• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Persepsi

Hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan sampel XI MIPA 5, XI MIPA 6, dan XI IPS yang berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode yang digunakan adalah survei dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Analisis data dengan menggunakan rumus statistik korelasi product moment pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah positif. Hasil perhitungan dari 93 siswa sebanyak 83 atau 89,2% menjawab baik (2) Prestasi belajar siswa baik, hal ini berdasarkan hasil perhitungan dari 93 siswa sebanyak 72 atau 77,4% siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (3) Ada hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi antara 0,20-0,399, sedangkan hasil pengujian Rhit sebesar 0,344 ≥ Rtabsebesar 0.0202.

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTIONS ON THE USE OF HISTORY LEARNING MEDIA AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT IN SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA

Fransiska Susi Susanti Sanata Dharma University

131314034

This research is aimed to investigate (1) students’ perceptions on the use of History learning media, (2) students’ History learning achievement, and (3) the relationship between students’ perceptions on the use of History learning media and students’ achievement.

This study was an ex-post facto research. The population of this study were 93 students of SMA Negeri 8 Yogyakarta in which XI MIPA 5, MIPA 6, and XI IPS used as samples. The samples were selected by purposive sampling. The methods of this study were survey and documentation. Data collection was conducted by distributing questionnaires. Data analysis technique of this research was statistical formula of product correlation of Pearson moments.

The results of this research showed that (1) students’ perceptions on the use of History learning media were positive (the results showed 83 out of 93 students or 89,2 % responded well); (2) students’ learning achievements were good (the calculation showed 72 out of 93 students or 77,4 % got score above Criteria of Minimum Requirements (KKM), (3) there is a relation between students perceptions about the use of history learning media with students learning achievements, It is shown by the value of correlation coefficient about 0,20-0,399, while the R test result is counted as 0,344>R table as 0,2002.

Keywords : Students’ Perceptions, Learning Media, and Students’ Learning Achievements

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 8 Yogyakarta”.Skripsi ini diajukan sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Hendara Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr.Hieronymus Purwanta, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar dan tulus untuk meluangkan waktu untuk membantu serta memberikan dorongan dan petunjuk-petunjuk sampai skripsi ini selesai.

xi

6. Bapak Drs.Sutarjo Adisusilo,J.R.,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu dan didikan kepada penulis selama menempuh studi.

8. Pak Agus, selaku staff sekretariatan Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta (BapakVinsensius Betau dan Ibu Sri Hartati), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, dan perhatian kepadaku.

10. Ketiga saudara kandungku (Anita Theresia, Delmi dan Nando) yang memberikan semangat sekaligus doa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Penulis, 18 Desember 2017

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 10 C. Batasan Penelitian ... 10 D. Tujuan Penelitian ... 10 E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Persepsi ... 12

xiii

3. Prestasi ... 34

B. Tinjauan Pustaka ... 38

C. Kerangka Pikir ... 40

D. Hipotesis ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

C. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 44

D. Definisi Oprasional Variabel ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 48

G. Desain Penelitian ... 53

H. Analisis Data Penelitian ... 54

I. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 56

J. Hipotesis Statistik ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Deskripsi Data ... 60

B. Uji Prasyarat Analisis ... 64

C. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Penskoran Skala Likert ... 49

Tabel 3.2. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 3.3. Penskoran Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ... 57

Tabel 3.4. Rentang Penilaian Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ... 58

Tabel 3.5. Penskoran Prestasi Belajar ... 59

Tabel 4.1. Data Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ... 60

Tabel 4.2. Data Prestasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ... 64

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 65

Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir... 41 Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 53 Gambar 4.1. Histogram Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran

Sejarah ... 61 Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Siswa ... 63

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 85

Lampiran 2 : Surat Izin dari SMA Negeri 8 Yogyakarta ... 86

Lampiran 3 : Kisi- kisi ... 87

Lampiran 4 : Kuesioner ... 88

Lampiran 5 : Validitas dan Reliabilitas ... 90

Lampiran 6 : Uji Normalitas ... 103

Lampiran 7 : Uji Hipotesis ... 104

Lampiran 8 : Daftar Distribusi Frekuensi, Ukuran Nilai Sentral dan Letak ... 105

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas pendidik, peserta didik atau siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Komponen tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan sebagai suatu sistem dirancang sedemikian rupa untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Oleh karena itu berbagai komponen pembelajaran yang ada harus saling terhubung antara satu dengan lainnya. Berbagai komponen tersebut dikenal sebagai sistem pembelajaran (Rusman, 2013:1).

Salah satu komponen yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis, menjadi garda terdepan dalam proses pelaksanaan pendidikan. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan siswa dalam mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Janawi, 2012:10).

Guru dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa tidak cukup hanya mampu menguasai materi pelajaran, memilih metode dan model serta strategi pembelajaran yang tepat. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegunaannya dalam kegiatan pembelajaran, dan

terampil dalam menggunakannya. Penguasaan dalam bidang teknologi pembelajaran terlihat dari kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media untuk menyampaikan materi pelajaran. Namun pada kenyataanya tidak semua guru memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran termasuk guru sejarah.

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru sejarah seharusnya sudah mempersiapkan secara matang segala keperluan yang akan digunakan untuk mengajar. Segala persiapan tersebut tampak pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Di dalam RPP tersebut sumber belajar dan media menjadi suatu komponen yang harus ada. Akan tetapi pada kenyataanya masih banyak guru sejarah yang tidak menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran sehingga akan berdampak pada kurang tertariknya siswa dalam mengikuti pelajaran (Diah Ayu, 2011:5)

Penguasaan guru sejarah yang kurang dalam hal media terlihat ketika berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Di mana guru jarang menggunakan media dalam menyampaikan materi pelajaran atau media yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, guru kurang terampil dalam membuat dan menampilkan media, sarana dan prasarana yang kurang memadai, keterbatasan biaya yang dimiliki, guru kurang menguasai IT (Information Technology), serta

komitmen guru terhadap tugas dan tanggung jawabnya (Mohamad Muspawi, 2014 : 2).

Terkait dengan keterampilan dalam membuat dan menggunakan media, mayoritas guru belum kreatif dan kurang optimal memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, bahkan masih ada guru yang beranggapan media tidak begitu penting dalam proses belajar mengajar. Guru seharusnya dapat memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga dapat melibatkan siswa dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, kurang terampilnya guru dalam menggunakan media dapat dilihat dari waktu persiapan alat yang lama. Guru yang tidak terampil menggunakan media untuk kegiatan pembelajaran cenderung memerlukan waktu yang lama dalam mempersiapkan ( Iman Abdul, 2015 : 11).

Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga menjadi kendala guru dalam menggunakan media saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mayoritas sekolah masih banyak yang memiliki keterbatasan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai tentu dapat menyediakan berbagai perangkat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya memiliki laboratorium, koleksi perpustakaan yang lengkap, memiliki jaringan internet, dan memiliki ruang Audio Visual. Namun, tidak semua sekolah memiliki perlengkapan tersebut. Pada kenyataanya masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran.

Sekolah tidak memiliki laboratorium, koleksi perpustakan yang terbatas, tidak memiliki jaringan internet, maupun ruang Audio Visual. Sekolah dengan keterbatanya tersebut tentu tidak bisa menyediakan berbagai perangkat pembelajaran yang diperlukan oleh siswa (Maryono, 2014:4).

Selain itu, keterbatasan biaya yang dimiliki oleh masing-masing sekolah juga menjadi kendala yang penting dalam menyediakan media pembelajaran. Keterbatasan dan tidak tersedianya biaya menjadi alasan guru tidak menggunkan media dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Padahal pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang mendapat perhatian dalam setiap kegiatan pembelajaran (Yohana, 2014: 8).

Kekurangan guru dalam menguasai IT (Information and Technology) juga menjadi kendala penggunan media dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebenarnya memiliki kemauan untuk menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, hanya saja keterbatasan wawasan dalam menggunakannya maka media yang ada juga tidak di manfatkan untuk mengajar. Guru belum mampu memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah seperti kemampuan menggunkan komputer yang tersedia di Lab, video proyektor atau LCD (Liquid Crystal Display) dan OHP (Overhead Projector). Padahal di era global dewasa ini, dunia pendidikan dituntut mulai menggunakan IT (Information and Technology) dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi guru dan siswa (Alex, 2009:12).

Guru sebagai seorang pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi siswa juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Artinya seorang guru yang sudah menyatakan janji harus melakukannya. Dalam hal ini, seorang guru harus memiliki tanggung jawab dalam bidang kependidikan. Tanggung jawab guru dalam konteks ini berarti, guru bertanggung jawab memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa. Bimbingan tersebut dapat diterapkan dalam pembinaan kurikulum, menuntut siswa untuk belajar, membina pribadi, watak, menganalisis kesulitan belajar, dan menilai kemajuan belajar siswa secara berkesinambungan. Pada kenyataannya guru belum bisa menjalankan sepenuhnya tugas dan tanggung jawabnya. Misalnya masih ada guru yang tidak disiplin dalam mengajar, terlambat datang kesekolah, tidak menguasai kurikulum, dan melakukan tindakan kekerasan kepada siswanya (Jamal, 2009:27).

Pemerintah melalui berbagai upaya terus-menerus berusaha untuk meningkatkan kualitas guru. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberlakukan UU NO.16 Tahun 2007 yang antara lain tentang empat kompetensi guru. Guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan melatih siswa. Namun untuk dapat menjalankan tugas empat kompetensi dasar tersebut harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya (UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Pertama, kompetensi pedagogik yakni kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. kompetensi tersebut paling tidak berhubungan dengan menguasai karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran, menyelengarakan pembelajaran yang mendidik,

memanfaatkan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi siswa, berkomunikasi secara efektif dan santun kepada siswa, menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Junawi, 2012:65).

Kedua, kompetensi kepribadian. Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tetapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya. Guru sebagai teladan bagi siswa harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan panutan dan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawanya, terutama didepan siswa. Di samping itu, guru juga harus mengimplemntasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambil dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perkataan dan perbuatan (Jamal,2009:114). Secara khusus kemampuan kepribadian ini dapat dijabarkan melalui beberapa indikator yang menjadi gambaran dan ciri khas profesionalisme guru, berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan, dewasa, stabil, dan berwibawa, memiliki etos kerja, tanggung jawab, dan percaya diri (Janawi, 2012:127).

Ketiga, kompetensi profesional yakni kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Menguasai materi pelajaran menjadi indikator pertama dan utama. Menguasai dalam pengertian memahami, menjelaskan, dan memahami secara detail materi yang akan

disampaikan. Penguasaan yang dimaksud tidak hanya sebatas materi akan tetapi mampu memilih model, strategi, media, metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (Rusman,2013:22).

Keempat, kompetensi sosial. Kompetensi sosial nampak dalam kemampuan guru untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain seperti siswa, rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat secara efektif. Dalam hal ini, seorang guru tidak diperbolehkan bertindak diskriminatif terhadap siswa maupun rekan guru karena berbagai pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, etnis, bahasa, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar harus dikuasai guru adalah idealisme, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan (Marselus,2011:61).

Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tenaga profesional guru semakin diperhatikan melalui undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Profesionalitas guru akan diakui oleh pemerintah melalui program sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi adalah pengakuan formal dari pemerintah terhadap sosok guru sebagai tenaga profesional mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah atas (Jaman,2009:216).

Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Dengan terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran dan mutu

pendidikan secara berkelanjutan. Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi agar guru dapat memperoleh sertifikat sebagai pendidik. Uji kompetensi dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap dokumen yang dimiliki oleh guru, berupa kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi, dan mendapat penghargaan dalam bidang pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 2007:36).

Peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru sebagai pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa. Tugas utama guru tersebut nampak dari kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih siswa. Selain menjelaskan mengenai tugas pokok juga kedudukan guru dalam jabatan. Guru dalam jabatan adalah pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan baik yang diselengarakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai perjanjian kerja bersama (Hasan, 2015:214).

Pemerintah menyadari kualitas pendidikan harus terus-menerus di tingkatkan. Untuk meningkatkan kualitas tersebut guru sebagai tenaga pendidik juga terus-menerus dilatih agar semakin profesional dalam mengajar, mendidik, dan melatih siswa. Dalam hal ini pemerintah dan lembaga pendidikan melakukan program Diklat (pendidikan dan pelatihan) bagi para guru. Guru wajib mengikuti kursus singkat di lembaga pendidikan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam

beberapa kemampuan, seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (Jaman, 2009:220).

Sikap profesional seorang guru tercermin dari kemampuannya mempersiapkan dan merencanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan tersebut meliputi kemampuan guru memilih model, metode, dan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada praktiknya, belum semua guru menggunakan media untuk mengajar. Oleh karena itu, tulisian ini ingin mengetahui sejauh mana guru menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.

Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah dewasa ini guru sejarah memiliki kriteria yang telah ditentukan? Penelitian ini akan mencoba melihat atau mengkaji hasil inovasi yang telah dilakukan pemerintah dengan fokus pada pemanfaatan media pembelajaran sejarah. Penggunaan media dalam pembelajaran sejarah merupakan permasalahan yang kompleks, selain terkait dengan kemampuan guru, kecocokan media dengan materi yang menimbulkan pengaruh pada motivasi dan prestasi siswa. Oleh karena itu, penelitian ini akan dibatasi pada persepsi siswa terhadap penggunaan media oleh guru dalam hubungannya terhadap prestasi belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yang diajukan dalam penilitian ini, yaitu:

1. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 8 Yogyakarta?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah?

3. Bagaimana hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta?

C. Batasan Penelitiaan

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunan Media Pembelajaran Sejarah dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang dimilki peneliti maka kajian ini di batasi dari aspek spasial yaitu siswa SMA Negei 8 Yogyakarta. Pembatasan lebih lanjut dilakukan pada mata pelajaran sejarah.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu

1. Untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 8 Yogyakarta.

2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media

pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi SMA Negeri 8 Yogyakarta

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas dan efesiensi penggunaan media dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui media pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran sejarah.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru agar dapat mengetahui media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta dapat meningkatkan prestasi beajar. Selain itu, guru juga dapat terus-menerus menggunakan media yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuaan peneliti untuk menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah dan menambah pengalaman peneliti sebagai calon guru.

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi

Persepsi secara umum dapat dipahami sebagai suatu proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi inderawi. Artinya berbagai

Dokumen terkait