• Tidak ada hasil yang ditemukan

− Masyarakat tercipta, bertahan dan berubah berdasarkan kemampuan manusia untuk berfikir, untuk mendefinisikan, untuk melakukan renungan dan untuk melakukan evaluasi.

G. PERUBAHAN PADA MANUSIA

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai dari dia lahir sampai dia mati, karena manusia merupakan makhluk yang berkembang. Perubahan yang terjadi pada manusia terbagi kedalam dua unsur, yaitu karakter dan nilai.

1. Perubahan Karakter

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam karakter adalah :

a. Faktor Internal

− Instink biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku tetapnya dan seterusnya.

− Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri.

− Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi membentuk cara berfikir seseorang seperti mitos, agama dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal

− Lingkungan Keluarga, lingkungan keluarga merupakan tempat utama dan yang paling utama manusia dalam berkembang karena dari keluargalah akan muncul manusia-manusia baru.

− Lingkungan Sosial, lingkungan sosial juga berperan untuk perkembangan dan perubahan manusia. Karena dalam lingkungan sosial yang baik akan memunculkan jiwa yang baik dan bersih, begitupun sebaliknya jika lingkungan tersebut kotor maka lambat laun akan muncul pula jiwa-jiwa yang kotor dan munafik.

− Lingkungan Pendidikan, lingkungan pendidikan biasanya sudah dianggap rumah kedua bagi mereka yang masih mengalami jenjang pendidikan. Dari sana manusia akan belajar, mencari tahu tentang kehidupan yang pada dasarnya selalu berubah-ubah ini.

2. Perubahan Nilai

Perubahan dalam nilai merupakan perubahan yang bukan dalam bentuk fisik tetapi lebih kedalam jiwa manusia itu sendiri. Perubahan dalam nilai yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah :

a. Sifat Ruhaniah dan Akidah

−Keimanan yang kental kepada Allah yang Maha Sempurna −

−Keyakinan yang mendalam terhadap hari kiamat −

−Kepercayaan terhadap seluruh asas keimanan yang lain.

b. Sifat-sifat Akhlak, tampak didalam perilaku :

−Ikhlas dalm perkataan dan perbuatan −

−Tawadu’, sabar dan cekatan.

c. Sifat Mental, Kejiwaan dan Jasmani :

− cerdas teori, mencintai bidang akliah yang sehat, mengenali diri dan masyarakat sendiri.

− emosi terkendali, optimis dalam hidup, percaya diri dan memiliki kemauan yang keras dan selalu berharap kepada Allah.

− Sehat tubuh, berpembawaan menarik, bersih, rapi dan penampilan watak yang menyejukkan.

PRIBADI MUAHMMAD SAW; PENDDIK DAN AHLI DIDIK

A. PENDAHULUAN

Muhammad lahir di kota Makkah, kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letak goegrafisnya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkanYaman di selatan dan Syria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.

Muhammad adalah keturunan Bani HAsyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relative miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Mutholib, seorang kepala suku Quraiys yang besar pengaruhnya. Ibundanya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zahrah.243

Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad diasuh oleh Halimah as-Sa’diyah sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketiak berusia enam tahun, dia ditinggalkan ibundanya dan, dengan demikian, dia menjadi yatim piatu.

Setelah itu Abdul Muthaolib (kakeknya) mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian dia pun meninggal dunia. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Tholib (anak Abdul Mutholib). Dia sangat disegani dan dihormati suku Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan tetapi dia miskin harta.

Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Ketika berusia 12 tahun Muhammad ikut bergabung dengan kafilah dagang menuju ke Syria (Syam). Kafilah itu dipimpin oleh Abu Tholib. Pada usia 25 tahun Muhammad berangkat ke Syria membawa barang dagangan saudagar wanita bernama Khadijah, yang kemudian menjadi istrinya. Muhammad menikahi Khadijah ktika berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun.

243 Heikal, Muhammad Husein, Sejarah Hidup Muhammad, terj., Jakarta, Litera Antarnusa, 1990, hal. 40..

Kebijaksanaan Muhammad mulai samakin nampak ketika dia berusia 35 tahun. Pada saat itu sedang berlangsung renovasi bangunan Ka’bah yang mengalami kerusakan berat. Di usia itu pula Muhammad mendapatkan gelar kharismatis dari masyarakat sebagai orang yang dapat dipercaya (al-Amin).

Menjelang usianya yang ke 40 tahun, Muhammad sudah terlalu biasa mengasingkan diri (‘uzlah) dari keramaian masyarakat, melakukan tafakkur di gua Hira, beberapa kilometer di utara kota Makkah. Di sana mula-mula Muhammad menerima wahyu (17 Ramadhan 611 M.) sebagai bukti kerasulannya. Khadijah adalah istrinya dan sekaligus orang yang pertama sekali mengimani kerasulan Muhammad. Disusul kemudian Abu Bakar dari pihak pria dewasa, Ali bin Abu Tholib (baru beruur 10 tahun) Zaid (bekas budak yang menjadi anak angkat Muhammad) dan Ummu Ayman (pengasuh Muhammad sejak ibunya Aminah masih hidup). Abu Bakr kemudian mengIslamkan beberapa teman dekatnya seperti Usman bin ‘Affan, Zubair bin ‘Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Awf, Sa’ad bin Abu Waqash, dan Tholhah bin ‘Ubaydillah.

Ketika melakukan dakwah secara terang-terangan Islam pun mendapatkan pengikut baru yang sangat membanggakan seperti Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nani Muhammad) dan Umar bin al-Khoththob. Keduanya adalah orang kuat suku Quraisy. Keduanya memeluk Islam ketika tengah meningkatnya kekejaman perlakuan terhadap Islam.

Pada tahun 10 dari kenabiannya, Muhammad ditingalkan untuk selamanya oleh dua orang yang sangat besar arti dan pengaruhnya bagi pengembangan dakwah Islamiyah. Keduanya adalah Abu Tholib sang paman yang sangat melindunginya dan Khadijah al-Kubro, sang itsri tercinta yang setia mendampingi dan juga melindunginya. Di tahun itu pula Allah memberikan karuniaNya yang sangat besar dengan meng-isro’-kan dan me-mi’roj-kan Muhammad. Dan, beberapa waktu sesudahnya Allah pun memerintahkan Nabi Muhammad beserta seluruh sahabtanya untuk hijrah ke Madinah.

Di Madinah Nabi Muhammad membentuk Negara Madinah. Dengan demikian Muhammad tidak saja nabi atau rasul Allah, tetapi juga kepala Negara dan kepala pemerintahan. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan sekaligus, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, nabi SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar itu ialah : pembangunan masjid, ukhuwwah Islamiyyah, dan hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain non muslim. Dasar-dasar itulah yang semakin mengokohkan eksistensi, esensi dan juga fungsi Muhammad sebagai rahmatan lil ‘alamin.

)107 : ءآيبنلا( ينلماعلل ةحر ّلإ كانلسرأ آمو

Dan tidaklah Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam(Q.S. al-Anbiya: 107)

Muhammad adalah rahmat lil ‘alamin karena dia penyebab diperolehnya kebahagiaan manusia. Muhammad adalah rasul Allah yang salah satu fungsinya selalu memberikan petunjuk bagi manusia dalam usaha mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan

hidup di akhirat.244 Atau karena kehadirannya sebagai rasul sangat kondusif bagi umat manusia yang tengah berada dalam kebingungan intelektual di dalam menentukan baik-buruk, halal-haram, dan pahala-dosa. Di sisi lain kehadiran Muhammad dapat menjadi penangkal turunnya siksa secara langsung di dunia, sebagaimana yang dialami oleh para pelaku dosa dari umat terdahulu sebelum Muhammad.245