• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.3. Pertumbuhan Ekonomi

2.2.3.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang – barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini timbul sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan.

Pertumbuhan ekonomi juga berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

(Sukirno, 2004 : 9)

2.2.3.2. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Dalam menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara dihitung pendapatan nasional riil, yaitu produk nasional bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil. Formula yang digunakan untuk menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah (cara1)

PN riil 1 – PN riil g = x 100%...(Sukirno, 2002 :56 ) 0 PN riil Dimana : 0

g = Tingkat pertumbuhan ekonomi (%) PN riil 1

PN riil

= Pendapatan nasional tahun pertumbuhan ekonomi dihitung 0 = Pendapatan nasional pada tahun sebelumnya

Sedangkan suatu Negara yang tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional menurut harga tetap, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi perhitungan harga dilakukan secara dua tahap : 1. Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan

pendapatan nasional pada harga masa kini.

2. Menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi. Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan pada harga masa kini dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut :

100

PN riil = x PN masa kini i………….(Sukirno, 2002 : 56) HI

Dimana :

1

PN riil = Pendapatan nasional tahun I HI 1

PN masa kini i = Pendapatan nasional pada harga masa tahun 1 = Indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional

Untuk tingkat pembukaan ekonomi di Surabaya, penelitian ini menggunakan alat indicator PDRB (Produk Domestik Regional Brutu) yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah tertentu (regional) dalam waktu satu tahun.

2.2.3.3. Devinisi Pertumbuhan Ekonomi ada 3 Komponen.

1. Pertumbuhan bagi ekonomi suatu bangsa dilihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barangnya.

2. Teknologi maju merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam menyediakan aneka macam barang – barang kepada penduduknya. 3. Bidang kelembagaan dan idiologi sehingga menjadi inovasi yang

menghasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dan dapat dimanfaatkan secara tepat.

2.2.3.4. Faktor – Faktor Penunjang dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan pertumbuhan pandapatan perkapita menurut adanya kenaikan Produk Domestik Bruto atau Pendapatan Nasiaonal (PDB). Pendapatan Domestik Bruto sangat ditentukan oleh penggunaan faktor – faktor produksi yaitu :

a. Kapital.

Faktor kapital merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan nasional. Namun sering disalah artikan bahwa tanpa kapital, perekonomian suatu negara dikatakan tidak dapat berkembang sama sekali. Hal ini seluruhnya benar karena kapital bukan merupakan faktor satu – satunya yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Kapital sering kali hanya merupakan pelengkap dari pada faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi pada permulaan pertumbuhan.

b. Sumber daya alam

Sering dikatakan bahwa suatu negara yang tidak memiliki sumber daya alam akan lambat dalam mencapai kemajuan ekonomi yang lebih tinggi, tetapi pada kenyataannya tidak demikian karena yang terpenting adalah kemampuan penduduknya yang tinggi untuk melakukan pembangunan. Seperti halnya kapital, sumber daya alam bukan merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi akan tetapi lebih merupakan hasil dan bukan sebab bagi keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

c. Teknologi

Pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan dengan perbaikan teknologi. Teknologi adalah cara untuk mengolah atau menghasilkan suatu jenis barang atau jasa tertentu. Teknologi mempunyai hubungan dengan inovasi yaitu penemuan baru, penemuan komoditi baru, menemukan cara produksi baru, dan sebagainya.

d. Faktor Sosial

Faktor sosial juga mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya. Faktor ini penting sekali namun sering dilupakan atau dianggap ringan. Faktor sosial juga dapat menjadi faktor penghambat dalam mencapai sasaran dalam pertumbuhan. Faktor sosial diantaranya adalah adat istiadat, keamanan, politik, dan sebagainya. Pada umumnya faktor – faktor tesebut terdapat hubungan yang positif antara jumlah dan kualitas faktor – faktor produksi itu dan produk domestik bruto. Semakin

banyak digunakan alat kapital, tenaga kerja dan sebagainya maka semakin tinggi pula tinggkat pendapatan suatu negara.

e. Faktor tenaga kerja

Faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam kaitanya dengan peningkatan PDB suatu negara. Dari sisi jumlahnya, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka semakin tinggi pula kegiatan produksi tersebut. Namun hal ini tidak berlaku sepenuhnya, karena adanya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, sehingga setelah tinggat penggunaan tenaga kerja tertentu, jumlah produk total yang dapat dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut akan berkurang. Dengan kata lain setelah jumlah tertentu dari tenaga kerja tersebut maka produk marginal tenaga kerja tambahan menjadi negatif. Pada saat itu akan terjadi pengangguran tenaga kerja sehingga dengan demikian faktor tenaga kerja tidak cukup dilihat dari segi jumlahnya saja, tetapi juga harus diperhatikan kualitas dari tenaga kerja tersebut.

2.2.3.5. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi ini biasa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor – faktor apa saja yang menentukan output perkapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan ilmu ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan saja tetapi banyak teori pertumbuhan ekonomi, antara lain :

a. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik menurut Sukirno (1997 : 259)

Mengenai rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan. Dengan perkataan lain untuk menciptakan sejumlah tertentu produksi, dapat digunakan berbagai jumlah modal yang berbeda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula dan sesuai dengan yang diperlukan.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar, menurut Sukirno (1993 : 287)

Teori Harrod-Domar tetap mempertahankan pendapat dari ahli ekonomi terdahulu yang menekankan tentang peranan pembentukan modal dalam menciptakan Pertumbuhan Ekonomi. Tetapi berbeda dengan pendapat kaum klasik dan Keynes yang memberikan perhatian pada aspek dari pembentukan modal saja.

c. Teori pertumbuhan ekonomi klasik

Menurut pandangan para ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang – barang modal, luas tanah dan kekayaan alam. Walaupun pertumbuhan ekonomi tergantung pada banyak faktor, namun para ahli ekonomi klasik lebih banyak menumpahkan perhatianya kepada pertumbuhan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi.

Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus

berlangsung. Pada awalnya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlimpah, tingkat pengambilan modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan memperoleh keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitass marginal penduduk telah negatif. Maka kemakmuran masyarakat nenurun kembali. Apabila keadaan ini tercapai, ekonomi dikatakan telah mencpai keadaan tidak berkembang. Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup. Menurut ahli ekonomi klasik bahwa setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut. Maka hanya mampu mengundurkan terjadinya keadaan tersebut.

Berdasarkan teori pertumbuhan klasik tersebut, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan antara pendapatan perkapita dan pendapatan penduduk yang disebut dengan teori penduduk optimal. Teori ini menjelaskan apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marginal akan lebih tinggi dari pada pendapatan perkapita. Maka pertumbuhan penduduk akan menaikkan pendapatan perkapita. Tapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karena itu pendapatan

nasional dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk yang tertentu produksi marginal telah sama dengan pendapatan perkapita. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mancapai nilai yang maksimal. Jumlah penduduk pada saat itu dinamakan penduduk optimal.

d. Teori pertumbuhan Schumpeter

Teori ini menekankan tantang pentingnya peranan pengusaha dalam mekanciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukan bahwa peran pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang – barang baru, memperluas pasar suatu barang kepasaran pasar yang baru, mengembangkan sumber hahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan – prubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efesiensi.

Didalam mengemukakan teorinya schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Pada waktu keadaan tersebut berlaku segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan, dimana merekan akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal, investasi yang baru ini akan mempertinggi kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakan akan bertambah dan tingkat konsumsi akan bertambah

tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan – perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Menurut schumpeter, investasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu menanaman modal autonomi dan penanaman modal terpengaruh.

Menurut schumpeter semakin tinggi tingkat kemajuan suatu perekonomian maka semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Yang pada akhirnya nanti akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang atau stationary state”. (Sukirno. 2004 : 434)

2.2.3.6. Ciri-Ciri Pertumbuhan Ekonomi

Proses Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi. Yang termasuk dalam faktor ekonomi adalah : sumberdaya manusia, modal usaha, teknologi, dan sebagainya. Ekonomi tidak bisa lepas dari faktor non ekonomi seperti lembaga sosial, kondisi politik dan nilai-nilai modal dalam suatu bangsa, faktor-faktor ekonomi ini menunjang Pertumbuhan Ekonomi.

Menurut (Kuznet dalam Todaro, 1983 : 149), tiga komponen Pertumbuhan Ekonomi yaitu :

1. Peningkatan output nasional yang terus dan terpeliharanya merupakan manifestasi Pertumbuhan Ekonomi dan kemampuan menyediakan berbagai macam barang adalah tanda kematangan ekonomi.

2. Kemajuan teknologi memberikan dasar atau pra kondisi untuk Pertumbuhan Ekonomi selanjutnya memang sesuatu yang diperlukan. Tapi kondisinya belum cukup untuk merealisasikan pertumbuhan yang potensial yang terdapat dalam teknologi baru.

2.2.3.7. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Pengangguran

Gambaran secara menyeluruh dari kondisi perekonomian suatu daerah dapat diperoleh dengan mengukur dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang kita kenal dengan konsep Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator makro ekonomi. Dalam konsep penghitungan PDRB, yang dihitung adalah nilai bruto dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam wilayah yang diukur. Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa efektif penggunaan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan pekerjaan merupakan concern dari pembuat kebijakan. Angkatan kerja merupakan jumlah total dari pekerja dan pengangguran, sedangkan pengangguran merupakan persentase angkatan kerja yang menganggur. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Okun mengindikasikan hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, sehingga semakin tinggi

tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.

Dokumen terkait