• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh : Fransiska Susi Susanti NIM : 131314034. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku (Bapak Vinsensius Betau dan Ibu Sri Hartati) kakak dan adik-adikku (Anita, Delmi, dan Nando) yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati dan menyayangiku tiada henti. 2. Dr.Hieronymus Purwanta, M.A dan Ibu Dra. Th. Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing, menyemangati, memotivasi, dan mengarahkan penulis.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Satu-satunya waktu yang kita sia-siakan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hanya sendirian (Mitch Albom) Waktumu adalah milikmu. Itulah sebabnya karunia terbesar yang dapat kamu berikan ke seseorang hanyalah “waktu” (Susi Susanti). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 18 Desember 2017 Penulis. Fransiska Susi Susanti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Fransiska Susi Susanti. NIM. : 131314034. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA” Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 18 Desember 2017 Yang menyatakan,. Fransiska Susi Susanti. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA. Fransiska Susi Susanti Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah (2) Prestasi belajar sejarah siswa (3) Hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan sampel XI MIPA 5, XI MIPA 6, dan XI IPS yang berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode yang digunakan adalah survei dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Analisis data dengan menggunakan rumus statistik korelasi product moment pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah positif. Hasil perhitungan dari 93 siswa sebanyak 83 atau 89,2% menjawab baik (2) Prestasi belajar siswa baik, hal ini berdasarkan hasil perhitungan dari 93 siswa sebanyak 72 atau 77,4% siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (3) Ada hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi antara 0,200,399, sedangkan hasil pengujian Rhit sebesar 0,344 ≥ Rtab sebesar 0.0202.. Kata Kunci :Persepsi Siswa, Media Pembelajaran dan Prestasi Belajar. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTIONS ON THE USE OF HISTORY LEARNING MEDIA AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT IN SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA Fransiska Susi Susanti Sanata Dharma University 131314034. This research is aimed to investigate (1) students’ perceptions on the use of History learning media, (2) students’ History learning achievement, and (3) the relationship between students’ perceptions on the use of History learning media and students’ achievement. This study was an ex-post facto research. The population of this study were 93 students of SMA Negeri 8 Yogyakarta in which XI MIPA 5, MIPA 6, and XI IPS used as samples. The samples were selected by purposive sampling. The methods of this study were survey and documentation. Data collection was conducted by distributing questionnaires. Data analysis technique of this research was statistical formula of product correlation of Pearson moments. The results of this research showed that (1) students’ perceptions on the use of History learning media were positive (the results showed 83 out of 93 students or 89,2 % responded well); (2) students’ learning achievements were good (the calculation showed 72 out of 93 students or 77,4 % got score above Criteria of Minimum Requirements (KKM), (3) there is a relation between students perceptions about the use of history learning media with students learning achievements, It is shown by the value of correlation coefficient about 0,20-0,399, while the R test result is counted as 0,344>R table as 0,2002.. Keywords : Students’ Perceptions, Learning Media, and Students’ Learning Achievements. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 8 Yogyakarta”.Skripsi ini diajukan sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 3.. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.. 4.. Bapak Hendara Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.. 5.. Bapak Dr.Hieronymus Purwanta, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar dan tulus untuk meluangkan waktu untuk membantu serta memberikan dorongan dan petunjuk-petunjuk sampai skripsi ini selesai.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6.. Bapak. Drs.Sutarjo. Adisusilo,J.R.,M.Pd.,. selaku. Dosen. Pembimbing. Akademik (DPA) yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis. 7.. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu dan didikan kepada penulis selama menempuh studi.. 8.. Pak Agus, selaku staff sekretariatan Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.. 9.. Kedua orang tuaku tercinta (BapakVinsensius Betau dan Ibu Sri Hartati), tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, dan perhatian kepadaku.. 10. Ketiga saudara kandungku (Anita Theresia, Delmi dan Nando) yang memberikan semangat sekaligus doa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.. Penulis, 18 Desember 2017. Fransiska Susi Susanti. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii. BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................10 C. Batasan Penelitian .........................................................................................10 D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................10 E. Manfaat Penelitian ........................................................................................11. BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................12 A. Kajian Teori ..................................................................................................12 1. Persepsi .....................................................................................................12 2. Media Pembelajaran Sejarah ....................................................................20. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Prestasi ......................................................................................................34 B. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................38 C. Kerangka Pikir ..............................................................................................40 D. Hipotesis .......................................................................................................42. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................43 A. Jenis Penelitian .............................................................................................43 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................43 C. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel .........................................44 D. Definisi Oprasional Variabel .......................................................................45 E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................45 F. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................48 G. Desain Penelitian ..........................................................................................53 H. Analisis Data Penelitian ..............................................................................54 I. Variabel Penelitian dan Pengukurannya .......................................................56 J. Hipotesis Statistik ..........................................................................................59. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................60 A. Deskripsi Data ..............................................................................................60 B. Uji Prasyarat Analisis ...................................................................................64 C. Pembahasan ..................................................................................................66. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................77 A. Kesimpulan ...................................................................................................77 B. Saran .............................................................................................................79. DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................81 LAMPIRAN ..........................................................................................................85. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Penskoran Skala Likert .........................................................................49 Tabel 3.2. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi .............................................56 Tabel 3.3. Penskoran Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ...................................................................................................57 Tabel 3.4. Rentang Penilaian Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah .............58 Tabel 3.5. Penskoran Prestasi Belajar ....................................................................59 Tabel 4.1. Data Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ...............................................................................................................60 Tabel 4.2. Data Prestasi Belajar Siswa ..................................................................62 Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah .................................................................64 Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar Siswa ..........................65 Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah ............................................................................66. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka Pikir...................................................................................41 Gambar 3.1. Desain Penelitian ...............................................................................53 Gambar 4.1. Histogram Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah .............................................................................................61 Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Siswa ....................................................63. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ...................85 Lampiran 2 : Surat Izin dari SMA Negeri 8 Yogyakarta .....................................86 Lampiran 3 : Kisi- kisi .........................................................................................87 Lampiran 4 : Kuesioner ........................................................................................88 Lampiran 5 : Validitas dan Reliabilitas................................................................90 Lampiran 6 : Uji Normalitas .............................................................................103 Lampiran 7 : Uji Hipotesis .................................................................................104 Lampiran 8 : Daftar Distribusi Frekuensi, Ukuran Nilai Sentral dan Letak ......105 Lampiran 9 : Dokementasi Pengisian Kuesioner ................................................109. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas pendidik, peserta didik atau siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Komponen tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan sebagai suatu sistem dirancang sedemikian rupa untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Oleh karena itu berbagai komponen pembelajaran yang ada harus saling terhubung antara satu dengan lainnya. Berbagai komponen tersebut dikenal sebagai sistem pembelajaran (Rusman, 2013:1). Salah satu komponen yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis, menjadi garda terdepan dalam proses pelaksanaan pendidikan. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan siswa dalam mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Janawi, 2012:10). Guru dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa tidak cukup hanya mampu menguasai materi pelajaran, memilih metode dan model serta strategi pembelajaran yang tepat. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegunaannya dalam kegiatan pembelajaran, dan. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. terampil. dalam. pembelajaran. menggunakannya.. terlihat. dari. Penguasaan. kemampuan. dan. dalam. bidang. keterampilan. teknologi. guru. dalam. menggunakan media untuk menyampaikan materi pelajaran. Namun pada kenyataanya tidak semua guru memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran termasuk guru sejarah. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru sejarah seharusnya sudah mempersiapkan secara matang segala keperluan yang akan digunakan untuk mengajar. Segala persiapan tersebut tampak pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Di dalam RPP tersebut sumber belajar dan media menjadi suatu komponen yang harus ada. Akan tetapi pada kenyataanya masih banyak guru sejarah yang tidak menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran sehingga akan berdampak pada kurang tertariknya siswa dalam mengikuti pelajaran (Diah Ayu, 2011:5) Penguasaan guru sejarah yang kurang dalam hal media terlihat ketika berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Di mana guru jarang menggunakan media dalam menyampaikan materi pelajaran atau media yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, guru kurang terampil dalam membuat dan menampilkan media, sarana dan prasarana yang kurang memadai, keterbatasan biaya yang dimiliki, guru kurang menguasai IT (Information Technology), serta.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. komitmen guru terhadap tugas dan tanggung jawabnya (Mohamad Muspawi, 2014 : 2). Terkait dengan keterampilan dalam membuat dan menggunakan media, mayoritas guru belum kreatif dan kurang optimal memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, bahkan masih ada guru yang beranggapan media tidak begitu penting dalam proses belajar mengajar. Guru seharusnya dapat memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga dapat melibatkan siswa dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, kurang terampilnya guru dalam menggunakan media dapat dilihat dari waktu persiapan alat yang lama. Guru yang tidak terampil menggunakan media untuk kegiatan pembelajaran cenderung memerlukan waktu yang lama dalam mempersiapkan ( Iman Abdul, 2015 : 11). Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga menjadi kendala guru dalam menggunakan media saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mayoritas sekolah masih banyak yang memiliki keterbatasan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai tentu dapat menyediakan berbagai perangkat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya memiliki laboratorium, koleksi perpustakaan yang lengkap, memiliki jaringan internet, dan memiliki ruang Audio Visual. Namun, tidak semua sekolah memiliki perlengkapan tersebut. Pada kenyataanya masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Sekolah tidak memiliki laboratorium, koleksi perpustakan yang terbatas, tidak memiliki jaringan internet, maupun ruang Audio Visual. Sekolah dengan keterbatanya tersebut tentu tidak bisa menyediakan berbagai perangkat pembelajaran yang diperlukan oleh siswa (Maryono, 2014:4). Selain itu, keterbatasan biaya yang dimiliki oleh masing-masing sekolah juga menjadi kendala yang penting dalam menyediakan media pembelajaran. Keterbatasan dan tidak tersedianya biaya menjadi alasan guru tidak menggunkan media dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Padahal pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang mendapat perhatian dalam setiap kegiatan pembelajaran (Yohana, 2014: 8). Kekurangan guru dalam menguasai IT (Information and Technology) juga menjadi kendala penggunan media dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebenarnya memiliki kemauan untuk menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, hanya saja keterbatasan wawasan dalam menggunakannya maka media yang ada juga tidak di manfatkan untuk mengajar. Guru belum mampu memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah seperti kemampuan menggunkan komputer yang tersedia di Lab, video proyektor atau LCD (Liquid Crystal Display) dan OHP (Overhead Projector). Padahal di era global dewasa ini, dunia pendidikan dituntut mulai menggunakan IT (Information and Technology) dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi guru dan siswa (Alex, 2009:12). Guru sebagai seorang pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi siswa juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Artinya seorang guru yang sudah menyatakan janji harus melakukannya. Dalam hal ini, seorang guru harus memiliki tanggung jawab dalam bidang kependidikan. Tanggung jawab guru dalam konteks ini berarti, guru bertanggung jawab memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa. Bimbingan tersebut dapat diterapkan dalam pembinaan kurikulum, menuntut siswa untuk belajar, membina pribadi, watak, menganalisis kesulitan belajar, dan menilai kemajuan belajar siswa secara berkesinambungan. Pada kenyataannya guru belum bisa menjalankan sepenuhnya tugas dan tanggung jawabnya. Misalnya masih ada guru yang tidak disiplin dalam mengajar, terlambat datang kesekolah, tidak menguasai kurikulum, dan melakukan tindakan kekerasan kepada siswanya (Jamal, 2009:27). Pemerintah melalui berbagai upaya terus-menerus berusaha untuk meningkatkan kualitas guru. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberlakukan UU NO.16 Tahun 2007 yang antara lain tentang empat kompetensi guru. Guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan melatih siswa. Namun untuk dapat menjalankan tugas empat kompetensi dasar tersebut harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya (UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pertama, kompetensi pedagogik yakni kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. kompetensi tersebut paling tidak berhubungan dengan menguasai karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran, menyelengarakan pembelajaran yang mendidik,.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. memanfaatkan. Tujuan. Instruksional. Khusus. (TIK). untuk. kepentingan. pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi siswa, berkomunikasi secara efektif dan santun kepada siswa, menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Junawi, 2012:65). Kedua, kompetensi kepribadian. Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tetapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya. Guru sebagai teladan bagi siswa harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan panutan dan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawanya, terutama didepan siswa. Di samping itu, guru juga harus mengimplemntasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambil dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perkataan dan perbuatan (Jamal,2009:114). Secara khusus kemampuan kepribadian ini dapat dijabarkan melalui beberapa indikator yang menjadi gambaran dan ciri khas profesionalisme guru, berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan, dewasa, stabil, dan berwibawa, memiliki etos kerja, tanggung jawab, dan percaya diri (Janawi, 2012:127). Ketiga, kompetensi profesional yakni kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Menguasai materi pelajaran menjadi indikator pertama dan utama. Menguasai dalam pengertian memahami, menjelaskan, dan memahami secara detail materi yang akan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. disampaikan. Penguasaan yang dimaksud tidak hanya sebatas materi akan tetapi mampu memilih model, strategi, media, metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (Rusman,2013:22). Keempat,. kompetensi. sosial.. Kompetensi. sosial. nampak. dalam. kemampuan guru untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain seperti siswa, rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat secara efektif. Dalam hal ini, seorang guru tidak diperbolehkan bertindak diskriminatif terhadap siswa maupun rekan guru karena berbagai pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, etnis, bahasa, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar harus dikuasai guru adalah idealisme, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan (Marselus,2011:61). Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tenaga profesional guru semakin diperhatikan melalui undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Profesionalitas guru akan diakui oleh pemerintah melalui program sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi adalah pengakuan formal dari pemerintah terhadap sosok guru sebagai tenaga profesional mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah atas (Jaman,2009:216). Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Dengan terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran dan mutu.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. pendidikan secara berkelanjutan. Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi agar guru dapat memperoleh sertifikat sebagai pendidik. Uji kompetensi dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap dokumen yang dimiliki oleh guru, berupa kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi, dan mendapat penghargaan dalam bidang pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 2007:36). Peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru sebagai pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa. Tugas utama guru tersebut nampak dari kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih siswa. Selain menjelaskan mengenai tugas pokok juga kedudukan guru dalam jabatan. Guru dalam jabatan adalah pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan baik yang diselengarakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai perjanjian kerja bersama (Hasan, 2015:214). Pemerintah menyadari kualitas pendidikan harus terus-menerus di tingkatkan. Untuk meningkatkan kualitas tersebut guru sebagai tenaga pendidik juga terus-menerus dilatih agar semakin profesional dalam mengajar, mendidik, dan melatih siswa. Dalam hal ini pemerintah dan lembaga pendidikan melakukan program Diklat (pendidikan dan pelatihan) bagi para guru. Guru wajib mengikuti kursus singkat di lembaga pendidikan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. beberapa kemampuan, seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (Jaman, 2009:220). Sikap. profesional. seorang. guru. tercermin. dari. kemampuannya. mempersiapkan dan merencanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan tersebut meliputi kemampuan guru memilih model, metode, dan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada praktiknya, belum semua guru menggunakan media untuk mengajar. Oleh karena itu, tulisian ini ingin mengetahui sejauh mana guru menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah dewasa ini guru sejarah memiliki kriteria yang telah ditentukan? Penelitian ini akan mencoba melihat atau mengkaji hasil inovasi yang telah dilakukan pemerintah dengan fokus pada pemanfaatan media pembelajaran sejarah. Penggunaan media dalam pembelajaran sejarah merupakan permasalahan yang kompleks, selain terkait dengan kemampuan guru, kecocokan media dengan materi yang menimbulkan pengaruh pada motivasi dan prestasi siswa. Oleh karena itu, penelitian ini akan dibatasi pada persepsi siswa terhadap penggunaan media oleh guru dalam hubungannya terhadap prestasi belajar..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yang diajukan dalam penilitian ini, yaitu: 1. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 8 Yogyakarta? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta?. C. Batasan Penelitiaan Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunan Media Pembelajaran Sejarah dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang dimilki peneliti maka kajian ini di batasi dari aspek spasial yaitu siswa SMA Negei 8 Yogyakarta. Pembatasan lebih lanjut dilakukan pada mata pelajaran sejarah.. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu 1. Untuk. mendeskripsikan. persepsi. siswa. tentang. pembelajaran sejarah di SMA Negeri 8 Yogyakarta.. penggunaan. media.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran sejarah dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 8 Yogyakarta.. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi SMA Negeri 8 Yogyakarta Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas dan efesiensi penggunaan media dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui media pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran sejarah. 3. Bagi Guru Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru agar dapat mengetahui media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta dapat meningkatkan prestasi beajar. Selain itu, guru juga dapat terus-menerus menggunakan media yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran sejarah. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuaan peneliti untuk menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah dan menambah pengalaman peneliti sebagai calon guru..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi secara umum dapat dipahami sebagai suatu proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi inderawi. Artinya berbagai informasi dan pesan yang diterima oleh seseorang diperoleh melalui pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa dengan menggunakan panca indera. Informasi yang sudah diperoleh selanjutnya ditafsirkan. Penafsiran tersebut berupa sebuah pemahaman mengenai objek atau peristiwa yang diamati. Dalam hal ini tidak semua informasi dan pesan tersebut dapat di tafsirkan, tetapi dilakukan proses pemilihan. Melalui proses pemilihan tersebut seseorang dapat memfokuskan diri pada objek tertentu yang ingin diamati, sedangkan objek-objek lain di sekitar hanya sebagai latar belakang (Sarlito, 2009:25). Persepsi merupakan pengalaman tentang suatu objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Proses pengamatan terhadap objek atau peristiwa tersebut membantu seseorang untuk mendapatkan informasi atau pesan penting dari apa yang diamatinya. Informasi yang diperoleh akan disimpulkan atau ditafsirkan sehingga membentuk persepsi seseorang terhadap objek yang diamati (Jalaluddin, 2005:51). 12.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Persepsi seseorang tentang objek, atau peristiwa yang diamati sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Lingkungan fisik berkaitan dengan tempat di mana seseorang berada, sedangkan lingkungan sosial berkaitan dengan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Lingkungan dapat memicu munculnya stimulus atau rangsangan terhadap objek atau peristiwa yang diamati. Stimulus tersebut muncul karena ada objek atau peristiwa yang ditangkap melalui panca indera. Persepsi. merupakan. suatu. proses. yang. didahului. oleh. proses. penginderaan. Alat penginderaan menjadi unsur utama yang sangat penting dalam membentuk persepsi seseorang terdapat objek yang diamati. Dalam proses tersebut seseorang menerima stimulus melalui panca inderanya. Panca indera menjadi alat yang menghubungkan seseorang dengan dunia luar atau objek yang diamati. Alat indera yang digunakan sangat berpengaruh dalam memberikan tanggapan atau persepsi terhadap objek yang diamati. Stimulus yang diterima oleh seseorang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan (Bimo Walgito, 2005: 99). Seseorang saat melakukan interpretasi harus memfokuskan diri pada satu objek tertentu yang ingin diamati, sedangkan objek-objek lain disekitar hanya sebagai latar belakang. Oleh karena itu kemampuan seseorang untuk mampu membeda-bedakan, mengelompokan, menfokuskan pada objek yang ia amati sangat diperlukan. Setelah melakukan pengelompokan, selanjutnya dilakukan interpretasi sehingga membuat seseorang dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diamatinya, dan proses ini disebut persepsi (Bimo Walgito,2003:88)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Dalam kegiatan pembelajaran persepsi siswa yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh kepentingan siswa itu sendiri. Artinya seseorang dapat memiliki persepsi yang positif maupun negatif tergantung pada kepentingan masing-masing individu. Seseorang yang merasa memiliki kepentingan terhadap apa yang diamati tentu akan memfokuskan diri secara penuh terhadap obyek tersebut sehingga memperoleh makna dan dapat memberikan tanggapan dari apa yang diamati. Proses diterimanya stimulus oleh seseorang juga sering disebut sebagai proses sensorik yaitu masuknya stimulus melalui panca indera ke otak. Otak menjadi tempat untuk mengelola berbagai informasi atau pesan yang diperoleh dari proses pengamatan. Otak sebagai pusat kesadaran menyebabkan seseorang menyadari apa yang dilihat, didengar ataupun dirasakan. Di dalam otak terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman tentang objek yang ia amati. Pemahaman seseorang mengenai informasi atau pesan yang diperoleh tersebut dinamakan persepsi. Penerimaan rangsangan dari luar dapat meninmbulkan suatu tindakan ataupun tingkah laku yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terangkum dalam proses penginderaan. Terjadinya proses penginderaan tersebut karena adanya saluran penginderaan. Salauran penginderaan terdiri dari receptor sebagai elemen yang berfungsi menerima rangsangan dari luar, nervebiber yaitu elemen yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik ke realy station, elemen yang ketiga adalah realy station yaitu elemen yang menerima rangsangan dari nerve fiber dan mengolahya untuk serta mengirimkan agar dapat diolah kembali sebelum menjadi tindakan (Isbani Rukaminto, 1994:105)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Persepsi tidak hanya terbentuk atas data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh panca indera semata, akan tetapi sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memory) dan diolah kembali berdasarkan pengalaman yang dimiliki seseorang. Pengolahan ingatan ini mengacu pada suatu elaborasi, transformasi, dan kombinasi berbagai input. Artinya informasi atau pesan yang telah diterima diolah kembali sehingga menjadi ada dalam ingatan seseorang (Slameto, 2010:102). Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah penerimaan langsung dari sesuatu sebagai sebuah proses dalam diri seseorang untuk dapat mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Pada prosesnya, masing-masing individu dapat melakukan. pemilihan,. pengevaluasian,. dan. pengorganisasian. terhadap. lingkunganya dan memberikan penilaian yang positif maupun negatif yang nampak dalam perilaku tertentu. Persepsi positif akan muncul apabila sesuatu atau seseorang memiliki karakteristik dan perilaku yang baik dalam pandangan orang tersebut. Sebaliknya persepsi negatif akan muncul apabila sesuatu atau seseorang memiliki karakteristik dan perilaku yang tidak baik atau buruk dalam pandangan orang tersebut (Cepi Triatna, 2015:34). Pada hakikatnya banyak stimulus yang muncul di sekitar lingkungan hidup seseorang, namun tidak semua stimulus tersebut berhasil untuk diindera. Suatu stimulus akan berhasil untuk diindera karena memiliki syarat-syarat yaitu, ukuran stimulus yang cukup besar untuk diindera, alat indera yang sehat, dan adanya perhatian manusia untuk mengamati stimulus di sekitarnya. Oleh karena itu, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang objek yang diamati..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Perbedaan persepsi seseorang atau orang yang mengamati dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman, kebutuhan, kesenangan atau hobi, serta kebiasaan atau pola hidup sehari-hari (Sugihartono, 2015:8). b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang atau individu terhadap objek yang diamati diperoleh melalui interpretasi terhadap stimulus yang diterimanya, sehingga memiliki arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian stimulus menjadi faktor penting dalam persepsi. Ada beberapa faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu (Bimo Walgito, 2004:70). 1) Objek yang dipersepsi Objek yang diamati menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus yang ada dapat datang dari luar diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. 2) Alat indra, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor berfungsi untuk menerima stimulus. Di samping itu stimulus yang sudah diterima oleh alat indera harus diteruskan ke syaraf sensori yang berfungsi untuk meneruskan stimulus ke pusat susunan syaraf yakni otak sebagai pusat kesadaran. Untuk memperoleh respon diperlukan syaraf motoris. Tanpa adanya syaraf untuk meneruskan stimulus maka persepsi terhadap obyek yang diamati sulit diperoleh..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 3) Perhatian Dalam mengadakan persepsi perlu adanya perhatian penuh untuk menyadari pentingnya obyek yang diamati. Perhatian merupakan langkah awal yang harus dipersiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Individu sepenuhnya memberikan perhatian dan pemusatan terhadap sesuatu atau sekumpulan obyek yang ingin diamati. Pemahaman seseorang akan bersifat utuh apabila perhatian sepenuhnya terhadap obyek tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam mempersepsikan sesuatu yang ia amati meskipun objek tersebut sama. Perbedaan persespi yang dihasilkan dapat dilihat dari sudut pandang individu, kepribadian, sikap dan motivasi. Dalam dunia pendidikan persepsi seseorang (siswa) dapat dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar dan pengetahuaanya. c. Proses Persepsi Persepsi seseorang atau individu terhadap objek yang diamati tentunya terjadi melalui sebuah proses. Proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu (Miftah Toha, 2003:145) 1) Stimulus Stimulus atau rangsangan terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya. Artinya sesorang dapat membangun persepsi tentang obyek atau peristiwa tertentu yang terjadi dilingkungannya apabila ia berhadapan langsung dengan stimulus tersebut..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 2) Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat melihat informasi atau pesan yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim tersebut. 3) Interpretasi Interpretasi adalah suatu proses pemaknaan terhadap stimulus yang diterima oleh seseorang atau individu dari objek yang diamati. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadiaan seseorang. Oleh karena itu setiap individu memiliki makna yang berbeda-beda pula. Proses persepsi adalah hasil dari aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi seseorang atau individu dalam memberikan persepsi terhadap suatu objek yang diamati sangat dipengaruhi setiap faktor mental, suasana emosi, keinginan yang kuat atau sikap. Dalam hal ini latar belakang serta bagaimana keadaan seseorang tersebut sangat mempengaruhi persepsi yang akan terbentuk. Persepsi seseorang atau individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diamati dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku orang tersebut. Persepsi seseorang, baik berupa persepsi positif maupun negatif akan mempengaruhi tindakan yang tampak. Tindakan yang positif biasanya akan muncul apabila kita mempersepsikan seseorang secara positif dan sebaliknya. Dalam dunia pendidikan apabila seorang guru cenderung mengamati siswa dari sudut pandang yang negatif.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. atau kekurangan-kekurangannya akan berdampak buruk sehingga mengakibatkan siswa kurang mengenal, menghargai maupun mengembangkan sikap dan perilaku yang positif (Sugihartono, 2015:10). Dalam menerima rangsangan seseorang memiliki keterbatasan sehingga ia hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat-saat tertentu. Dalam proses belajar mengajar rangsangan yang diterima oleh siswa akan tergantung pada apa yang pernah dipelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatianya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Berdasarkan prinsip tersebut, dalam memberikan pelajaran seorang guru dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi penegasan agar mendapat perhatian dari siswa. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengetahui pentingnya menerapkan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan persepsi karena: a. Semakin banyak jumlah objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang atau hubungan tersebut dapat diingat. b. Selama proses pengajaran berlangsung penting bagi seorang guru untuk menghindari kesalahan, sebab salah penegertian dapat menjadikan siswa mempelajari sesuatu yang keliru dan tidak relevan. c. Apabila dalam memberikan materi pelajaran guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan cara membuat gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui dengan baik bagaimana gambar atau potret yang dibuat tidak menimbulkan persepsi yang keliru..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2. Media Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Media Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan atau pembelajaran apabila media tersebut digunakan untuk menyalurkan ataupun menyampaikan pesan, informasi, gagasan, ide yang berkaitan erat dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Media digunakan sebagai alat penghubung untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada orang yang menerima pembelajaran. Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan orang untuk menyebarkan ide, gagasan, informasi maupun pesan yang ingin dikemukakan. Melalui media sebagai alat perantara ide, gagasan, informasi maupun pesan yang dikemukakan tersebut bisa sampai pada penerima. Dalam proses pembelajaran penggunaan media harus diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Artinya media yang digunakan membuat siswa mengerti mengenai tujuan dan isi pengajaran yang ingin disampaikan oleh guru (Lutuheru, 1988:13). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan media pembelajaran berbagai pesan dapat tersalurkan dari sumber ke penerima pesan. Media pembelajaran dapat membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman karena setiap orang dapat memperoleh pesan secara langsung melalui media yang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. digunakan. Dengan demikian proses belajar akan menjadi efektif dan efesien (Yudhi Munandi, 2013:7). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaiakan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Berdasarkan pengertian tersebut media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh seorang pengajar (guru) dalam rangka menyampaikan pesan, ide, gagasan, informasi kepada pembelajar (siswa) (Cecep Kustandi, 2011:12). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas media pembelajaran sejarah dapat diartikan sebagai sebuah alat atau perangkat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan ide, gagasan, informasi maupun pesan mengenai isi dan tujuan dari pembelajaran sejarah itu sendiri. Isi dan tujuan pembelajaran yang dimaksud ialah materi ajar yang disampaikan oleh guru harus dapat diterima oleh siswa. Dalam hal ini guru menggunakan media tertentu untuk menyampaikan materi ajar yang disesuaikan dengan isi dan tujuan pembelajaran. Melalui media guru dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena siswa tidak hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tetapi dapat melihat dan memahami sendiri materi melalui media yang digunakan. Seorang guru harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan mampu diserap atau dimengerti dengan mudah oleh siswa. Untuk memudahkan siswa menerima materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimiliki. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, makin mudah diingat apa yang.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dipelajari. Apabila dalam proses belajar mengajar siswa hanya menerima penajaran yang disajikan oleh guru dengan cara ceramah semata sulit bagi mereka untuk mengingat. Akan tetapi apabila materi tersebut ditambah dengan memperlihatkan gambar, foto, sketsa atau grafik maka akan lebih mudah materi tersebut di mengerti ( John Latuheru, 1988:16). b. Fungsi Media Media. berfungsi. dalam. menyampaiakan. pesan. pendidikan. dan. pembelajaran. Berikut ada beberapa fungsi media dalam pembeajaran, yaitu sebagai sumber belajar, fungsi semantik, fungsi manipulatif, dan fungsi psikologis (Cecep, 2011:22). 1) Sumber belajar Secara teknis, media berfungsi sebagai sumber belajar. Artinya berbagai informasi, pesan, ide, gagasan mengenai materi pembelajaran dapat diperoleh siswa melalui media pembelajaran. Media sebagai sumber belajar dipahami sebagai proses penyalur, penyampai, dan penghubung dari luar diri individu (siswa) yang dapat mempermudah terjadinya proses belajar. 2) Fungsi Semantik Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang maknanya dapat dipahami oleh siswa. Siswa dapat memahami informasi dan pesan yang ingin disampaikan melalui simbol yang digunakan dalam media tersebut. Dalam proses belajar mengajar guru harus menjelaskan simbol yang dihadirkan melalui media pembelajaran sehingga siswa tidak memiliki pemahaman yang keliru..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 3) Fungsi Manipulatif Fungsi manifulatif didasarkan pada ciri-ciri umum yang dimiliki. Apabila ditinjau dari sudut manipulatif media pembelajaran memiliki kemampuan dalam mengatasi bata-batas ruang, waktu dan keterbatasan inderawi seseorang. Siswa dapat memperoleh pemahaman tentang obyek yang begitu kompleks. Melalui media pemahaman siswa dapat diperoleh dengan memanfaatkan diagram, peta, grafis, dan lain-lain. 4) Fungsi Psikologis Fungsi psikologis terdiri dari: a) Fungsi Atensi Media visual berfungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatiaan agar siswa dapat berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran. Dalam mengikuti proses pembelajaran siswa dengan sendirinya memfokuskan perhatian pada teks yang ditampilkan melalui media. Dengan demikian mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. b) Fungsi afektif Media visual dihadirkan untuk meningkatkan kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa untuk ikut berperan dalam meningkuti pelajaran yang sedang berlangsung. Siswa akan merasa tertarik mengikuti pembelajaran dengan membaca teks..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 5) Fungsi kognitif Siswa yang belajar dengan menggunakan media akan memperoleh pengetahuan melalui bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa. Objek tersebut hadir dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang. Artinya melalui media pembelajaran yang digunakan siswa memperoleh beragam pengetahuan yang. selanjutnya. pemahaman. tersebut. hadir. melalui. tanggapan. yang. dikemukakan. c. Peran Media Pembelajaran Media pembelajaran selain memiliki beragam fungsi juga memiliki manfaat dalam proses belajar mengajar. Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut (Kustandi dan Sutjipto, 2011:25): 1) Penggunaan media saat kegiatan pembelajaran berlangsung dapat membantu guru memperjelas penyajian pesan dan informasi yang ingin disampaikan kepada siswa sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas. Penggunaan media dapat menimbulkan motivasi belajar, terjadi interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri- sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Penggunaan media oleh guru dapat membantu mengatasi keterbatasan panca indera, ruang dan waktu..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 4) Proses belajar mengajar dengan menggunakan media dapat memberikan kesamaan pengalaman yang diperoleh setiap siswa mengenai berbagai peristiwa-peristiwa. yang. terjadi. disekitarnya.. Media. pembelajaran. memungkingkan terjadi interaksi secara langsung antara guru, siswa, masyarakat, dan lingkungan, misalnya melalui karya wisata, atau mengunjungi museum. d. Jenis-jenis Media Selain fungsi dan peran juga terdapat jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Jenis-jenis media tersebut antara lain sebagai berikut. 1) Media Cetak Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Media cetak hadir dalam bentuk yang beragam mulai dari buku, brosur, leaflet, jurnal dan majalah ilmiah. Buku merupakan salah satu jenis media cetak yang bersifat fleksibel dan biaya pengandaannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pengandaan media lain. Pada umunnya buku digunakan sebagai sumber informasi utama atau bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain. 2) Media pameran Media pameran biasanya dihadirkan dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerankan dalam media ini berupa benda-benda sungguhan, reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. diklasifikasikan ke dalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia, dan model. a) Realia, benda nyata yang dapat dihadirkan diruangan untuk keperluaan proses pembelajaran. Media ini dapat digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem, misalnya peralatan laboratorium. b) Model, benda tiruan atau alat peraga yang berguna untuk menjelaskan atau mengambarkan realitas suatu peristiwa dan fenomena tertentu. Dalam proses belajar mengajar penggunaan model oleh guru sangat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran untuk menghindari kekeliruan memahami materi pembelajaran. Misalnya model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk mengantikan mesin ril. 3) Media yang diproyeksikan Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu slide suara dan film strip. Dalam proses pembelajaran slide suara ataupun film strip sangat membantu siswa memahami materi pelajaran di mana siswa tidak hanya belajar dengan cara melihat slide yang ditayangkan, tetapi juga melalui suara yang didengar. Hal ini sangat membantu siswa mengingat materi pelajaran dalam jangka waktu yang lama karena mereka belajar tidak hanya menggunakan satu alat indera. 4) Video dan VCD Media jenis ini dapat digunakan untuk menanyangkan gambar bergerak yang dilengkapi dengan unsur suara. Di mana media video dan VCD (video.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. compact disk) tersebut memiliki features yang beragam dan bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Ragam feature yang ada dapat digunakan untuk membuat materi pelajaran menjadi lebih menarik untuk dilihat. Salah satu feature tersebut adalah slow motion di mana gerakan obyek atau peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari. 5) Komputer Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran memberikan manfaat yang sangat besar di mana dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau stimulasi. Komputer yang sudah dilengkapi dengan drills and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan discovery dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. Hal ini karena tersedianya beragam aplikasi yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran seperti, animasi, grafik, warna, dan musik dalam komputer. 6) Multimedia Istilah multimedia saat ini menjadi tren dalam dunia pendidikan sehubungan dengan pemanfaatan media, di mana banyak orang yang belajar dengan menggunakan berbagai media sekaligus. Multimedia artinya kombinasi dari berbagai media yang ada seperti audio, video, grafis, dan lainnya. Dewasa ini penggunaan multimedia untuk kegiatan pembelajaran disekolah menjadi tren dikalangan para guru. Ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai beikut:.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. a) Multimedia presentasi Guru dapat menggunakan multimedia presentasi tersebut untuk menyampaikan materi pelajaran yang bersifat teoritis, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Penggunan media ini sangat efektif karena menggunakan proyektor (LCD/Viewer) yang meiliki jangkauan pancar cukup besar. b) Program media interaktif Media interaktif ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran yang lebih menitik beratkan pada suatu proses dan tahapan, seperti penyerbukan pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia dan lain-lain. c) Sarana simulasi Multimedia sebagai sebuah media dapat digunakan sebagai sarana stimulus. Contoh dari penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan siswa dalam akademik penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi resiko jatuh. d) Video pembelajaran Video bersifat interaktif tutorial untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video. e. Media Pembelajaran Sejarah Media sebagai alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan,ide, informasi dan gagasan dari pengirim ke penerima tentu memiliki.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan tersebut akan tampak saat media digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran sejarah. Kelebihan dan kekurangan media tersebut dapat dilihat dari kejelasan materi yang disampaikan dan ketercapaian tujuan pokok pembelajaran. Dalam hal ini guru harus memilih dan memilah media yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sejarah harus memilih media yang paling tepat dan memiliki nilai lebih dalam menyajikan materi (Padi, 2010:127). Media yang begitu banyak tentu saja dapat digunkan dalam pembelajaran sejarah. Hanya saja bila ingin mengkaji lebih dalam tentu ada media yang memiliki efektivitas tinggi yang dapat diggunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sejarah (Brian, 2015:21). Beberapa media di bawah ini memiliki nilai guna dan efektivitas yang tinggi dalam menyajikan materi pelajaran sejarah adalah sebagai berikut: 1) Studi gambar atau foto Guru dapat menggunakan media studi gambar atau foto ketika memasuki suatu pembahasan baru dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk mempelajari sumber-sumber visual terlebih dahulu sebelum melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sumber tertulis maupun lisan. Guru dapat mendorong siswa untuk berpikir dan menemukan jawaban dari apa yang mereka pelajari. Penggunaan media gambar dan studi foto dalam pembelajaran sejarah dapat membuat siswa belajar.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. imajinatif. Melalui gambar dan foto yang ada siswa dapat menjelaskan aktivitas manusia, peristiwa yang telah terjadi dan prosesnya, peristiwa yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, serta pikiran dan perasaan manusia yang mendasari peristiwa tersebut. 2) Studi Dokumen Studi dokumen dapat menjadi media dalam pembelajaran sejarah. Dokumen meliputi naskah tertulis, artefak, bangunan, lukisan, dan barangbarang peninggalan bersejarah. Siswa dapat mengunjungi museum untuk mempelajari, mengamati dan menyaksikan secara langsung berbagai peningalan sejarah yang sudah dijelaskan guru di sekolah. Dalam hal ini guru dapat memilih dokumen, mempersiapkan, dan menyajikan dokumen. Siswa diminta untuk menempatkan bukti yang sesuai dengan konteks waktu, tempat, dan budaya yang berkaitan. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan dengan. mempelajari. secara. menyeluruh. terlebih. dahulu. sebelum. menyelesaikan tugas tersebut. 3) Studi Peta Peta merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat erat kaitannya dengan materi-materi pelajaran sejarah, terlebih masa prasejarah. Penggunaan peta menjadi sangat penting ketika guru menyampaikan materi tentang letak suatu wilayah, tempat terjadinya suatu peristiwa peta tentu menjadi media yang sangat diperlukan. Guru dapat memulai dengan menampilkan peta dan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang letak, dan tempat terjadinya peristiwa. Media peta dalam pembelajaran sejarah dapat.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. membantu guru maupun siswa dalam mendalami suatu materi seperti peristiwa perperangan, migrasi, jalur perdagangan, dan sebagainya. Semua ini dapat ditemukan secara simbolis dalam peta atau atlas sejarah. Tidak jarang pembelajaran sejarah juga sering dikaitkan dengan interaksi antara sejarah dengan geografis serta antara lingkungan dengan aktivitas masyarakat. 4) Film, Video, Televisi (sound) slide, multimedia Pembelajaran sejarah dapat disajikan dengan mengunakan film dokumenter, video, dan televisi. Berbagai peistiwa yang terjadi di masa lampu dapat dihadirkan kembali melalui film maupun video. Guru dapat mengajak siswa untuk menyaksikan berbagai peistiwa misalnya perperangan, perlawanan rakyat terhadap penguasa, kehidupan manusia dari prasejarah sampai mengenal tulisan, maupun peninggalan-peninggalan sejarah pada masa lampau. Untuk menyajikan semuanya itu media film, video, dan televisi menjadi media yang sangat efektif karena siswa dapat menyaksikan berbegai peristiwa yang telah terjadi. Siswa tidak hanya mendengar cerita dari guru semata tetapi dapat menyaksikan secara langsung. Dewasa ini di dunia pendidikan tren menggunakan istilah multimedia. Di mana saat. mengajar. guru. menggunakan beberapa. media. yang. dikombinasikan misalnya audio, video, grafis dan lainya. Guru menggunakan video dengan memberi efek audio dan grafis agar memperjelas inti yang ingin disampaikan. Dengan demikian siswa tidak hanya melihat video tetapi juga mendengar pesan yang ingin disampaikan..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 5) Peninggalan Sejarah Untuk mengetaui tentang kehidupan pada masa lampau segala sesuatu yang. berkaitan. dengan. peninggalan. sejarah. dapat. menjadi. sumber. pembelajaran. Peninggalan sejarah tersebut misalnya dokumen, jejak benda, dan sumber lisan yang berasal dari pelaku sejarah maupun kehadiran orangorang yang menjadi pendukung peristiwa tersebut sangat penting untuk diketahui. Secara umum peninggalan sejarah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Peninggalan sejarah yang berada di lapangan seperti, bangunan candi, monument, prasasti dan lain-lain. Guru dapat mengajak siswa untuk belajar secara langsung dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yaitu mengunjungi museum, bangunan candi maupun peninggalan lainnya yang mudah dijangkau. Dengan demikian siswa menjadi lebih mengerti dan dapat melihat sendiri apa yang sudah ia pelajari. b) Peninggalan sejarah yang berada di lingkungan kelas atau sekolah. Hal ini dapat dilakukan apabila sekolah tersebut berada di lingkungan yang dekat dengan kejadian atau peristiwa tertentu pada masa lalu. Guru dapat mengajak siswa untuk mencari peninggalan-peninggalan yang ada misalnya artefak-artefak kuno, atau peralatan yang digunakan untuk membuat bangunan dan lainnya. 6) Bagan waktu Bagan waktu memiliki fungsi yang sangat efektif apabila digunakan untuk menunjukkan data-data dalam urutan yang teratur di mana peristiwa dan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. unsur-unsur perkembangannya dapat ditunjukkan dengan jelas. Bagan waktu yang mengambarkan unsur sebab-akibat dari sebuah peristiwa sejarah bahkan saling berhubungan antara peristiwa yang satu dalam berbagai aspek kondisionalnya. Bagan waktu tersebut dapat dibuat sendiri oleh guru maupun siswa. 7) Media Cetak Media cetak berupa buku, modul, jurnal, majalah dapat digunakan oleh guru dalam mendukung proses pembelajaran. Guru dapat membuat modul sendiri yang berisi materi-materi pelajaran serta latihan-latihan soal yang bersifat imajinatif. Hal ini tentu sangat membantu siswa dalam mengikuti dan mendalami materi pelajaran, terlebih jika sekolah tidak menyediakan buku untuk menjadi pegangan siswa. Guru juga dapat menggunakan media cetak lainnya seperti jurnal dan majalah yang memuat tentang materi pelajaran sejarah. Dengan menggunakan jurnal dan majalah tertentu siswa dapat memperoleh informasi yang baru dan relevan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa tidak hanya belajar dengan menggunakan satu sumber saja tetapi banyak sumber. Pengunaan media dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Guru yang menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan menggunakan media penyampaian bahan pembelajaran akan lebih jelas dan lebih mudah dipahami oleh siswa. Melalui media siswa tidak hanya mendengar penjelasaan dari guru, tetapi siswa juga.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. melakukan aktivitas lain seperti melihat dan mengamati apa yang dijelaskan. Media yang digunakan dapat membantu siswa mengingat dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru karena siswa dapat melihat dan menyaksiskan sendiri apa yang didengarnya. Dengan demikian pengunaan media oleh guru dapat meningkatkan minat, motivasi, dan prestasi siswa. 3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Prestasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil yang diperoleh seseorang atau individu dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan. Dalam hal ini prestasi seseorang akan tampak melalui penilaian yang diberikan. Penilaian tersebut dapat muncul dalam bentuk angka, simbol, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil dari usaha yang sudah dicapai seseorang ataupun sekelompok orang. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi belajar tersebut berupa perubahan-perubahan yang terjadi dalam tingkahlaku siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Segala perubahan yang terjadi dapat dinilai dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa (Mulyasa, 2013:189). Perubahan perilaku seseorang atau siswa dari aspek afektif tampak dari perubahan sikap dan nilai yang dihayatinya. Di mana setelah mengikuti proses pembelajaran siswa memiliki sikap yang baik dan menghayati nilai-nilai yang.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. sudah dipelajari atau diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perubahan dalam aspek kognitif tampak pada kemampuan siswa dalam memahami semua materi pelajaran yang sudah diberikan. Berbagai materi yang sudah diterima dipahami dengan baik , sehingga siswa dapat menunjukkan sikap menguasai materi yang telah diterima selama mengikuti pembelajaran. Sedangkan perubahan dalam aspek psikomotorik tampak pada kemampuan siswa untuk mempraktekan dan membuat keterampilan dari materi yang sudah dipelajari serta mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku dalam diri individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan tersebut dialami oleh setiap individu sebagai hasil dari pembelajaran atau prestasi belajar yang telah diikuti. Perubahan perilaku tersebut secara keseluruhan mencakup aspek kognitif, afektif, konatif, dan motorik. Perubahan perilaku yang diharapka tentu sesuai dengan tujuan pendidikan (Donni Juni Priansa, 2014:66). b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal (Abu Ahmadi, 1998: 130). 1) Faktor internal Prestasi belajar yang diperoleh seseorang akan ditentukan secara fisiologis, psikologis, beserta usaha yang dilakukan. Faktor fisiologis turut menentukan prestasi belajar yang diperoleh seseorang. Di mana unsur tersebut berkaitan erat dengan kondisi jasmani ataupun fisik seseorang. Kondisi jasmani.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. pada umumnya berkaitan dengan fungsi jasmani itu senidri terutama alat indera. Kondisi jasmani yang sehat dan didukung alat indera yang berfungsi dengan baik dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Fungsi psikologis berkaitan dengan diri seseorang seperti intelegensi, minat, dan sikap yang muncul untuk terus-menerus belajar sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial bagi perencanaan hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar tidak akan melebihi tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkat intelegensinya, makin tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang akan dicapai.Apabila intelegensinya rendah, maka kecendurungan hasil yang diperoleh seseorang juga akan rendah. Meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa seseorang memiliki taraf prestasi belajar belajar di sekolah yang kurang, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya. 2) Faktor eksternal Prestasi belajar seseorang atau siswa juga dipengaruhi oleh faktor ekstrernal yaitu sosial dan non sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia satu dengan yang lainya yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Faktor sosial tersebut misalnya lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan sosial inilah yang senantiasa memberikan pengaruh yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. seseorang. Di mana keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat yang baik dan kondusif dapat memciptakan suasana belajar yang nyaman, sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi seseorang untuk terus belajar. Faktor non sosial berkaitan dengan lingkungan fisik, seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya. Siswa yang didukung dengan fasilitas yang lengkap akan memudahkan dirinya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaiaan hasil belajar siswa. Di samping itu, diantara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar ialah peranan guru sebagai fasilitator. Dalam sistem pendidikan secara khusus dalam pembelajaran yang berlaku dewasa ini peranan dan keterlibatan guru masih menempati posisi yang penting. Dalam hal ini, efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan dan instrumen sebagai faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar hampir seluruhnya bergantung pada guru. Selain guru dan keluarga, prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh sumber- sumber belajar. Sumber belajar yang dimaksud berupa alat bantu atau media pembelajaran. Alat bantu belajar merupakan semua jenis alat yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga belajar menjadi lebih menarik, menjadi konkrit, dapat menghemat waktu dan tenaga, dapat efektif dan efesien serta menemukan makna serta nilai yang diperoleh dari kegiatan belajar tersebut..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Selain dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu dan kesempatan. Setiap siswa atau individu tentu memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa itu sendiri. Siswa yang memilki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk belajar. Kepandaian seseorang sangat ditentukan oleh waktu dan kesempatan. Setiap orang akan mampu mengerjakan sesuatu asalkan diberikan waktu dan kesempatan (Mulyasa, 2013:189).. B. Tinjauan Pustaka Kajian tentang persepsi siswa telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Adrianus Akun (2016) yang melakukan penelitian tentang Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok Sleman DIY). Hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa yang positif terhadap implementasi kurikulum 2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan kesenangan siswa serta keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Dengan demikian impelementasi kurikulum 2013 sudah sesuai dengan yang diharapkan di mana pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru, siswamasyarakat, lingkungan alam, sumber dan media pembelajaran). Penelitian yang saya lakukan berbeda dari penelitian ini. Perbedaan tersebut dilihat dari subyek, jenis, variabel, dan metode penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan variabel.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. penelitian membahas mengenai persepsi siswa terhadap pengguaan media pembelajaran sejarah dan prestasi belajar. Sedangkan jenis penelitian merupakan penelitian ex-post facto dan menggunakan metode survei. Penelitian lain yang relevan dengan topik penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rika Andarini (2010) dengan judul Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran dan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Di SMK YPKK 3 Sleman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penggunan media dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat dikatakan baik karena guru memiliki kemampuan untuk memilih dan memilah media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa media yang digunakan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada penelitian yang saya lakukan berbeda dengan penelitian ini dari salah satu variabel, jenis, dan metode penelitiannya. Dalam penelitian yang dilakukan tidak membahas mengenai kedisiplinan belajar hanya penggunaan media dan prestasi belajar. Selain itu, jenis dan metode penelitian yaitu ex-post facto dan metode survei. Penelitian saya dengan judul “ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 8 Yogyakarta sejauh ini merupakan kajian yang baru dan belum pernah diteliti. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki hubungan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran sejarah..

Gambar

Tabel 3.1. Penskoran Skala Likert ........................................................................
Gambar 2.1. Kerangka Pikir..................................................................................
Tabel 3.3 Penskoran  Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Media  Pembelajaran Sejarah.
Tabel 3.4 Rentang  Penilaian Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Pengujian celah (shutter) Kolimator Peralatan Sinar-x Merk SH (Gambar 2B) menunjukan shutter kolimator tidak berfungsi dengan baik, terlihat dengan adanya

Hasil : Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden, sebelum pemberian lavender aromatherapy seluruhnya mengalami insomnia sedang (100%) dan setelah

[r]

(6) Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan intensitas Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, maka ketentuan mengenai persyaratan intensitas

Sistem akan mengganti kode-kode input pada teks soal dengan suatu nilai dari dataset input secara acak, dan kode-kode output akan diganti dengan textbox sebagai

Sedangkan sisa (limbah) duri akan terkumpul dalam jumlah yang cukup besar, duri ini dibuang begitu saja atau dibuat pakan ternak, artinya belum dimanfaatkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemerolehan nilai rata-rata kemampuan bermain

Ketika peristiwa pemindahan Hajrol Aswad , antara kaum Muhajirin dan Ansor saling merebut untuk dan berseteru ingin memindahkan Hajrol Aswad ke tempat semula,