Pertemuan keempat berlangsung pada hari Jumat, 05 Mei 2017 tepatnya pukul 09.55 WIB – 10.25 WIB (Jam pelajaran ke-5). Jam pelajaran hari ini hanya 30 menit per jam pelajaran. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan ini, ada 2 siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu melanjutkan kegiatan pada pertemuan lalu tentang menentukan ruang sampel suatu percobaan.
Pembelajaran hari ini difokuskan untuk presentasi dan diskusi klasikal terkait menentukan ruang sampel yang belum sempat dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Sebelum masuk ke kegiatan inti, sebagai apersepsi, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal terkait menyatakan himpunan dengan mendaftar anggota dan menentukan banyaknya anggota dari suatu himpunan. Ada 3 soal yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mengerjakan soal apersepsi dengan baik dan benar.
157
Setelah apersepsi, guru memotivasi siswa agar terus bersemangat dalam mempelajari materi peluang, karena banyak kejadian disekitar kita yang terkait dengan peluang. Permainan batu gunting kertas misalnya. Untuk itu sangat penting bagi siswa untuk mempelajari peluang.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menyiapkan hasil diskusi kelompok terkait permainan batu-gunting-kertas. Guru berkeliling untuk melihat hasil pekerjaan siswa dan memilih dua kelompok dengan jawaban yang berbeda untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Sebelum kelompok yang terpilih maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban mereka, guru meminta perwakilan siswa untuk membacakan puisi “Rock, Paper, Scissors” di depan kelas. Ada dua siswa yang bersedia membacakan puisi tersebut.
Kegiatan presentasi berjalan dengan lancar. Kelompok pertama yang melakukan presentasi berhasil menemukan ruang sampel permainan batu-gunting-kertas dengan benar. Mereka menggunakan cara tabel untuk mendapatkan ruang sampel tersebut. Kelompok pertama juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pada bagian ayo menalar dengan baik dan benar. Sedangkan kelompok kedua menggunakan cara mendaftar untuk menentukan ruang sampel permainan batu-gunting-kertas, namun jawaban tersebut masih kurang tepat. Menanggapi adanya perbedaan hasil ruang sampel antara kelompok pertama dan kelompok kedua, guru meminta siswa-siswa lain untuk berkomentar. Secara umum, berdasarkan pendapat beberapa siswa dalam diskusi klasikal, kelompok kedua kurang teliti dalam mendaftar anggota ruang sampel permainan batu-gunting-kertas. Ada beberapa titik
158
sampel yang belum dicantumkan, dan ada pula beberapa titik sampel yang ditulis berulang.
Setelah dua kelompok melakukan presentasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lain untuk mengajukan pertanyaan. Ada beberapa pertanyaan yang muncul dari siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu: “Apakah ada cara lain untuk menentukan ruang sampel permainan batu-gunting-kertas?”, “Apakah batu-gunting berbeda dengan gunting-batu? Padahal hasil permainan tersebut sama-sama dimenangkan oleh batu.”, dan “Bagaimana cara menuliskan ruang sampel tersebut?”.
Untuk pertanyaan “Apakah batu-gunting berbeda dengan gunting-batu?
Padahal hasil permainan tersebut sama-sama dimenangkan oleh batu.” dapat dijawab dengan baik oleh kelompok pertama. Jawaban dari kelompok pertama yaitu: “Batu-gunting berbeda dengan gunting-batu karena meskipun yang menang sama-sama batu, tetapi orangnya berbeda”. Untuk pertanyaan “Bagaimana cara menuliskan ruang sampel tersebut?” juga dapat dijawab dengan baik. Jawaban dari kelompok pertama yaitu: “Cara menuliskannya adalah dengan menggunakan himpunan”. Jawaban-jawaban tersebut dapat diterima oleh siswa. Sedangkan untuk pertanyaan “Apakah ada cara lain untuk menentukan ruang sampel permainan batu-gunting-kertas?”, kedua kelompok yang presentasi tampak kebingungan. Oleh karena itu guru mempersilahkan kedua kelompok untuk kembali duduk di tempatnya masing-masing dan membawa pertanyaan ini untuk dijawab secara bersama-sama, sekaligus untuk membimbing siswa membuat kesimpulan.
159
Guru : “Kelompok pertama dapat menemukan ruang sampel dengan menggunakan tabel, kelompok kedua dapat menemukan ruang sampel dengan cara mendaftar, lalu apakah masih ada cara lain untuk menemukan ruang sampel suatu percobaan?”
(tidak ada jawaban dari siswa)
Guru : “Silahkan kalian buka buku kalian, silahkan kalian baca dan cari, apakah masih ada cara lain untuk mencari ruang sampel dari suatu percobaan?”
Siswa B : “Ada”.
Guru : ”Ada, dengan cara bagaimana?”
Siswa B dan C : “Dengan menggunakan diagram pohon”.
Guru : “Iya benar, dengan menggunakan diagram pohon. Lalu untuk permainan batu-gunting-kertas ini, bagaimana membuat diagram pohonnya? Adakah yang ingin mencoba membuatnya di papan tulis?”
Tidak ada siswa yang terlihat ingin maju. Kemudian guru menunjuk beberapa nama, namun siswa-siswa yang ditunjuk tetap tidak mau maju untuk mencoba membuat diagram pohon permainan batu-gunting-kertas di papan tulis. Oleh karena itu guru membimbing siswa untuk membuat diagram pohon tersebut secara bersama-sama.
Guru : “Berdasarkan kegiatan terkait permainan batu-gunting-kertas dan diskusi yang telah kita lakukan, ada berapa cara untuk menentukan ruang sampel suatu percobaan?”
160 Siswa A : “Ada 3 cara”.
Guru : “Ada 3 cara, yaitu … ”.
Siswa-siswa : “Dengan tabel, mendaftar, dan diagram pohon”.
Setelah membuat kesimpulan, guru memberikan 1 soal kuis untuk mengecek pemahaman siswa, namun karena waktu habis maka soal tersebut digunakan sebagai PR. Selanjutnya guru memberi penjelasan bahwa pada pertemuan berikutnya kita akan belajar tentang interval nilai peluang. Guru memberi tugas kepada siswa untuk belajar lebih dulu di rumah tentang interval nilai peluang.
Mengingat beberapa pertemuan sebelumnya kurang berjalan sesuai dengan rencana, terutama karena kekurangan waktu, maka guru juga meminta siswa untuk mencoba mengerjakan kegiatan interval nilai peluang yang ada di LKS secara berkelompok di rumah. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, namun ada tahapan yang belum terlaksana, yaitu refleksi. Hal tersebut terjadi karena jam pelajaran yang seharusnya 40 menit ternyata dipotong menjadi 30 menit.