• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan indutri, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan dunia dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.18

Masuknya kawasan indutri (KIM) ke Sinar Gunung membawa perubahan pada kehidupan masyarakat. Salah satunya perubahan pemukiman atau bentuk bangunan di Sinar Gunung tidak hanya pengaruhi munculnya kawasan industri, tetapi disebabkan juga oleh tekanan penduduk di kota. Tekanan penduduk di kota menimbulkan berbagai persoalan karena begitu banyak orang memperebutkan tempat tinggal, kesempatan kerja, fasilitas       

18  

tranportasi dan ruang untuk kegiatan sosial. Hal ini juga membuat masyarakat Sinar Gunung melakukan perubahan dalam sistem bentuk bangunan akibat urbanisasi19.

“ yang menarik disini bahwa urbanisai yang pesat di satu pihak telah menambah persoalan kota, khususnya berkaitan dengan keberadaan “peasant” in the cities (dalam kemp,1990), yang menunjukkan kontinuitas tradisi agraris; di lain pihak adalah keluarnya kelas menengah ke kota-kota satelit20. Dengan kata lain, kota-kota besar akan diisi oleh orang-orang desa dengan kultur agrarisnya, sementara kota (satelit) baru akan diisi oleh orang- orang kota dengan kultur masyarakat industri”21.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Sinar Gunung sudah dapat dikatakan dengan masyarakat kota satelit dengan masih menggunakan kultur agraris mereka dalam hal bertani padi dan sekaligus dekat dengan kawasan industri. Walau demikian perubahan pemukian masyarakat semakin berubah karena adanya peningkatan perekonimian yang dialami oleh masyarakat Sinar Gunung dari tahun ke tahun semakin membaik.

4.2.1 Perubahan Bentuk Bangunan (rumah)

Bentuk bangunan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu :  Bangunan permamen

 Bangunan semi permamen

      

19 

Perpindahan penduduk dari desa ke kota. 

20 Kota satelit adalah kota kecil atau kota baru ditepi sebuah kota besar yang meskipun merupakan komunitas 

mandiri, sebagian besar penduduknya terkait dengan kehidupan kota besar. 

21 

Gambar 12 & 13: yang sebelah kiri adalah bentuk rumah yang semi permamen yang belum mengalami perubahan sedangkan yang sebelah kanan adalah rumah yang sudah permanen yang sudah mengalami perubahan dari semi permanen menjadi permanen (dokumen pribadi 16 Desember 2013)

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana perbincangan keluarga. Bentuk rumah di Sinar Gunung dulunya hanya berupa kayu (non permamen) dan semi permanen, berbeda yang dilihat sekarang ini dengan perkembangan zaman dan semakin bagusnya perekonomian masyarakat Sinar Gunung membuat bentuk bangunan berubah menjadi permanen dan semi permanen. Rumah permanen adalah memiliki ciri-ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik dan atapnya berbahan genteng atau seng. Sedangkan rumah semi permanen adalah memiliki ciri- ciri dinding setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng / seng atau asbes, banyak di jumpai pada gang kecil.

Di lingkungan tempat tinggal masyarakat Sinar Gunung sekarang ini sudah rata-rata mengalami perubahan bentuk rumah-rumah mereka, ini terbukti ampir sebagian rumah- rumah sudah permanen dan hanay sebagian saja yang masih memiliki rumah yang semi permanen. Bagi mereka yang memiliki ekonomi yang sudah lebih baik dapat dilihat dari bentuk bangunan rumah yang ada di Sinar Gunung yang sudah pemanen.

Sekarang ini masyarakat Sinar Gunung memiliki tren baru yang dilihat peneliti dalam bentuk bangunan masyarakatnya, yaitu sebagian masyarakatnya melakukan pembangunan pagar bagi rumah-rumah mereka. Seperti halnya rumah-rumah yang ada di pusat kota. Hal ini menarik bagi peneliti, karena rata-rata rumah milik masyarakat Sinar Gunung tidak memiliki halaman yang luas tetapi mereka tetap membuat pagar bagi rumah meraka.

Seperti dalam gambar dibawah ini adanya pembuatan pagar yang dilakukan oleh masyarakat Sinar Gunung. Pembuatan pagar yang dilakukan oleh masyarakat semata-mata untuk tempat kendaraan mereka dan juga untuk pembatasan rumah-rumah milik masyarakat. Tetapi ada juga yang melakukan pemagaran rumah untuk tempat penjemuran padi agar tidak kotor.

Gambar 14: salah satu rumah masyarakat yang memiliki pagar (dokumen pribadi 16 Desember 2013) Gambar diatas dapat dilihat bahwa rumah-rumah milik masyarakat Sinar Gunung sudah mengalami perubahan menjadi rumah permanen. Dapat juga dilkihat adanya pagar rumah juga menjadi tren baru di Sinar Gunung. Dari gambar merupakan salah satu dari rumah yang ada di Sinar Gunung. Rumah-rumah yang ada di Sinar Gunung sudah banyak mengalami perubahan bentuk dari semi peramen jadi permanen. Hal ini dikarenakan ekonomi

keluarga mereka yang semakin membaik setelah adanya KIM membeli lahan pertanian mereka dengan harga yang mahal.

Pembuatan pagar ini seperti membuat tembok antar sesama tetangga seperti yang dilakukan di rumah-rumah di pusat kota. Padahal hal ini tidak memcerminkan masyarakat agraris yang saling tolong menolong dan berbaur satu sama lainya. Dengan menggunakan penghalanng rumah dengan tetangga ini akan dapat menimbulkan ketidakpedulian antar masyarakat kedepannya. Bukan hanya masalah kedekatan antar tetangga tetapi juga akan menimbulkan persoalan baru kedepannya.Pembangunan pagar rumah ini juga memperlihatkan bagaimana perekonomian pemiliknya. Dikatakan demikian, karena peneliti mengamati dari paparan informan peneliti.

Tetapi tidak semua masyarakat Sinar Gunung membuat pagar rumah mereka, hanya sebahagian saja yang melakukannya. Hal ini dapat dilihat pembuatan pagar dilakukan masyarakat yang dekat dengan jalan yang di Sinar Gunung, tetapi bagi mereka yang memiliki rumah yang masuk ke dalam gang kecil tidak banyak yang melakukan pempagaran rumah mereka. Karena kata mereka tidak cukupnya lahan untuk membuat pagar rumah.

Dokumen terkait