HASIL PENELITIAN
4.3 Profil Informan
4.2.3 Pertunjukkan Debus
Dalam pertunjukkan Debus ada beberapa kegiatan yang biasa di kemas dalam kesenian debus. Pelaksanaan pertunjukkan debus terikat atau biasa beriringan dengan ketententuan-ketentuan sebagai seni pertunjukkan pada umumnya dan tidak dapat dipisah berdiri sendiri, biasanya didalam pertunjukkan debus ada juga kegiatan-kegiatan atau pertunjukkan-pertunjukkan sebelum pertunjukkan-pertunjukkan debus mulai diperagakan, adapun kegiatannya sebagai berikut:
1. pembukaan, sebelum pertunjukkan debus di mulai biasanya ada pembukaan dengan iringan-iringan music tradisional menggunakan alat-alat music tradisional, seperti rebana, terbang gede atau gamelan. Iring-iringan music tradisional ini biasa disebut dengan gembung.
Gambar 4.4
2. Zikir, yaitu dengan berdoa menyebut keagunggan dan kebesaran Tuhan yang Maha Esa secara dilagukan atau diiringi dengan music tradisional yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan zikir proses sebelum pertunjukkan debus dimaknai dengan komunikasi transcendental, karena para pemain debus berkomunikasi dengan Tuhannya, meminta keselamatn dan mempercayai dengan segara kebesaranNya.
3. Pencak Silat, bagian dalam pembukaan pertunjukkan debus biasanya para pemain debus beradu mempertunjukkan kemampuan pencak silat yang sudah dipelajari selama belajar di padepokan. Pencak silat dalam Padepokan Maung Pande menggunakan aliran Pencak Silat Cimande.
Gambar 4.6
4. Ijen, beradu ilmu bela diri satu lawan satu, mempertunjukkan kemampuan dalam mempertahankan diri dengan adegan pencak silat. Dalam ijen pada akhirnya ada salah satu yang kalah, namun dalam proses ini yang menang atau kalah bbukan sebagai ukuran orang itu hebat dalam ilmu bela diri, melainkan hanya bertujuan menghibur dan jadi bagian proses sebelum pertunjukkan debus dimulai.
Gambar 4.7
5. Debus, pada saat setelah proses sebelum pertunjukkan debus dimulai, barulah disini Debus mulai di pertunjukkan, dengan berbagai macam atraksi yang dilakukan, yang di temukan dilapangan oleh peneliti, Padepokan Maung Pande ada beberapa atraksi yang di pertunjukkan yaitu, membacok tubuh dengan Golok, memakan bara api, membengkokkan besi corran dengan leher, membakar tubuh dengan api, memecahkan lampu dengan kepala, mengiris tubuh bagian perut dengan golok, menusuk lidah dengan besi tajam, dan yang terakhir atraksi menggunakkan alat Almadad dengan cara di tancapkan ke tubuh lalu dipukul menggunakkan palu. Semua atraksi yang dilakukan itu semua melalu proses komunikasi transcendental sehingga masing-masing pemain debus dapat mencapai kekebalannya.
Gambar 4.8
Gambar 4.10
Setiap pemain mempunyai pemikiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, begitu pula dengan memaknakan sebuah komunikasi transendental yang ada pada setiap ritual kesenian debus padepokan Maung Pande yang sangat beragam. Namun secara garis besar mereka semua yang ada pada proses ritual ada keterkaitannya antara satu dengan yang memaknakan ritual ini adalah merupakan bagian dari rangkaian sebuah proses dalam kesenian debus karena semua itu suatu kesatuan. Jadi bagi para pemain debus makna komunikasi transendental itu adalah sebuah rangkaian yang biasanya dilakukan karena ini semua warisan budaya nenek moyang yang harus terus dilestarikan.
Dengan mempelajari kesenian debus kita mendapatkan manfaat yang bermacam-macam, seperti mengatahui lebih jauh tentang sebuah sejarah
perjalanan penyebaran Islam, sejarah dan pengertian Debus menurut setiap padepokan, memperdalam jiwa seni seperti seni musik dan tari, dan mempelajarari ilmu beladiri dengan silat, serta mempelajari tentang ilmu kebatinan dalam hal ini merujuk kepada ilmu agama (agama Islam). Adapun faktor yang mendukung terjadinya proses komunikasi transendental yakni keyakinan, karena jika tidak yakin itu sulit untuk melakukannya, kemudian pengalaman, dengan pengalaman yang sudah diketahui sebelumnya seperti mengerti sejarah debus itu maka proses tersebut dapat dilewati dengan mudah.
Padepokan Maung Pande merupakan perguruan debus yang hanya menggunakan aliran debus putih, yang dimana dimaksudkan debus putih adalah debus yang hanya menggunakan tarekat secara islamiah. Adapun aliran yang lain menggunakan media yang dilarang oleh ajaran agama islam.
Dalam Padepokan Maung Pande menggunakan kemenyan hanya untuk membangun kesan artistic dalam setiap pertunjukkan debus, dalam makna aslinnya tidak menggunakan kemenyan karena penggunaan kemenyan itu sifatnya mistik. Dalam Maung Pande menggunakan iringan musik dan silat sebagai pembukaannya kadang pula menggunakan rampak bedug sebagai kesnian asli pandeglang.
Komunikasi Transendental pemain debus Maung Pande memiliki cara tersendiri, debus pada jaman modern ini telah dimodifikasi menjadi lebih mudah. Tanpa perlu lagi harus puasa dan ibadah yang terlalu berat. Saat ini
yang memiliki tugas berat yaitu guru sebagai penanggung jawab padepokan tersebut.
Pemain debus saat ini hanya dijadikan media yang menerma ilmu transenden, yang melindungi dan membackup adalah gurunya, tugasnya mengawasi pemainnya yang sedang melakukan atraksi debus.
Debus saat ini yang di pertunjukkan Padepokan Maung Pande hanya sebatas hiburan dan upaya melestarikan kesenian khas Banten. Tujuan untuk menghibur dan melestarikan itu yang menjadi landasan utama Padepokan Maung Pande menjadikan perkumpulan perguruan dari berbagai daerah di Indonesia.
Tidak ada niat sombong dalam setiap pertunjukkannya yang harus ditanamkan seorang pemain debus dalam melakukan pertunjukkanya. Mendalami niat dan keyakinan itu menjadi hal terpenting agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, ketika niat dan keyakinan yang kuat berpasrah akan pertolongan Allah SWT proses dari komunikasi transcendental itu akan berjalan dengan baik.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab sebelumnya peneliti telah mendeskripsikan hasil penelitian dengan sebenar-benarnya, maka kesimpulan atas komunikasi tansendental pemain debus dengan objek penelitian Padepokan Maung Pande, komunikasi transendental yang digunakan dalam Padepokan Maung pande lebih kepada keyakinan akan pertolongan Allah SWT. Guru sebagai penopang pemain-pemainnya dalam melakukan atraksi Debus, karena pada Padepokan Maung Pande pemain hanya dijadikan sebagai media yang disusupi kekuatannya oleh gurunya.
Adapun ibadah kepada Tuhan itu dilakukan pada saat pemain itu ingin memulai mempelajari dan menekuni kesenian debus. Setelah disebut oleh gurunya sebagai pemain debus selanjutnya persiapan sebelem pertunjukkan hanya melatih keyakinan niat dan jiwa pada saat melakukan atraksi debus.
Output atau hasil yang didapat pemain debus Maung Pande menggunakan komunikasi transendental adalah mencapai kekebalannya dengan meyakinkan diri dan berserah atas pertolongan Allah SWT.
5.1Saran