• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Persepsi Guru

Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Sementara Davidoff (1981:232) menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisisr dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.

Persepsi adalah proses yang didahului oleh penginderaan, diterimanya stimulasi melalui reseptor, kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologis sehingga individu mengerti tentang apa yang diinderakan (Walgito,1994). Dalam pengantar psikologi umum, Walgito menyatakan bahwa sekalipun stimulus yang diterima sama tetapi karena pengalaman berbeda maka ada kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama.

Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara

dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

Sejak manusia dilahirkan di dunia ini sejak itu pula secara langsung ia berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu ia menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. Ia merasa kedinginan, sakit dan sebagainya kesan tersebut ia peroleh dari proses persepsi karena persepsi merupakan proses memahami dunianya. Setelah manusia menginderakan objek di lingkungannya ia memproses hasil penginderaannya itu dan timbullah makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan (Sarlito, 1992:47).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan penginterpretasian rangsangan dari lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Thoha (1988:149-156) ada berbagai faktor yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi dalam diri seseorang, diantaranya :

1). Proses Belajar

Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek, sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan pada kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan selaras dengan pemahaman dan proses belajar seseorang dari masing-masing individu.

2). Motivasi

Faktor dari dalam lainnya yang dapat membentuk persepsi adalah motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

3). Kepribadian

Dalam membentuk persepsi unsur kepribadian sangat erat kaitannya dengan proses belajar dan motivasi seseorang, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

b. Faktor dari luar diri seseorang, antara lain : 1). Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dipahami (to be perceived)

2). Ukuran

Faktor ini dangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Semakin besar ukuran objek maka semakin mudah pula untuk bisa diketahui dan dipahami.

3). Keberlawanan atau kontras

Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan semakin menarik perhatian.

4). Pengulangan (repetition)

Stimulus yang berasal dari luar yang diulang-ulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan objek yang hanya satu kali dilihat.

5). Gerakan (moving)

Prinsip ini diantaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan objek yang hanya diam saja. 6). Baru dan familier

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan untuk menarik perhatian.

3. Syarat-syarat Persepsi

Syarat agar seseorang dapat mengadakan persepsi menurut Bimo (1994: 54) adalah sebagai berikut :

a. Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor yang kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologi. b. Alat indera

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Dalam menerima stimulus alat indera perlu dibantu dengan saraf sensoris. Saraf sensoris adalah saraf yang menghubungkan stimulus sampai ke otak dan saraf motorik yang mengadakan penyampaian stimulus untuk mengadakan respon.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi terhadap sesuatu diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

4. Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 228) guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa :

Pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melalui pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdiankepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Sedangkan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen juga menyebutkan bahwa :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Oleh karena itu implikasi formalnya adalah setiap kegiatan pendidikan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan yang mempunyai kewenangan mengajar yakni guru dan dosen.

a. Tanggungjawab Guru

Tanggungjawab guru menurut Oemar Hamalik antara lain (2001:127-133):

1). Guru harus menuntut murid-murid belajar 2). Turut serta membina kurikulum sekolah 3). Melakukan pembinaan terhadap diri siswa 4). Memberikan bimbingan kepada murid

5). Melakukan diagnosis atas kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar

6). Menyelenggarakan penelitian

7). Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif

8). Menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila 9). Turut serta membantu terciptanya kesatuan persatuan bangsa 10). Turut mensukseskan pembangunan

11). Tanggungjawab dalam meningkatkan peranan profesi guru b. Peranan Guru

Peranan guru antara lain (Mahmud,1990:25-28) : 1). Guru sebagai pembuat keputusan

2). Guru sebagai motivator 3). Guru sebagai manajer

4). Guru sebagai pemimpin 5). Guru sebagai konselor

6). Guru sebagai perekayasa lingkungan 5. Persepsi Guru

Perubahan kurikulum yang ditetapkan pemerintah selama ini sering membuat bingung para guru, perubahan dirasakan justru menambah beban berat bagi guru. Pendidikan yang sekarang ditetapkan berlaku oleh pemerintah, guru mendapat kewenangan lebih untuk merumuskan kurikulumnya sendiri bersama dengan satuan pendidikannya, sementara pada kurikulum sebelumnya langsung diterima dari pemerintah pusat. Untuk itu guru dituntut untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi perubahan yang ada sekarang, salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan seminar atau pelatihan-pelatihan.

Persepsi guru terhadap KTSP adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan penginterpretasian KTSP melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman sehingga guru mengerti dan mamahami tentang KTSP.

Dokumen terkait