• Tidak ada hasil yang ditemukan

Personalia

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 56-60)

BAB 4. PEMBAHASAN

4.2 Personalia

4.2 Personalia

CPOB mensyaratkan jumlah personil yang memadai dan terkualifikasi untuk melaksanakan semua tugas. Setiap karyawan harus memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara

professional. Setiap karyawan juga harus mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan CPOB, serta memahami tanggung jawabnya masing-masing.

PT Kalbe Farma, Tbk. menggunakan tenaga kerja yang terlatih secara teknis dengan jumlah memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi dan pengawasan mutu. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Masing-masing bagian, yaitu bagian produksi, QA, dan QC dipimpin oleh seorang apoteker yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Apoteker ini diberi wewenang penuh dan sarana yang cukup untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.

Personalia PT. Kalbe Farma, Tbk. sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh CPOB di mana personil kunci yaitu Kepala Bagian Pengawasan Mutu, Kepala Bagian Manajemen Mutu, dan Kepala Bagian Produksi dipimpin oleh seorang apoteker dan bersifat independen satu sama lain. Jumlah karyawan di setiap tingkatan hendaklah cukup serta memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mereka hendaknya memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan sebagaimana mestinya. Mereka hendaknya mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan CPOB.

Struktur organisasi perusahaan hendaknya sedemikian rupa sehingga bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang berlainan yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Masing-masing bagian hendaknya diberi wewenang penuh dan sarana cukup yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Keduanya tidak boleh mempunyai kepentingan lain di luar organisasi di luar pabrik, yang dapat menghambat atau membatasi tanggung jawabnya atau yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau finansial.

Di samping manajer produksi dan manajer pengawasan mutu hendaknya tersedia tenaga yang terlatih secara teknis dalam jumlah memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi dan pengawasan mutu sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan. Mereka hendaknya memahami petunjuk

kerja yang tertulis. Pada saat pengangkatan, mereka diberi pelatihan (training) yang cukup. Tanggung jawab yang diberikan kepada setiap karyawan tidak boleh berlebihan sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap mutu obat.

Seluruh karyawan yang ikut serta secara langsung dalam kegiatan pembuatan obat dan atau yang karena tugasnya mengharuskan mereka masuk ke daerah pembuatan obat, hendaknya dilatih mengenai kegiatan tertentu yang sesuai dengan tugasnya maupun mengenai prinsip CPOB. Pelatihan mengenai CPOB hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin supaya para karyawan terbiasa dengan persyaratan CPOB yang berkaitan dengan tugasnya.

Catatan pelatihan karyawan mengenai CPOB hendaknya disimpan dan efektivitas program pelatihan hendaknya dinilai secara berkala. Setelah mengadakan pelatihan, prestasi karyawan dinilai untuk menentukan apakah mereka telah memiliki kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diberikan.

Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan terhadap CPOB di PT. Kalbe Farma Tbk., dilakukan program pelatihan Kualitas Lima Aspek (KUA LIMA) yang telah memasukkan unsur-unsur CPOB, K3, dan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Aspek KUA LIMA meliputi produk, manusia, bahan dan peralatan, metode serta lingkungan kerja. Penjabaran dari lima aspek dalam KUA LIMA adalah sebagai berikut :

a. Produk yang senantiasa berorientasi pada pasar

b. Sumber daya manusia yang selalu mengutamakan kualitas

c. Peralatan, bahan, dan teknologi yang memadai.

d. Proses, prosedur, dan metode kerja yang efisien.

e. Lingkungan kerja yang mendorong prestasi.

Pelaksanaan Program KUA LIMA ini dilaksanakan dalam dua tingkatan, yaitu tingkat I - V, serta plus 1 dan plus 2. Evaluasi dan ujian kenaikan tingkat dilakukan tiap enam bulan sekali. Setiap tiga tahun sekali dilakukan refresh, yaitu ujian yang dilakukan kepada personel yang telah mendapatkan training. Pelatihan ini diadakan setiap 3 bulan oleh bagian Quality System (QS) seksi Training

Program yang bekerja sama dengan Human Resource Development (HRD).

Dalam melaksanakan kegiatannya, PT. Kalbe Farma, Tbk. tidak lepas dari peran serta apoteker. Apoteker yang berkualitas dituntut untuk dapat bekerja secara optimal mutu produk yang dihasilkan dapat berkualitas juga.

Apoteker yang bekerja di PT. Kalbe Farma, Tbk. ditempatkan secara khusus pada bagian BO (Business Operation) karena pada bagian ini diperlukan peran serta karyawan yang sangat kompeten dalam bidang obat. Sebagai contoh adalah pada bagian QC, QA, R&D, produksi, dan PPIC. Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya dengan peran serta apoteker, karena apotekerlah yang sangat mengerti dan sangat kompeten pada bidang tersebut. Apoteker yang bekerja pada bagian QA bertanggung jawab terhadap mutu obat mulai dari awal proses produksi dilakukan hingga dihasilkan produk jadi. Tugas utama seorang apoteker yang bekerja pada bagian QC adalah melakukan kontrol kualitas dari bahan awal (bahan baku dan bahan kemas) sejak masuk ke gudang hingga ke produk jadi yang siap dipasarkan. Seorang apoteker yang bekerja pada bagian produksi bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan awal hingga menjadi produk jadi. Apoteker yang bekerja pada bagian R&D bertanggung jawab dalam melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk baru. Selain itu, bagian R&D juga bertanggung jawab dalam pengembangan kemasan, pengembangan formulasi, dan pengembangan metode analisis. Pada bagian PPIC, apoteker bertanggung jawab antara lain dalam perencanaan, persiapan, dan pengendalian proses produksi. Tugas ini erat kaitannya dengan tugas yang dilakukan oleh bagian produksi, sehingga bagian ini memerlukan apoteker yang berkualitas juga. Hal-hal di atas merupakan gambaran bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk. tidak lepas dari peran apoteker dalam melaksanakan semua kegiatannya.

Kalbe Service Exellence (KSE) merupakan salah satu upaya PT. Kalbe

Farma Tbk. untuk menjamin kepuasan terhadap semua pelanggan, baik internal maupun eksternal. Setiap karyawan harus melaksanakan sebelas perilaku KSE, yaitu senyum tulus, wajah hangat dan bersemangat, pelanggan adalah orang penting, dengarkan kebutuhannya, menyebut namanya, bahasa tubuh positif, bicarakan yang diminati pelanggan, bahasa yang halus dan tepat, beritahukan

proses yang sudah/sedang/akan dikerjakan, pengetahuan akan produk, serta tampil dengan rapi.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 56-60)

Dokumen terkait