• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petani / Pemilik pohon nangka

C. Persediaan kas 10.000

Total Modal kerja 40.299.581

Dari tabel 12 dan 13 dapat ditentukan jumlah biaya investasi yaitu total jumlah modal tetap dan modal kerja sebesar Rp 201.789.581,00.

2.

Penentuan Harga Jual dan Margin Keuntungan

Penetapan harga jual keripik nangka dilakukan dengan mempertimbangkan harga produk pesaing yang dijual di kota Semarang. Hasil survei pasar terhadap harga produk keripik nangka yang dijual di kota Semarang dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Harga pasar produk keripik nangka di kota Semarang pada tahun 2009

Pemasok keripik nangka Ukuran (g) Harga di tingkat konsumen akhir Harga jual pabrik/distributor (Rp)

Distributor Fruit Eternity 100 12.500 8.500

C.V. Berkah Jaya Abadi 100 11.000 9.000

Tafied Rona Chips 100 10.500 8.500

Kota Malang 100 10.000 8.500

Harga jual produk keripik nangka di tingkat konsumen akhir ditetapkan sebesar Rp 8.500,00. Harga tersebut ditetapkan sesuai dengan harga minimal dari produk pesaing yang ada di pasaran. Harga pokok produk adalah sebesar jual Rp 5.688,819/ bungkus yang dihitung dengan menggunakan metode full costing (Kotler,1993) .

Harga pokok/unit : biaya tetap total + biaya variabel total Jumlah (kapasitas) produksi

Besarnya margin keuntungan ditetapkan dengan mengurangi harga jual dengan harga pokok produksi. Margin yang didapat adalah sebesar Rp 2.811,180 atau sebesar 49,41% dari harga pokok produksi. Penghitungan besar margin keuntungan dapat dilihat pada lampiran 17.

3.

Prakiraan Penerimaan

Penerimaan tahunan industri keripik nangka didapatkan dari hasil penjualan tahun tersebut dengan asumsi penerimaan setiap tahunnya konstan (tidak ada perubahan harga). Perusahaan berproduksi dengan kapasitas 54.000 bungkus/tahun, sehingga penerimaan yang diperoleh perusahaan per tahunnya sebesar Rp 459.000.000,00. Penerimaan industri dapat ditingkatkan dengan mengolah buah-buahan lain pada bulan April hingga Juni.

4.

Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi untuk industri keripik nangka disajikan pada lampiran 18a. Dari lampiran 19 terlihat bahwa pada tahun ke 1, 2, dan 3 diperoleh laba bersih/tahun sebesar Rp 94.484.635,00. Setelah tahun ke 3, perusahaan tidak lagi berkewajiban untuk membayar bunga angsuran pinjaman sehingga laba bersih pada tahun ke 4, 5, dan 6 meningkat menjadi Rp 123.762.637,00/tahun.

5.

Proyeksi Arus Kas

Aliran kas industri keripik nangka terdiri dari bagian pemasukan dan pengeluaran yang selisihnya dinamakan aliran kas bersih. Tabel aliran kas menunjukkan jumlah kas di awal dan di akhir tahun. Pemasukan dana pada tabel aliran kas terdiri dari laba bersih, nilai sisa, modal sendiri, kredit investasi dan kredit modal kerja. Pengeluaran terdiri dari pengeluaran modal kerja, investasi, dan angsuran pinjaman. Tabel aliran kas industri keripik nangka menunjukkan selisih nilai kas telah bernilai positif pada tahun pertama. Aliran kas bersih pada tahun ke 1, 2, dan 3 sebesar Rp 38.018.270,00. Pada tahun ke 4 dan 5 perusahaan tidak lagi berkewajiban membayar angsuran pinjaman sehingga aliran kas bersih maningkat menjadi Rp 134.559.470,00/tahun. Pada tahun ke 6, aliran kas bersih mengalami peningkatan lagi menjadi Rp 212.468.470,00. Hal tersebut dikarenakan

adanya tambahan nilai sisa di akhir proyek sebesar Rp 77.909..000,00. Proyeksi arus kas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19.

6.

Titik Impas (Break Event Point)

Titik impas merupakan titik dimana total biaya produksi sama besarnya dengan pendapatan. Titik impas (break event point) menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Selain dapat menghubungkan antara volume penjualan, harga satuan dan laba, analisis titik impas juga dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel.

Titik impas (BEP) industri keripik nangka pada kapasitas produksi adalah sebesar Rp 91.112.307,01. Analisis titik impas dapat dilihat pada lampiran 20.

7.

Payback Period

Payback period merupakan suatu periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan atau menutup ongkos investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Hasil perhitungan periode pengembalian menunjukkan bahwa proyek bisa mengembalikan modal dalam jangka waktu 3,65 tahun. Hal ini berarti industri keripik nangka layak untuk didirikan karena waktu pengembalian modal lebih cepat dibandingkan umur proyek.

8.

Kriteria Kelayakan Investasi

Penentuan Kelayakan suatu proyek perencanaan pendirian industri diukur dengan kriteria yang disebut kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pendirian industry keripik nangka adalah net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio).

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan selisih antara present value benefit dengan present value biaya. Net Present Value (NPV) industri keripik nangka dengan tingkat suku bunga 21,6% adalah sebesar Rp 54.204.713,00. NPV menunjukkan nilai positif sehingga industri ini layak didirikan.

b. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan suatu nilai suku bunga yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Nilai IRR untuk industri keripik nangka adalah 29,24%. Nilai ini lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitu 21,6% sehingga industri ini dinyatakan layak untuk didirikan.

c. Net Benefit Cost Ratio

Net Benefit Cost Ratio (Net B /C) merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan. Proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika Net B/C >1. Nilai Net B/C untuk industri keripik nangka adalah sebesar 1,27 sehingga proyek dinyatakan layak.

9.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dalam analisis kelayakan industri digunakan untuk mengetahui seberapa jauh proyek tetap layak jika terjadi perubahan pada parameter-parameter tertentu.

Analisis sensitivitas dilakukan terhadap tiga parameter yaitu kenaikan harga bahan baku, kenaikan harga bahan bakar dan listrik, serta penurunan harga jual.Analisis sensitivitas dilakukan terhadap bahan baku dan input karena harga bahan baku produk ini yaitu buah nangka selama ini cenderung berubah sesuai dengan musim. Harga bahan bakar minyak juga dapat berubah sehingga kemungkinan akan dapat mempengaruhi biaya operasional industri ini.

Berdasarkan hasil analisis, kenaikan harga untuk total bahan baku selama satu tahun (9 bulan produksi) sampai 13% proyek masih layak untuk dilaksanakan sedangkan untuk kenaikan harga bahan baku hingga 14% proyek sudah tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas untuk kenaikan harga bahan baku dapat dilihat pada tabel 15. Analisis terhadap kenaikan harga bahan bakar dan listrik hingga 68% masih layak untuk dilaksanakan, tetapi jika untuk kenaikan harga

bahan bakar dan listrik sebesar 69% proyek sudah tidak layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV < 0, IRR di bawah tingkat suku bunga dan Net B/C tidak lebih besar dari 1. Analisis sensitivitas untuk kenaikan harga bahan bakar dan listrik dapat dilihat pada tabel 16. Analisis terhadap penurunan harga jual hingga 4% masih layak untuk dilaksanakan, tetapi jika untuk penurunan harga jual 5% proyek sudah tidak layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV < 0, IRR di bawah tingkat suku bunga dan Net B/C tidak lebih besar dari 1. Tabel 17 menunjukkan analisis sensitivitas untuk penurunan harga jual.

Tabel 15. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga bahan baku sebesar 13% dan 14% Kriteria investasi Nilai 13% 14% NPV Rp 3.812.664 Rp -69.647 IRR 22,22 % 21,59 % Net B/C 1,018 0,999

Tabel 16. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga bahan bakar dan listrik sebesar 68 % dan 69 % Kriteria investasi Nilai 68% 69% NPV Rp 223.034 Rp -570.815 IRR 21,64 % 21,51 % Net B/C 1,001 0,997

Tabel 17 Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual sebesar 4 % dan 5 %

Kriteria investasi Nilai 4 % 5 % NPV Rp 7.449.884 Rp -4.238.823 IRR 22,81 % 20,89 % Net B/C 1,036 0,978

D.

Aspek Yuridis

1.

Badan usaha/perizinan

Bentuk badan usaha yang sesuai untuk industri kecil keripik nangka ini adalah Perseroan Terbatas (P.T.). Untuk mendirikan badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas, merujuk pada UU. No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah no. 26 Tahun 1998, UU. No. 1 Tahun 1995 maka diperlukan persyaratan sebagai berikut :

1. Foto kopi KTP para pendiri, minimal 2 orang

2. Foto kopi KK dan NPWP pribadi penanggung jawab / direktur

3. Foto kopi PBB terakhir tempat usaha/kantor, apabila milik sendiri, foto copy surat kontrak, apabila status kantor kontrak

4. Pas foto berwarna penanggung jawab/ direktur ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar 5. Nama P.T.

6. Kedudukan dan bidang usaha 7. Jumlah modal dasar dan modal setor 8. Komposisi saham

9. Susunan direksi dan komisaris

Dokumen yang diperlukan dalam pendirian perseroan terbatas adalah: 1. Akta notaris

2. Surat keterangan domisili perusahaan 3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 4. SK Kehakiman

5. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 6. TDI (Tanda Daftar Industri)

Untuk memperoleh Tanda Daftar Industri (TDI) dan atau Persetujuan Prinsip, pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati. Untuk mendapatkan Tanda Daftar Industri (TDI), pemohon harus melampirkan persyaratan foto kopi sebagai berikut :

1. Kartu tanda penduduk (KTP).

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan atau Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah (NPWRD).

3. Akte Pendirian Perusahaan.

4. Surat Ijin Tempat Usaha atau Surat Ijin Gangguan.

5. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).

6. Neraca Awal dan Akhir Perusahaan.

Berdasar Perda Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2003 tentang izin gangguan, satuan kerja yang memproses izin Gangguan adalah Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Foto kopi KTP pemohon;

2. Surat keterangan dari Kepala Desa /Kelurahan dimana usaha diselenggarakan yang diketahui oleh camat.

3. Surat kuasa dan foto kopi KTP yang diberi kuasa bagi yang dikuasakan.

4. Foto kopi akte pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbentuk badan hukum yang disahkan oleh instansi yang berwenang.

5. Keterangan yang jelas mengenai letak tempat usaha yang dimohonkan izin gangguan yang dilampiri gambar situasi dan gambar denah yang asli rangkap 2 (dua) dengan perbandingan (skala) 1 : 200 atau 1 : 500.

6. Daftar mesin-mesin dan atau peralatan kerja yang akan digunakan.

7. Foto kopi IMB atau bukti telah mengajukan permohonan izin bangunan bagi tempat usaha yang telah ada bangunannya.

8. Bukti pemilikan/pelimpahan/persetujuan penggunaan tempat usaha yang sah. 9. Pernyataan persetujuan dari tetangga terdekat dan atau pemilik tanah yang

berbatasan dengan tempat usaha yang diketahui oleh RT, RW, Kepala Desa/Kelurahan dan Camat setempat.

10. Data personil yang dipergunakan. 11. Dokumen UKL, UPL dan SPPL. 12. Surat kuasa bagi yang menguasakan.

Berdasar Perda kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Retribusi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Satuan kerja yang memproses SIUP adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Semarang dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Pemohon mengisi blanko permohonan 2. Petugas meneliti berkas permohonan

3. Berkas permohonan yang tidak lengkap dan benar, saat itu juga dikembalikan untuk dilengkapi

4. Berkas permohonhan yang lengkap dan benar diberikan tanda terima, sejak itu hitungan waktu proses pelayanan dimulai

5. Terhadap berkas pemohon yang ditolak selambat-lambatnya 5 (lima) hari harus diterbitkan surat penolakan dengan mencantumkan alasan-alasannya

6. Pemohon membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku 7. Penyerahan izin kepada pemohon.

Izin edar diperlukan sebagai jaminan bahwa usaha makanan yang kita jual memenuhi standar keamanan makanan. Izin yang diperlukan adalah PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Pengurusan izin dapat dilakukan dengan mendaftarkan produk pangan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Fotocopy KTP

2. Pas phot 3 x 4 2 lembar

3. Surat Keterangan Domisili Usaha dari Kantor Camat 4. Surat Keterangan Puskesmas atau Dokter

5. Denah lokasi dan denah bangunan tempat usaha

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari aspek yuridis pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang relatif tidak terlalu rumit. Calon pengusaha apabila bersungguh-sungguh akan dapat memenuhi semua persyaratan perizinan yang ditentukan. Tidak ada persyaratan yang terlalu memberatkan yang dapat menjadi hambatan. Untuk menangani perizinan diperlukan tenaga khusus yang berpengalaman menghadapi petugas instansi pemerintah kabupaten.

Dokumen terkait