• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan Bangunan Gedung

Persyaratan yan harus dipenuhi oleh bangunan gedung harus memenuh persyaratan yang ditentukan baik persyaratan administratif maupun persyaratan teknis.

5.2.4 Persyaratan administratif a. Status hak atas tanah

Status hak atas tanah adalah penguasaan atas tanah yag berwujud dokumen sertifikat sebagai tanda bukti penguasaan/kepemilikan tanah yang di dalamnya juga memuat dana mengenai status tanah seperti hak milik, hak guna bangunan dan akta/bukti kepemilikan lainnya. Persetujuan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah dinyatakan pada perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pemilik bangunan gedung.

b. Status kepemilikan bangunan

Status kepemilikan bangunan dibuktikan dengan Surat Keterangan Bukti Kepemilikan Bangunan yang sah, yang diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Bupati dan Pejabat yang ditunjukkan bersamaan dengan pengajuan permohonan IMB, Kepemilikan bangunan dapat dialihkan kepada pihak lain.

c. Perizinan bangunan

Perijinan bangunan terdiri atas :

5.2.4.1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

IMB merupakan dokumen dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk yang menerangkan bahwa pemohon dapat mendirikan bangunan sesusi dengan rencana teknis bangunan yang disetujui oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

5.2.4.2 Izin Pemanfaatan Bangunan (Sertifikat Laik Fungsi)

Sertifikat laik fungsi adalah surat bukti berupa dokumen dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung.

5.2.4.3 Persetujuan merobohkan bangunan bagi pemilik bangunan yang akan merobohkan bangunan

Yaitu surat bukti berupa dokumen dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk yang menraangkan bahwa pemilik bangunan dapat merobohkan bangunan sesuai rencana teknis bangunan yang disetujuai Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

d. Penggolongan bangunan

Untuk kepentingan perijinan, bangunan gedung digolongkan sebagai berikut :

1. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana yang meliputi rumah inti tumbuh, rumah sederhana sehat dan rumah deret sederhana.

2. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai.

3. Bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana 2 (dua) lantai atau lebih dan bangunan gedung lainnya pada umumnya.

e. Izin Mendirikan Bangunan

Laporan Akhir

RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2016 VIII- 36

1. IMB diberikan oleh Bupati untuk kegiatan yang meliputi :

 Pembangunan bangunan gedung baru dan/atau prasarana bangunan gedung baru

 Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung

 Pelestarian/pemugaran

2. Setiap orang atau badan hukum yang akan mendirikan/merehabilitasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung wajib memiliki IMB.

3. IMB menjadi prasyarat untuk mendapatkan pelayanan utilitas umum antara lain penyambungan jaringan listrik, air minum, telepon dan gas.

4. IMB diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, kecuali bangunan gedung fungsi khusus melalui proses permohoman izin mendirikan bangunan gedung.

f. Keterangan rencana kabupaten, beriki ketentuan yang meliputi :

 Fungsi bangunan yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan

 Ketinggian paling tinggi bangunan yang diizinkan

 Garis sempadan dan jarak bebas paling rendah bangunan yang diizinkan

 KDB paling tinggi yang diizinkan

 KLB paling tinggi yang diizinkan

 KDH paling rendah yang diwajibkan

 KTB paling tinggi yang diizinkan

 Jaringan utilitas umum Kabupaten Sragen g. Tata cara Pengajuan Permohonan IMB

h. Pelaksanaan pekerjaan mendirikan /mengubah bangunan i. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan

j. Sertifikat Laik Fungsi (SLF) 5.2.5 Persyaratan Tata Bangunan

Persyaratan tata bangunan meliputi :

a. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung

Setiap pembangunan dan pemanfaatan bangunan harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR, RTBL.

b. Persyaratan arsitektur bangunan gedung

Meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, penataan ruang dalam, keseimbangan, keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial nbudaya setemmpat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

c. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan

Persyaratan ini hanya berlaku bagi bagungan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

d. Persyaratan keandalan bangunan gedung

Laporan Akhir

RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2016 VIII- 37

5.4.2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran

 Pembangunan

Pembangunan bangunan diselenggarana melalui tahapan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan

 Pemanfaatan

Pemanfaata bangunan merupakan kegiatan memanfaatkan bangunan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam IMB termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala.

 Pelestarian

Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan termasuk perawatan dan pemugaran serta kegiatan pengawasan yang dilakukan dengan mengikuti kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Pembongkaran

Pembongkaran bangunan gedung harus dilakukan secara tertib dan mempertimbangkan keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya.

5.4.3. Peran Masyarakat Dan Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Dalam melaksanakan pemantauan dan penjagaan ketertiban pada saat penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban. Hak masyarakat meliputi :

 Memantau dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian maupun kegiatan pembongkaran.

 Memantau melalui kegiatan pengamatan, penyampaian masukan, ususlan dan pengaduan.

 Memantau dan melaporkan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk tentang indikasi bangunan yang tidak laik fungsi dan/atau menimbulkan gangguan dan/atau bahaya bagi pengguna masyarakat dan/atau lingkungan melalui sarana yang mudah diakses.

 Pemantauan dilakukan secara objekti dengan penuh tanggungjawab dan dengan tidak menimbulkan gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung, masyarakat dan lingkungan.

 Melaksanakan dan mengajukan gugatan terhadap bangunan gedung yang mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.

 Gugatan dapat dilakukan baik secara perorangan, kelompok/perwakilan, organisasi masyarakat maupun melalui tim ahli bangunan gedung.

Kewajiban masyarakat antara lain

 Menjaga ketertiban dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian maupun pembongkaran.

 Ikut menjaga ketertiban penyelenggaraan angunan gedung dengan mencegah setiap perbuatan diri sendiri atau kelompok yang dapat mengurangi tingkat keandalan bangunan gedung dan/atau mengganggu penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan.

Laporan Akhir

RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2016 VIII- 38

 Ikut menjaga ketertiban dengan masyarakat dapat melaporkan secara lisan dan/atau tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atau kepada pihak yang berkepentingan atas perbuatan setiap orang.

 Memberikan masukan maupun usulan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis dibidang bangunan gedung

5.5 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Kabupaten Grobogan dalam RTRW Propinsi Jawa Tengah termasuk dalam Sistem Perwilayahan Perkotaan PKN, serta termasuk dalam rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kedungsepur yang meliputi bagian perkotaan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang (Ungaran), Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan (Purwodadi), dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional. Selain itu Kabupaten Grobogan dalam RTRW Propinsi Jawa Tengah Kawasan Kedungsepur dikembangkan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi perkotaan utama di Jawa Tengah yang didalamnya terdapat Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah. Untuk mendukung fungsi tersebut di atas, Kota Semarang diarahkan memiliki pusat kegiatan perdagangan regional.

5.5.1 RENCANA SISTEM PELAYANAN

Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam satu wilayah administrasi Kabupaten Grobogan. Rencana pengembangan SPAM Kabupaten Grobogan disusun dalam 2 wilayah pelayanan, yaitu wilayah pelayanan perkotaan dan wilayah pelayanan perdesaan. 5.5.1.1 Sistem Pelayanan Perkotaan

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) wilayah perkotaan menjadi tanggung jawab PDAM Kabupaten Grobogan. Pemenuhan kebutuhan air wilayah pelayanan perkotaan saat ini dilakukan dengan jaringan perpipaan (JP) maupun bukan jaringan perpipaan (BJP).

Pada saat ini jaringan perpipaan yang ada meliputi jaringan PDAM dan non PDAM. Namun di masa yang akan datang seluruh wilayah perkotaan direncanakan dapat terlayani jaringan perpipaan PDAM. Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Grobogan saat ini hanya 12,29%. Diharapkan pada akhir tahun rencana yaitu 2027, cakupan pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM dapat mencapai target 100% dari wilayah pelayanan teknis.

Berdasarkan gambar dbawah, terlihat bahwa wilayah teknis PDAM masih sangat kecil. Pelayanan hanya terpusat pada wilayah Kota Grobogan dan sebagian Ibu Kota Kecamatan. Wilayah perkotaan yang belum terlayani PDAM menjadi target pengembangan jaringan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat prioritasnya. Selain mengembangkan wilayah pelayanan, PDAM juga masih memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan cakupan pelayanan di

Laporan Akhir

RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2016 VIII- 39

wilayah teknis eksisting. Sistem eksisting yang sekarang digunakan oleh PDAM Kabupaten Grobogan sebagian besar sudah tua, sehingga dalam Rencana Induk SPAM ini pengembangan SPAM diarahkan pada program optimalisasi jaringan eksisting dan pembangunan sistem baru untuk meningkatkan cakupan pelayanansesuai dengan target yang diharapkan.

Laporan Akhir

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017

III - 40