• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Guru Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 71-76)

TINGKAT PENDIDIKAN

2) Persiapan Guru Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kompetensi profesional guru sangat dibutuhkan dalam tahapan ini.

Kemampuan guru dalam menguasai materi sangat dibutuhkan untuk memudahkan peserta didik mencapai kompetensi suatu bidang studi.

Guru-guru dengan penguasaan materi yang baik akan memudahkan dalam mengorganisasikan materi, antara materi yang menjadi prioritas ataupun yang kurang prioritas. Pemilihan materi menjadi hal penting, karena

commit to user

adanya batasan waktu dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru tidak mungkin membelajarkan semua materi yang ada dalam satu bidang studi, tetapi harus dipilih materi-materi yang memang mengarah kepada pencapaian kompetensi yang diharapkan (Muhaimin, dkk., 2008).

Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga guru dapat membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Guru IPS harus menguasai materi IPS, karena IPS tidak hanya satu literatur, guru juga harus mempunyai banyak literatur mengenai materi pelajaran. Guru profesional harus menguasai bahan ajar secara luas dan mendalam, berstruktur, dan bermakna sehingga mampu memotivasi peserta didik (Samana, 1994).

a) Cara Guru IPS Menguasai Materi Ajar

Kemampuan guru dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap terhadap pengembangan bahan ajar, sangat menentukan keberhasilan pembelajaran peserta didik (Isjoni, 2008). Adanya ketentuan mata pelajaran IPS diberikan secara terpadu, menuntut guru-guru IPS harus menguasai materi dari disiplin ilmu lain. Guru Geografi harus mengajarkan materi Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Guru Ekonomi harus mengajarkan materi Geografi, Sejarah, dan Sosiologi.

Begitu juga dengan guru Sejarah yang harus mengajarkan materi Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Setiap guru memiliki cara berbeda untuk dapat menguasai materi dari pelajaran yang diampu.

Guru IPS menambah pengayaan untuk dapat menguasai materi pelajaran dengan mengambil informasi dari buku, internet, diskusi dengan teman, ada juga yang membuat rangkuman materi. Guru selalu melakukan persiapan sebelum mengajar, persiapan dalam hal administrasi seperti perangkat pembelajaran, dan persiapan mental.

Persiapan mental dilakukan guru dengan mempelajari materi yang akan diajarkan.

commit to user

Di lapangan ditemukan ada guru yang masih merasa kurang mampu memadukan materi IPS dengan alasan guru tersebut merupakan lulusan geografi, sejarah, ekonomi, atau sosioligi.

Walaupun demikian guru tersebut masih berusaha agar mampu mengajar lebih baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sri Suratmi, yang menyatakan :

Saya terus terang, saya jujur mengatakan bahwa materi seperti sejarah kurang begitu menguasai karena begron saya adalah lulusan geografi, sehingga malam sebelum mengajar saya belajar dulu materi tersebut. Saat ngajar saya juga merasa materi ajar saya lebih menonjol geografi. Tapi yaa saya berusaha biar mampu mengajar sejarah, ekonomi, sosiologi denganmateri yang seimbang dengan sinau sek sebelum ngajar mbak. (Hasil wawancara tanggal 03 Oktober 2014).

Pembelajaran IPS terpadu masih kurang berjalan karena dalam penyampaian materi masih telihat sekat-sekat geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. (Hasil wawancara dengan Mayarta, tanggal 03 Oktober 2014). Guru yang menjadi informan memiliki latar belakang akademik program studi sejarah dan geografi. Jika dikaitkan dengan mata pelajaran IPS yang diberikan secara terpadu, memang ada ketidaksesuaian antara latar belakang akademik guru dengan materi yang diajarkan. IPS Terpadu menuntut guru IPS untuk menguasai materi-materi dari disiplin ilmu IPS. Guru IPS-Sejarah harus bisa mengajarkan materi dari Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Dalam mengajar guru menguasai materi ajar dengan baik, menunjukkan bahwa guru memiliki kompetensi profesional. Akan tetapi juga ada guru yang belum sempurna dalam mengajar beberapa materi, karena tidak menguasai materi.

Guru IPS dalam menyampaikan materi pembelajaran selalu berusaha adil pada semua materi, dengan tidak menonjolkan sisi sejarah dari materi-materi lain di luar materi Sejarah. Walaupun ada juga guru yang menonjolkan sisi sejarah dari setiap materi yang

commit to user

disampaikan, karena sejarah adalah basic dari disiplin ilmu yang menjadi background pendidikannya.

b) Cara Guru IPS Memotivasi Peserta Didik Untuk Belajar

Motivasi dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia, baik dari segi kejiwaan, perasaan, maupun emosi, yang memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memilikimotivasi yang tinggi. Guru harus bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mengetahui dan memahami kondisi peserta didiknya, sehingga menambah pemahaman dan wawasan guru yang memungkinkan poses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

Pengetahuan tentang kejiwaan anak yang berhubungan dengan masalah pendidikan, bisa menjadi dasar untukmemotivasi peserta didik sehingga mau dan mampu belajar dengan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2007).

Banyak cara yang digunakan guru IPS untuk memotivasi peserta didiknya. Cara memotivasi peserta didik sangat individual sekali, karena setiap guru memiliki cara berbeda dan juga disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Cara yang biasa digunakan guru untuk memotivasi adalah dengan bercerita. Dengan mengambil contoh dirinya sendiri, atau orang-orang sukses yang dulunya memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda dengan peserta didik. Ada juga yang memotivasi dengan mengambil tokoh dari alumnus sekolah yang kini telah berhasil dan sukses dalam kehidupannya.

Seorang guru yang berhasil menjadi teladan sekaligus motivator bagi peserta didiknya inilah yang kemudian dijadikan guru favorit. Apabila seorang guru telah menjadi guru yang disenangi

commit to user

peserta didik, transformasi nilai serta ilmu akan berjalan dengan lancar dan sangat bisa memberikan pengaruh positif bagi perkembangan para peserta didik (Fakhruddin, 2009).

c) Mengevaluasi Hasil Belajar Peserta Didik

Guru selain mengajar, mendidik, dan mentransfer pengetahuan, juga dituntut mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik, sebelum dan sesudah proses pembelajaran,sehingga guru mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Alat evaluasi yang digunakan dapat menjadi alat untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas mengajar maupun kuantitas belajar peserta didik (Fakhruddin, 2009).Ujian yang diberikan kepada peserta didik bukan sekedar pelengkap dari suatu proses pembelajaran. Akan tetapi, pengukuran dari suatu proses, yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung. Ujian yang diberikan tidak terlepas dari pengembangan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator (Yamin, 2006).

Evaluasi dilakukan secara periodik dan merupakan umpan balik proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan dengan cara yang bervariasi, sesuai dengan tuntutan jaman, situasi dan kondisi, serta peserta didik (Janawi, 2011). Pre test adalah tes yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai, untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai materi yang akan diajarkan. Post test adalah tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai, untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Post test juga untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang sudah dikuasai atau belum dikuasai oleh peserta didik, sehingga guru bisa menentukan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan pengayaan (Kunandar, 2007). Guru memiliki banyak cara untuk

commit to user

melaksanakan kegiatan remidial, contohnya dengan menyuruh peserta didik mengerjakan kembali soal yang telah diberikan, memberi tugas, dan membuat rangkuman.

Setiap guru IPS mempunyai cara masing-masing untuk mengevaluasi peserta didiknya. Banyak guru yang melakukan evaluasi dengan memberikan pre test, dan post test. Akan tetapi juga ada cara lain yang digunakan oleh guru, seperti tes lisan, memberikan tugas membuat kliping, peta tematik, presentasi, dan juga tugas mutakhir sekitar materi ajar yang bisa dicari melalui media internet. Terkadang guru memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan, sehingga bisa lebih semangat dalam belajar.

Guru dengan evaluasi dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari tujuan pembelajaran, penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Dengan penilaian, guru juga dapat mengklasifikasikan tingkat kepandaian peserta didik, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya (Fakhruddin, 2009). Evaluasi juga berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

3) Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Di Kelas 9.4 SMP Negeri 3

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 71-76)

Dokumen terkait