• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Judul Skripsi/Tesis

Dalam dokumen PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TESIS (Halaman 18-0)

BAB II PENGAJUAN PROPOSAL DAN PENYUSUNAN SKRIPSI/TESIS

D. Perubahan Judul Skripsi/Tesis

Perubahan judul skripsi/tesis yang dimaksudkan di sini adalah mahasiswa yang sedang/dalam proses penulisan skripsi/tesis dengan judul skripsi/tesis yang berdasarkan proposal yang telah disetujui oleh Ketua Program Studi, tetapi mengalami perubahan “judul”

di dalam proses bimbingan skripsi/tesis. Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa harus melaporkan dengan segera perubahan judul kepada Ketua Program Studi dengan mengisi formulir yang sudah ditentukan. Formulir perubahan judul dapat diperoleh di BAAK.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengambil formulir Permohonan Perubahan Judul Skripsi/Tesis di BAAK.

2. Mahasiswa mengisi lengkap serta meminta persetujuan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.

3. Formulir yang sudah diisi lengkap diserahkan ke BAAK untuk diteruskan ke Ketua Program Studi.

4. Ketua Program Studi memproses (Menyetujui/Tidak) dan diteruskan ke BAAK.

5. Mahasiswa dapat mengambil kembali permohonan perubahan judul skripsi/tesis tersebut di BAAK.

E. Perpanjangan Penulisan Skripsi/Tesis

Bagi mahasiswa yang masa KRS skripsi/tesis sudah lewat dari satu semester dan mahasiswa tersebut belum mengikuti ujian skripsi/tesis (belum lulus), maka mahasiswa tersebut harus memperpanjang penulisan skripsi/tesis dengan prosedur sebagai berikut:

1. Mahasiswa menyelesaikan administrasi keuangan di BAK.

2. Mahasiswa meminta formulir Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis ke BAAK dan mengisinya dengan lengkap.

3. Mahasiswa menghubungi dosen pembimbing untuk mengkonfirmasikan topik skripsi/

tesis, judul skripsi/tesis (melanjutkan skripsi/tesis lama atau proposal baru) sebagai rekomendasi perpanjangan penulisan skripsi/tesis.

4. Dosen pembimbing memberikan persetujuan untuk ‘melanjutkan skripsi/tesis yang lama’ (dengan topik skripsi/tesis dan dosen pembimbing yang sama) atau ganti topik/

ganti pembimbing.

5. Mahasiswa menyerahkan formulir Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis ke BAAK yang sudah diisi lengkap dan melampirkan fotokopi Kartu Proses Bimbingan Skripsi/Tesis dan bukti registrasi terbaru/pembayaran perpanjangan skripsi/tesis semester berjalan.

6. BAAK menyampaikan Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis ke program studi.

7. Program studi memeriksa dan menyetujui Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/

Tesis dengan membubuhkan tanda tangan.

8. Program studi meng-update topik skripsi/tesis, judul dan dosen pembimbing.

9. Program studi menyimpan salinan Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis untuk arsip.

10. Program studi menyerahkan Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis yang sudah ditandatangani ke BAAK untuk diteruskan kepada mahasiswa.

11. Mahasiswa memfotokopi Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis, menyampaikan salinannya kepada dosen pembimbing dan mahasiswa menyimpan Surat Permohonan Perpanjangan Skripsi/Tesis yang asli.

BAB III

PROPOSAL SKRIPSI/TESIS

Proposal skripsi/tesis disusun oleh mahasiswa setelah memilih topik, mendapatkan dosen pembimbing, dan berkonsultasi pada dosen pembimbing. Prosedur penyusunan proposal skripsi/tesis harus sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan. Sistematika proposal skripsi/tesis terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut ini.

A. Bagian Awal

Bagian awal terdiri atas:

1. Judul 2. Persetujuan 3. Daftar Isi B. Bagian Isi

Bagian ini terdiri atas:

1. BAB I PENDAHULUAN (isi disesuaikan dengan sistematika skripsi/tesis)

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR (isi disesuaikan dengan sistematika skripsi/tesis)

3. BAB III METODE PENELITIAN (isi disesuaikan dengan sistematika skripsi/tesis) C. Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi/tesis berisi informasi atau keterangan yang sifatnya melengkapi usulan penelitian dan dukungan prasarana, seperti jadwal dan rancangan instrumen (kuesioner, panduan wawancara, panduan observasi, dan sebagainya), serta daftar pustaka.

BAB IV ISI SKRIPSI/TESIS

A. Bagian Awal

Bagian awal skripsi/tesis terdiri atas:

1. Sampul (lihat contoh) 2. Lembar berlogo 3. Sampul dalam

4. Persetujuan pembimbing 5. Pengesahan

6. Pernyatan keaslian

7. Pernyataan persetujuan publikasi 8. Motto

9. Persembahan 10. Abstrak

11. Kata pengantar 12. Daftar isi

13. Daftar singkatan 14. Daftar tabel (jika ada) 15. Daftar gambar (jika ada) 16. Daftar lampiran (jika ada)

B. Bagian Isi

1. Penelitian Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian

G. Kebaharuan dan Orisinalitas Penelitian (State of the Arts)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka C. Populasi dan Sampel D. Variabel Penelitian

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data

G. Hipotesis Statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(Isi disesuaikan dengan jawaban rumusan masalah yang diteliti) A. Tujuan Penelitian pertama

1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

B. Tujuan Penelitian kedua 1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

C. Tujuan Penelitian ketiga dan seterusnya 1. Hasil Penelitian

2. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan B. Implikasi C. Saran

2. Penelitian Kualitatif

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian/Masalah Penelitian C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian

G. Kebaharuan dan Orisinalitas Penelitian (State of the Arts) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN

KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka

B. Kerangka Teoretis C. Kerangka Berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Subjek dan Objek Penelitian

C. Desain Penelitian: Rancangan Penelitian, Alur Penelitian, dan Prosedur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Data dan Teknik Analisis Data: Sumber Data, Pemeriksaan Keabsahan Data, dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tujuan Penelitian pertama

1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

B. Tujuan Penelitian kedua 1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

C. Tujuan Penelitian ketiga dan seterusnya 1. Hasil Penelitian

2. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan B. Implikasi C. Saran

3. Penelitian Mixed Methods

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian

G. Kebaharuan dan Orisinalitas Penelitian (State of the Arts) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

B. Kerangka Teoretis C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian B. Subjek Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tujuan Penelitian pertama

1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

B. Tujuan Penelitian kedua 1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

C. Tujuan Penelitian ketiga dan seterusnya 1. Hasil Penelitian

2. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan B. Implikasi C. Saran

4. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian

G. Kebaharuan dan Orisinalitas Penelitian (State of the Arts) H. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka B. Kerangka Teoretis C. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian B. Prosedur Penelitian

C. Sumber Data dan Subjek Penelitian D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

E. Uji Keabsahan Data, Uji Validitas, dan Reliabilitas F. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tujuan Penelitian pertama

1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

B. Tujuan Penelitian kedua 1. Hasil Penelitian 2. Pembahasan

C. Tujuan Penelitian ketiga dan seterusnya 1. Hasil Penelitian

2. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan B. Implikasi C. Saran

C. Bagian Akhir

Bagian akhir Skripsi/Tesis Terdiri atas:

1. Daftar Pustaka.

2. Lampiran-lampiran.

3. Indeks (jika ada).

D. Penjelasan Bagian Isi Skripsi/Tesis 1. BAB I

a. Latar Belakang Masalah

Pada bagian latar belakang, peneliti harus mampu menjelaskan alasan perlunya penelitian dilakukan. Ada dua cara menuliskan latar belakang, yakni berdasarkan pendekatan masalah dan bukan pendekatan masalah. Tidak semua penelitian dirancang untuk memecahkan masalah. Masalah juga dapat berupa pertanyaan penelitian yang harus dijawab. Pada bagian latar belakang, peneliti harus dapat menjelaskan

‘posisi’ peneliti berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tujuannya adalah untukmenunjukkan state of the art dari penelitiannya. Dalam latar belakang, peneliti juga harus menjelaskan kebaruan (novelty) dari penelitian.

Alur berpikir pada latar belakang harus disesuaikan dengan paradigma penelitian yang dipilih oleh peneliti. Misalnya, jika peneliti memilih paradigma positivisme, alur berpikir pada latar belakang memuat prinsip yang berlaku pada pendekatan kuantitatif. Sebaliknya, jika peneliti menggunakan pendekatan paradigma post-positivisme, alur berpikir pada latar belakang memuat prinsip pendekatan kualitatif.

Paparan tersebut didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Hasil kajian pustaka. Pustaka berupa jurnal, buku, monograf, terbitan berkala, laporan hasil penelitian, skripsi/tesis.

2) Hasil diskusi dengan pakar, sejawat atau kolega. Berdasarkan diskusi yang bersifat formal maupun informal peneliti akan menemukan masalah penelitian.

Diskusi dilakukan dalam bentuk seminar, simposium, diskusi panel, konferensi, lokakarya, dan diskusi terfokus.

3) Survei atau kajian awal dalam bentuk kajian dokumen dan lapangan.

4) Isu di surat kabar, majalah, dan media elektronik.

b. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan pendataan masalah yang sesuai dengan tema/

topik penelitian. Identifikasi merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor atau variabel-variabel yang secara konseptual diperkirakan sebagai penyebab terjadinya permasalahan. Berdasarkan pendataan masalah tersebut, peneliti menentukan masalah yang penting dan mendesak untuk dicari penyelesaiannya melalui penelitian.

Identifikasi uraiannya dalam bentuk paragraf-paragraf pendek yang diakhiri dengan uraian masalah berupa statements.

c. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan kriteria-kriteria dan/atau kebijakan-kebijakan kualitatif untuk mempersempit masalah-masalah yang diidentifikasikan sebelumnya (menjadi ruang lingkup masalah yang akan dibahas). Batasan masalah merupakan ruang lingkup yang akan dikaji melalui penelitian dengan mempertimbangkan kekhasan bidang kajian, keluasan, dan kelayakan masalah.

d. Rumusan Masalah (berupa pertanyaan penelitian)

Rumusan masalah berupa kalimat pertanyaan penelitian yang menunjukkan masalah penelitian. Pertanyaan penelitian yang disusun hendaknya menampilkan masalah yang ‘researchable’, dalam artian bahwa masalah tersebut dapat diselidiki secara alamiah. Di samping itu, pertanyaan penelitian harus disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan penelitian adalah interpretasi dari aspek-aspek fundamental sebuah penelitian yang mencerminkan topik penelitian. Pertanyaan penelitian hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dilaksanakannya penelitian dengan memperhatikan kecukupan data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Untuk memudahkan peneliti dalam merumuskan masalah penelitian, salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan menyediakan IDEA-SHEET, berupa format untuk mencatat semua ide, pertanyaan, dan reaksi yang diambil dari beraneka ragam sumber untuk perumusan masalah, di antaranya adalah (1) bahan bacaan yang berupa literatur dan hasil-hasil penelitian, (2) pandangan pembimbing atau sponsor atau otoritas lainnya, (3) masukan dari seminar, diskusi, dan tukar pikiran dengan kawan, (4) pengamatan sepintas, (5) pengalaman pribadi, dan (6) perasaan intuitif.

Masalah harus dirumuskan sedemikian rupa dengan ciri-ciri:

1) Masalah dirumuskan secara spesifik dan operasional, sehingga menjadi mudah diamati dan diukur indikator-indikatornya;

2) Mempersoalkan hubungan antara dua atau lebih variabel;

3) Rumusan jelas, tidak mengandung arti kembar;

4) Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah penelitian kualitatif yang berupa pertanyaan, menggunakan kata “apakah” dan dapat menggunakan kata”berapa besar”; sedangkan rumusan masalah penelitian kualitatif yang berua pertanyaan, menggunakan kata “bagaimanakah” dan/atau

“mengapa”;

5) masalah dirumuskan dengan kalimat yang sederhana, pendek, dan padat;

6) Dapat terukur secara empiris, sehingga data mungkin dapat dikumpulkan; serta 7) Tidak memiliki kepentingan suatu moral dan etika.

e. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian berisi uraian tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian atau jawaban mengenai mengapa penelitian tersebut dilaksanakan.

Tujuan penelitian berupa pernyataan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian dinyatakan dengan kalimat deklaratif dengan menggunakan kata kerja operasional, seperti menentukan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, memaparkan, menguji, mengembangkan, menemukan. Kata kerja menjelaskan dan mengetahui dihindari dalam rumusan tujuan.

f. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian uraian mengenai manfaat penelitian bagi berbagai pihak yang terkait dengan penelitian. Manfaat hasil penelitian berisi dua hal, yaitu manfaat teoretis (akademis) dan praktis. Manfaat teoretis adalah kegunaan hasil penelitian terhadap pengembangan keilmuan. Manfaat praktis adalah kegunaan hasil penelitian untuk kepentingan masyarakat penggunanya

g. Kebaharuan dan Orisinalitas Penelitian (State of the Arts)

Penelusuran literatur dari penelitian yang relevan dapat digunakan untuk menunjukkan state of the art. Hasil penelusuran tersebut akan memberi informasi adanya ketidaksinambungan atau gap dari penelitian-penelitian sebelumnya dan dapat digunakan untuk menentukan posisi penelitian. Oleh karena itu, state of the art yang disusun harus dapat menunjukkan kebaruan dari penelitian yang dilakukan terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Kebaruan tersebut dapat berupa topik, penemuan, inovasi, model, obyek, kasus, subyek, metode, maupun hal lainnya.

h. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan maksudnya untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakupi semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain.

Produk dalam penelitian kependidikan dapat berupa kurikulum, modul, perangkat pembelajaran, buku teks, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pelatihan, pembimbingan, pembelajaran, atau pendidikan. Produk non-kependidikan dapat berupa model pemasaran, model kewirausahaan, model distribusi barang, model atau sistem kerja, prototipe, dan lain-lain.

i. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya berdasarkan teori-teori yang teruji sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang dikembangkan.

Keterbatasan pengembangan berisi ungkapan keterbatasan produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas (setelah penelitian dilakukan).

2. BAB II

a. Kajian Pustaka.

Kajian pustaka memuat kajian kritis perihal proses mengumpulkan, megetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesiskan, dan mengevaluasi konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model, rumus-rumus utama, serta turunannya dalam bidang yang dikaji. Kajian pustaka digunakan untuk menyusun landasan yang kuat dalam menjelaskan posisi teoretis peneliti berkenaan dengan masalah penelitian. Di samping itu, kajian pustaka juga berisi rangkuman dari isu-isu dan bukti-bukti penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang diteliti. kajian pustaka dipahami juga sebagai bagian dari tulisan yang berisi uraian atas kajian sumber pustaka, evaluasi kritis, maupun perbandingan antar-pustaka untuk membangun konsep dan argumen tentang state of the art serta signifikansi penelitian yang dilakukan. Penegasan tentang kebaruan perlu dipertegas kembali pada kajian pustaka meskipun pada bagian pendahuluan telah dijelaskan.

Bedanya, kebaruan yang dibahas pada bagian ini lebih detail dan dapat berupa kritik maupun evaluasi terhadap teori-teori yang sudah ada. Jenis-jenis pustaka yang dapat digunakan adalah jurnal, prosiding, buku, maupun sumber lain yang relevan.

b. Kerangka Teoretis

Kemampuan mengemukakan konsep-konsep dalam kerangka teoretis tergantung pada “the state of the arts”, yaitu manifestasi dari penguasaan penelitian dalam menyeleksi evidensi-evidensi ilmiah dalam jangkauan khasanah ilmu dari topik yang diteliti. Pemaparan teori didasarkan pada pemikiran bahwa ilmu tidak dimulai dengan halaman kosong, namun apa yang telah dilakukan sebagai kelanjutan dari yang telah ditempuh oleh peneliti terdahulu. Menyusun telaah teoretis sebaiknya dalam telaah yang mencakup ruang lingkup dan aksentuasi penelitian. Ruang lingkup dan aksentuasi penelitian, dapat ditetapkan komponen-komponen berupa aspek-aspek yang terdapat dalam identifikasi masalah sebagai acuan. Oleh karena itu, pemaparan kerangka teoretis berkaitan dengan teori yang digunakan sebagai landasan kerja penelitian tentang tema yang diteliti.

Teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang berhubungan satu sama lainnya yang menunjukkan fenomena secara sistematis, dan bertujuan untuk menjelaskan (explanation) dan meramalkan (prediction) fenomena-fenomena. Sehingga, kerangka teoretis merupakan gambaran yang berisi paparan tentang hubungan antar variabel atau antar fenomena yang menjadi objek penelitian.

Kerangka teoretis dapat berisi: (1) penjelasan hubungan antar variabel atau antar-fenomena yang disusun berdasarkan hasil identifikasi dan kajian teori-teori, dan (2)

sintesis teori sebagai kristalisasi dari berbagai teori yang disusun secara sistematis sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai hubungan, pengaruh, dan/atau prediksi tentang suatu variabel atau fenomena.

Konsep-konsep atau teori-teori yang relevan untuk mendukung pembahasan dan analisis penelitian (minimal lima buku, dan/atau Vinaya Piṭaka, Sutta Piṭaka, Abhidhamma Piṭaka, dan kitab komentar yang relevan dengan topik yang dibahas, dengan tahun terbit buku minimal sepuluh tahun terakhir, kecuali kitab Vinaya Piṭaka, Sutta Piṭaka, Abhidhamma Piṭaka, dan kitab komentar). Selain itu, dapat juga digunakan hasil penelitian (jurnal) yang relevan dengan topik yang dibahas dan telah teruji kebenarannya.

c. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir merupakan susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana kerangka ini dirumuskan untuk menjelaskan konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan empirik. Kerangka berpikir ini ditujukan untuk memperjelas variabel yang diteliti sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci secara konkret. Adapun peranan teori dalam kerangka berpikir yakni sebagai berikut: (1) sebagai orientasi dari masalah yang diteliti; (2) sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu;

(3) sebagai generalisasi teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima; dan (4) sebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui.

Dengan adanya kerangka berpikir maka minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis, serta memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya.

Kerangka berpikir merupakan suatu bentuk proses dari keseluruhan dari proses peneltian dimana kerangka berpikir harus menerangkan:

1) Mengapa penelitian ini dilakukan?

Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. Seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil penelitian sebelumnya, menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada;

2) Bagaimana proses penelitian dilakukan?

Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literatur (studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya;

3) Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?

Apa yang akan diperoleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang sebelumnya tercantum dalam kerangka berpikir, walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya;

dan

4) Untuk apa hasil penelitian diperoleh?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian itu dilakukan?” yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontroversi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun.

Kerangka berpikir penelitian kuantitatif berisi penjelasan tentang masalah dan keterkaitan (hubungan, pengaruh atau perbedaan) antar variabel sehingga mendasari munculnya hipotesis penelitian. Kerangka berpikir penelitian kualitatif berisi penjelasan cara memahami fenomena dan alur pemecahan masalah secara logis sehingga dapat menghasilkan proposisi penelitian. Kerangka berpikir penelitian pengembangan dan sains berisi unsur-unsur: (1) permasalahan, (2) teknik penyelesaian masalah yang disusun berdasarkan konsep-konsep teori dan/atau data empiris, dan (3) hasil akhir yang diharapkan.

d. Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan anggapan sementara yang perlu dibuktikan dalam penelitian. Hipotesis mengacu pada batasan masalah. Hipotesis ini merupakan opsi (sesuai dengan permasalahan).

Hipotesis berisi pernyataan yang berisi gambaran tentang hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan dugaan yang akan dibuktikan. Hipotesis dirumuskan secara logis berdasarkan teori dalam kalimat yang singkat, jelas, dan padat. Misalnya, terdapat pengaruh langsung positif variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis penelitian harus dirumuskan bagi penelitian yang dilaksanakan dengan desain korelasional, kausal, atau komparatif.

1. BAB III

Bab III dapat berisi desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, subjek penelitian, teknik dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, keabsahan data, dan teknik analisis data yang dijelaskan sebagai berikut (dapat dipilih sesuai dengan jenis penelitian).

a. Desain Penelitian

Bagian ini berisi paparan tentang rancangan (langkah awal) penelitian yang hendak digunakan beserta alasan penggunaannya. Menjelaskan tentang cara dan

pendekatan penelitian yang akan digunakan serta uraian penjelasan mengapa cara dan pendekatan tersebut digunakan.

b. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua individu, unit atau peristiwa yang ditetapkan sebagai sasaran penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.

Peneliti harus menyebutkan populasi, merumuskan teknik penentuan sampel, dan mendeskripsikan sampel. Termasuk penjelasan mengenai teknik memilih anggota populasi menjadi anggota sampel (teknik sampling apa yang digunakan).

c. Variabel Penelitian

Merupakan penjabaran dari masing-masing variabel serta definisi operasionalnya secara ringkas dan data apa saja yang dapat dipergunakan sebagai indikator dari variabel-variabel penelitian tersebut. Variabel penelitian adalah atribut atau perubah penelitian yang akan diukur. Pada bagian ini dijelaskan mengenai jenis dan jumlah variabel yang akan diteliti. Selain variabel bebas dan terikat, peneliti harus menggunakan variabel intervening, variabel moderator, atau variabel kontrol.

d. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan konsep yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif. Fokus penelitian meliputi objek atau subjek sebagai sasaran penelitian, waktu penelitian, dan lokasi penelitian. Objek atau subjek penelitian berupa gejala, fenomena, peristiwa, kejadian, proses, perilaku, aktivitas, tempat, dan sebagainya.

Peneliti harus menjelaskan fokus penelitiannya secara tepat sesuai dengan permasalahan atau pertanyaan penelitiannya.

e. Data dan Sumber Data Penelitian

Data penelitian dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka. Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan atau angka.

Sumber data penelitian kualitatif adalah informan, gejala, fenomena,

Sumber data penelitian kualitatif adalah informan, gejala, fenomena,

Dalam dokumen PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TESIS (Halaman 18-0)

Dokumen terkait