• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pembelajaran Berkomputer

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pembelajaran Berkomputer

Demikian sudah dipaparkan pembelajaran yang terkomputerisasi, didalam pembelajaran berkomputer mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan media komputer untuk dapat membantu proses pembelajaran yang ditempuh dan mampu untuk memahami serta memaknai laporan keuangan yang dihasilkan. Disisi lain dosen selaku pengampu juga diharapkan dapat menerapkan materi – materi yang dapat mendorong penggunaan komputer.

51

Berikut paparan partisipan mengenai pembelajaran berkomputer yang ditempuh

“...Lebih terhadap manual, yang saya tahu pembelajaran komputer hanya sebatas akbtb,acl,statistik itu saja cuma beberapa jam, jadi lebih terfokus ke manual. Mungkin karena kurikulum jadi beberapa mata kuliah harus ada prakteknya, padahal pembelajaran berkomputer penting karena kita di jaman 4.0 keuangan seperti itu bakal di komputerisasi, memang teori kita oke tapi prakteknya kan kita memakai komputer jadi lebih enak kita mesti terbiasa dengan yang namanya komputer supaya kita tidak kaget dalam dunia kerja. Jika prodi ingin menciptakan mahasiswa yang siap dalam dunia kerja, teorinya banyak oke tapi diimbangi dengan praktek contohnya dengan statistik dimana kita mendapat teori kemudian mempraktekkannya, jadi kita bisa mengetahui teori yang kita dapatkan itu ternyata seperti ini dipakainya dan timbal baliknya dimana?, ya saat di dunia kerja, ternyata ada nih ini seperti yang saya pelajari waktu kuliah, ini kita sudah menang satu tingkat dari pada yang lain.”

((Hasil wawancara dengan Dimas Dwi Aji sebagai Mahasiswa Akuntansi 2016, Pada tanggal 19 Februari 2020))

Dari hasil wawancara tersebut, partisipan mendapatkan pembelajaran manual yang lebih banyak dari pada pembelajaran yang berkomputer selama perkuliahan, partisipan mendapatkan jam pembelajaran berkomputer hanya beberapa jam saja, kemudian partisipan menyadari dengan adanya kemajuan

52

teknologi 4.0 yang segala pekerjaannya telah terkomputerisasi, partisipan berharap bahwa pembelajaran komputer yang cukup akan menyiapkan mahasiswa Akuntansi yang siap dalam dunia kerja.

a) Kesimpulan Persepsi Pembelajaran Berkomputer Partisipan Mahasiswa Pertama

Dapat disimpulkan bahwa setelah apa yang didapatkan selama perkuliahan, partisipan tidak mendapatkan jam perkuliahan berkomputer yang cukup, dan merasa tidak siap jika hanya bermodalkan pembelajaran dalam mata kuliah untuk digunakan dalam dunia kerja, Dalam ketatnya persaingan dan munculnya industri 4.0 yang didalam industri tersebut mengutamakan adanya komputerisasi, tentunya jika melihat realitanya dalam perkuliahan sangatlah kurang.

Industri 4.0

Industri 4.0 sendiri merupakan revolusi industri yang keempat, menurut Wahyudi Sutopo (2018:17), “Saat ini perkembangan teknologi yang pesat berasal dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk memunculkan teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri”. Pada industri sekarang menghasilkan perubahan yang sangat cepat, seperti suatu teknologi yang lama akan digantikan dengan teknologi baru, yang tentunya lebih baik, serta efektif dan efisien dari teknologi yang sebelumnya. Dengan demikian mahasiswa dituntut untuk dapat bersaing dalam dunia industri seperti ini, dan Jurusan selayaknya dapat memfasilitasi yang

53

diperlukan oleh mahasiswa dan menghasilkan mahasiswa yang siap terhadap perkembangan teknologi ataupun industri 4.0.

Industri 4.0 menjadi bukti nyata dibutuhkannya pembelajaran yang berkomputer, banyak juga faktor lain pendorong pembelajaran yang berkomputer termasuk persepsi partisipan berikut

“..Kalau berkomputer cuma terdapat dipraktek statistik, SIA, tapi buat praktek jurnalnya kita cuma terdapat di jadwal kelas yang manual seperti AKBTB, mungkin yang lebih banyak praktikum yang hanya banyak di LKD. Mungkin karena kita bukan terfokus ke sistem jadi kita lebih ditekankan pada dasar–dasar akutansi nya, mungkin untuk prakteknya lebih minimlah. Jika sudah menguasai teorinya seperti itu nanti untuk pelaksanaan kerjanya kita tinggal visualisasi dan analisis gimana dari bidang akuntansi kita bisa bantunya. Untuk berkomputernya sekarang menurut saya kurang, sekarang kan saya mendapat AKBTB berkomputer dan audit terapan berkomputer itu juga kita tidak paham benar – benar tentang komputernya, misal ini programnya digunakan untuk ini itu. mungkin karena pertemuan hanya seminggu sekali dan hanya 2 SKS, dan cuma dapat saat itu saja dan kemudian tidak berlanjut, sebagai contoh hanya mendapat saat satu semester saja kemudian tidak berlanjut, jadi sekedar mendapat mata kuliah kemudian mempelajari tetapi tidak mendalam.”

((Hasil wawancara dengan Robertus Belarminus Tindra Utama sebagai Mahasiswa Akuntansi angkatan 2017, Pada tanggal 19 Februari 2020))

54

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan partisipan, pembelajaran yang didapatkan dengan berkomputer seperti mata kuliah Statistika, SIA (Sistem Informasi Akuntansi), namun untuk fokus terhadap jurnal hanya pada mata kuliah AKBTB (Akuntansi Keuangan Biaya Terapan Berkomputer). Partisipan beranggapan bahwa karena tidak semua mahasiswa akuntansi akan terfokus ke sistem jadi yang diberikan adalah dasar – dasar akuntansi secara manual. Setelah mendapatkan dasar – dasar akuntansi tersebut dalam dunia kerja diterapkanlah analisis dan visualisasi dari yang didapatkan saat perkuliahan (bidang akuntansi), untuk sistem dikerjakan orang yang berkompeten dalam bidangnya. Partisipan menambahkan jika pembelajaran yang didapatkan tidak ada kegunaan yang dipaparkan dosen pengampu dalam praktik nyatanya, jadi mahasiswa mengikuti pembelajaran untuk sekedar syarat menjalani mata kuliah yang wajib maupun tidak wajib. bukan untuk mengerti kegunannya kedepannya. Terutama pembelajaran komputer yang hanya rata – rata 2 SKS dan tidak berlanjut atau hanya didapatkan untuk 1 semester saja tanpa ada pendalaman kembali.

b) Kesimpulan Persepsi Pembelajaran Berkomputer Partisipan Mahasiswa Kedua

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengalaman yang dialami oleh partisipan, pembelajaran berkomputer yang didapatkan terbatas pada satu semester saja dan tidak ada kelanjutan untuk memperdalamnya. Mahasiswa

55

cenderung untuk lupa dan beranggapan bahwa mata kuliah yang berkomputer tersebut kurang begitu penting, padahal berdasarkan pengalaman alumni diatas memaparkan kegunaan–kegunaan praktek komputer. Kemudian untuk poin yang didapatkan dalam pembelajaran kurang ada penekanan yang membuat mahasiswa menjalani mata kuliah tersebut sekedar sebagai syarat pengambilan mata kuliah saja. Jika telah dipaparkan seperti praktik nyata mata kuliah tersebut dalam dunia kerja sebelumnya, maka mahasiswa akan lebih memahami apa yang telah dipelajari untuk kegunaannya kedepannya. Terlebih dalam akuntansi terdapat penjurusan seperti audit,sistem, pajak dan keuangan, mereka akan lebih leluasa atau lebih yakin dalam mengambil penjurusan apa yang akan mahasiswa pilih.

Di samping itu partisipan selanjutnya berpersepsi bahwa,

“Pembelajaran kita lebih banyak manual, kalau di kelas itu lebih banyak menyerap teori dulu, mungkin karena kita dari latar belakang yang berbeda– beda (IPA/IPS) jadi pengenalannya dari awal kembali, dan terlebih ada mahasiswa – mahasiswa yang tidak mengetahui apa itu akuntansi. Untuk berkomputer kita cuma dilab, dan pertemuannya hanya 8 jam, dan menurut saya kurang karena setiap pembelajaran yang berkomputer itu terpatok waktu, Untuk kelebihan berkomputer yang pastinya adalah efisiensi waktu, kemudian kerapian, ketepatan hitung, menyingkat proses dan mengurangi tenaga kita dalam mengerjakan. Kalau di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ku dulu kegiatan pembelajaran manual dan berkomputernya imbang, kita banyak di praktik manual maupun praktek dengan menggunakan komputer, jadi misalkan

56

ada perusahaan manufaktur, kita diberi teori kemudian praktek kita tertulis manual seperti Mata kuliah AKBTM, kemudian di AKBTB kita menggunakan M.Y.O.B. (Mind Your On Business).Harapannya pembelajaran kita lebih banyak untuk prakteknya, mungkin untuk segala bentuk pengerjaan dapat digunakan menggunakan Excel, jadi hemat buku juga, karena pengalaman saya pribadi saat mata kuliah Akuntansi Pengantar kita diminta untuk menulis banyak banget (Tugas), sedangkan jika ada komputer dan Excel mengapa tidak digunakan?, lebih memanfaatkan apa yang ada.”

((Hasil Wawancara dengan Brigitta Rina Avesta Sebagai Mahasiswa Akuntansi 2018, Pada tanggal 12 Februari 2020))

c) Kesimpulan Persepsi Pembelajaran Berkomputer Partisipan Mahasiswa Ketiga

Dari hasil wawancara yang dilakukan, partisipan beranggapan bahwa yang telah didapatkan selama perkuliahan adalah pembelajaran yang manual, dengan beralasan mahasiswa akuntansi berisikan individu – individu yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda – beda, seperti penjurusan yang diambil sewaktu SMA (Sekolah Menengah Atas), IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) atau IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dan terdapat yang tidak mengenal

akuntansi sebelumnya. Walaupun mendapatkan banyak pembelajaran yang manual, Partisipan mengetahui pentingnya pembelajaran yang berkomputer atau terkomputerisasi, seperti efisiensi waktu, kerapian, ketepatan hitung, menyingkat proses, dan mengurangi tenaga untuk mengerjakan. Partisipan

57

memiliki latar belakang pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) akuntansi, kemudian membandingkan yang telah didapatkan selama perkuliahan dengan yang telah didapatkan saat di bangku sekolah, saat menempuh pendidikan di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) pembelajaran yang didapat seimbang antara pembelajaran berkomputer dengan pembelajaran yang manual, seperti diberikan teorinya terlebih dahulu kemudian mempraktekkannya dalam aplikasi M.Y.O.B (Mind Your On Business).

4. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap penguasaan Software Microsoft

Dokumen terkait