• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM PEMERINTAHAN DAERAH

B. Pertimbangan Perlu Adanya Pemerintahan di Daerah

Sumber utama kebijaksanaan umum yang mendasari pembentukan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah adalah pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perlu diperhatikan penjelasannya yang menyatakan bahwa “Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara, dan hak-hak, asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.29

Adapun Penjelasan Pasal 18 dimaksud adalah sebagai berikut:30

a. Oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidsstaat, maka Indonesia tak akan

mempunyai daerah didalam lingkungannya yang bersifat Staat juga.

Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.

Daerah-daerah itu bersifat otonom (streek dan locale rechtsgemeenschappen)

atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang.

Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah, oleh karena di daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.

b. Dalam territori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende

landschappen dan Volksgemeenschappen, seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di

29

Tyahya Supriatna, Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah, Bumi Aksara, Jakarta,

1996, hal. 57.

30

Penjelasan pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum amandemen).

Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan Negara yang mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut.

2. Latar Belakang Perlunya Pemerintahan di Daerah

Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, maka perlu dipahami tentang latar belakang pemikiran perlunya pemerintahan di daerah dengan cara mengkaji dan mendalami suasana kejiwaan dan kebatinan yang menjadi dasar disusunnya Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang saat ini berlaku sebagai dasar hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di Daerah. Adapun beberapa pertimbangan perlunya Pemerintahan di Daerah itu adalah sebagai

berikut:31

a. Pertimbangan Dari Segi Sejarah dan Pengalaman Berpemerintahan

Dalam rangka menyusun suatu sistem pemerintahan negara, perlu diperhatikan tata pemerintahan yang telah ada, mulai dari jauh sebelum penjajahan, kemudian adanya sistem pemerintahan penjajahan termasuk sistem pemerintahan raja-raja.

Demikian pula mengenai sistem kemasyarakatan dan susunan pemerintahannya mulai dari tingkat desa, kampong, nagari, atau dengan istilah lainnya sampai pada tingkat pucuk pimpinan pemerintahan. Disamping itu dengan membuat perbandingan sistem pemerintahan yang berlaku di beberapa negara lain. Hal ini

31

Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Hukum Administrasi Pemerintahan di

terlihat dalam pola pikir dan usulan-usulan yang terungkap sewaktu para pendiri Republik Indonesia mengadakan sidang-sidang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, termasuk mempersiapkan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Pertimbangan Dari Segi Kondisi dan Situasi

Wilayah negara Indonesia secara nyata dan obyektif merupakan gugusan kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang satu sama lain dipisahkan oleh selat, laut dan di kelilingi lautan yang sangat luas. Keadaan penduduknya dengan adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, dan ragam bahasa daerahnya yang bermacam-macam.

Demikian pula keadaan dan kekayaan alam serta potensi permasalahan yang satu sama lain memiliki kekhususan tersendiri, kesemuanya itu akan lebih efisiensi dan efektif apabila pengelolaan berbagai urusan pemerintahan ditangani oleh satu unit atau perangkat pemerintahan yang perlu diwujudkan di masing-masing wilayah. c. Pertimbangan Dari Segi Teknis Pemerintahan

Setelah disepakatinya mengenai asas atau prinsip-prinsip dan tujuan Negara Indonesiasebagaimana tertuang dalam Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dalam pelaksanaannya diperlukan adanya perangkat pemerintahan di daerah, karena disadari bahwa tidak semua urusan pemerintahan dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat. Perangkat pemerintahan di daerah adalah sebagai bagian dalam mekanisme pemerintahan pusat bukan merupakan negara sendiri, hal ini ditekankan dalam proses pengambilan keputusan rapat pengesahan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk menjaga kemungkinan agar pemerintahan di daerah itu tidak memisahkan diri dari pemerintahan pusat, maka dinyatakan bahwa disamping ada daerah otonom ada

daerah yang bersifat administrasi belaka yang kesemuanya daerah itu merupakan wilayah administrasi pemerintahan negara itu merupakan wilayah administrasi pemerintahan negara Indonesia dimana pembentukannya ditetapkan dengan suatu undang-undang.

Disamping hal tersebut karena disadari bahwa situasi dan keadaan pada waktu disusunnya Undang-Undang Dasar 1945 adalah menghendaki tindakan yang serba cepat, dan perlu disusun adalah dasar-dasarnya yang bersifat pokok saja, maka rumusan yang berkaitan dalam naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu singkat, padat yang memungkinkan mampu mengakomodasi, perkembangan keadaan di masa-masa mendatang, sehingga dijelaskan bahwa sistem Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu bersifat singkat dan supel. Kurang lebihnya atas dasar pertimbangan yang demikian itulah maka dirumuskan pasal 18 beserta penjelasannya yang sudah dipaparkan di muka.

d. Pertimbangan Dari Segi Politis Dan Psikologi

Dalam perumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menonjol adalah wawasan integralistik dan demokratik serta semangat persatuan dan kesatuan nasional, sehingga untuk tetap menjaga kekompakan semua tokoh dan keutuhan masyarakat dan wilayahnya, kepada daerah-daerah perlu diberi pemerintahan sendiri dalam kerangka negara kesatuan. Disamping itu untuk memberikan rasa tanggung jawab dalam mengisi kemerdekaan dan sekaligus memberi kesempatan kepada daerah untuk berperan serta dalam pemerintahan, sebagai perwujudan semangat dan jiwa demokrasi asli bangsa Indonsia.

Dengan adanya beberapa pertimbangan di atas, Pemerintahan Daerah di Indonesia dapat dibagi 2 (dua) jenis, yaitu :

1) Local Self Government atau Pemerintahan Lokal yang mengatur dan mengurusi rumah tangganya sendiri,

2) Local State Government atau Pemerintahan Lokal Administratif. Hal ini sesuai dengan asas pemerintahnnya, yaitu asas desentralisasi dan dekosentrasi.

Berdasarkan adanya pembentukan Local Government atau Pemerintahan Lokal

dalam suatu negara, baik bersifat horizontal maupun vertikal, diperlukan adanya pembagian wilayah negara menjadi daerah-daerah yang masing-masing diurus oleh Pemerintah Lokal tadi. Pembagian wilayah negara menjadi daerah-daerah mengakibatkan lahirnya pembatas yang tegas atas kewenangan-kewenangan dari masing-masing Pemerintah Lokal sekaligus merupakan pula soal pembagian wilayah negara.

Dokumen terkait