, petunjuk agama

98Muhammad Asad, The Message of The Quran “Tafsir Al-Qur’an

Bagi Orang-Orang yang Berfikir”, terj. Tim Penerbit Mizan, (Bandung : Mizan, 2017) hlm.103.

95

Allah SWT. Mereka terima dan laksanakan sehingga mereka diselamatkan oleh-Nya. 99

Peneliti menemukan kesamaan antara konsep Ukhuwah yang ditawarkan oleh Quraish Shihab dengan Muhammad Asad, bukan hanya pada surat

Ali-‘Imron ayat 103 saja, yaitu Quraish Shihab dan

Muhammad Asad satu pemahaman, bahwa tindakan yang berlawanan dengan konsep Ukhuwah (persaudaraan) seperti bercerai-berai dan berselisih dapat menimbulkan perpecahan bagi umat itu sendiri, di samping itu tindakan tersebut dibenci dan mengundang murka allah, sehingga orang-orang yang bercerai-berai akan di jerumuskan dalam api neraka sebagai balasan atas tindakan mereka.

2. Perbedaan antara kitab tafsir The Message of The Quran dengan Al-Lubab

Dibanding dengan persamaan antara dua kitab tafsir ini, peneliti menemukan lebih banyak perbedaan diantara kedua kitab tafsir. Meski sama-sama menggunakan metode tafsir ijmaly(global), kedua tafsir ini terdapat perbedaan dari segi penulisan, pertama, dalam kitab tafsir The Message of The Quran, dalam menafsirkan menggunakan munasabah

Al-Qur’an yang mengubungan satu ayat dengan ayat

lain, seperti yang dapat ditemukan dalam tafsir surat Yunus ayat 99:

Dalam catatan Muhammad nomor <122> :

Al-Qur’an berulang-ulang menekankan fakta

99M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari

96

bahwa “andaikan Dia menghendaki, Dia pasti

telah memberi petunjuk kepada kalian

semuanya” (surah Al-An’am [6]: 149)-

implikasi Nyatanya adalah bahwa Dia menghendaki sebaliknya: yakni, bahwa dia telah memberi manusia kebebasan untuk memilih antara yang benar dan yang salah sehingga mengangkat statusnya menjadi mahluk bermoral (yang berbeda dengan binatang, yang hanya dapat mengikuti insting mereka). Dalam konteks ini, lihat surah

Al-An’am [6], catatan No. 143, serta-dalam

kaitannya dengan alegori kejatuhan Adam dan Hawa dari Surga -surah Al-A’raf [7], catatan

No.16.100

Terlihat dengan jelas, dalam surat Yunus ayat 99, bahwa ayat yang ditafsirkan oleh Muhammad Asad dihubungkan penjabarannya dengan ayat-ayat lain. Hal ini pun bisa dikuatkan pada tafsir surat Ali

‘Imron ayat 103 yang terdapat pada persamaan antara

kitab tafsir The Message of The Quran dengan Al-Lubab. Bahkan sub-bab kesamaan antara kedua kitab tafsir ini, juga nampak perbedaan dari segi munasabah. Dalam tafsir Quraish Shihab, khususnya ayat-ayat yang dikaji oleh peneliti tidak ditemukan adanya munasabah dengan ayat lain dalam Al-Qur’an. Sama seperti tafsirnya dalam surat Yunus ayat 99:

Menurut menurut ayat 99, jika Allah SWT menghendaki, tentulah semua manusia yang berada di muka bumi, tanpa kecuali, akan beriman. Ini dapat dilakukan-Nya, antara lain

100M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari

97

dengan mencabut kemampuan manusia memilah dan memilih dan dengan menghiasi jiwa mereka dengan potensi positif saja, tanpa nafsu dan dorongan negatif sebagaimana halnya Malaikat. Tetapi, itu tidak dikehendaki-Nya, karena Dia bermaksud menguji manusia dan memberi mereka kebebasan beragama dan bertindak. Maka, jika demikian-lanjut ayat ini-

“apakah engkau-wahai nabi Muhammad SAW.

Hendak memaksa manusia supaya mereka semua menjadi orang-orang mukmin yang benar-benar mantap imannya?” tentu tidak!!101

Sehingga jelas dan dapat dipastikan perbedaan pertama antara kitab tafsir The Message of The Quran dengan Al-Lubab adalah dalam tafsir The Message of The Quran menggunakan munasabah ayat dalam tafsirnya, sedangkan Al-Lubab tidak. Perbedaan kedua yang peneliti temukan antara kedua kitab tafsir ini adalah dalam setiap penafsiran dalam tiap-tiap ayat, Quraish Shihab mencantumkan atau meringkas tujuan ayat yang ditafsirkan. Dalam kitab tafsirnya Quraish Shihab menggambarkan sebagai “pelajaran yang dapat diambil” dari suatu ayat, diletakkan setelah Quraish Shihab menjabarkan penafsiran ayat, seperti pada surat Ali ‘Imron ayat 103:

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat 103:

1) Persatuan dan kesatuan adalah salah satu ajaran pokok agama Islam. Perpecahan akibat perbedaan dalam tujuan mengancam eksistensi umat bahkan

101M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari

98

dapat menjerumuskan ke neraka dunia dan akhirat.

2) Hanya nilai-nilai luhur yang diajarkan Allah SWT. Dan Rasul-Nya yang dapat menjamin langgengnya persatuan dan keharmonisan hubungan antara individu/masyarakat. Selainnya hanya melahirkan keharmonisan/persatuan semu.102

Perbedaan ketiga antara kitab tafsir The Message of The Quran dengan Al-Lubab yaitu, dalam menafsirkan

Muhammad Asad menggunakan catatan, jadi

penafsirannya tidak teracu berdasarkan pemaknaan keseluruhan ayat kemudian ditafsirkan menjadi satu, akan tetapi memberikan catatan pada pertengahan atau akhir ayat baru kemudian ditafsirkan berdasar catatan yang diberi oleh Asad. Seperti yang dapat kita lihat contohnya dalam penafsiran Muhammad Asad dan Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Ukhuwah.

Kemudian peneliti menemukan perbedaan keempat antara dua kitab tafsir yang diteliti, yaitu dari beberapa contoh penafsiran ayat-ayat Ukhuwah di atas, Quraish Shihab dalam menafsirkan murni menggunakan pemikirannya sendiri tanpa mengutip pendapat atau pemikiran dari tokoh muslim lain, sedangkan dalam kitab tafsir The Message of The Quran peneliti menemukan rujukan terhadap tafsir-tafsir tradisional yang sudah banyak dikenal (Al-Zamakhsyari, Al-Razi, Al-Baidhawi), dari beberapa ayat yang ditafsirkan peneliti mengambil contoh surat Al-Hujuraat ayat 13:

102M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari

99

Dalam catatan Muhammad nomor <15> : yakni,

“kami telah menciptakan masing-masing kalian

dari seorang ayah dan seroang ibu” (

Al-Zamakhsyari, Al-Razi, Al-Baidhawi) hal ini menunjukkan bahwa kesamaan asal-usul biologis merefleksikan kesamaan martabat manusia seluruhnya.

D. Refleksi

Dalam penelitian ini, khususnya pemahaman terhadap 9 ayat Ukhuwah yang dikaji, peneliti mengambil pola atau inti dari konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an, jika dipahami dan dikutip satu per satu maka dapat ditemukan pola Ukhuwah dalam setiap ayat, yaitu:

1. Ali ‘Imron Ayat 103 : Berpegang pada agama Allah, tidak bercerai berai

2. Ali ‘Imron Ayat 105 : Tidak menyerupai orang bercerai-berai, berselisih setelah datang kebenaran

3. Yunus ayat 99 : Tidak memaksakan

keimanan

4. Al-Hujuraat Ayat 10 : Memperbaiki hubungan antar saudara

5. Al-Hujuraat Ayat 13 : Saling kenal mengenal meski berbeda suku dan bangsa

6. Ar-Rum Ayat 31-32 : Golongan yang satu tidak merasa paling benar diantara golongan agama yang lain

7. At-Taubah Ayat 11 : Orang yang bertaubat, mendirikan solat, dan menunaikan zakat adalah saudara

8. Al-An'am Ayat 38 :Binatang dan manusia sama-sama merupakan umat

100

Dari pemahaman Ukhuwah setiap ayat, peneliti menemukan pola tindakan Ukhuwah yang menjadi gambaran ringkas dari konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an, dan dapat disebut sebagai Ukhuwah Islamiyah, yaitu:

1. Tidak bercerai-berai, bahkan mendekati tindakan tersebut

2. Tidak berselisih ketika sudah datang adanya bukti kebenaran

3. Tidak memaksakan keimanan/kepercayaan terhadap kelompok yang tidak seiman dengan kita

4. Mendamaikan kelompok yang saling berselisih

5. Saling kenal mengenal terhadap semua orang (menghargai perbedaan) suku, agama, atau ras.

6. Tidak merasa menjadi golongan yang paling benar diantara golongan yang lain

7. Orang yang bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat merupakan saudara se-agama 8. Hewan harus diperlakukan secara baik, karena

manusia dan hewan sama sama merupakan ciptaan Allah. Dari sini peneliti menarik pemahaman bahwa manusia harus berlaku baik kepada seluruh ciptaan Allah.

Jika konsep Ukhuwah dibuat dalam bentuk gambar yang dijabarkan dalam bagan-bagan, sehingga dapat memudahkan pemahaman pembaca mengenai tindakan dan larangan yang terdapat dalam Al-Qur’an mengenai Ukhuwah, setidaknya peneliti dapat menyusun bagan seperti ini:

101 Tidak mendekati tindakan bercerai berai Tidak berselisih ketika sudah datang kebenaran Tidak memaksakan keimanan Mendamaikan kelompok yang berselisih Mengenal kelompok, ras atau agama lain Tidak merasa menjadi golongan yang paling benar Orang yang bertaubat, solat dan zakat adalah saudara Hewan merupakan umat, sama seperti manusia Konsep Ukhuwwah

102 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Konsep Ukhuwah yang digambarkan oleh Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Lubab, dapat ditemukan dengan langsung muatan Ukhuwah. Quraish Shihab menjelaskan bahwa umat Islam meskipun secara lahir bukan saudara, namun sudah seperti saudara seketurunan dalam ikatan iman, dikuatkan dengan penjelasan pentingnya persatuan dan kesatuan merupakan inti dari ajaran Ukhuwah yang merupakan salah satu pokok ajaran Islam, sedang tindakan perpecahan dan perselisihan akan menimbulkan kemelaratan dan siksa Allah. Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa siapapun yang mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat termasuk dalam saudara seagama, namun perlu diingat Allah memberikan manusia kebebasan sehingga Allah melarang paksaan terhadap agama. Perintah untuk saling menghargai dan berbuat baik juga ditujukan pada hewan, dimana manusia dan hewan sama-sama merupakan ciptaan Allah, apalagi hanya perbedaan kelompok dan suku, seharusnya hal itu menjadi penyebab agar manusai saling melengkapi, bukan malah menjadi alasan untuk berpecah belah. Bahkan kelompok yang memecah belah agama dipandang sebagai salah satu kelompok yang menyekutukan Allah, secara lebih jelas kelompok yang menyekutukan Allah tersebut, adalah orang yang berselisih dalam prinsip akidah dan syariat, kemudian menjadi beberapa golongan dan masing-masing

103

golongan bangga dengan golongannya dan mencela diluar golongannya.

2. Sedangkan Muhammad Asad dalam mejelaskan ayat-ayat Ukhuwah tidak menjabarkan hal tersebut secara langsung, namun lebih kepada menunjuk bahwa tindakan bercerai-berai yang merupakan oposisi dari bentuk Ukhuwah, merupakan hal yang tidak dibenarkan karena oleh Allah manusia sudah diberikan kemampuan untuk berfikir membedakan salah dan benar, bercerai-berai dapat mendekatkan manusia dengan neraka, di lain ayat dijelaskan tindakan tersebut sama dengan tindakan para penganut bibel, yaitu yahudi dan nasrani. Perintah Allah dalam Al-Qur’an terhadap larangan bercerai-berai merupakan perintah bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan bagi sang pemecah belah persatuan orang yang beriman merupakan dosa yang sangat dibenci oleh Allah. Disamping larangan tindakan bercerai-berai, Muhammad Asad menekankan pada tindakan menghargai dan memahami kesatuan manusia yang didasari perbedaan lahiriah, karena tidak ada manusia yang lebih unggul dari yang lain. Termasuk dalam penjelasan Asad, konsep ukhuwwah dapat dijelaskan dengan tidak memaksakan orang lain dalam perihal agama. Dan dalam penafsiran ayat terakhir, Asad menjelaskan bukan hanya kesetaraan antara umat manusia saja, namun termasuk didalamnya kesetaraan antar mahluk, yaitu hewan dan manusia setara dalam arti sama-sama dianugerahi nyawa oleh Allah.

104

3. Persamaan dan Perbedaan antara 2 kitab tafsir di antaranya, yaitu:

Persamaan

Tindakan yang berlawanan dengan konsep Ukhuwah (persaudaraan) seperti bercerai-berai dan berselisih dapat menimbulkan perpecahan bagi umat itu sendiri, di samping itu tindakan tersebut dibenci dan mengundang murka Allah, sehingga orang-orang yang bercerai-berai akan dijerumuskan dalam api neraka sebagai balasan atas tindakan mereka

Perbedaan Asad menjelaskan

ayat-ayat Ukhuwah secara tidak langsung, jelasnya dalam kitab tafsirya Asad lebih banyak

membahas mengenai

tindakan yang

merupakan oposisi dari tindakan Ukhuwah yaitu

“bercerai-berai” dan

konsekuensi yang akan manusia terima dari tindakan tersebut, termasuk di dalamnya larangan utuk mendekati tindakan tersebut

Quraish Shihab yang

menafsirkan ayat tersebut langsung menyangkut tema

pentingnya Ukhuwah,

persatuan dan kesatuan dalam

umat, yang kemudian

dihubungkan dengan bahaya tindakan bercerai-berai dan dengan berbagai konsekuensi

105 B. Saran

1. Bagi umat muslim di Indonesia

Peneliti mengharapkan kepada umat muslim, khususnya di Indonesia, untuk menerapkan konsep Ukhuwah sebagai solusi dari perpecahan umat Islam di Indonesia yang disadari atau tidak disadari semakin menggerus persatuan dan kesatuan umat Islam. Mengurangi ego dan rasa merasa paling benar dari setiap kelompok, sehingga tumbuhlah tindakan saling menyalahkan yang berakibat debat argumen yang berkepanjangan.

2. Bagi penelitian kedepan

Peneliti menyaranakan agar penelitian ini dapat dilanjutkan menjadi penelitian yang lebih mendalam, lebih solutif dan menjadi jawaban dari perpecahan umat Islam di Indonesia. Sehingga tujuan dan keinginan peneliti agar umat Islam di Indonesia memiliki kesatuan dan persatuan yang kuat, agar tak mudah dilemahkan oleh kelompok yang ingin meruntuhkan Islam

106

Dokumen terkait