PERIJINAN III (TATA RUANG,
D. Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja Pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
3. Persyaratan tambahan khusus bagi perusahaan bukan industri :
a. Surat Keterangan domisili yang dikeluarkan oleh lurah setempat
(asli).
b. Rekomendasi dari dinas pencegahan pemadam kebakaran kota
Medan, khusus untuk usaha : tempat penyimpanan dan penjualan bahan–bahan kimia, penyimpanan dan penjualan karbit, penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, minyak solar, premium, residu, spritus, alcohol dan gas elpiji dan sejenisnya.
c. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga
diketahui oleh lurah setempat dan rekomendasi dari badan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat kota Medan, khusus untuk usaha :
panti pijat, panti mandi uap, gelanggang perminan ketangkasan, diskotik, klub malam, pub, karaoke dan tempat penyelenggaraan kesenian tradisional dan sejenisnya.
d. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tertangga diketahui oleh lurah setempat, khusus untuk usaha :
1. Tempat pesewaan kenderaan, tempat penyimpanan / grasi /
penyimpanan / pool kontainer bengkel perbaikan mobil, perbaikan / servis accu dan dynamo, ruang pamer kenderaan bermotor ( show room ), tempat pencucian kenderaan bermotor ( speda motor, mobil dan lain – lain ).
2. Tempat penampungan dan penjualan kertas-kertas bekas, besi
bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang–barang dagangan bekas lainnya
e. Untuk perusahan besar bukan industri ;
1. Rekomendasi dari bappedalda kota medan untuk usaha besar
bukan industri yang wajib upaya pengelolaan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL).
2. Foto copy surat izin mendirikan bangunan (SIMB) yang
kegiatan usahanya sesuai dengan peruntukan dilegalisir oleh instansi yang menerbitkan.
3. Melampirkan rekomendasi atau ijin teknis dari instansi terkait yang dilegalisir bagi perusahaan yang memohon jenis usaha yang memerlukannya.
4. Khusus untuk permohonan daftar ulang dan atau perubahan
Tarif Retribusi Ijin Gangguan
a. PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 19 Perda No. 22/2002 dan SK.Walikota
No.47 Tahun 2002 Pasal 7 dan 8)
TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X
INDEKS GANGGUAN X LUAS TEMPAT USAHA X INDEKS LUAS BANGUNAN
Tabel 3.1
Klasifikasi Lingkngan dan Tarif
No Lingkungan Tarif
1 Industri/ kawasan industri Rp 200,-
2 Pertokoan Rp 275,-
3 Pasar Rp 275,-
4 Pemukiman Rp 400,-
5 Pergudangan Rp 225,-
6 Sosial Rp 500,-
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)
Tabel 3.2
Klasifikasi Lokasi dan Indeks
No Lokasi Indeks
1 Jalan Utama
Jalan utama adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar lebih dari 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 18 m muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.
1
2 Sekunder
Jalan sekunder adalah arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 10 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.
2
3 Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan adalah jalan kolektor atau jalan lokal yang yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m dan ukuran panjang tidak melebihi 9 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melbihi 8 Ton.
3
Tabel 3.3
Klasifikasi Gangguan dan Indeks
No Gangguan Indeks
1 Besar
Indek Gangguan Besar adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 100 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong O (baku mutu berat).
3
2 Menengah
Indek Gangguan Menengah adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (baku mutu sedang).
2
3 Kecil
Indek Gangguan Kecil adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan 50 PK atau tingkat mutu udara dengan emisi tergolong A (baku mutu kecil).
1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)
Tabel 3.4
Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks
No Luas Bangunan Indeks
1 Kurang dari 100 m2 1
2 Besar dari 100 m2 – 1000m2 0,90
3 Besar dari 1000 m2 0,75
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT ( 2013 )
b. BUKAN PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 20 Perda No. 22/2002 dan SK.
Walikota No. 47 Tahun 2002 Pasal 7, 8, 9, 10)
TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X
INDEKS GANGGUAN X LUAS TEMPAT USAHA X INDEKS LUAS BANGUNAN X INDEKS JENIS USAHA X INDEKS JENIS BANGUNAN
Tabel 3.5
Klasifikasi Lingkungan dan Tarif
No Luas Bangunan Tarif
1 Pusat Kawasan Niaga
Pusat Kawasan Niaga adalah pusat tempat kegiatan usaha yang direncanakan dan dibuat secara terpadu seperti pusat perbelanjaan, plaza dan mobil.
Rp 500,-
2 Kawasan Niaga
Kawasan niaga adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi tempat kegiatan usaha.
Rp 450,- 3 Perkantoran
Perkantoran adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi kawasan perkantoran.
Rp 525,- 4 Campuran
Campuran adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat tinggal atau perumahan, niaga, dan perkantoran.
Rp 425,-
5 Industri/Kawasan Industri/Pergudangan
Industri/Kawasan Industri/Pergudangan adalah kawasan atau lingkungan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri dan pergudangan.
Rp 400,-
6 Pendidikan
Pendidikan adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat-tempat berdiri berdirinya gedung-gedung sekolah dan atau perguruan tinggi.
Rp 400,- 7 Pemukiman
Pemukiman adalah kawasan atau lingkungan tempat tinggal atau lingkungan tempat tinggal atau perumahan.
Rp 400,- Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.6
Klasifikasi Lokasi dan Indeks
No Lokasi Indeks
1 Jalan Utama Inti Kota 3
2 Jalan Utama Pinggiran Kota 2
3 Jalan Sekunder Inti Kota 2
4 Jalan Sekunder Pinggiran Kota 1
5 Jalan Lingkungan Inti Kota 1
6 Jalan Lingkungan Pinggiran Kota 0,75
Tabel 3.7
Klasifikasi Gangguan dan Indeks
No Gangguan Indeks
1 Besar
Indek gangguan besar adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan diatas 100 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (buku mutu berat).
3
2 Menengah
Indek gangguan menengah adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan diatas 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (baku mutu sedang)
2
3 Kecil
Indek gangguan kecil adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong A (baku mutu kecil)
1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.8
Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks
No Luas Bangunan Indeks
1 Kurang dari 24 M2 3 2 Lebih dari 24 M2 – 40 M2 2,5 3 Lebih dari 40 M2 – 100 M2 2,25 4 Lebih dari 100 M2 – 500 M2 1,5 5 Lebih dari 500 M2 - 1000 M2 1 6 Lebih dari 1000 M2 – 2000 M2 0,75 7 Lebih dari 2000 M2 – 5000 M2 0,50 8 Lebih dari 5000 M2 – 7000 M2 0,40 9 Lebih dari 7000 M2 – 10.000 M2 0,25 10 Lebih dari 10.000 M2 0,15
Tabel 3.9
Klasifikasi Jenis Usaha dan Indeks
No Jenis Usaha Indeks
1 Hiburan dan pariwisata 2
2 Angkutan 2
3 Perbengkelan 2
4 Dagang 1
5 Perbankan dan keuangan 1
6 Konstruksi 1
7 Usaha hewan peliharaan 1,5
8 Rumah sakit klinik 0,50
9 Usaha lainnya 1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.10
Klasifikasi Jenis Bangunan dan Indeks
No Jenis Bangunan Indeks
1 Permanen Lux
Permanen Lux adalah bangunan yang atapnya mempergunakan genteng keramik, dinding beton, lantai granit/ marmer atau ruang tempat usaha dilengkapi dengan fasilitas yang modern,
3
2 Permanen
Permanen adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng, dindingnya terbuat dari beton dan lainnya mempergunakan keramik atau trasa.
2
3 Semi Permanen
Semi Permanen adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng, dindingnya setengah terbuat dari beton dan setengah lagi mempergunakan papan dan lantainya terbuat dari cor semen.
1
4 Darurat
Darurat adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng atau rumbi, dindingnya terbuat dari papan dan lantainya tanah.
0,75
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah) Adapun syarat-syarat tambahan dalam pedoman teknis pada Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Bukan Perusahaan Industri yaitu :
diperpanjang kembali, dengan perhitungan retribusi sebesar 50 % dari ketentuan yang diatur dalam pasal 20 ayat (1) dan (2).
b. Setiap Perubahan ijin gangguan dipungut retribusi sebesar 75 % dari
retribusi ijin gangguan (Pasal 9 ayat 2).
c. Daftar ulang ijin gangguan dipungut retribusi sebesar 75 % dari retribusi ijin (Pasal 21 ayat 1)
d. Terhadap perusahaan yang berbentuk badan hukum dipungut tambahan
retribusi sebesar Rp 25.000,- di luar sebagaimana diatur pada pasal 21 ayat (2).
e. Bagi perusahaan yang memohon ijin ditempat yang telah diberikan ijin pada
perusahaan lain dipungut retribusi sebesar 75 % dari retribusi ijin (Pasal 21 ayat 3).
f. Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 % sebulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD (pasal 25)
g. Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang
ditentukan, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % dengan menerbitkan STRD (pasal 26).
h. Bagi perusahaan yang terlambat mendaftar ulang dan membayar retribusi
daftar ulang dikenakan denda administrasi sebesar 2 % perbulan yang dihitung dari saat jatuh tempo daftar ulang.
MASA BERLAKU IJIN ( PASAL 8 HURUF g PERDA NO 22/2002 ) :
a. Jangka waktu berlakunya ijin gangguan ditetapkan selama usaha masih
berjalan.
b. Dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap ijin gangguan
sebagaimana tersebut di atas wajib dilakukan pendaftaran ulang : 1. Untuk perusahaan industri 1 ( satu ) tahun sekali
2. Untuk perusahaan bukan industri setiap 3 ( tiga ) tahun sekali.
Waktu pemrosesan / penerbitan ijin
Pemrosesan ijin paling lama 7 hari kerja.