• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Persamaan struktural

Persamaan struktural untuk diagram jalur diatas sebagai berikut :

Y = yx1X1 + yx2X2+ yx3X3+ yx4X4+ yx5X5+

Y= 0,056 MI + 0,916DPK+ 0,004 SBI+ 0,040 KURS+0,049 Inflasi +

Untuk mencari koefisien residu adalah dengan 1.00 – R square Sehingga

koefisien residu adalah.

y = 1.00-0.992 = 0.008. setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi:

Dari hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi yaitu

Y= 0,056 MI + 0,916DPK+ 0,004 SBI+ 0,040 KURS+0,049 Inflasi +0,008

Pengaruh yang diterima dari sebuah variabel eksogen, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, bisa juga berupa pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel independen lainnya.

a. Pengaruh Modal Inti (MI) terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Modal Inti (MI) terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,056)2 = (0,056) (0,056) = 0,0003136

• Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 = (0,056) (0,917) (0,916) = 0,047038432 X1 terhadap Y melalui X3 = (0,056) (0,271) (0,004) = 0,000060704 X1 terhadap Y melalui X4 = (0,056) (0,473) (0,040) = 0,00105952 X1 terhadap Y melalui X5 = (0,056) (0,167) (0,049) = 0,000458248

Besarnya pengaruh total variabel Modal Inti (X1) terhadap Pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah:

= 0,0003136+ 0,047038432+ 0,000060704+ 0,00105952 + 0,000458248 = 0,048930504

Tabel 4.12

Total Pengaruh Modal Inti terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Modal Inti memberikan pengaruh sebesar 0,0003136 terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Pengaruh Modal Inti Terhadap Pembiayaan yang disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,0003136

Tidak Langsung 0,048616904

Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Suku bunga SBI, Kurs dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,048616904. Secara total, variabel modal inti mempengaruhi sebesar 0,048930504.

b. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,916)2 = (0,916) (0,916)= 0,839056

• Pengaruh tidak langsung

X2 terhadap Y melalui X1 = (0,916) (0,917) (0,056) = 0,047038432 X2 terhadap Y melalui X3 = (0,916) (0,103) (0,004) = 0,000377392 X2 terhadap Y melalui X4 = (0,916) (0,577) (0,040) = 0,02114128 X2 terhadap y melalui X5 = (0,916) (0,051) (0,049) = 0.002289084

Besarnya pengaruh total variabel Dana Pihak Ketiga(X2) terhadap

= 0,839056+ 0,047038432+0,000377392+0,02114128 + 0.002289084 = 0,909902188

Tabel 4.13

Total Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Dana Pihak Ketiga memberikan pengaruh sebesar 0,839056 terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Suku bunga SBI, Kurs dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,070846188. Secara total, variabel modal inti mempengaruhi sebesar 0,909902188.

c. Pengaruh SBI terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya pengaruh SBI terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,004)2 = (0,004) (0,004)= 0,000016

• Pengaruh tidak langsung

X3 terhadap Y melalui X1

Pengaruh DPK Terhadap Pembiayaan yang disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,839056

Tidak Langsung 0,070846188

= (0,004) (0,271) (0,056) = 0,000060704 X3 terhadap Y melalui X2 = (0,004) (0,103) (0,916) = 0,000377392 X3 terhadap Y melalui X4 = (0,004) (0,040) (0,102) = 0,00001632 X3 terhadap Y melalui X5 = (0,004) (0,870) (0,049) = 0,00017052

Besarnya pengaruh total variabel SBI (X3) terhadap Pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah :

= 0,000016 + 0,000060704 + 0,00017052+ 0,000377392+ 0,00001632 = 0,000640936

Tabel 4.14

Total Pengaruh SBI terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel SBI memberikan pengaruh sebesar

0,000016terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Modal inti, Kurs dan

Pengaruh SBI Terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank

Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,000016

Tidak Langsung 0,000624936

Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,000624936. Secara total, variabel modal inti mempengaruhi sebesar 0,000640936.

d. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (kurs) Terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Bank Muamalat Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Kurs (X4) terhadap

Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut :

• Pengaruh langsung

= (0,040)2 = (0,040) (0,040) = 0,0016

• Pengaruh tidak langsung

X4 terhadap Y melalui X1 = (0,040) (0,473) (0,056) = 0,00105952 X4 terhadap Y melalui X2 = (0,040) (0,577) (0,916) = 0,02114128 X4 terhadap Y melalui X3 = (0,040) (0,102) (0,004) = 0,00001632 X4 terhadap Y melalui X5 = (0,040) (0,121) (0,049) = 0,0002371

Besarnya pengaruh total variabel Kurs (X4) terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah :

= 0,0016+ 0,00105952+ 0,02114128+ 0,00001632+ 0,00023716 = 0,02405428

Tabel 4.15

Total Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Kurs memberikan pengaruh sebesar 0,0016 terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Modal inti, SBI dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,02245428. Secara total, variabel modal inti mempengaruhi sebesar 0,02405428.

e. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat

Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Inflasi (X5) terhadap

Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut;

Pengaruh Kurs Terhadap Pembiayaan yang disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,0016

Tidak Langsung 0,02245428

• Pengaruh langsung

= (0,049)2 = (0,049) (0,049) = 0,002401

• Pengaruh tidak langsung

X5 terhadap Y melalui X1 = (0,049) (0,167) (0,056) = 0,000458248 X5 terhadap Y melalui X2 = (0,049) (0,916) 0,051) = 0,002289084 X5 terhadap Y melalui X3 = (0,049) (0,004) (0,870) = 0,00017052 X5 terhadap Y melalui X4 = (0,049) (0,040) (0,121) = 0,00023716

Besarnya pengaruh total variabel Inflasi (X5) terhadap Pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah :

= 0,002401 + 0,000458248+ 0,002289084+ 0,00017052+ 0,00023716 = 0,005556012

Tabel 4.16

Total Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia

Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan yang disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,002401

Tidak Langsung 0,003155012

Secara langsung, variabel Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,002401 terhadap Pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Modal inti, SBI dan Kurs memberikan pengaruh sebesar 0,003155012. Secara total, variabel modal inti mempengaruhi sebesar 0,005556012.

Tabel 4.17

Total Pengaruh Modal Inti, DPK, SBI, Kurs dan Inflasi terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia

Variabel Pengaruh Total

Langsung Tidak Langsung

Modal Inti (X1) 0,0003136 0,048616904 0,048930504 DPK (X2) 0,839056 0,070846188 0,909902188 SBI (X3) 0,000016 0,000624936 0,000640936 Kurs (X4) 0,0016 0,02245428 0,02405428 Inflasi (X5) 0,002401 0,003155012 0,005556012 Total pengaruh 0,8433866 0,14569732 0,98908392

Besar pengaruh variabel Residu 0,01091608

(Sumber : data Sekunder diolah)

Dikarenakan dalam model tersebut terdapat pengaruh variabel yang tidak

signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming.

Analisis Jalur Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki

suatu model struktur bila koefisien betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur (panah) yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Dengan demikian pengujian selanjutnya bertujuan sebagai berikut :

1. Melihat pengaruh secara simultan dan parsial Modal Inti, DPK, Nilai tukar rupiah (Kurs) dan Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

2. Melihat pengaruh langsung dan tidak langsung Modal Inti, DPK, Nilai

tukar rupiah (Kurs) dan Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

3. Melihat pengaruh total Modal Inti, DPK, Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dan

Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Tabel 4.18

Tabel Regresi setelah trimming

Model R Square

1 .992

(Sumber : output SPSS 17)

Dari hasil output SPSS R2 (R Square) setelah trimming menunjukan sebesar

0.992 (99,2%) yang berarti bahwa variabel Modal Inti DPK, Kurs dan inflasi berpengaruh sebesar 99,2% terhadap pembiayaan yang disalurkan bank Muamalat Indonesia, sisanya 0,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Tabel 4.19

Tabel Uji F setelah trimming

Model F Sig.

Regression 2118.394 .000a

(Sumber : Output SPSS 17)

F penelitian dari SPSS didapatkan sebesar 2118,394. Taraf signifikan 0,05

ditolak dan Ha diterima. Jika F penelitian < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dari hasil perhitungan angka F penelitian sebesar 2118,394 > dari F tabel

Sebesar 2.51 Sehingga Ho di tolak dan Ha diterima, dan taraf signifikansi di

peroleh 0.000 < 0.05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara modal inti, DPK, Kurs dan inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Tabel 4.20

Tabel Uji t setelah trimming

Variabel Koefisien

Pengaruh Signifikansi Kesimpulan

Modal Inti 0,058 0,050 Signifikan

DPK 0,914 0,000 Signifikan

Kurs 0,040 0,004 Signifikan

Inflasi 0,052 0,000 Signifikan

(Sumber : Output SPSS 17)

Variabel Modal Inti secara parsial setelah trimming berpengaruh positif

sebesar 0.058 (5,8%) dan dianggap signifikan karena signifikansi 0.05=0.05. DPK berpengaruh positif sebesar 0,914 (91,4%) dan dianggap signifikan, dengan taraf signifikansi 0.000<0.05. Kurs berpengaruh positif sebesar 0,040 (4,0%) dan dianggap signifikan dengan taraf signifikansi 0.004<0.05, dan Inflasi berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.052 (5,2%) dengan signifikansi 0.000< 0.05.

Tabel 4.21

Pengujian Hubungan antar variabel independen setelah trimming

*Signifikan pada alfa 0.05 **Signifikan pada alfa 0.01

(Sumber : data Sekunder diolah)

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan dalam diagram jalur setelah

trimming, dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :

Hubungan Koefisien

Korelasi Kategori Probabilitas Kesimpulan

Modal Inti dengan DPK 0,917 sangat kuat 0,000 Signifikan**

Modal Inti dengan Kurs 0,473 cukup kuat 0,000 Signifikan**

Modal Inti dengan Inflasi 0,167 sangat lemah 0,158 Tidak Signifikan

DPK dengan Kurs 0,577 kuat 0,000 signifikan**

DPK dengan Inflasi 0,051 Sangat lemah 0,666 Tidak Signifikan

Gambar 4.8

Diagram Jalur setelah trimming

Untuk mencari nilai residu diperoleh dari 100% - 99,2% = 0,8%.

Dengan demikian didapat persamaan setelah trimming adalah :

Y = 0,058 MI + 0,914 DPK + 0,040 KURS + 0,052 INFLASI + 0.008 0.052 0,121 0,051 0,167 0,917 0,577 0,473

PYD

MI

DPK

KURS

0.058 0,914 0.008 (1.00-0.992) 0,040

INFLASI

Pengaruh yang diterima dari sebuah variabel eksogen, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, bisa juga berupa pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel independen lainnya.

a. Pengaruh Modal Inti terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat

Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Modal Inti (X1) terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,058)2 = (0,058) (0,058) = 0,003364

• Pengaruh tidak langsung

X1 terhadap Y melalui X2 = (0,058) (0,917)(0,914) = 0,048612004 X1 terhadap Y melalui X3 = (0,058) (0,473) (0,040) = 0,00109736 X1 terhadap Y melalui X4 = (0,058) (0,167) (0,052) = 0,000503672

Besarnya pengaruh total variabel Modal Inti (X1) terhadap pembiayaan

yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah: = 0,003364 + 0,048612004 +0,00109736 + 0,000503672 =0,083853036

Tabel 4.22

Total Pengaruh Modal Inti terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesiasetelah trimming

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Modal inti memberikan pengaruh sebesar 0,003364 terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel DPK, Kurs dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,080489036. Secara total, variabel Modal Inti mempengaruhi sebesar 0,083853036.

b. Pengaruh DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat

Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh DPK (X2) terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,914)2 = (0,914) (0,914) = 0,835396

• Pengaruh tidak langsung

X2 terhadap Y melalui X1

Pengaruh Modal Inti terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,003364

Tidak Langsung 0,080489036

= (0,914) (0,917) (0,058) = 0,048612004

X2 terhadap Y melalui X3

= (0,914) (0,577) (0,040) = 0,02109512

X2 terhadap Y melalui X4

= (0,914) (0,051) (0,052) = 0,002423928

Besarnya pengaruh total variabel DPK (X2) terhadap pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah:

= 0,835396 + 0,048612004+ 0,02109512 + 0,002423928 = 0,907527052

Tabel 4.23

Total Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan

yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesiasetelah trimming

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel DPK memberikan pengaruh sebesar 0,835396 terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel Modal Inti, Kurs dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,072131052. Secara total, variabel Modal Inti mempengaruhi sebesar 0,907527052.

Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,835396

Tidak Langsung 0,072131052

c. Pengaruh Kurs terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Kurs (X3) terhadap

pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,040)2 = (0,040) (0,040) = 0,0016

Pengaruh tidak langsung

X3 terhadap Y melalui X1 = (0,040) (0,473) (0,058) = 0,00109736 X3 terhadap Y melalui X2 = (0,040) (0,577) (0,914) = 0,02109512 X3 terhadap Y melalui X4 = (0,040) ( 0,121) (0,052) = 0,00025168

Besarnya pengaruh total variabel Kurs (X3) terhadap pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah:

Tabel 4.24

Total Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia setelah trimming

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Kurs memberikan pengaruh sebesar 0,0016 terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel Modal Inti, DPK dan Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,02244416. Secara total, variabel Modal Inti mempengaruhi sebesar 0,02404416.

d. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat

Indonesia.

Berdasarkan hasil tersebut, besarnya Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:

• Pengaruh langsung

= (0,052)2 = (0,052) (0,052) = 0,002704

• Pengaruh tidak langsung

X4 terhadap Y melalui X1

= (0,052) (0,167) (0,058) = 0,000503672

Pengaruh Kurs terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,0016

Tidak Langsung 0,02244416

X4 terhadap Y melalui X2

= (0,052) (0,051) (0,914) = 0,002423928

X4 terhadap Y melalui X3

= (0,052) (0,121) (0,040) = 0,00025168

Besarnya pengaruh total variabel Inflasi (X4) terhadap pembiayaan yang

disalurkan Bank Muamalat Indonesia (Y) adalah:

= 0,002704+ 0,000503672 +0,002423928+0,00025168= 0,00588328

Tabel 4.25

Total Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia setelah trimming

(Sumber : data Sekunder diolah)

Secara langsung, variabel Inflasi memberikan pengaruh sebesar 0,002704 terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia. Secara tidak langsung, melalui hubungannya dengan variabel Modal Inti, DPK dan Kurs memberikan pengaruh sebesar 0,00317928. Secara total, variabel Modal Inti mempengaruhi sebesar 0,00588328.

Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan yang Disalurkan

Bank Muamalat Indonesia

Besar Pengaruh

Secara Langsung 0,002704

Tidak Langsung 0,00317928

D. Interpretasi

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path analysis

sebagai berikut :

Y= 0,056MI + 0,916DPK+ 0,004 SBI+ 0,040 KURS+0,049 Inflasi + 0,008

Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel Modal Inti, DPK, Suku Bunga SBI, Kurs dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Hasil Pengujian secara parsial, variabel DPK, Kurs, dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia, sedangkan variabel modal inti dan Suku Bunga SBI tidak signifikan mempengaruhi pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia.

Variabel Suku Bunga SBI tidak signifikan dikarenakan SBI merupakan surat berharga yang yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai pengakuan atas utang yang memiliki jangka waktu pendek antara 1-3 bulan dengan sistem

diskonto/bunga. Suku bunga SBI mengacu kepada BI rate yang pergerakannya

fluktuatif. SBI dikeluarkan dengan tujuan untuk menyerap kelebihan likuiditas pada bank konvensional. Sedangkan Bank Indonesia telah menyediakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) untuk menyerap kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang tidak mengenal bunga seperti bank konvensional. Sehingga Suku bunga SBI tidak signifikan mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Rossar Maries (2008) mengenai dampak fluktuasi

variabel ekonomi makro terhadap DPK dan Pembiayaan yang disalurkan

perbankan syariah di Indonesia dengan data-data yang digunakan adalah data time

series dari tahun 2003-2007 yang berasal dari statistik perbankan syariah dan statistik ekonomi keuangan Indonesia yang menghasilkan variabel suku bunga SBI tidak signifikan mempengaruhi pembiayaan.

Persamaan setelah trimming :

Y= 0,058 MI + 0,914DPK+ 0,040 KURS+0,052 Inflasi + 0,008

Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel Modal Inti, DPK, kurs dan Inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Modal Inti, DPK, kurs dan Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia.

Modal inti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Artinya apabila terjadi kenaikan Modal inti, maka jumlah Pembiayaan juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Sebagai lembaga keuangan masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank tidak dapat berfungsi sama sekali. Salah satu sumber dana bank adalah modal inti. Modal Inti merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat. Salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah modal inti,

oleh karena itu semakin besar sumber dana yang salah satunya adalah modal inti, maka bank akan dapat meyalurkan pembiayaan dalam batas yang maksimum yang besar juga. Hasil ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad (2005:52) bahwa dalam tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran / totalitas pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia baik yang berasal dari pemilik berupa modal (sendiri, termasuk cadangan) serta dana dari masyarakat luas.

Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan. Artinya, apabila jumlah DPK meningkatkan maka penyaluran kredit juga akan meningkat. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydyanawati (2007), Francisca (2008), Arief Wibowo (2007), Nurhayati Siregar (2005) dan Amiranti (2009) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan. Baik giro, deposito maupun tabungan turut memberikan andil di dalam kehidupan Perbankan, pengumpulan atas dana-dana tersebut digunakan Perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan yaitu memberikan pembiayaan kepada masyarakat. (Amiranti Marsya, 2009:18). Bank adalah sebagai organisasi (Lembaga Keuangan) yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat. Jumlah dana yang dihimpun bank syariah dari masyarakat sudah tentu berupa simpanan tabungan, deposito dan giro. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah keamanan dana mereka dan

mereka dapat menganmbilnya sewaktu-waktu. Semakin tinggi (besar) dana yang dihimpun bank syariah dari masyarakat maka jumlah dana bank pun akan meningkat. Seiring dengan hal itu seesuai dengan fungsinya bank harus menyalurkan dananya kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Nilai tukar Rupiah/$ (kurs) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008) dan Ari Cahyono (2009) yang menghasilkan nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Apabila kurs naik, maka suatu mata uang melemah terhadap mata uang negara lain, sehingga produsen yang memproduksi produk dengan bahan baku yang berasal dari impor akan menjadi lebih mahal. Hal tersebut mengakibatkan biaya produksi menjadi meningkat, sehingga produsen menetapkan harga jual produk tersebut menjadi lebih mahal. Akibatnya permintaan terhadap barang akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan barang substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Agar permintaan meningkat kembali produsen perlu mengadakan inovasi dan promosi terhadap produknya. Maka dari itu produsen membutuhkan modal dan biaya tambahan untuk melakukan kegiatan inovasi dan promosi tersebut. Kemudian apabila Kurs turun maka suatu mata uang akan menguat terhadap mata uang negara lain. Produsen yang menggunakan bahan baku impor akan menyebabkan biaya produksi menurun sehingga harga jual

stabil. Hal tersebut membuat permintaan konsumen terhadap produk akan menjadi stabil dan produsen tidak membutuhkan dana untuk menjaga permintaan konsumen terhadap produknya, hal tersebut menyebabkan pembiayaan menjadi menurun.

Variabel Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Artinya, apabila inflasi mengalami kenaikan, maka jumlah Pembiayaan juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Cahyono (2009) bahwa inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan. Setiap kenaikan pada inflasi akan meningkatkan Pembiayaan. Bila inflasi naik, maka konsep Bank Muamalat adalah Bagi hasil. Dengan konsep ini, sesungguhnya bank dan nasabah melakukan pengikatan dalam suatu ikatan investasi bersama, dimana laba dan rugi akan ditanggung bersama, dimana ketika inflasi naik, maka harga akan naik. Dengan pendapatan konsumen yang tetap maka hal tersebut akan menurunkan pendapatan perusahaan. Sehingga produsen akan memilih bank Muamalat Indonesia karena mendapatkan ketenangan dan keadilan dimana laba dan rugi akan ditanggung bersama.

Sedangkan dalam kondisi inflasi turun, maka Bank Muamalat kurang menjadi pilihan, karena nasabah biasanya lebih memilih bank konvensional, karena tingkat bunga pinjaman yang rendah dan pendapatan atau laba perusahaan akan cenderung tinggi sementara kewajiban sudah ditetapkan di awal. Namun,

sesungguhnya konsep berbagi yang diterapkan bank syariah lebih adil dan menguntungkan kedua belah pihak dalam berbagai kondisi

BAB V

Dokumen terkait