• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase warga belajar tentang pendampingan oleh fasilitator

budaya dan sebagainya.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir

Pendidikan kecakapan hidup sangat diperlukan oleh masyarakat. PKBM sebagai penyelenggara merupakan lembaga nonformal yang ikut berperan dalam melakukan pemberdayaan bagi masyarakat desa, agar masyarakat mampu meningkatkan kualitas hidupnya dan memiliki pendapatan yang memadai dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada serta menekankan pada partisipasi.

Partisipasi masyarakat sangat penting dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat untuk mengambil inisiatif dalam perubahan terhadap diri, kehidupan dan lingkungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu faktor internal berupa umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal, sikap, motivasi, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi berupa manajemen kegiatan, pendampingan oleh fasilitator, peran pemimpin, dan sarana/prasarana.

Faktor internal dan ekternal akan mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang yang dilihat dari bentuk partisipasi pada setiap tahap kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. Selanjutnya tingkat partisipasi masyarakat akan dianalisis menggunakan teori Arnstein yang membagi tingkat partisipasi ke dalam delapan tingkatan yang mencakup tahap manipulasi, terapi, pemberitahuan, konsultasi, penenangan, kemitraan, pendelegasian kekuasaan, dan kontrol masyarakat.

Tingkat partisipasi masyarakat juga dianggap memiliki pengaruh dengan keberhasilan kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Keberhasilan pendidikan kecakapan hidup akan berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat yang dilihat dari tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Pengetahuan masyarakat berkaitan dengan kecakapan pribadi yaitu kecakapan mengenal diri, kecakapan berfikir rasional, dan percaya diri; kecakapan akademik yaitu kecakapan dalam berfikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan dengan pendekatan ilmiah. Sikap berkaitan dengan kecakapan sosial yaitu kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial; kecakapan akademik yaitu kecakapan dalam berfikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan dengan pendekatan ilmiah.

Keterampilan masyarakat berkaitan dengan kecakapan vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit) dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian perkebunan). Pendidikan kecakapan hidup yang dimiliki oleh masyarakat pada dasarnya dapat diperuntukkan sebagai strategi pola nafkah. Masyarakat desa untuk mempertahankan hidup atau

22

meningkatkan pendapatan, rumahtangga mencari nafkah di berbagai bidang kehidupan, baik pertanian maupun diluar pertanian.

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka berfikir pada penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1. Paradigma Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara tingkat partisipasi masyarakat dengan faktor internal partisipasi.

2. Terdapat pengaruh antara tingkat partisipasi masyarakat dengan faktor eksternal partisipasi.

3. Terdapat pengaruh antara tingkat partisipasi dengan keberhasilan pendidikan kecakapan hidup.

Hipotesis Uji

Berdasarkan gambaran paradigma kerangka berfikir dan berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka disusun hipotesis uji sebagai berikut:

1. Faktor internal berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Faktor internal : X.1 Umur

X.2 Tingkat pendidikan formal X.3 Pendidikan non formal X.4 Sikap terhadap life skills X.5 Motivasi terhadap life skills X.6 Tingkat pengetahuan tentang life

skills

X7. Keterampilan fungsional

X8. Pengalaman life skills sebelumnya Tingkat Partisipasi Masyarakat (Bentuk Partisipasi, Arnstein) Y1:: Y1.1 Perencanaan dalam life skills Y1.2 Pelaksanaan dalam life skills Y1.3 Evaluasi dalam life skills Y1.4 Menikmati Hasil dalam life

skills

Faktor Eksternal :

X9 Manajemen kegiatan life skills X10 Pendampingan oleh fasilitator dalam life skills

X11 Peran pemimpin dalam life skills X12 Sarana dan prasarana dalam kegiatan life skills

Keberhasilan life skills Y2: Y2.1 Pengetahuan (kecakapan

pribadi, kecakapan akademik)

Y2.2 Sikap(kecakapan Sosial) Y2.3 Keterampilan (Kecakapan Vokasional)

Strategi pola nafkah

Berpengaruh Keterangan

23 Umur: Semakin tua umur seseorang maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Tingkat pendidikan formal: Semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Pendidikan non formal: Semakin banyak masyarakat mengikuti pendidikan non formal semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Sikap: Semakin positif sikap seseorang terhadap pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Motivasi: Semakin kuat motivasi masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Pengetahuan: Semakin baik pengetahuan yang dimiliki masyarakat terhadap pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Keterampilan Fungsional: Semakin baik keterampilan fungsional masyarakat dalam pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Pengalaman: Semakin baik pengalaman masyarakat dalam pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

2. Faktor eksternal berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup

Manajemen kegiatan: Semakin baik manajemen kegiatan pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Pendampingan oleh fasilitator: Semakin baik pendampingan oleh fasilitator dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

Peran pemimpin: Semakin baik peran pemimpin dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Sarana dan prasarana: Semakin baik ketersediaan sarana dan prasarana dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup.

3. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup maka semakin menentukan keberhasilan program pendidikan yaitu perubahan perilaku dalam hal pengetahuan (kecakapan pribadi dan akademik), sikap (kecakapan sosial), dan keterampilan (kecakapan vokasional).

24

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Suryabrata 2006). Metode survei umumnya digunakan pada penelitian sosial, dengan tujuan untuk menerangkan suatu fenomena sosial atau suatu peristiwa (event) sosial. Metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang lain dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang

Tingkat partisipasi masyarakat desa dalam kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu variabel X merupakan faktor internal yang meliputi umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non normal, sikap terhadap life skills, motivasi terhadap life skills, tingkat pengetahuan tentang life skills, keterampilan fungsional dan pengalaman life skils sebelumnya. Sedangkan variabel X faktor eksternal meliputi manajemen kegiatan life skills, pendampingan oleh fasilitator, Peralatan/Sarana. Peubah tidak bebas (dependen) Y1 yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam bentuk-bentuk partisipasi yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. Sedangkan peubah tidak bebas Y2 yaitu keberhasilan pendidikan kecakapan hidup berkaitan dengan perubahan perilaku yang mencakup pengetahuan (kecakapan pribadi dan akademik), sikap (kecakapan sosial), dan keterampilan (kecakapan vokasional)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Kabupaten Bogor yang meliputi PKBM Jelita di Desa Kota Batu Kecamatan Ciomas merupakan daerah sub urban sering diterjemahkan dengan “pinggiran kota” atau daerah yang berada di antara atau di tengah-tengah daerah rural dan urban. Adapun PKBM Nurul Huda di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Tenjolaya merupakan rural atau . PKBM tersebut merupakan PKBM terbaik dalam penyelenggaraan Paket B, Paket C dan Penyelenggaran Pendidikan Kecakapan Hidup. Penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai dengan Maret 2014.

Populasi dan Sampel Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri- cirinya akan diduga (Effendi dan Tukiran 2012). Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian yang dari padanya

25 terkandung informasi yang ingin diketahui (Gulo 2002). Populasi juga merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat desa yang menjadi warga belajar pada PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) yang ada di Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya dan Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas.

Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dan anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) apabila populasi diasumsikan homogen (mengandung satu ciri) sehingga secara acak dengan melakukan undian terhadap populasi (Idrus 2002)

Sampel dalam populasi penelitian ini yaitu warga belajar kegiatan pendidikan kecakapan hidup di tiap PKBM yaitu PKBM Nurul Huda di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Tenjo Laya dan PKBM Jelita di Desa Kota Batu Kecamatan Ciomas. Kedua PKBM tersebut merupakan PKBM terbaik yang ada di Kabupaten Bogor. Menurut Sevilla et al. (2006) jika jumlah populasi sangat kecil (<500), maka untuk sampelnya diperlukan minimum 20 persen. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 25 persen dari jumlah populasi.

Tabel 2 Populasi dan sampel penelitian

Nama PKBM Jenis kecakapan

hidup

Populasi Sampel PKBM Nurul Huda di

Desa Cibitung Tengah Kecamatan Tenjolaya Handycraft, taplak meja, sepatu 72 18 Menjahit, bingkai, gantungan kunci 68 17

Hiasan Mute, bros, bunga

20 5

Jumlah 160 40

PKBM Jelita Desa Kota Batu Kecamatan Ciomas

Makanan, bunga, payet, seni music

52 13 Membatik, handycraft, hiasan dinding, aksesories, kaligrafi 120 30 Jumlah 172 43

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Menurut Nazir (2011), pengumpulan data adalah prosedur yang

26

sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Secara umum, metode pengumpulan data dibagi atas tiga cara yaitu : (1) metode pengamatan langsung, (2) metode dengan menggunakan pertanyaan, dan (3) metode khusus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang harus terpenuhi agar dapat menjawab permasalahan untuk mencapai tujuan penelitian. Data primer diperoleh melalui teknik pengumpulan data dalam bentuk kuesioner, wawancara dan observasi langsung

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner sebagai pedoman dalam melakukan wawancara. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan (2) memperoleh informasi dengan tingkat validitas yang tinggi. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan penelitian yaitu PKBM dan kantor Desa dengan menggunakan daftar pertanyaan.

Data dan Pengukuran

Data merupakan catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka atau kata-kata. Pengukuran adalah penunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan (Efendi dan Tukiran 2012). Adapun data dan pengukuran dapat dilihat pada lampiran 5.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan /data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini dianalisis uji statistik. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan (Suryabrata 2006). Data yang berhasil dikumpulkan akan ditabulasi yaitu dengan memasukkan data dalam tabel-tabel yang dibuat dengan memberikan skor dan koding. Kemudian dianalisis dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendekatan kuantitatif yaitu análisis yang didasarkan pada angka- angka dengan bantuan alat análisis statistik, sedangkan analisis data kualitatif adalah análisis data pada data-data kualitatif (Idrus 2002). Pendekatan kuantitatif terdapat variabel x yang mencakup faktor internal dan eksternal serta variabel Y merupakan tingkat partisipasi masyarakat dan keberhasilan life skills. Sedangkan pendekatan kualitatif dengan melakukan análisis deskriptif terhadap data dan hasil pengamatan untuk mengukur pendidkan kecakapan hidup.

Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda dan regresi linier sederhana. Analisis regresi adalah untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (Y). Persamaan regresi digunakan untuk memprediksi nilai Y untuk nilai X tertentu (Nazir 2011). Hasil uji akan diukur pada spss statistic 20. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain. Variabel indevendent tersebut yaitu variabel X yang mencakup faktor internal dan eksternal.

27

2. Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi masyarakat dan keberhasilan pendidikan kecakapan hidup.

Analisis regresi linear berganda adalah analisis bentuk dan tingkat hubungan antar satu variabel terkait dan lebih dari satu variabel bebas.

Model regresi linear berganda dengan satu variabel dependen (Y1) dan variabel independen (X) adalah :

Y = ß0+ ß1.X1 + ß 2.X2 + ß 3.X3 + ß 4.X4………(10)

Keterangan :

Y : tingkat partisipasi masyarakat

β 0: nilai Y ketika X = 0

ß 1: perubahan nilai Y untuk setiap perubahan 1 satuan X.

Model linear sederhana akan digunakan untuk mengukur pengaruh antara Y1 dengan Y2. Regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel antar satu variabel terkait dan satu variabel penjelas (Gulo 2002). Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b X.

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.

Membandingkan dua sampel yaitu warga belajar pada PKBM Nurul Huda di Cibitung Tengah dan warga belajar PKBM Jelita di Kota Batu. Uji Beda dua sampel digunakan uji Mann Whitney U-Test dalam rangka menguji sama atau tidaknya dua mean sampel (Sugiyono 2009). Rumus yang digunakan yaitu:

Keterangan:

U= Nilai uji Mann-Whitney

n1=Sampel 1 n2=Sampel 2

Ri= Ranking ukuran sampel

Analisis Data Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pernyataan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati sehingga pernyataan dalam kuesioner memenuhi syarat sah atau tidak untuk dijadikan data primer dalam penelitian. Instrumen dapat dikatakan sahih apabila mampu mengukur atau mengungkapkan data dari peubah yang diteliti secara tepat (Hasan 2002). Penelitian ini menggunakan validitas konstruk merupakan model kerangka teoritis yang menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya (Prasetyo dan Jannah 2005). Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada 30 responden dapat dilihat pada tabel 3.

n2 U=n1n2+n2(n2+1)-∑ Ri

Dokumen terkait