BAB II : KAJIAN PUSTAKA
E. Perspektif Islam Penerimaan Diri
22
23 b. Penerimaan diri dalam Hadits Riwayat Muslim
َقِزُرَو َمَلجسَأ جنَم َحَلج فَأ جدَق :لاق م .ص ّللّا ل وُسَر َّنَأ :لاق هنع ّللّا يضر صعلا نجبا رمعلا ِنجبا ِّللّا ِدجبَع جنَع اًفاَفَك
.)ملسلما هاور( ُهَتاآ اَِبم ُّللّا ُةَعَ نَ قَو Artinya: “Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash R. A., Bahwa Rasulullah SAW berkata: sungguh sangat beruntung seorang yang masuk islam, kemudian mendapatkan rezeki yang cukup dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan padanya.” (HR. Muslim)
Berikut mengenai makna per-kata beserta mantuq dan mafhum dari hadist diatas:
Tabel 2. Makna hadits Riwayat Muslim No Teks
Ayat
Terjemah Sinonim Antonim Makna psikologi
Komponen
1 َ ح لْف أ beruntung َظوظحم َةراسخ Reinforc ement
Efek positif 2 َ م لْس أ Masuk
islam
َْم لْسِلإاَ ل خ د َ ر فْك أ Promotiv e value added
Activity verbal &
non-verbal 3 َ ق ِز ُر Rezeki َ ّاللّ َىطعي
اقزر َةبيصم Reward Stimulus
4 اًفا ف ك Cukup امامت َصقن Acceptan
ce
Added
5 َُة ع ن ق Merasa cukup
َرعشي
َءاهتنلإاب َعامط Self-acceptan ce
efek penerimaan diri
6 َّاللّ Allah َّبر َقولخم Tuhan
sebagai sumber norma
Norma agama
2. Pola Teks Islam Tentang Penerimaan Diri a. Pola teks dari Surat Al-Baqarah Ayat 155
Pada penjelasan diatas dapat difahami bahwa penerimaan diri dalam perspektif islam dapat difahami sebagai qona’ah. Menurut
24 Hamka (1981: 180) qona’ah adalah merupakan sikap yang dapat menerima segala sesuatu yang dimiliki dengan merasa cukup.
Menurut Hamka (1981: 180) Dalam qona’ah terdapat lima hal di antaranya sebagai berikut:
1) Menerima segala sesuatu dengan suka rela;
2) Memiliki sikap berusaha dan selalu bersyukur dengan segala yang dimiliki dan sekalipun meminta tambahan akan meminta sesuatu yang pantas;
3) Bersabar dengan segala ketentuan Allah;
4) Bertawakal kepada Allah;
5) Tidak memiliki ketertarikan terhadap segala tipu daya manusia.
Sabda Rasulullah di atas memiliki makna bahwa orang-orang dengan qona’ah adalah orang yang puas dengan segala yang dimiliki dan didapatkan, tidak banyak menuntut dan meminta, tidak banyak cemburu, dan bukan juga yang selalu minta lebih dari apa yang dimiliki dan yang diberikan (Hamka, 1981: 180).
Gambar 1. Pola teks penerimaan diri berdasarkan Surat Al-Baqarah Ayat 155
Jika ditelaah berdasarkan pola gambar diatas, dapat difahami bahwa dalam setiap kehidupan individu pasti terdapat seorang
Reinforcement negatif (punishment) = cobaan (َ ء ْي شِبَ ْمُكَّنَولْب ن ل)
Emosi negatif Regulasi emosi
(menyebarkan berita gembira)
Self-acceptance
Audience 2 Audience 2
Audience 1 aktor
25 audience yang berpotensi untuk menimbulkan stressor atau sebagai sumber stres. Dan pada konteks ayat diatas yang berperan sebagai audience 1 adalah Allah dengan stressor yang diberikan berupa reinforcement negatif berupa punishment seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Namun, disisi lain Allah memerintahkan kepada hambanya sebagai aktor yang di beri cobaan untuk tetap memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Dengan perintah tersebut individu diminta untuk menerima dirinya dengan segala kondisi yang ada, dengan cara meregulasi emosi negatif yang timbul dalam diri individu tersebut dengan sikap sabar dan rasa gembira.
Dari aktivitas tersebut (memberikan kabar gembira kepada orang yang sabar) individu yang berperan sebagai aktor akan mampu menerima dirinya ketika dalam kondisi buruk sekalipun. Dalam ayat tersebut kondisi buruk yang dimaksud adalah cobaan-cobaan yang memiliki efek terhadap fisik dan psikis individu.
b. Pola teks Islam dari Hadits Rasulullah SAW (HR. Muslim)
Gambar 2. Pola teks Islam penerimaan diri berdasarkan Hadits Rasulullah SAW (HR.
Muslim)
Promotive value added (masuk islam)
Reinforcement Reward (rezeki) Efek
Beruntung &
Self-acceptance (qona’ah)
aktor audience
26 Berdasarkan pola gambar di atas, dapat difahami bahwa dalam membentuk penerimaan diri individu melewati beberapa proses dimulai dari terdapatnya individu yang berperan sebagai aktor yang melakukan peningkatan nilai pada dirinya dengan cara masuk islam, yang kemudian hal tersebut memunculkan hubungan interpersonal antara individu dengan Allah. Peran Allah dalam pola tersebut adalah sebagai audience yang memberikan reinforcement positif kepada aktor berupa keberuntungan, rezeki dan sikap qonaah yang bertujuan untuk membentuk individu yang dapat menerima segala situasi dan kondisi yang dimilikinya, sehingga individu tersebut mampu memiliki penerimaan diri yang baik dalam dirinya.
3. Komponen Teks Islam Tentang Penerimaan Diri
Berikut tabel komponen teks islam tentang penerimaan diri berdasarkan Surat Al-Baqarah Ayat 155 dan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim.
Tabel 3. Analisis komponen teks Islam tentang penerimaan diri
No Komponen Kategori Deskripsi
1. Aktor Individu ََوهَ,َانأ
Couple امه
Komunitas َمتنأَ,َنحن
2. Aktivitas Verbal رمأ
Non-verbal َيطعيَ,َق ِز ُرَ,َملساَ,َولبن
3. Proses Regular َملسأَ,َمكنولبنل
Ireguler قزرَ,َرشب
4. Aspek Kognitif َةعنق
Afektif َةعنق
Psikomotor َنيرباصلاَرشب
5. Faktor Internal ملاسلإاَلوخدللَةيوقَةبغر / َملسأ
Eksternal َةمعنَ,َةبيصم
6. Audience Individu وهَ,َانأ, ََ ّاللّ
Couple امه
Komunitas نيرباصلا
7. Tujuan Direct َنيرباصلاَنمَنوكيلَ,َركشيل Indirect َةعنقلاَناسنلإاَنوكيل
8. Norma Sosial ركشلا
Etika ركشلاَ,ربصلا
Agama نمؤملاَ,َنورباصلا
9. Efek Fisik َصقنلاَ,َعَوجلا
Psikis َةعانقلابَةدعاس
27
4. Mind Mapping Teks Islam Tentang Penerimaan Diri
aktor
individu انأ , وه , لالّ
couple امه
komunitas نحن , متنأ
aktivitas
verbal رمأ
non-verbal ولبن , ملسا ,يطعي , ق ِز ُر
proses
reguler مكنولبنل , ملسأ
ireguler رشب , قزر
aspek
kognitif ةعنق
afektif ةعنق
psikomotor نيرباصلا رشب
faktor
internal لوخدلل ةيوق ةبغر
ملاسلإا
eksternal ةبيصم , ةمعن
audience
individu انأ , وه
couple امه
komunitas مه , نيرباصلا
tujuan
direct ركشيل , نم نوكيل
نيرباصلا
indirect ةعانقلا ناسنلإا نوكيل
norma
sosial ركشلا
etika ربصلا , ركشلا
agama نورباصلا , نمؤملا
efek
fisik ع وجلا , صقنلا
psikis ةعانقلاب ةدعاس
Penerimaan diri
Gambar 3. Mind mapping teks islam penerimaan diri
28 5. Rumusan Konseptual Teks Islam Tentang Penerimaan Diri
a. Rumusan secara general
Penerimaan diri (ةعنق) dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan individu ataupun kelompok baik secara terencana ataupun secara impulsif. Penerimaan diri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal (ملاسلإا َلوخدلل َةيوق َةبغر) dan eksternal (ةمعن َ,ةبيصم). Tersusun atas aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. penerimaan diri memiliki tujuan langsung dan tidak langsung yang akan memunculkan efek fisik ataupun psikis pada individu. Penerimaan diri dilakukan berdasarkan norma sosial, agama dan etika.
b. Rumusan secara detail
Penerimaan diri merupakan aktivitas yang dilaksanakan oleh individu (انأ) yang dipengaruhi oleh faktor internal berupa keinginan dalam diri (ملاسلإا َلوخدلل َةيوق َةبغر), dan faktor eksternal berupa lingkungan, kondisi, ataupun informasi (ةمعن َ,ةبيصم, رمأ). Untuk mencapai penerimaan diri dapat dilakukan secara terencana (ََ,مكنولبنل ملسأ) ataupun secara impulsif (يطعي َ,ق ِز ُر َ,ملسا َ,ولبن). Penerimaan diri tersusun atas aspek kognitif (ةعنق), afekif (ةعنق), dan psikomotorik (ََرشب نيرباصلا).
Dalam pelaksanaannya proses penerimaan diri dilakukan berdasarkan norma sosial (ركشلا), agama (نمؤملا َ,نورباصلا), dan etika (ركشلا َ,ربصلا). Proses penerimaan diri memiliki tujuan, baik secara langsung (نيرباصلاَنمَنوكيلَ,ركشيل) ataupun tidak langsung (ََناسنلإاَنوكي ةعانقلا) dengan efek yang akan muncul berupa efek fisik yang ditandai dengan respon alamiah seperti (صقنلا َ,عوجلا) ataupun efek psikologis sebagai capaian akhir dari penerimaan diri yaitu berupa kebahagiaan dengan adanya kepuasan dalam diri atas segala kondisi yang dialami (ةعانقلابَةدعاس).
29