• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Ruang Lingkup

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat (Djiwandon, 2006).

a. Tugas Perkembangan Remaja

1) Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

2) Memperoleh peranan sosial

4) Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

5) Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

6) Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan 7) Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga

8) Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup (Soetjiningsih, 2004).

Ada tiga aspek perkembangan pada remaja menurut Papalia (2001), yaitu:

1) Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, serta kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Papalia, 2001).

Perubahan fisik pada remaja yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakkan serta perkembangan karateristik seks sekunder. Perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan kematangan

neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk bereproduksi. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan

karateristik pembeda, yaitu karakteristik seks primer dan karakteristik seks sekunder. Karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (misalnya ovarium, uterus, payudara). Sedangkan, karakteristik seks sekunder adalah perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, 2008).

2) Perkembangan Kognitif

Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut (Santrock, 2007).

Piaget (1976) dalam Bastable (2004) menamakan tahap perkembangan kognitif ini sebagai periode formal operation. Remaja telah mendapatkan penalaran baru yang lebih tinggi tingkatannya melampaui pemikiran saat masa kanak-kanak awal. Mereka sanggup berpikir secara abstrak dan melakukan penalaran logis yang kompleks yang merupakan suatu masalah sendiri jika dibandingkan dengan silogistis. Penalaran mereka bersifat induktif dan deduktif, serta mereka sanggup membuat hipotesis dan

menerapkan prinsip-prinsip logika pada situasi yang belum pernah dihadapi.

Remaja mampu memahami konsep kesehatan dan penyakit, berbagai penyebab kesehatan dan penyakit, pengaruh variabel atas status kesehatan, dan gagasan yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Mereka memahami penyakit sebagai suatu proses akibat kelainan fungsi atau tidak berfungsinya satu atau beberapa bagian dari tubuh dan dapat memahami akibat atau prognosis suatu penyakit. Mereka juga mampu mengidentifikasi perilaku yang sehat tetapi mungkin menolak untuk mempraktikkannya atau mulai terlibat dalam perilaku berisiko karena mendapat tekanan sosial dari teman sebaya juga adanya perasaan tak terkalahkan (Bastable, 2004).

3) Perkembangan Kepribadian dan Sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam menentukan perilaku remaja (Papalia, 2001; Santrock, 2007). b. Pertumbuhan Remaja

Soetjiningsih (2004) menerangkan bahwa pertumbuhan menggambarkan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan intraseluler yang terlihat secara fisik dan dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang atau satuan berat dengan proses yang berkesinambungan dipengaruhi oleh faktor genetik (ras atau keluarga) dan faktor lingkungan bio-psikososial yang dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.

Potter & Perry (2005) menjelaskan mengenai empat fokus utama pada pertumbuhan fisik remaja, yaitu: peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera; perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul; perubahan distribusi otot dan lemak; perkembangan system reproduksi dan karakteristik seks sekunder.

Pertumbuhan pada remaja dipengaruhi oleh beberapa hormon (Soetjiningsih, 2004), antara lain:

a) Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)

Hormon yang paling berpengaruh selama remaja, yang dihasilkan terutama pada saat tidur nyenyak malam hari. Mempunyai dua efek terhadap tulang rawan epifisis, serta berefek langsung pada metabolism protein, karbohidrat, dan lemak dengan bersifat anabolik.

b) Hormon Tiroid

Hormon tiroid berefek langsung pada maturasi tulang, selain itu juga hormon tiroid ini mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan dan sebaliknya hormon tiroid juga tidak dapat bekerja tanpa adanya hormon pertumbuhan.

c) Glukokortikoid

Glukokortikoid berfungsi untuk menekan sintesis tulang dan tulang rawan serta mineralisasi, sehingga produksi glikoprotein meningkat.

d) Calcium Regulating Hormone

Kalsium diatur oleh hormon paratiroid yang berpengaruh besar pada elemen jaringan tulang yang terlibat dalam osteogenesis. Selain itu juga ada vitamin D yang mempengaruhi maturasi tulang. c. Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara wanita disebut juga glandula mammae merupakan alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak pada setiap sisi sternum

dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada di atas musculus pectoralis major dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium. Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau aksila (cauda axillaris Spence). Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada payudara yang lain (Verralls, 2004). Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah jaringan glandular aktual (Sloane, 2003).

Struktur payudara terdiri dari beberapa jaringan dan lobus, yaitu (1) jaringan glandular terdiri dari 15-20 lobus mayor, setiap lobus dialiri

duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus laktiferus (ampula) sebelum muncul untuk memperforasi puting dengan 15-20 mulut (opening). (2) lobus-lobus dikelilingi jaringan adiposa dan dipisahkan oleh ligament suspensorium cooper (berkas jaringan ikat adiposa). Ligamen suspensorium ini merentang dari fasia dalam pada otot pektoralis sampai fasia superfisial tepat dibawah kulit. (3) Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobus, setiap lobulus kemudian bercabang menjadi duktus menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori. (4) Puting dikelilingi oleh area kulit berpigmen dengan diameter sekitar 3 cm yang disebut dengan areola. Diatas permukaan areola terdapat beberapa kelenjar sebasea (montgomery’s tubercles) yang berguna sebagai penghasil lubrikasi puting ketika menyusui (Ross, 2001; Sloane, 2003; Monkhouse, 2007).

Masa pubertas merupakan masa terjadinya peningkatan kadar hormon. Peningkatan kadar hormon pada perempuan saat pubertas akan terjadi pekembangan payudara lebih lanjut dan biasanya mendahului saat datangnya menstruasi, yaitu dua tahun sebelumnya. Peningkatan kadar estrogen memacu pertumbuhan pembuluh lactifer dan papilla

serta areola mammae akan menjadi lebih nyata. Peningkatan kadar progesteron memacu proliferasi alveoli. Jumlah jaringan lemak dan fibrosa akan meningkat dan jaringan lemak ini terutama yang menyebabkan bertambah besarnya payudara (Verralls, 2004).

Perubahan fisiologis kelenjar payudara dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) menurut Prawirohardjo (2009), yaitu:

a. Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara

Pada waktu bayi lahir payudara merupakan suatu sistem saluran yang bermuara ke mamilla. Permulaan pubertas antara 10-15 tahun areola membesar dan lebih mengandung pigmen. Pertumbuhan kelenjar akan berjalan terus sampai umur dewasa hingga berbentuk seperti kuncup.

b. Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid

Pada masa haid payudara akan sedikit membesar dan tegang bahkan pada beberapa wanita akan timbul rasa nyeri (mastoidenia). Perubahan ini ada hubungannya dengan perubahan vaskular dan limfogen.

c. Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi

Beberapa minggu sesudah konsepsi akan timbul perubahan pada kelenjar payudara. Payudara menjadi terasa penuh, tegang, areola lebih banyak mengandung pigmen dan puting sedikit membesar.

B. Masalah Kesehatan Payudara pada Remaja

Dokumen terkait