• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEBIJAKAN-KEBIJAKAN MEGAWATI SOEKARNO

A. Kebijakan Dibidang Politik

1. Persatuan dan Kesatuan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kepulauan dan negara maritim. Hal ini berarti bahwa Indonesia sangat rentan dengan adanya konflik antar daerah dan munculnya gerakan-gerakan separatisme di daerah. Lepasnya Timor- Timur dari NKRI pada tahun 1999 telah mendorong munculnya wacana pemisahan diri disejumlah daerah. Ide pemisahan diri atau wacana mengenai federalisme, tentu menimbulkan pro dan kontra. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan disintegrasi bangsa.

83

Secara historis, NKRI dibentuk karena perasaan senasib dan sepenanggungan serta tujuan bersama yang ingin dicapai oleh seluruh suku bangsa yang ada di Nusantara. NKRI bukan terbentuk karena bergabungnya daerah-daerah yang ada, sehingga menjadi satu negara, sebagaimana terjadi di Amerika Serikat.

Untuk tetap mempertahankan negara kesatuan, pemerintahan Megawati Soekarnoputri telah menentukan berbagai kebijakan, yaitu pertama direalisasikan desentralisasi kewenangan yang dikenal dengan sebutan otonomi daerah dari pemerintah pusat ke daerah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.84 Kebijakan pemerintah ini diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Pembagian keuangan antara Pusat dan Daerah. Otonomi daerah ini dibangun dengan tujuan untuk memperkuat negara kesatuan Indonesia yaitu berkenaan dengan pelimpahan hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab dalam hal- hal tertentu yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.85 Dengan otonomi daerah, daerah didorong untuk mampu mengelola atau mengatur daerahnya secara mandiri. Kemandirian diharapkan mampu mendorong terjadinya percepatan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.86

Kebijakan kedua adalah mempercepat penyelesaian konflik antar kelompok masyarakat yang marak terjadi periode tahun 1998-2000. Untuk

84 Ryaas Rasyid, “Pemerintah Pusat Sumber Distorsi Otonomi Daerah”, Kompas,Edisi. 5 Februari 2003.

85

……., 2001, “ Otonomi Bahayakan Keutuhan Bangsa” Dokumentasi Kliping Tentang Peta Politik di Indonesia,Tahun XIII, No. 10., Centre for Strategic and International, Jakarta, hal. 52. 86

menyelesaikan konflik itu, diterapkan berbagai pendekatan, baik bersifat politik, sosial, maupun kultural. Karena NKRI merupakan ” harga mati” maka pemerintah akan bersikap tegas terhadap siapapun yang akan mengganggu kedaulatan maupun persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di Aceh, pemerintah menerapkan darurat militer dan menggelar operasi terpadu. Aceh merupakan wilayah konflik bersenjata, hal ini mengingat kelompok separatis di Aceh menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Misalnya, membunuh Rektor, Guru, Anggota DPR dan Hakim bahkan pada tanggal 17 Agustus 2001 sebanyak 51 gedung sekolah dibakar. Untuk menanggapi aksi anarkis ini pemerintah Indonesia melakukan operasi militer meskipun bertentangan dengan persoalan penyelenggaraan keadilan.

Meskipun konflik masih berkecamuk di Aceh, pemerintah tidak bosan-bosan untuk terus berusaha menyelesaikan secara kompreherensif mengenai masalah Aceh. Salah satunya adalah akselerasi pembangunan karena salah satu akar persoalan di Aceh adalah ketidak adilan ekonomi dimasa lalu. Kebijaksanaan lainnya adalah pemberian otonomi khusus kepada Aceh. Untuk hal ini, pemerintah mengalokasikan kewenangan yang besar ke pemerintah lokal atas pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan terhadap kekhususan tradisi dan agama masyarakat Aceh.87

Disamping pemberian otonomi khusus untuk Aceh, pemerintah berusaha mengupayakan perdamaian konflik Aceh dengan melalui

87

Supriyono dan Zaenal Bakrie, 2001, “ GAM bisa dikategorikan Teroris”, Koran Tempo, edisi. 19 November, hal. 3.

dialo g atau perundingan. Pemerintah terus mengajak GAM bersama-sama menyelesaikan masalah Aceh dengan damai dan menghentikan kekerasan yang berlangsung.88Konflik Aceh terjadi kurang lebih selama 26 tahun ini semakin kompleks, langkah terakhir yang dilakukan pemerintah adalah melakukan operasi terpadu yang sebelumnya telah dilakukan dialog-dialog yang kurang berhasil. Operasi terpadu dijalankan oleh penguasa militer terhadap propinsi Nanggroe Aceh Darusallam yang berlangsung selama 4 bulan, yaitu sejak Jakarta menetapkan status darurat militer bagi Aceh pada tanggal 19 Mei 2003. Penetapan status darurat militer bagi Aceh ini diperpanjang. Sebelumnya pemerintah telah banyak mengakomodasi persyaratan dan tuntutan yang diajukan GAM. Pemerintah tidak berkeinginan memberlakukan keadaan darurat di Aceh, akan tetapi sikap akomodatif pemerintah ini disalah artikan oleh GAM. Bahkan, secara curang digunakan bukan saja untuk konsolidasi dan menambah persenjataan, tetapi juga meningkatkan serangan yang meluas dan sistematis baik ke pos polisi, militer maupun kantor pemerintahan. Bahkan, terjadi pembakaran gedung sekolah, sarana transportasi umum, penculikan dan pembunuhan. Aksi ini dibuktikan dengan diketemukan 319 kalangan sipil telah terbunuh dan 108 orang lainnya dinyatakan hilang. GAM dinilai telah melakukan kejahatan kemanusiaan yang berat. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan status Darurat Militer bagi Propinsi Aceh untuk diperpanjang lagi. Langkah pemerintah memberlakukan operasi terpadu di propinsi Aceh merupakan

88

……., “Pemerintah tetap memilih cara Dialog”, Media Indonesia, edisi. 3 September 2001, hal.2.

wujud upaya pemerintah menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia89

Disisi lain, pemerintah juga menjalin kerjasama internasional yang bertujuan untuk menjaga integritas dan kedaulatan bangsa dan negara. Melalui kerjasama internasional, berhasil ditekan upaya-upaya separatisme. Dunia internasional mendukung dan menghormati kedaulatan NKRI. Negara besar dan negara tetangga telah memiliki komitmen untuk tidak mendukung aksi separatisme. Terhadap negara-negara yang patut diduga mendukung gerakan separatisme, pemerintah melakukan pendekatan diplomatik serta upaya- upaya diplomatik lain yang berlaku didunia internasional.90

Megawati Soekarnoputri juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang menyangkut masalah disintegrasi bangsa dan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Kebijakan disintegrasi bangsa ini lebih diutamakan kepada rakyat Papua. Wilayah Papua memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, sejauh ini banyak upaya-upaya untuk memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, wilayah Papua sangat luas, dengan penduduk yang terpencar-pencar, banyak terdapat suku-suku yang tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik antar suku. bahkan pemerintah menyadari, bahwa Papua memang rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.

Menghadapi kasus ini (khususnya Papua) Megawati Soekarnoputri memberikan kebijakan diantaranya:

89

Indra J. Pilliang, 2003, “Bulan-bulan politik sebagai Panglima?”, Analisis CSIS, Tahun. XXXII, No.3., hal. 293

90

1. Pemerintah menetapkan status otonomi khusus ke Propinsi Papua 2. Menjaga integritas dan kedaulatan bangsa dan Negara di wilayah

Papua

3. Menghadapi setiap aksi separatisme, menindak dan memproses secara hukum para tokoh maupun anggota kelompok separatisme

4. Membantu pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk mempercepat pembangunan dan mengejar ketertinggalan

5. mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Papua menambah alokasi dana pengembangan komunitas

6. Secara intens melakukan dialog guna menghindari salah pengertian antara masyarakat dengan pemerintah, berkenaan dengan kebijakan yang diterapkan

Dengan adanya kebijakan pemerintah diatas, dapat dijelaskan bahwa Megawati Soekarnoputri menginginkan wilayah Papua tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan melakukan otonomi daerah tersebut dimaksudkan bahwa pemerintah mendorong para tokoh baik yang ada di pemerintahan maupun diluar pemerintahan, untuk lebih mencurahkan perhatian bagi percepatan pembangunan di wilayah Papua sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.91

Papua menjadi prioritas utama yang akan ditangani, setidaknya ada tiga cara penyelesaian, yaitu:92

91

Ibid., hal. 122. 92

….., “UU Otonomi Khusus dan UU Pemekaran Wilayah Papua Diskronisasi”, Koran Tempo,

a) Implementasi khusus dengan memfokuskan peningkatan kesesejahteraan sosial ekonomi rakyat Papua, terutama proyek-proyek yang menyerap dana besar.

b) Menyelesaikan persoalan upaya kalangan elite dan kelompok politik yang masih menginginkan pemisahan diri Papua.

c) Melakukan diplomasi pada tingkat global. Agar dunia konsisten terhadap integritas Papua dan tidak memberi ruang apa pun untuk menyuburkan gerakan separatisme Papua merdeka.

Pembagian otonomi khusus terhadap Papua dimaksudkan agar tidak terlalu banyak campur tangan dari pusat terhadap rakyat Papua. Pemberian otonomi khusus ini masuk ke dalam pasal-pasal krusial dalam RUU Otonomi Khusus yang bernama RUU tentang Otonomi Khusus bagi propinsi Papua dalam bentuk Wilayah Berpemerintahan sendiri itu antara lain:93 a) Nama Propinsi Irian Jaya menjadi Propinsi Papua

b) Memilik bendera, lambang, dan lagu kebangsaan yang diatur dalam peraturan dasar atau konstitusi sendiri.

c) Didalam propinsi Papua dibentuk kawasan khusus

d) Kewenangan Propinsi Papua mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan eksternal, moneter dan peradilan tingkat kasasi.

e) Propinsi Papua dibentuk parlemen Papua (legislatif) dan pemerintahan propinsi (eksekutif). Parlemen terdiri dari Majelis Rakyat Papua yang

93

beranggotakan orang-orang Papua asli dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua.

Pembentukan daerah otonomi baru ini berguna untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga membuka peluang bagi masyarakat Papua sendiri untuk tampil memimpin daerah sendiri. Megawati Soekarnoputri mempunyai harapan bahwa dengan semakin banyak dibentuk, semakin banyak peluang bagi rakyat Papua untuk menjadi pemimpin di daerahnya sendiri. Selain itu Megawati Soekarnoputri menghendaki adanya daerah-daerah otonom baru ini, bahwa semakin banyak warga Papua menduduki jabatan-jabatan strategis, tentu saja akan membangkitkan rasa percaya diri masyarakat Papua, bahwa mereka bisa membangun daerah sendiri.94

Dorongan dan rasa percaya pada masyarakat Papua untuk membangun daerah sendiri ini, secara tidak langsung telah menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap daerah, bangsa dan negara yang tinggi. Dengan adanya dan atau tumbuhnya rasa nasionalisme yang tinggi ini, maka masyarakat Papua tidak akan mudah terkena pengaruh-pengaruh dari luar, terutama sekali ingin menguasai wilayah Papua sendiri ataupun untuk memisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya untuk menjaga kedaulatan dan integritas bangsa dan negara terhadap wilayah Papua juga pernah dilakukan oleh Soekarno. Beberapa puluh tahun yang lalu, Onassis seorang jutawan Amerika Serikat menemui Soekarno dan

94

menyatakan keinginannya untuk menyewa Papua selama tigapuluh tahun. Akan tetapi wilayah Papua yang kaya akan sumber daya alam ini tetap di pertahankan hingga sekarang. Seperti halnya Megawati Soekarnoputri yang menghargai perjuangan Soekarno yang tidak lain ayah kandungnya sendiri tetap menjaga kedaulatan Republik Indonesia.95