• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

B. Persediaan

1. Pengertian Persediaan.

Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang berbentuk barang-barang real milik perusahaan atau perorangan yang dibeli untuk dijual kembali atau sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi untuk kemudian dijual kembali.

Untuk lebih mengetahui pengertian persediaan secara mendalam berikut ini definisi persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal.

Persediaan dapat pula barang-barang dalam proses.

Menurut T. Hani Handoko, (2006:102)mendefinisikan persediaan sebagai berikut: “Persediaan (Inventori) Adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan interen ataupun eksteren yang merliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan”.

Sedangkan pengertian persediaan menurut Sofyan Assauri (2005:219) adalah sebagai berikut “Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi”.

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan kekayaan perusahaan dalam bentuk barang-barang yang sifatnya berwujud baik berupa bahan baku,

barang setengah jadi atau barang dalam proses maupun barang jadi dengan tujuan untuk memperlancar proses produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen

Persediaan yang diadakan akan memungkinkan jika produk-produk yang berada pada tempat yang jauh mulai dari sumber bahan mentah sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak sesuai standart dan harus dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan apabila bahan tersebut tidak terdapat dalam pasaran.

4. Mempertahankanstabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran proses produksi.

5. Mencapai pengunaan optimalisasi mesin.

6. Memberikan pelayanan (servis) kepada langganan dengan baik atas tersediaanya barang jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

2. Jenis-jenis persediaan

Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan tergantung pada jenis usahanya. Suatu barang dapat merupakan bahan baku bagi

suatu perusahaan, tetapi bagi perusahaan lain barang tersebut merupakan barang setengah jadi.

Menurut jenis usaha perusahaan, persediaan menurut Soemarso, SR (2005:412) seperti yang dirumuskan diatas, dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Perusahaan Perdagangan jenis usaha ini melakukan pembelian dan kemudian menjual kembali barang-barang tanpa mengadakan perubahan-perubahan yang prinsipal terhadap barang-barang yang diperjual belikan tersebut. Oleh karena itu barang-barang yang digunakan untuk menjalankan usaha digolongkan sebagai barang dagang.

2. Perusahaan Industri manufaktur jenis usaha ini melakukan perubahan-perubahan prinsipal terhadap barang-barang yang dibeli sebelum barang tersebut dijual kembali.

Persediaan jika dilihat dari jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Bahan mentah/baku (Raw Materials) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi.

Bahan ini diperoleh dari sumber alam maupun dibeli dari supplayer atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi

perusahaan yang menggunakannya. Bahan baku ini diperlukan untuk diolah melalui beberapa proses dan diharapkan menjadi barang jadi. Bahan dalam proses (Worked in Process) yaitu

keluaran produk yang masih memerlukan pemprosesan kembali untuk menjadi barang jadi.

b. Barang setengah jadi dari suatu perusahaan merupakan barang jadi dari perusahaan lain atau bahan setengah jadi perusahaan merupakan bahan baku perusahaan lain. Jadi pengertian barang setengah jadi adalah barang jadi pada perusahaan itu sendiri dan perlu diproses lebih lanjut oleh perusahaan itu sendiri menjadi barang jadi.

c. Barang jadi (Finished Good) yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual. Jadi barang ini merupakan produk/keluaran akhir dari suatu proses produksi pada perusahaan dan siap untuk dipasarkan. Jadi barang ini merupakan produk selesai yang telah siap untuk dijual, biaya-biaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya-biaya bahan baku, upah buruh langsung serta biaya-biaya yang berhubungan dengan proses produk tersebut.

d. Bahan Pembantu atau perlengkapan (Supplies) yaitu barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau membantu berhasilnya produksi atau dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. Misalnya minyak pelumas, bahan bakar dan lain-lain.

e. Barang dalam perjalanan (Good in Transit) yaitu merupakan barang-barang yang sedang dalam perjalanan.

Disamping persediaan dapat dibedakan menurut jenisnya, persediaan dapat pula dikelompokkan menurut fungsinya menurut Sofjan Assauri ( 2005 : 221 ) yaitu :

1. Batch Stock atau Los Size Inventory

Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan.Perlu kita ketahui bahwa relatif lebih menguntungkan apabila kita melakukan pembelian

dalam jumlah besar, karena kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan perunit menjadi lebih murah dan penghematan biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh.

2. Fluctuation Stock

Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.Jadi apabila fluktuasi permintaan sangat besar maka persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula guna menjaga kemungkinan turunnya permintaan.

3. Anticipation Stock

Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi persediaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan/permintaan yang meningkat.

Disamping itu anticipation stock dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukar diperolehnya bahan-bahan/barang-barang untuk persediaan sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi. Yang tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan yaitu bahan penolong lainnya yang tidak digunakan dalam proses produksi, tetapidigunakan untuk kegiatan penjualan atau keperluan administrasi.

C. Arti, Fungsi dan Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan

Persediaan merupakan aset yang sangat vital bagi sebuah perusahaan.Maka menjadi suatu kebutuhan yang mutlak untuk menyelenggarakan pengelolaan persediaan yang baik.Banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian karena gagal dalam mengelola persediaan dengan baik, yang mengakibatkan pemakaian persediaan tidak efisien dan biaya penyimpanan yang terlampau tinggi.

Proses produksi juga akan terganggu dan tidak lancar karena pengelolaan persediaan yang tidak efektif.

Perusahaan manufaktur akan dihadapkan pada pengelolaan persediaan yang lebih rumit, dengan beragam macam persediaan dan proses produksi yang bertahap. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan persediaan yang baik yang meliputi perencanaan dan pengendalian persediaan agar dapat dilakukan suatu evaluasi apakah didalam menyelenggarakan persediaan itu sudah seperti yang diharapkan.

Tentunya pengelolaan persediaan seperti ini tidaklah mudah, oleh karenanya diperlukan suatu kemahiran, ketelitian dan pengalaman dalam menyelenggarakan persediaan.Tetapi tidak menutup kemungkinan terhadap pertimbangan-pertimbangan lain yang mempengaruhi penyelenggaraan persediaan.

Biasanya dalam hal pengelolaan persediaan dibuat suatu anggaran dan anggaran tersebut dijadikan patokan atau standar untuk mengevaluasi penyelenggaraan persediaan dan mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan persediaan serta memperbaikinya dengan segera.

a. Perencanaan Persediaan

Perencanaan persediaan mencakup tugas-tugas untuk menentukan komposisi dan jumlah bahan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang telah diproyeksikan pada waktu dan tempat yang tepat. Selain itu harus pula diperhatikan alternatif yang tersedia, sehingga dapat dihasilakan suatu keputusan yang terbaik bagi perusahaan.

Definisi perencanaan persediaan Freddy Rangkuti ( 2003 : 428 ) adalah “perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan, penentuan waktu dan penjadwalan,serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang diproyeksikan”.

Dalam perencanaan persediaan selalu diperhitungkan masalah-masalah cost of carrying inventory dan cost inadequate carrying.

Yang dimaksud dengan cost of carrying adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan dimilikinya persediaan, dihitung dari persentase jumlah persediaan yang ada di gudang. Biaya-biaya tersebut timbul hanya bila terjadi perubahan-perubahan jumlah kuantitas persediaan, sebagai contoh biaya penyimpanan akan berubah mengikuti perubahan kuantitas persediaan. Sedangkan biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja, peralatan yang dipakai biasanya bersifat tetap.

Pengertian cost of inadequate carrying adalah biaya-biaya yang terjadi pada persediaan sehingga harus dikeluarkan biaya-biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan produksi. Selain itu pula perlu dipertimbangkan adanya ordering cost. Ordering cost adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan proses pengadaan persediaan, mulai dari pembuatan dokumen permintaan pembelian, order pembelian, mempersiapkan berita penerimaan barang, dan biaya

yang timbul sehubungan dengan terjadinya kesalahan dalam jumlah maupun jenis barang yang dipesan.

Perencanaan persediaan yang baik memerlukan strategi yang tepat. Adapun strategi-strategi yang umum dipakai dalam merencanakan persediaan antara lain :

1) Economic Order Quantity (EOQ)

Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis, kita harus berusaha memperkecil biaya-biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya-biaya penyimpanan (carrying costs).Dalam

usaha ini kita berhadapan dengan dua sifat biaya yang berlawanan. Sifat biaya yang pertama adalah menekankan agar jumlah pemesanan sangat kecil sehingga carrying costs menjadi kecil.Akan tetapi sebaliknya ordering costs menjadi sangat besar selama satu tahun.

Dengan memperhatikan kedua sifat tersebut diatas, maka dapatlah kita lihat bahwa jumlah pesanan ekonomis ini terletak antara dua pembatasan yang berlawanan tersebut. Dimana jumlah ordering costs adalah sama dengan jumlah carrying costs atau jumlah ordering costs dan jumlah carrying costs

adalah yang paling minimum selama satu tahun. Jadi “EOQ”

adalah besarnya pesanan yang memiliki jumlah ordering costs dan carrying costs yang paling minimal.

Untuk menentukan jumlah pesanan ekonomis dapat dilihat pada rumus di bawah ini :

EOQ =

Keterangan :

RU = jumlah kebutuhan bahan dalam satuan (unit) pertahun.

CU = harga bahan perunit.

CO = biaya pemesanan (ordering costs) per order.

CC= biaya penyimpanan (carrying costs) yang dinyatakan sebagai suatu presentasi dari persediaan rata-rata.

2) Order Point

Order point adalah saat dimana persediaan telah mencapai

batas minimum yang telah ditentukan, sehingga pemesanan harus dilakukan kembali untuk menambah persediaan. Order point dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a) Selang waktu yang diperlukan untuk pengiriman barang pesanan

b) Tingkat pemakaian persedian.

c) Persediaan pengaman

Berbeda dengan EOQ, untuk titik pemesanan tidak terdapat rumus yang dapat diterapkan dan diterima secara umum.

Menentukan titik pemesanan akan lebih mudah jika ada lead CC

time, yaitu selang waktu antara pemesanan dan tibanya bahan

dipabrik yang siap digunakan untuk produksi dan pola pemakaian untuk jenis bahan tertentu dapat diramalkan.

Perkiraan pemakaian bahan memerlukan waktu dan uang.

Dalam manajemen bahan, perkiraan atau ramalan merupakan suatu biaya disamping sebagai suatu alat bantu untuk mengembangkan biaya pemesanan dan biaya pemilikan persediaan. Oleh karena perkiraan yang tepat sulit ditentukan, maka sejumlah persediaan pengaman kerap kali merupakan suatu pemecahan yang tepat dengan biaya terendah untuk mencagah terjadinya kekurangan persediaan.

3) Just In Time

Persediaan bahan baku diperoleh pada saat dibutuhkan untuk proses produksi. Dengan demikian membutuhkan tingkat produksi yang efektif dan efisien, pembelian yang akurat, pemasok yang betul-betul dapat dipercaya dan sistem pengangkutan yang baik.

Meskipun persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses tidak pernah dapat dikurangi menjadi nol, tetapi gagasan ini adalah suatu perencanaan yang sangat ketat, seperti pengurangan pada persediaan.

Tujuan dari sistem ini tidak hanya mengurangi persediaan tetapi juga meningkatkan produktivitas secara berkesinambungan, meningkatkan kualitas dan fleksibilitas pabrik.Sistem ini menolak pandangan bahwa ordering cost adalah tetap, namun secara kontinew biaya-biaya dapat ditekan menjadi turun dari sebelumnya. .

b. Pengendalian Persediaan.

Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan proses produksinya. Guna mengadakan persediaan ini membutuhkan sejumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh sebab itu perusahaan harus mampu mempertahankan suatu jumlah persediaan pada tingkat yang optimum dan dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk menyelenggarakan jumlah persediaan seperti yang dimaksud, maka diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan.

Fungsi pengendalian ( controlling ) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2005:241) adalah fungsi terakhir dari managemen.

Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses managemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan

fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena:

1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.

2. Pengendalian baru dapat dilaksanakan jika ada rencana.

3. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik.

4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan.

Pengendalian persediaan menurut Freddy Rangkuti (2003:241) Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor inventaris (inventori countrol ) dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.

Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui oraganisasi fungsional, pelimpahan tanggungjawab, dan adanya bukti-bukti dokumenter yang diperoleh dalam berbagai tahapan operasi.

Tahapan-tahapan ini dimulai dengan pengesahan anggaran penjualan dan produksi dan penyelesaian barang-barang siap jual yang dikirim ke gudang atau kepada pelanggan.

Ada dua tingkat pengendalian persediaan, yaitu : 1) Pengendalian atas unit

2) Pengendalian atas nilainya

Manager pembelian dan produksi terutama lebih tertarik pada pengendalian atas satuan unit. Mereka berfikir, melakukan

pemesanan dan mengajukan permintaan bahan dalam satuan unit bukan dalam nilai uangnya.Manajemen Eksekutif lebih berminat pada pengendalian persediaan dari segi financial. Para Eksekutif ini memandang dari segi pengembalian modal yang digunakan secara memadai yaitu uang di investasikan pada persediaan harus dimanfaatkan secara efisien dan efektif.

Pengendalian bahan harus memenuhi dua kebutuhan yang bertentangan, yaitu :

a. Menjaga persediaan dalam kuantitas dan keragaman yang memadai untuk operasi yang efisien.

b. Menjaga persediaan yang menguntungkan secara financial.

Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk mengirimkan surat pesanan (Purchase Order) pada saat yang tepat kepada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat.

Pengendalian persediaan yang efektif harus :

1) Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang efisien dan lancar.

2) Menyediakan cukup banyak stok dalam periode kekurangan pasokan (musiman, siklus atau pemogokan) dan dapat mengantisipasi perubahan harga.

3) Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum serta melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebut ditangani.

4) Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebihan, atau yang usang sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik, dimana perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan suku cadang.

5) Menjamin memadainya persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan.

6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencaa manajemen

Sistem dan teknik pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Persediaan diciptakan dari pembelian bahan baku dan suku cadang, tambahan biaya tenaga kerja sertaoverhead untuk mengolah bahan menjadi barang jadi.

2) Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan.

3) Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang esensial bagi pembelian, pengunaan dan investasi bahan yang efisien.

4) Kebijakan manajemen yang berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan investasi persediaan.

5) Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan rencana penyusunan pengendalian produksi.

6) Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.

7) Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak. Ini dilaksanankan oleh manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan. Aturan-aturan dan prosedur memberi jalan pada para personil dalam membuat evaluasi dan mengambil keputusan.

D. Fungsi Perencanaan dan Pengendalian

Fungsi perencanaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan, penentuan waktu serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang diproyeksikan

Sedangkan fungsi dari pengendalian berhubungan pengendalian kuantitas dalam batas-batas yang telah direncanakan serta perlindungan fisik persediaan.

Pengendalian persedian akan berjalan sukses apabila kenaikan atau penurunan persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan dan dapat diperkirakan, dimana perubahan tersebut mengkaitkan jumlah waktu dengan penjualan yang dikehendaki dan skedul produksi.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku.

1. Pertimbangan dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku Di dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku untuk keperluan pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan terdapat beberapa macam faktor yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai pengaruh terhadap persediaan bahan tersebut.

Adapun berbagai macam faktor pertimbangan dalam penyelenggarayang mempengaruhi persediaan bahan bakuantara lain:

a. Perkiraan pemakain bahan baku

Sebelum kegiatan pembelian bahan dilaksanakan, manajemen harus dapat membuat perkiraan pemakaian bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi suatu perusahaan pada suatu periode. Jumlah bahan baku yang akan dibeli oleh perusahaan dapat dihitung dengan cara jumlah kebutuhan bahan baku untuk proses produksi, ditambah dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku tersebut kemudian

dikurangi dengan persediaan awal yang telah ada di dalam perusahaan.

b. Harga bahan baku

Harga bahan baku yang akan dibeli merupakan salah satu faktor penentu pula dalam kebijaksanaan persediaan bahan karena menentukan seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku.

c. Biaya biaya persediaan

Terdapat dua macam biaya persediaan yaitu biaya penyimpanan, dan biaya pemesanan.

Biaya penyimpanan adalah merupakan biaya persediaan yang jumlah, resiko dan kerusakan bahan akan semakin besar apabila jumlah unit-unit bahan yang dipesan didalam perusahaan semakin tinggi.

Biaya pemesanan adalah merupakan biaya persediaan yang bahan-bahan dari penjual, sejak bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan (process area) biaya ini tidak tergantung pada besar atau

banyaknya barang yang dipesan.

d. Kebijaksanaan pembelian

Kebijaksanaan pembelanjaan dalam suatu perusahaan akan dapat mempengaruhi seluruh kebijaksanaan pembelian dan

penyelenggaraan persediaan bahan baku dalam perusahaan yang bersangkutan.

e. Pemakaian bahan

Pemakain bahan buku kenyataannya dari perusahaan yang bersangkutan dalam periode-periode yang telah lalu (actual demand) untuk keperluan proses produksi merupakan salah satu

dasar pertimbangan di dalam penyelenggaraan bahan baku sehingga dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku yang mendekati kenyataan akan kebutuhan planning produksi.

f. Waktu tunggu (lead time)

Waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan atau yang terjadi antara saat pemesanan bahan baku dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (order point). Dengan diketahui waktu tunggu yang tepat, maka perusahaan akan dapat memberi pada saat yang tepat pula sehingga resiko penumpukan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.

g. Model pembelian bahan

Model pembelian bahan yang dipergunakan oleh perusahaan akan sangat menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan di dalam perusahaan, diantaranya (Hand to Mouteh Buying,Spekulative Buying,

Foreward Buying) Pemilihan model pembelian yang akan

digunakan dalam perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku untuk masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

h. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman adalah persediaan yang diadakan oleh perusahaan untuk menanggulangi adanya keadaan kehabisan atau kekurangan bahan baku dalam perusahaan atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan sehigga proses produksi dapat berjalan tanpa gangguan. Persediaan pengaman ini akan diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini akan merupakan suatu jumlah tetap didalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

i. Pembelian kembali

Perusahaan akan mengadakan pembelian kembali terhadap bahan baku yang dipergunakan secara berkala. Pelaksanaan pembelian kembali ini mempertimbangkan panjangnya waktu yang diperlukan didalam pembelian bahan baku tersebut, juga planning kebutuhan produksi.

2. Metode pembelian

Pembelian merupakan salah satu fungsi yang pentingdalam jumlah persediaan dan peranan pangadaan bahan baku bagi

perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan yang sesuai dengan harga yang berlaku.

Macam-macam bentuk pembelian yang berpengaruh terhadap persediaan bahan baku Sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin proses produksi, antara lain :

a. Hand to Mouth Buying

Merupakan pembelian yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pada masa sekarang.Pembelian ini dalam jumlah kecil tetapi dalam interval yang sering sebagai usaha untuk mencukupi kebutuhan langsung. Cara ini dapat dilakukan apabila sebelumnya telah diketahui bahwa barang tersebut selalu tersedia dipasar dalam jumlah besar dan fasilitas komunikasi tersedia dengan baik sehingga penempatan order dapat dilakukan dengan mudah dan tepat juga terdapat fasilitas penggangkutan yang lebih baik.

b. Speculative Buying

Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari

Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari

Dokumen terkait