• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik (Studi Etnografi di Desa Sinar Gunung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik (Studi Etnografi di Desa Sinar Gunung)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan oleh : Nama : Sentani H.E Purba NIM : 090905008 Departemen : Antropologi Sosial

Judul : Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik (Studi etnografi di Desa Sinar Gunung)

Medan, April 2014

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen

Drs. Zulkifli, MA Dr. Fikarwin Zuska Nip.19601101 198601 1 001 Nip.19621220 198903 1 005

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Prof.Dr.Badaruddin, Msi Nip.19680525 199203 1 002

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan oleh : Nama : Sentani H.E Purba NIM : 090905008 Departemen : Antropologi Sosial

Judul : Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik (Studi etnografi di Desa Sinar Gunung)

Pada ujian komprehensif yang dilaksanakan :

Hari :

Tanggal : Pukul :

Tim Penguji

1. Ketua Penguji Drs. Yance, M.Si ( )

NIP. 19580315 198803 1 003

2. Anggota I ( )

NIP.

3. Anggota II Drs. Zulkifli, MA ( )

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik

(Studi Etnografi di Desa Sinar Gunung)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Januari 2014

(5)

ABSTRAK

Sentani H.E Purba, 2014. Judul skripsi: Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Are Pabrik (Studi etnografi di Desa Sinar Gunung). Skripsi terdiri dari 5 Bab, 93halamandan 4 tabel.

Tulisan ini mengkaji mengenai bagaimana kehidupan masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan. Adanya kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan semakin banyaknya kebutuhan ekonomi sekarang ini. Pemanfaatan lahan yang semakin berkembang dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, seperti lahan pertanian masyarakat Sinar Gunung di konversi menjadi area pabrik KIM. hal ini dikarekan Penjualah lahan dengan harga tinggi membuat masyarakat banyak yang menjual lahan pertanian milik mereka.. Seperti kita ketahui, masyarakat selalu berkembang dan mengalami perubahan, termasuk perubahan nilai akan lahan pertanian.

Penelitian ini dilakukan di sebuah Dusun XIII dan Dusun XIV Sinar Gunung. Dusun ini berada di Kec. Labuhan Deli, Keb.Deli Serdang, Sumatera Utara. Mayoritas penduduk di dusun ini adalah beretnis Simalungun dan memiliki agama Kristen Protestan (GKPS) dan Katolik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan tahapan penelitian pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian. Metode ini digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif mengenai pendidikan seks kepada remaja putri dalam keluarga. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada masyarakat terkait masalah penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana kehidupan masyarakat sesudah adanya konversi lahan di Sinar Gunung dan faktor apa yang mendorong masyarakat Sinar Gunung menual lahan pertanian kepada KIM.

Kesimpulann yang diperoleh dari penelitian ini adalah penjualan lahan pertanian milik masyarakat bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan hidup mereka tetapi juga karena adanya peluang yang diberikan pada masyarakat untuk menjual lahan mereka dengan harga yang mahal kepada KIM. Ketertarikan masyarakat dengan harga lahan tinggi membuat masyarakat lebih menekan harga untuk mendapatkan harga lahan yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan masyarakat. Terjadinya penjualan lahan ini menyebabkan hilangnya mata pencaharian sebagian anggota masyarakat setempat, khususnya petani dan buruh tani.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis pantjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus yang kasihNya selalu penulis rasakan dalam setiap detik nafas kehidupan dan segala pergumulan dalam hidup yang ku jalani dan sampai skripsi ini bisa penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Antropologi Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah “Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik” (StudiEtnografi di Desa Sinar Gunung). Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis sangat berterimakasih saran dan kritik yang tentunya bertujuan untuk penyempurnaan skripsi.

(7)

Terkhusus buat adik-adik penulis yang terkasih Erni Yosefa Purba, Ivo Putrado Purba dan Jansinar Benediktus Purba yang selalu memberikan dukungan dan semangat di saat penulis dalam beban berat. Terima kasih kepada adik-adikku.

Selama penulisan skripsi, penulis banyak menerima bantuan baik dari segi moral dan materiil, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimaksih yang tak terhingga dan mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang menjadi inspirasi penulis dan biarlah untuk tetap bekarya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Zulkifli, MA selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan waktu dan memberikan ide dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih atas seluruh kebijaksanaan, bimbingan, ketulusan, kesabaran, dan kesediaan beliau dalam penulisan skripsi ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yance, M.Si

selaku ketua penguji dan ... selaku penguji skripsi saya, terima kasih atas masukan dan saran dari bapak dan ibu agar skripsi saya jauh lebih baik lagi. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Badaruddin M.Si sebagai Dekan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. Kepada Ketua Departemen Antropologi Sosial Bapak Fikarwin Zuska yang memberikan ilmu, arahan, dan nasehat kepada penulis dan Bapak Agustrisno, M.SP selaku Sekretaris Departemen Antropologi yang memberika dukungan dan motivasi selama perkuliahan dan juga selaku penasehat akademik penulis yang memberi semangat selalu kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

(8)

Saragih, Wiro Saragih, Bang Adri, Kak Rohni, Efa Purba dan Kak Dina yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk saya wawancarai dan berbagi informasi. Terima kasih buat dukungan yang diberikan kepada saya, tanpa kalian semua skripsi saya tidak akan selesai.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat perjuangan stambuk 2009, Marlyna Irene Hutagalung, Rona Maria Girsang, Jhon Panjaitan, Tety Yunita Gultom, Theresi Meilani, Nelvi, Yohana Pamella, Alkindi Harley, Endang, Imanda, Intan, Lita, Rianda, Creysant, Abdul, Rara, Kiko, Yayuk, Halimah, Elisa, dan teman lainnya atas pengalaman-pengalaman tak terlupakan selama masa perkuliahan, terutama kepada Odong-Odong Community Together (Lyn, Rona, Tety, Jhon) dan juga kepada Mbak There yang selalu memberi semangat dan dukungan selama pengerjaan terkait masalah proposal dan skripsiku dan tak henti-hentinya memberi semangat. Tetap semangat buat anak Antro kedepannya.

(9)

kalian. Biarpun esok kita tidak bersama lagi kita selalu saling mendoakan dan biarlah pertemanan yang telah kita rajut tetap erat dan semakin baik.

Akhir kata, atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mendoakan semoga kasih dari Tuhan Yesus Kristus selalu memberikan kelimpahan kasih dan berkatnya kepada kita dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. God Bless Us.

Medan, April 201 Penulis

(10)

Riwayat Hidup

Sentani H.E Purba, lahir pada tanggal 24 Agustus 1990 di Harian Boho, Kabupaten Samosir. Anak petama dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan Bapak Ayong Purba SP,MMA dan Ibu alm Hileria br.Sinaga. Alamat email  sentanipurba@ymail.com. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD NEGERI NO. 173768 Harian Boho tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara dengan spesifikasi ilmu Antropologi Sosial.

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi, antara lain :

 Koordinator Etnofood Laboratorium Antropologi USU di tingkat mahasiswa, yaitu sebuah organisasi minat dan bakat mahasiswa pada tahun 2011.

 Mengikuti Seminar “Roadshow Film Dokumenter dan Diskusi Publik Crossing Boundaries” pada tahun 2010.

 Mengikuti Seminar Pemuda “Menjadi Generasi yang Kreatif dan Inovatif Lewat Potensi Diri untuk Membangun Bangsa dan Negara” pada tahun 2011

 Mengikuti Seminar Nasional “Inventaris Kain Tenun, Hion Simalungun di Sumatera

Utara” pada tahun 2011

(11)

 Mengikuti Proyek Kuesioner Survei CSR “Studi Opini Publik tentang Implementasi Empat Pilar dan Reformulasi GBHN dalam Rangka Integrasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah” oleh Cipta Karsa Indonesia (Cika Indonesia) pada tahun 2013.

 Mengikuti Proyek Survei Publik Sosialisai Program Keluarga Berencana Oleh Cika Indonesia pada tahun 2013.

 Mengikuti Proyek Kuesioner Survei SKP PDAM TIRTANADI “Kepuasan Pelanggang” oleh Lembaga Penelitian USU pada tahun 2014.

(12)

KATA PENGANTAR

Judul skripsi ini adalah “Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Area Pabrik” (StudiEtnografi di Desa Sinar Gunung). Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisi kajian yang berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan masyarakat yang tinggal di Sinar Gunung. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana masyarakat Sinar Gunung menjual Lahan pertanian padi mereka kepada pihak KIM yang jemudian dikonversi menjadi area pabrik. Kebutuhan akan lahan bagi pihak KIM dimanfaatkan masyarakat Sinar Gunung untuk menjual lahan pertanian mereka kepada KIM dengan menekan harga jual lahan lebih mahal dari pada harga lahan biasanya. Penekanan harga ini dimaksudkan agar masyarakat Sinar Gunung dapat memperoleh keuntungan dari hasil jual lahan pertanian mereka untuk membeli kembali lahan yang baru di luar dari Sinar Gunung yang lebih luas dan juga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka juga dan bahkan untuk meperbaiki bangunan rumah mereka.

(13)

meningkatnya minat generasi muda dalam pendidikan, berkurangnya pengangguran dan perbaikan rumah-rumah milik masyarakat menjadi bangunan permanen.

Banyak sekarang ini konversi lahan terjadi di berbagai daerah termasuk juga di Sinar Gunung. Dekatnya Kawasan Industri Medan (KIM) dengan lahan pertania padi masyarakat Sinar Gunung yang memicu adanya pngalihan fungsi lahan yang dilakukan.pentingnya perluasan area pabrik memicu permintaan akan lahan yang banyak untuk membangun pabrik, maka dari itu penjualan lahan pun terjadi di Sinar Gunung.

Pada tulisan ini, saya juga membuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran seperti pedoman wawancara, peta lokasi penelitian, surat penelitian, serta gambar-gambar di lokasi penelitian. Saya yakin akan adanya kekurangan dari skripsi ini, sehingga saya akan dengan senang hati menerima saran, masukan, dan kritikan agar terciptanya suatu skripsi yang baik dan berguna bagi masyarakat. Demikian pengantar dari saya, semoga skripsi ini bermanfaat memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, April 2014

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI  

Halaman persetujuan ... Halaman pengesahan ...

Pernyataan originalitas ... i

Abstrak... ii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Tinjauan Pustaka ... 7

1.3 Perumusan Masalah ... 17

1.4 Tujuan dan manfaat Penelitian ... 17

1.5 Metode Penelitian ... 18

2.4. Sarana dan Tranfortasi ... 42

(15)

2.4.2. Sarana Ekonomi ... 43

2.4.3. Sarana Kesehatan ... Error! Bookmark not defined.   BAB III FAKTOR PENJUALAN LAHAN DAN KONVERSI LAHAN 3.1 Jenis Kepemilikan Lahan ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Pembagian Lahan ... 64

3.3 Faktor Ekonomi ... 56

3.4Faktor Kependudukan ... 61

3.4.1 Penduduk Tetap ... 62

4.2 Perubahan Pemukiman ... 78

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL II-1: Luas Wilayah Desa Pematang Johar ... 31 TABELII- 2: Jumlah Penduduk Sinar Gunung ... 35 TABEL II-3: Komposisi Penduduk Sinar Gunung Menurut Umur... 36 TABEL II-4: Komposisi Penduduk Sinar Gunung Menurut mata pencaharian....41

(17)

LAMPIRAN

Daftar interview guide Daftar Nama Informan

Surat Izin Penelitian dari Universitas Surat Balasan dari Kelurahan

(18)

ABSTRAK

Sentani H.E Purba, 2014. Judul skripsi: Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Are Pabrik (Studi etnografi di Desa Sinar Gunung). Skripsi terdiri dari 5 Bab, 93halamandan 4 tabel.

Tulisan ini mengkaji mengenai bagaimana kehidupan masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan. Adanya kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan semakin banyaknya kebutuhan ekonomi sekarang ini. Pemanfaatan lahan yang semakin berkembang dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, seperti lahan pertanian masyarakat Sinar Gunung di konversi menjadi area pabrik KIM. hal ini dikarekan Penjualah lahan dengan harga tinggi membuat masyarakat banyak yang menjual lahan pertanian milik mereka.. Seperti kita ketahui, masyarakat selalu berkembang dan mengalami perubahan, termasuk perubahan nilai akan lahan pertanian.

Penelitian ini dilakukan di sebuah Dusun XIII dan Dusun XIV Sinar Gunung. Dusun ini berada di Kec. Labuhan Deli, Keb.Deli Serdang, Sumatera Utara. Mayoritas penduduk di dusun ini adalah beretnis Simalungun dan memiliki agama Kristen Protestan (GKPS) dan Katolik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan tahapan penelitian pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian. Metode ini digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif mengenai pendidikan seks kepada remaja putri dalam keluarga. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada masyarakat terkait masalah penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana kehidupan masyarakat sesudah adanya konversi lahan di Sinar Gunung dan faktor apa yang mendorong masyarakat Sinar Gunung menual lahan pertanian kepada KIM.

Kesimpulann yang diperoleh dari penelitian ini adalah penjualan lahan pertanian milik masyarakat bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan hidup mereka tetapi juga karena adanya peluang yang diberikan pada masyarakat untuk menjual lahan mereka dengan harga yang mahal kepada KIM. Ketertarikan masyarakat dengan harga lahan tinggi membuat masyarakat lebih menekan harga untuk mendapatkan harga lahan yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan masyarakat. Terjadinya penjualan lahan ini menyebabkan hilangnya mata pencaharian sebagian anggota masyarakat setempat, khususnya petani dan buruh tani.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini mengkaji konversi lahan pertanian padi menjadi area pabrik di Desa Sinar Gunung, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai faktor apa saja yang mendorong dilakukannya konversi lahan, bagaimana kehidupan masyarakat sesudah adanya konversi lahan di Desa Sinar Gunung. Alasan peneliti melakukan penelitian di Desa Sinar Gunung karena semakin sempitnya lahan pertanian yang ada dan juga semakin dekatnya kawasan pabrik dengan pemukiman masyarakat Sinar Gunung.

Dalam menyikapi kehidupan sekarang ini, memang banyak kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat tetap bertahan hidup. Begitu juga halnya dengan masyarakat di Desa Sinar Gunung dan sekitarnya. Dalam melakukan perombakan sistem mata pencaharian masyarakat. Salah satunya dengan cara menjual lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, biaya sekolah anak dan juga untuk modal memulai usaha sendiri selain bertani.

Pemanfaatan lahan merupakan artikulasi kegiatan manusia yang ada di atas sebidang tanah. Perubahan akan pemanfaatan lahan merupakan campur tangan manusia dalam memenuhi kehidupan manusia. Dalam pemanfataan lahan ada dua, yaitu pertanian dan bukan pertanian1.

Semakin tingginya kebutuhan ekonomi dalam keluarga juga merupakan faktor dalam perubahan pemikiran yang dilakukan banyak masyarakat untuk memenuhi semua kebutuhan       

1  

(20)

hidup tersebut. Ada kalanya, salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat di Sinar Gunung adalah melakukan penjualan lahan pertanian. Desa ini berada di Jalan Pasar 6, Dusun XIV Desa Pematang Johar. Lahan pertanian masyarakat Sinar Gunung sebagian besar telah dikonversi menjadi area pabrik Kawasan Industri Medan (KIM)2.

Kawasan industri Medan (KIM) ini adalah sebuah Kawasan Industri yang terletak di Kelurahan Mabar, Medan Deli. Area kawasan ini meluas ke area pertanian masyarakat yang ada di Desa Sinar Gunung. Mengakibatkan banyaknya lahan pertanian yang digunakan sebagai area pabrik, dan juga semakin sempitnya area pertanian yang ada di Desa Sinar Gunung ini. Perluasan ini dilakukan dilakukan bertahap terus menerus yang semakin dekat dengan pemukiman penduduk dan mulai berkurangnya hasil pertanian yang diakibatkan pencemaran udara dan juga pencemaran lingkungan akibat pabrik yang berdekatan dengan lahan pertanian.

Kawasan industri Medan semakin meluas dikarenakan masyarakat Sinar Gunung yang melakukan penjualan lahan kepada pihak KIM, yang sekarang ini dapat dilihat perkembangan area pabrik yang semakin meluas. Meluasnya area pabrik tersebut dan penjualan lahan yang dilakukan karena banyaknya tawaran yang sangat pengiurkan yang diberikan oleh pihak KIM soal harga tanah yang sangat besar.

Dari hasil menjual lahan pertanian yang berada di sekitar kawasan industri dan membeli lahan baru untuk digunakan bertani padi. Luas lahan baru yang didapat bisa 3 kali lipat dari lahan sebelumnya dengan harga lahan lebih murah. Menurut masyarakat Sinar Gunung bertani merupakan hal yang harus tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup       

2

(21)

mereka. Penggunaan lahan pertanian padi yang dilakukan masyarakat Sinar Gunung sudah mengalami penurunan akibat konversi lahan yang semakin meningkat.

Penurunan hasil pertanian bukan saja disebabkan semakin sempitnya lahan pertanian padi yang ada sekarang ini, tetapi juga dikarenakan faktor polusi yang terjadi di sekitar area industri KIM. Seperti halnya diutarakan yang dimuat di http://www.waspada.co.id (25/10/2010)3, yang diutarakan dalam Bapedalda teliti limbah KIM yang mengatakan limbah pabrik KIM ada sekitar 200 unit berupa limbah cair yang berbahaya. Hal ini diutarakan dalam penelitian yang dilakukan untuk mengawasi pembuangan limbah pabrik. Dalam hal ini polusi yang diakibatkan oleh limbah pabrik juga yang membuat menurunnya hasil pertanian di Desa Sinar Gunung.

Setelah adanya konversi lahan, sebagaian petani yang ada di desa Sinar Gunung mengalami perubahan profesi dari awalnya hanya bertani padi menjadi buruh pabrik dan juga berdagang. Perubahan yang terjadi sebagian petani dapat menerima dengan cepat pergantian profesi mereka. Tetapi menurut masyarakat Sinar Gunung adanya hambatan yang dialami para masyarakat Sinar Gunung ketika bekerja sebagai buruh, yaitu penggunaan jam kerja yang tidak sama antara bertani dan sebagai buruh membuat para masyarakat yang bekerja sebagai buruh kewalahan dalam jam kerja yang lebih banyak. Maka dari itu disini masyarakat Sinar Gunung mengalami penyesuaian profesi untuk bertahan di dalam perkembangan perekonomian yang semakin berkembang.

Dalam hal pengurangan pengangguran merupakan bukti yang dilakukan oleh KIM, yaitu dengan membuka Kawasan Indutri Medan yang mempekerjakan dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Hal ini merupakan suatu yang bermanfaat bagi masyarakat Sinar       

3

Bapedalda teliti limbah KIM.

(22)

Gunung untuk memperoleh pekerjaan. Pabrik kawasan industri di sekitar Sinar Gunung banyak mempekerjakan masyarakat Sinar Gunung. Ini telah mengurangi pengangguran, terutama para kaum muda di Desa Sinar Gunung.

Para kaum muda yang baru menamatkan sekolah mereka di tingkat SMK sudah dapat bekerja sebagai buruh pabrik di berbagai pabrik yang ada di KIM tersebut. Hal ini yang membuat banyaknya para kaum muda di Desa Sinar Gunung ini baik laki-laki dan perempuan yang setelah menamatkan sekolahnya lebih memilih bekerja sebagai buruh pabrik. Hanya sebagian saja yang melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi, mengingat sudah adanya lowongan kerja tamatan SMK sederajat sebagai buruh pabrik.

Begitu banyak perubahan yang terjadi setelah adanya konversi lahan pertanian di Desa Sinar Gunung. Seperti halnya perekonomian masyarakat yang sudah semakin baik tetapi tidak semua warga yang mengalaminya, pembangunan rumah-rumah warga yang semakin memadai, para orangtua sudah mulai mementingkan pendidikan bagi anak-anak, dan juga para warga semakin mengenal dunia teknologi yang semakin canggih.

(23)

Semakin banyak pabrik-pabrik yang dekat dengan pemukiman, semakin banyak pula penyakit yang akan terjangkit kepada masyarakat. Hal ini sangat disayangkan akan kesehatan dan pencemaran yang semakin meningkat. selain itu banyaknya abu atau debu dan tanah yang kering menimbulkan tanah di sekitar rumah-rumah warga menjadi sangat berdebu. Hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit. Faktor kesehatan seharusnya di pikirkan oleh masyarakat Sinar Gunung karena semakin dekatnya pabrik-pabrik tersebut dengan pemukiman tempat tinggal mereka.

Berdasarkan kebijakan pemerintah yaitu keputusan Presiden R.I. No 33 tahun 1990 tentang penggunaan lahan bagi pembangunan kawasan industri, dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian bahwa:“ Upaya untuk mendorong industri perlu dilakukan melalui pembangunan lokasi industri yaitu berupa kawasan industri”4. Kawasan Industri Medan yang berada di Mabar yang telah ditetapkan menjadi kawasan industri, tetapi semakin berkembangnya kawasan industri sampai ke daerah lahan pertanian di Desa Sinar Gunung. Hal ini yang menyebabkan banyak lahan pertanian yang dikonversi menjadi area pabrik.

Dari uraian di atas dapat dirangkumkan bahwa alih fungsi lahan yang dilakukan di lahan pertanian yang ada di Desa Sinar Gunung ini memiliki keuntungan dan juga kerugian bagi masyarakat setempat. Dengan adanya konversi lahan, masyarakat dapat bekerja sebagai buruh pabrik dan dengan penjualan lahan yang dilakukan kehidupan ekonomi masyarakat Sinar Gunung semakin membaik, tetapi ada juga kerugian yang akan ditimbulkan akibat alih fungsi lahan tersebut, yaitu pencemaran udara dan juga pencemaran lingkungan yang akan terjadi terus-menerus yang akan mengakibatkan berbagai penyakit. Semakin berkurangnya       

4

 Menteri PerindustrianRepublik Indonesia- Kementerian Perindustrian.

http://www.kemenperin.go.id/jawaban_attachment.php?id=595&id_t=5488 (diakses tanggal 11 Mei 2013 pukul 09:03 wib)

(24)

lahan pertanian padi yang ada di Desa Sinar Gunung ini dan juga tata letak Desa yang akan semakin buruk akibat pembangunan pabrik.

Hal inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti konversi lahan pertanian padi menjadi area pabrik. Karena lahan pertanian padi yang semakin berkurang, dan juga semakin dekatnya pabrik-pabrik dengan pemukiman penduduk. Ini akan berdampak tidak baik bagi kesehatan pada masyarakat karena polusi udara yang semakin banyak. Selain itu peneliti juga akan melihat faktor apa saja yang mendorong masyarakat Sinar Gunung untuk menjual lahan pertanian padi mereka dan juga peneliti akan melihat bagaimana kehidupan ekonomi sebelum dan setelah adanya pengalihan fungsi lahan yang ada di Desa Sinar Gunung.

1.2. Tinjauan Pustaka

Konversi lahan atau disebut sebagai alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Utomo dkk,1992)5. Konversi lahan dalam artian perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Pengalihan fungsi lahan yang terjadi di Desa Sinar Gunung ini terjadi akibat adanya pemanfaatan lain yang digunakan oleh kalangan tertentu untuk kepentingan ekonomi dan sosial yang semakin meningkat. Konversi lahan pertanian pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan pertanian dan non-pertanian. Kondisi pasar       

5  http:/budgeo90.blogspot.com/2012/07/pengertiankonversilahan.html?m=1. (di akses tanggal 02 April 

(25)

sangat besar perananya dalam mempengaruhi sikap pemilik lahan untuk menentukan orientasi pemanfaatan lahannya. Upaya untuk pemanfaatan lahan yang kecil adalah intensifikasi pemanfaatan lahan sehingga mampu memberikan hasil yang jauh lebih tinggi ketimbang hasil yang diperoleh dari usaha bahan pangan semata. Selain itu kedekatan lokasi lahan pertanian dengan kota membuat perubahan sikap petani terhadap lahannya.

Soerjani (1987) dalam buku Hermanto, Winarto (2010)6 mengatakan, dari segi lingkungan masalah pemukiman merupakan masalah penduduk yaitu ketika jumlah penduduk kecil dan hidup bersahaja. Maka, cara hidup dan bermukimnya diserasikan dengan lingkungan. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan majunya peradaban, dimana kebutuhan semakin meningkat dan beragam. Maka, cara hidup dan bermukimnya penduduk akan disesuaikan dengan lingkungan. Seperti halnya sekarang ini, kebutuhan semakin meningkat terutama dalam kebutuhan ekonomi dan sosial di lingkungan masyarakat.

Pembentukan pemanfaatan lahan, merupakan proses berubahnya bentuk pemanfaatan lahan yang berpatokan kepada kebutuhan akan sektor ekonomi dan juga perkembangan zaman. Sekarang ini pembangunan fisik yang pelaksanaannya selalu dilakukan tanpa melihat kebutuhan apa yang diperlukan oleh masyarakat sekarang ini. Seperti pembangunan gedung-gedung tinggi di berbagai wilayah yang tidak semua mendukung perekonomian masyarakat, sedangkan masih banyak kebutuhan masyarakat selain dari pembangunan fisik.

Seperti halnya KIM yang ada di dekat lahan pertanian padi para masyarakat Sinar Gunung tersebut. Dimana setiap adanya bentuk perubahan pemanfaatan lahan pada suatu bidang tertentu akan berpotensi mempengaruhi bidang lahan yang ada di sekitarnya. Seperti halnya lahan pertanian yang ada di desa Sinar Gunung tersebut, pembangunan area pabrik KIM yang semakin berkembang dan bertambah luas membuat area pembangunan Pabrik       

6  

(26)

sampai ke lahan pertanian masyarakat Sinar Gunung. Dikarenakan area pabrik KIM yang ada di Mabar semakin luas dan daerah Sinar Gunung merupakan daerah dekat kawasan pabrik ini membuat sangat berpotensi pengalih-fungsian lahan pertanian padi menjadi area pabrik.

Seperti yang diungkapkan oleh Yunus (2005), munculnya gangguan pengolahan lahan pertanian dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberlangsungan usaha tani yang masih dipertahankan. Hal ini merupakan akibat dari berkurangnya lahan pertanian yang terus-menurus akan berlangsung. Sama halnya lahan pertanian di Desa Sinar Gunung ini yang semakin berkurang bahkan akan hilang akibat pengalih fungsi lahan yang terjadi.

Semakin banyak konversi lahan pertanian padi yang dilakukan akan berpengaruh besar terhadap ketahanan pangan yang akan semakin menurun. Pertumbuhan penduduk semakin besar dan memerlukan lahan tempat tinggal, perlahan-lahan tapi pasti pada suatu saat nanti akan terjadi kesenjangan antara produksi dan konsumsi dalam masyarakat. Ini akan dapat berakibat terhadap krisis pangan yang semakin meningkat.

Konversi lahan pertanian yang ada sekarang ini tidak boleh diartikan sebagai upaya anti perkembangan kota. Karena hal itu tidak mungkin dipungkiri, menghentikan perkembangan fisik kota dan sekitarnya berarti akan menghentikan peradaban manusia. Dikatakan demikian karena secara terus-menerus perkembangan zaman dan teknologi semakin berkembang, sehingga perkembangan suaru wilayah juga akan terus berlanjut.

(27)

pertanian. Hal ini menurut saya sangat berpotensi terhadap keseimbangan pangan jika dilakukan.

Pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah didistribusikan secara geografis pada tata ruang di satu atau beberapa tempat. Aglomerasi merupakan konsentrasi kegiatan-kegiatan ekonomi pada suatu lokasi tertentu. Perkembangan perkotaan menunjukkan daerah terbangun (urban area) makin bertambah luas sebagai akibat dari jumlah penduduknya bertambah besar. Pemanfaatan lahan makin bertambah dan semakin jauh dari pusat kota, yang berpengaruh pada wilayah pinggiran kota. 7 Ini terjadi di desa Sinar Gunung yang mengakibatkan penggunaan lahan yang semakin banyak membuat banyaknya lahan pertanian yang di konversi menjadi pabrik.

Dalam upaya pengalihan fungsi lahan tekait dengan tata ruang dan tata wilayah yang bersangkutan, yaitu meningkatnya tuntutan akan ruang di kota, baik dalam meningkatnya pemukiman maupun tuntutan tethadap bangunan-bangunan untuk akomodasi kegiatan yang semakin meningkat dengan teknologi yang semakin berkembang. Bukan hanya di kota perkembangan pembangunan yahg terjadi, tetapi dipinggiran kota seperti halnya di daerah Mabar (Medan) yang merupakan KIM (Kawasan Industri Medan) yang semakin berkembang. Banyak pengalihan funsi lahan yang terjadi disana. Salah satunya pengalihan fungsi lahan pertanian padi pada masyarakat Sinar Gunung akibat memiliki area lahan pertanian dekat dengan KIM.

Penataan ruang sangat penting dan diperlukan sebagai suatu upaya untuk mewujudkan tata ruang yang terencana dengan mempertahankan keadaan lingkungan alam, lingkungan sosial yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam penataan ruang memerlukan kesesuaian ruang. Ada beberpa aspek dalam pengertian kesesuaian yaitu :

      

7 

(28)

a. kesesuaian fisik, mengandung pengertian kelestarian lingkungan.

b. kesesuaian ekonomi, dalam bentuk pemanfaatan ruang yang saling mendukung

dalam masyarakat.

c. kesesuaian sosial dalam bentuk keterbukaan dan persamaan terhadap setiap

bentuk upaya pemanfaatan ruang (lahan) di dalam masyarakat.

Dalam hal ini, penataan ruang (lahan) pada masyarakat harus adanya penyesuaian yang seimbang terjadi di dalam masyarakat dalam pemanfaatan maupun kebutuhan yang diperlukan.

Dalam penataan ruang (lahan) perkotaan perlu adanya susuan rencana umum tata ruang kota yang berdimensi jangka panjang. Seperti 10 tahun, selama dalam jangka panjang perencanaan harus ditinjau kembali untuk melihat bagaiamana perencanaan itu dapat terlaksana dengan baik. Begitu juga tata ruang yang ada di daerah pinggiran kota seharusnya memiliki tata ruang (lahan) untuk menghindari konversi lahan yang semakin merusak ketahanan pangan nasional. Jika pengalihan fungsi lahan pertanian padi terus berkembang menjadi daerah non pertanian, seperti pabrik, maka akan mengakibatkan penurunan pemasokan sumber pangan masyarakat.

WPU8 merupakan daerah yang menarik bagi para penduduk maupun fungsi-fungsi untuk bertempat tinggal maupun untuk menjadikan sebagai lokasi suatu kegiatan. Semakin dekatnya lahan desa. Maka, terjadinya konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Dengan semakin banyaknya lahan yang dikonversi menjadi lahan non-pertanian akan

      

8 

(29)

mengakibatkan lahan pertanian yang tersedia akan berkurang dan permintaan lahan akan meningkat. Maka, yang terjadi adalah perubahan terhadap harga lahan di WPU.

Peningkatan akan permintaan lahan pertanian yang dikonversi menjadi area non-pertanian seperti pabrik akan meningkatkan harga lahan di daerah pinggiran kota yang mempunyai dampak yang besar terhadap pemilik lahan. Hal ini yang terjadi juga di Sinar Gunung, masyarakat menjual lahan pertanian akibat harga lahan yang semakin meningkat.

Yunus (2008) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi variasi harga lahan di suatu tempat yaitu, (1) faktor karakteristik lahan; (2) faktor keberadaan peraturan tata ruang tertentu; (3) faktor pemilik lahan; (4) faktor spekulasi lahan; (5) faktor keberadaan pengembangan dan (6) faktor kondisi perekonomian nasional (Brayant, Russwurm dan McLellan, 1982; Wadhva,1982; Yunus,2001). Dari faktor-faktor ini akan selalu diikuti oleh perkembangan peningkatan harga transaksi jual-beli lahan di WPU ini pada khususnya.

Pemilik lahan yang mempunyai status ekonomi kuat akan berbeda dengan pemilik lahan yang berstatus lemah. Hal ini mengakibatkan pemilik lahan yang bertatus lemah cenderung lebih kuat untuk menjual lahan pertanian mereka. Semakin tinggi harga yang ditawarkan maka ini akan berpengaruh pula pada mereka yang berstatus rendah untuk menjual lahan pertanian mereka (dalam Yunus 2005). Begitu juga yang terjadi di Sinar Gunug, untuk memperoleh ekonomi yang lebih baik dan harga jual lahan yang tinggi mengakibatkan mereka menjual lahan pertanian.

(30)

pertanian mereka yang ada di sekitar dekat dengan KIM dengan harga yang tinggi dan mereka membeli lahan pertanian yang lebih luas di daerah lain.

Berdasarkan peranan dalam harga jual beli lahan di WPU, dikenal terdapat 3 faktor kunci, yaitu pemilik lahan awal sebelum ada pembangunan, pihak perantara dan konsumen terakhir (Bryant, 1982:103 dalam buku Yunus, 2008:253). Penduduk merupakan agen yang menjadi penyebab terjadinya penjualan lahan, namun masyarakat setempat juga yang akan mengalami dampak dari penjualan lahan yang terjadi.

Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan. Evaluasi lahan adalah suatu proses menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaannya9. Dalam pertanian evaluasi kesesuaian lahan dapat digunakan di berbagai negara. Dengan mengacu pada klasifikasi kemampuan lahan atau klasifikasi kesesuain lahan.

Dengan semakin meningkatnya tuntutan kehidupan masyarakat. Maka, penggunaan lahan untuk pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat. Peningkatan akan tata ruang yang menempati ruang-ruang kosong di pinggiran kota atau di bagian dalam kota. Pengembangan penggunaan lahan akibat semakin meningkatnya kebutuhan sosial ekonomi masyarakat yang semakin berkembang dan semakin maju. Demikian pula dengan dibukanya lahan industri-industri baru yang selalu diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk dan frekuensi kegiatan baru yang terjadi di dalam masyarakat. Seperti pembangunan pabrik yang terjadi di KIM.

“Perkembangan industri di negara Barat telah menciptakan kelas sosial sebagai wadah pengorganisasian kekuatan sosial dalam kehidupan masyarakat industri. Kelas sosial mengindikasikan bahwa hubungan antar kekuatan tersebut berlangsung antara buruh yang berkepentingan terhadap

      

9  

(31)

upah (wage) dan pemilik modal yang berkepentingan terhadap keuntungan (profit) (Ralf Dahrendof, 1959:285).” 10

Dalam paparan diatas, perkembangan perekonomian yang industri yang terjadi di area Sinar Gunung yang memiliki hubungan antara masyarakat Sinar Gunung dengan KIM. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, KIM telah memberi lapangan pekerjakaan bagi masyarakat Sinar Gunung. Dimana para masyarakat bekerja sebagai buruh untuk pemenuhan kebutuhan yang tidak mencukupi lagi dari hasil pertanian yang semakin berkurang akibat berkurangnya lahan pertanian.

Menurut James Spardley (1997), budaya merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar yang kemudian diinterprestasikan dan dijadikan strategi dalam menghadapi lingkungn sekelilingnya. Manusia adalah makluk yang berbudaya. Dengan kebudayaan yang dimilikinya, mereka tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan alam dan lingkungan, namun manusia juga merubah alam lingkungannya menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Kebudayaan yang berisi seperangkat pengetahuan pada gilirannya dapat dijadikan alternatif untuk menanggapi dan menjawab seluruh tantangan alam atau lingungan, baik secara fisik maupun sosial.

Pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap manusia antara satu dengan yang lain bergantung pada pengetahuan yang dimiliki warga atau pendukungnya. Upaya pemenuhan kebutuhuhan juga berkaitan erat dengan interaksi dalam masyarakat. Penggunaan lahan pertanian merupakan suatu interaksi yang menetukan keputusan perorangan, kelompok maupun pemerintah, yaitu dengan adanya lahan pertanian dapat memenuhi kebutuhan pribadi maupun orang lain.

      

10 

(32)

Demikian pula halnya di Dusun XIV Sinar Gunung Desa Pematang Johar, yang mana terjadinya konversi lahan pertanian menjadi area pabrik. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat mengapa masyarakat Dusun XIV Sinar Gunung Desa Pematang Johar ini menjual lahan pertanian mereka dan bagaimana tata letak lokasi pabrik KIM sampai ke Desa Sinar Gunung.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, pengalihan fungsi lahan yang semakin berkembang pesat sekarang ini menimbulkan banyaknya lahan pertanian padi yang semakin berkurang. Hal ini akan berakibat pada ketahanan pangan dan juga lingkungan hidup masyarakat. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan pertanian padi.

Sehubungan dengan itu, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Faktor apa yang mendorong masyarakat Sinar Gunung menjual lahan pada KIM? 2. Bagiamana kehidupan masyarakat Sinar Gunung Setelah adanya konversi lahan

pertanian padi tersebut?

1.4. Tujuan dan manfaat Penelitian

(33)

Manfaat penelitian secara akademis sebagai syarat kelulusan dan untuk menambah dan memperkaya literatur mengenai konversi Lahan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terbentuknya perhatian yang lebih besar di kalangan masyarakat dan juga pemerintah. Sebagai upaya pemberdayaan lingkungan alam, terutama terhadap pertanian padi yang harus dikembangkan untuk melestarikan ketahanan pangan bagi masyarakat.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Tipe Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif11 yang didasarkan pada membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Sasaran penelitiannya adalah kehidupan sosial atau masyarakat sebagai kesatuan yang menyeluruh. Penelitian ini akan mengumpulkan data yang menjawab persoalan dari permasalahan penelitian.

Penelitian ini akan mengungkapkan mengenai kehidupan masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan pertanian padi. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sinar Gunung, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang.

1.5.2. Teknik pengumpulan data

 Observasi

Obsevasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pengindraan yang meninjau secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan dengan mengamati berbagai hal ruang dan tempat, peneliti mencoba       

11 

(34)

untuk masuk dalam kehidupan sosial dan melakukan kegiatan interaksi sehari-hari yang dilakukan bersama dengan masyarakat Sinar Gunung.

Dalam penelitian ini akan dilakukan teknik observasi partisipasi12 yang melibatkan peneliti atau observasi secara langsung dalam kegiatan di lapangan. sehingga peneliti dapat menggunakan pengetahuan budaya yang bersumber dari kebudayaan masyarakat yang diteliti tersebut. Misalnya melihat kondisi rumah dan perabot yang digunakan sebelum dan setelah adanya konversi lahan pada masyarakat Desa Sinar Gunung yang dilihat dalam faktor ekonomi dan faktor lingkungan.

Tujuan dari observasi adalah untuk menghasilkan sebuah gambaran yang lengkap dari interaksi sosial dengan cara yang dialami. Dimana peneliti akan membangun rapport13 yang baik dengan mendekatkan diri pada masyarakat Sinar Gunung.

 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Peneliti juga dibantu dengan pedoman wawancara (interview guide).

Wawancara mendalam merupakan wawancara yang berstruktur dan mendalam. Wawancara mendalam menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan fokus pada masalah penelitian yang dilakukan. Masyarakat yang terlibat dalam konversi lahan pertanian padi menjadi area pabrik di Sinar Gunung akan menjadi informan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan wawancara untuk menjawab pertanyaan yang telah       

12

observasi partisipasi adalah sebuah cara pengumpulan data dengan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang di telitinya

13 

(35)

dirumuskan dalam rumusan masalah terhadap masyarakat setempat yang menjual lahan pertanian mereka. Peneliti juga akan menggunakan pedoman wawancara yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun peneliti sebelum melakukan wawancara di lapangan atau disebut interview guide. Hal ini dilakukan untuk menjaga wawancara berjalan sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan sebelumnya. tetapi apabila peneliti menemukan jawaban-jawaban yang tidak dimengerti selama wawancara, maka peneliti dapat mengubah dan mengembangkan pertanyaan di dalam interview guede guna memperjelas data yang akan dicari peneliti.

Dalam pengumpulan data peneliti akan mencari data dengan melakukan wawancara kepada masyarakat Sinar Gunung seperti pemilik lahan (masyarakat setempat), agen lahan, dan juga lembaga pemerintah, yaitu kepala desa yang akan menjadi informan peneliti dan juga masyarakat setempat yang ikut dalam perubahan lingkungan di Desa sinar Gunung akibat adanya konversi lahan.

 Dokumentasi

Selain dari pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara dan juga observasi,peneliti juga akan mengumpulkan data dengan melakukan domumentasi, yaitu dengan arsip yang berupa surat jual beli tanah dan juga surat tanah. Selain itu peneliti juga akan menyertakan foto untuk mendukung hasil penelitian yang dilakukan.

1.5.3. Rangkaian Pengalaman di Lapangan

(36)

melakukan aktivitas disana. Ketika peneliti masuk ke kantor kepala desa, peneliti bertemu dengan sekretaris desa yaitu Ibu Imah, ketidakadaan kepala desa di kantor maka peneliti menjelaskan kepada sekretaris desa maksud dan tujuan peneliti datang dan memberikan surat permohonan izin meneliti di Sinar Gunung.

Setelah memberikan surat izin penelitian kepada sekretaris desa tersebut, ada hal yang lucu yang dianggap peneliti. Pada saat mau beranjak pulang dari kantor kepala desa, sekretaris desa tersebut bertanya siapa nama ayah peneliti. Setelah peneliti memberitahu nama ayah peneliti kepada Sekretaris desa peneliti pun pulang dari kantor kepala desa.

Tiga hari kemudian yaitu pada tanggal 23 Agustus 2013, peneliti kembali lagi ke kantor kepala desa untuk meminta monografi desa. Ketika peneliti bertemu lagi dengan Ibu Imah selaku sekretaris, peneliti pun mengutarakan maksud kedatangannya untuk meminta data-data penduduk dan Ibu Imah pun menyuruh peneliti untuk meminta kepada Bapak Maryono salah satu pegawai di kantor kepala desa tersbut.

Peneliti mendatangi ruangan Bapak Maryono dan meminta monografi desa. Bapak Maryono menyuruh peneliti untuk memfotokopi monografi desa dan juga peta desa. Setelah selesai memfotokopi data-data tersebut, peneliti pun mengembalikan kembali ke kantor kepala desa dan tak lupa mengucapkan banyak terima kasih. Setelah peneliti melihat monografi yang telah diberikan Bapak Maryono tersebut. tidak adanya Tahun berapa monografi tersebut. ketika peneliti membandingan monografi yang tahun 2012 dengan tahun 2013 tidak adanya berbedaan dalam isi monografinya. Setelah memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian maka peneliti pun beranjak pulang dari kantor kepala desa.

(37)

tidak ada di rumah, maka peneliti pun akhirnya berkeliling sambil melakukan wawancara sambil lalu dengan masyarakat Sinar Gunung dan melakukan observasi lanjutan.

Selama penelitian, peneliti tinggal di rumah neneknya yang memang warga Sinar Gunung sekaligus untuk menemani neneknya disana selama penelitian. Peneliti pun melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat, dan tidak begitu sulit melakukan pendekatan dengan masyarakat Sinar Gunung, karena nenek peneliti cukup dikenal warga Sinar Gunung. Hal ini memudahkan peneliti lebih dekat dengan masyarakat sekitar.

Setelah peneliti sudah dapat berbaur dengan masyarakat, peneliti pun datang ke rumah salah satu masyarakat Sinar Gunung yang juga melakukan menjualan lahan pertanian kepada KIM. Peneliti pun datang ke rumah Ibu Asima Purba (47 tahun), yang biasa peneliti panggil dengan sebutan Bou14 Pika. Ketika peneliti datang di rumah Bou itu cukup ramai dengan anak-anak yang sedang bermain di sekitar halaman rumah Bou itu. Bou itu pun sedang mengobrol dengan tetangganya.

Peneliti pun menjelaskan maksud kedatangannya dan Bou Pika pun meluangkan waktunya untuk mendengarkan maksud kedatangan peneliti. Beberapa saat peneliti mengobrol dengan Bou Pika, Bou itu menjual sawah mereka sekitar 10 Rantai dengan harga per rantai 60 juta. Bou Pika mengatakan menjual sawah mereka yang ada di Sinar Gunung untuk membeli sawah kembali yang lebih luas dari sawah mereka yang di jual kepada KIM, hal ini dikarenakan harga jual yang begitu besar maka memperoleh sawah yang lebih luas di desa sebelah dengan harga yang lebih murah dari harga sawah yang ada di Sinar Gunung.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Opung Rottip Saragih (82 tahun), yang merupakan salah satu dari beberapa keluarga yang pertama kali datang ke Sinar Gunung. Opung Rottip Saragih adalah nenek Si Peneliti, jadi lebih mudah memperoleh informsi yang dibutuhkan peneliti. Peneliti pun menjelaskan apa saja yang ingin ditanyakan

      

14 

(38)

dan juga meminta kesediaan Opung Rottip mengjelaskan bagaimana pertama kalinya Sinar Gunung menjadi sebuah pemukiman.

Opung Rottip menceritakan kepada peneliti bagaimana pertama kalinya mereka sampai di Sinar Gunung tersebut, dimana dulunya Sinar Gunung ini hanya berupa hutan yang kemudian dikelola beberapa keluarga yang datang bersama Opung itu pada saat itu. Opung pun menjelaskan mereka pertama kali datang ke Sinar Gunung pada Tahun 1952 dengan beberapa kepala keluarga dan Opung tersebut tidak mengingat lagi berapa keluarga yang dulunya pertama kali datang ke Sinar Gunung. Mereka membagi sistem kepemilikan lahan dengan cara melakukan undian, berapa angka hasil undian yang didapat menjadi menjadi tanah hak masing-msing dari mereka. Hal ini menurut peneliti cukup unik ketika Opung menjelaskan bagaimana dulunya mereka membagi kepemilikan lahan yang akan mereka kelolah. Dan mereka juga melakukan perombakan dan melakukan pembersihan lahan dengan cara gotong royong dimana lahan tersebut akan menjadi lahan tempat tinggal mereka.

(39)

Gambar 1: gambar ini diambil pada saat peneliti sedang menjaga Opung Rottip di rumah sakit.

Opung Rotip sedang berada di ruang ICU (dokumen pribadi 21 September 2013)

Pada tanggal 19 September 2013, pada pagi seperti rutinitas yang dilakukan peneliti selama melakukan penelitian di Sinar Gunung, ingin melakukan wawancara dengan masyarakat Sinar Gunung lainnya yang sudah buat janji dengan salah satu informan peneliti. Tetapi tiba-tiba Opung peneliti yaitu Opung Rottip Saragih sakit dan peneliti pun membawa Opung ke rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan kepada Opung penelitu tersebut, ternyata Opung mengalami pembengkakan jantung yang diharuskan masuk ICU. Peneliti sangat sedih atas itu dan menunda penlitiannya karena ingin menjaga Opung selama dirumah sakit. Sekitar seminggu lebih Opung berada di rumah sakit dan peneliti senantiasa menjaga Opung selama berada di rumah sakit. Setelah diperbolehka pulang oleh dokter, selama seminggu setelah pulang dari rumah sakit si peneliti masih tidak meneruskan penelitiannya. Hampir dua minggu kemudian baru peneliti melakukan penelelitiannya kembali setelah peneliti merasa kondisi Opungnya sudah berangsur-angsur baik dan bisa berjalan sendiri.

(40)

juga mengatakan dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini wilayah KIM begitu cepat meluas yaitu sekarang ini KIM sudah sampai pada 3 kawasan KIM yaitu yang dekat dengan sinar Gunung sudah menjadi KIM 3. Seperti yang diutarankan Bapak Ayong “ pengembangan KIM menurut perencanaan belum sampai ke daerah Sinar Gunung, tetapi dalam perencanaan akan sampai pada tahun 2020 nantinya. Namun karena banyaknya lahan yang di jual oleh masyarakat makanya sekarang ini perluasan kawasan KIM begitu cepat. Perencanaan KIM itu sendiri direncanakan akan mencakup sampai pada KIM 6. Hal ini memungkinkan daerah Sinar Gunung akan ikut menjadi kawasan KIM nantinya.” Dan Bapak Ayong juga mengatakan kepada peneliti bahwa setelah adanya konversi lahan dan juga penjualan lahan yang terjadi, kehidupan masyarakat Sinar Gunung semakin baik. Pendidikan yang semakin baik, para orang tua yang semakin meningkatkan pendidikan anak-anak mereka, rumah-rumah yang semakin baik dan berbagai teknologi yang semakin dikenal dan dimiki para masyarakat Sinar Gunung.

(41)

namanya bahwa mereka mengalami konfik akibat dari pembagian hasil jual tanah tersebut. sedangkan dengan para pemilik KIM tidak ada mengalami konfilk.

Dan ketika saya wawancara dengan Efa Purba (22 tahun), mengatakan bahwa adanya KIM akan membuat banyaknya polusi udara yang akan mengakibatkan banyaknya penyakit pada masyarakat dan juga dian juga mengatakan bahwa adanya konversi lahan akan membuat semakin tidak adanya lahan untuk bertani lagi nantinya di Sinar Gunung tersebut. dan lain halnya dengan Berto Saragih (24 tahun), dia mengatakan adanya penjualan lahan membuat masyarakat Sinar Gunung jadi lebih maju dan juga lowongan pekerjaan juga semakin banyak dan akan membantu para pemuda yang ada di Sinar Gunung untuk memperoleh pekerjaan agakar tidak menjadi pengangguran. Bekerja di sawah begitu memelahkan sedangkan bekerja di pabrik akan membuat para pemuda Sinar Gunung akan memiliki pekerjaan dan kehidupan yang akan lebih baik dari pada bekerja di sawah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Dina Hutabarat (27 tahun), dimana kakak itu merupakan pendatang ke Sinar Gunung. Kakak itu menikah dengan pemuda Sinar Gunung dan menjadi warga Sinar Gunung setelah menikah. Kak Dina sebelum menikah bekerja di KIM sebagai buruh harian disalah satu pabrik yang ada di KIM. Dia mengatakan bahwa bekrja di KIM pada waktu masih belum menikah dapat memenuhi kehidupannya dan juga dapat membantu orangtuanya di kampung. Kampung Kakak itu ada di Tarutung, merantau ke Medan untuk dapat membantu keluarganya. Pada waktu bekerja di KIM, dia mengatakan pekerjaan mereka cukup melelahkan sebagai buruh dimana tidak adanya duduk tetapi berdiri selama bekerja. Tetapi setelah kakak itu menikah dan memiliki anak pertama kakak itu tidak lagi bekerja di KIM, alasan kakak itu karena tidak adanya yang mengurus anak dan juga memilih bertani dan menjadi ibu rumah tangga saja.

(42)

kehidupan yang semakin baik bagi para masyarakat Sinar Gunung, tetapi itu hanya itu berlaku bagi mereka yang menjual lahan mereka saja tetapi bagi yang tidak memiliki lahan dan hanya menyewa lahan pertanian tidak sama dengan mereka yang melakukan penjualan lahan. Hal ini dapat dilihat dari segi kehidupan masyarakat Sinar Gunung.

(43)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Letak dan Lokasi

Lokasi penelitian ini terletak di Desa Pematang Johar, penelitian ini dilakukan di 2 (dua) dusun, yaitu dusun XIII dan dusun XIV disebut dengan kedua dusun Sinar Gunung. Kedua dusun ini, menjadi bagian dari 15 dusun yang ada di desa Pematang Johar, luas kedua dusun ini 409,52 ha, sedangkan luas areal desa pematang johar dari 15 dusun berjumlah 2168,30 ha. Rincian luas masing-masing dusun dapat dilihat pada tabel 1.

(44)

Tabel II - 1

Luas Wilayah Desa Pematang Johar

No Dusun Luas Wilayah

(Ha) 1 Dusun I (Batang Buluh) 312,44 2 Dusun II (Pasar Lalang) 245,26 3 Dusun III (Paluh Gelombang) 170,88 4 Dusun IV (Paluh Gelombang) 87

Kedua desa ini masuk dalam wilayah Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. selain itu, kedua desa ini menjadi salah satu pintu masuk kedalam area KIM. Letak kedua desa ini berbatasan dengan berbagai desa, adapun batas-batas wilayah Sinar Gunung tersebut adalah sebagai berikut :

(45)

- Di sebelah Barat berbatasan dengan KIM (Kawasan Industri Medan) di Mabar

2.2Sejarah Desa

Pertama kalinya daerah yang sekarang ini disebut dengan Sinar Gunung merupakan hutan yang kemudian dikelolah oleh pendatang pertama menjadi area bertani padi darat. Pembukaan hutan sebagai lahan pertanian dengan penebangan dan pembersihan lahan untuk nantinya menjadi lahan pertanian mereka. Setelah penebangan dan pembukaan hutan dilakukan, para pendatang pertama mulai membakar dan membersihkan agar dapat menanam padi darat karena hanya padi darat yang masih bisa dilakukan pertama kali pembukaan lahan. Untuk menanam padi para pendatang tersebut bermodalkan pengetahuan bertani yang dimiliki dari kampung halaman mereka tersebut.

Pada awal tahun 1923-an, ada beberapa keluarga datang ke daerah yang sekarang ini disebut dengan Sinar Gunung. Mereka yang pertama datang ke Sinar Gunung dari berbagai kalangan dari pegunungan yaitu dari Saribudolok, Bangun Purba dan juga Raya. Menurut informan peneliti pendatang yang datang yang masih diingat oleh informan ada beberapa yaitu Alm.Salomo Bangun, Alm.Ramjah Bangun, Alm.Toguh Purba, Alm.Saroyo Damanik, Rottip Saragih dan Ngada Saragih.

(46)

Dalam hal pembagian lahan pertapakan, para pendatang melakukan suatu undian untuk mengetahui sebatas mana lahan yang dapat mereka bangun sebagai tempat tinggal mereka. Setelah mereka mengetahui lahan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selanjutnya, pembangunan rumah pun dimulai dan nama untuk tempat tinggal pun mulai mereka pikirkan.

Desa ini menurut peneliti sangat aneh disebutkan menjadi nama Sinar Gunung, karena tidak adanya di Desa tersebut Gunung tetapi namanya menjadi Sinar Gunung. Setelah peneliti telusuru dan bertanya kepada informan di Sinar Gunung, barulah peneliti tahu kenapa desa tersebut bernama Sinar Gunung. Sinar Gunung memiliki arti bagi masyarat sinar Gunung yaitu Desa yang bersinar oleh masyarakat dari pegunungan datang membawa perubahan di daerah tersebut dan pada tahun 1954 Sinar Gunung di sahkan oleh Camat Labuhan Deli.

Setelah Sinar Gunung di sahkan, masyarakat mulai bertani padi sesuai dengan lahan yang mereka miliki. Masyarakat Sinar Gunung pun kian bertambah dengan datangnya pendatang berikutnya yang datang untuk memulai kehidupan baru di Sinar Gunung. Para pendatang yang berikutnya merupakan sanak saudara para pendatang terdahulu dengan mereka berhasil bertani dan bertahan hidup di Sinar Gunung, mereka mengabarkan kepada saudara yang berada di kampung halaman mereka dan menyuruh bermigrasi ke Sinar Gunung. Dengan demikian pertambahan penduduk di Sinar Gunung semakin banyak dan pemukiman masyarakat semakin banyak.

Sinar Gunung mayoritas Penduduknya adalah etnis Simalungun. Masyarakat Sinar Gunung mayoritas bermarga Purba, Saragih dan Damanik. Tetapi setelah banyaknya masyarakat etnis Simalungun yang bermukin ke Sinar Gunung sekarang ini bertambah berbagai macam marga yaitu :

(47)

- Saragih - Damanik - Sipayung - Sinaga - Girsang

Dari sekian banyaknya etnis Simalungun yang bermukim dari berbagai tempat dari Kabupaten Simalungun dari daerah yaitu :

- Saribudolok - Dolok Silau - Pematang Raya - Bangun Purba - Panei

- Nagori dolok

Terbentuknya Sinar Gunung sebagai wilayah pemukiman baru, maka banyak pendatang dari berbagai etnis datang ke Sinar Gunung, misalnya dari etnis Karo, dan juga Batak Toba. Mayoritas etnis di Sinar Gunung merupakan etnis simalungun karena pendatang pertama dan kebanyakan masyarakat di Sinar Gunung merupakan etnis Simalungun. Bahasa sehari-hari yang digunakan di Sinar Gunung adalah bahasa simalungun sebagai bahasa lokal dan bahasa Indonesia.

2.3Keadaan Penduduk

2.3.1 Jumlah Penduduk

(48)

laki-laki sebanyak 407 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 386 jiwa. Dalam satu keluarga rata-rata memiliki 4-7 jiwa, hanya beberapa saja yang memiliki anggota keluarga 8-10 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel II - 2

Jumlah penduduk Sinar Gunung yang lebih banyak ada pada usia 20-30 tahun sedangkan usia yang lebih rendah ada pada usia 0-1 tahun. Seperti terlampir pada tabel berikut :

Tabel II - 3

Komposisi Penduduk Sinar Gunung Menurut Umur No Usia

Sumber : Kantor Kepala Desa Tahun 2013

(49)

menikah muda mengakibatkan angka kelahiran di Desa ini juga banyak. Hal ini berdampak pada jumlah pertubuhan penduduk yang semakin banyak, yaitu adanya kepedulian masyarakat akan program keluarga berencana (KB). Laju pertumbuhan penduduk Desa Sinar Gunung dibatasi dengan program KB dari pemerintah, kepedulian pemerintah untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk direspon baik oleh penduduk Sinar Gunung.

2.3.2 Agama

Masyarakat Sinar Gunung keseluruhan beragama kristen berdasarkan data dari kantor kepala desa, yaitu Kristen Protestan dan Katolik. Tempat ibadah, terdapat 3 (tiga) bangunan gereja, yaitu 2 (dua) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dan satu Gereja Katolik. Dari keseluruhan umat yang ada di Sinar Gunung tersebut, umat GKPS merupakan yang paling banyak jemaatnya dibandingkan dengan Katolik, ini dikarenakan adanya 2 unit Gereja GKPS yang ada di Sinar Gunung tersebut. Bangunan Gereja yang ada di Sinar Gunung ini bukan hanya digunakan warga desa setempat saja, tetapi dipakai juga oleh warga desa lainnya. Keseluruhan kegiatan kebaktian diadakan pada hari Minggu pagi hingga siang hari.

Gereja pertama yang ada di Sinar Gunung adalah gereja katolik. Setelah beberapa tahun adanya gereja katolik, berdirilah gereja GKPS Sinar Gunung. Berdirinya gereja GKPS Sinar Gunung karena perbedaan bahasa yang digunakan waktu kebaktian. Gereka katolik menggunakan bahasa indonesia dalam acara kebaktian minggunya sedangkan gereja GKPS menggunakan bahasa simalungun dalam kebaktian minggunya. Perbedaan bahasa yang digunakan juga menjadi pemicu perbedaan jumlah umat yang ada di GKPS dan katolik.

(50)

alasan mengapa ada yang masuk ke Katolik dan ke GKPS. Seperti paparan dari informan peneliti mengatakan :

“saya dulunya gereja di katolik, tapi di katolik bahasanya pake bahasa Indonesia kurang ngerti jadinya, jadi pindahlah ke GKPS karena menggunakan bahasa simalungun disana”.

Dari paparan informan diatas, peneliti dapat melihat bahwa bahasa yang digunakan dalam acara kebaktian dulunya mempengaruhi jumlah umat yang ada pada gereja di Sinar Gunung.

Gereja GKPS memiliki dua gedung gereja yaitu gereja GPKS Sinar Gunung dan gereja GKPS Suka Mulia. Adanya dua gereja GKPS ini karena danya tampung yang ada di gereja GKPS Sinar Gunung melebihi kapasitas gedung gereja, sehingga terbentuklah gedung gereja GKPS yang baru yang berada di dusun IX Suka Mulia. Terbentuknya gereja GKPS di dusun IX karena adanya lahan milik masyarakat Sinar Gunung di dusun tersebut.

Masyarakat Sinar Gunung yang keseluruhan merupakan beragama Kristen mengakibatkan tidak adanya bangunan Mesjid di Sinar Gunung, tetapi berada di kampung jawa dekat dengan Sinar Gunung. Walau tidak adanya umat muslim di Sinar Gunung, masyarakat Sinar Gunung dengan umat muslim yang ada di kampung jawa tetap saling menghargai keyakinan masing-masing dan tidak adanya pemaksaan keyakinan. Terbukti pada saat umat kristian, umat muslim tidak ada mengganggu dan begitu juga sebaliknya. Hal ini membuktikan adanya tolerasnsi antar umat beragama yang dilakukan oleh masyarakat Sinar Gunung.

2.3.3 Pendidikan

(51)

anak-anaknya hingga ke tingkat lebih tinggi. Di Sinar Gunung hanya memiliki 1 unit sekolah dasar SD GKPS sebagai sarana belajar-mengajar, itu pun tidak semuanya bersekolah di SD GKPS tersebut karena fasilitas yang kurang memadai dan tenaga Guru yang kurang. Kebanyakan orang tua menyekolahkan anak-anak mereka bersekolah tingkat SD di luar dari Desa Sinar Gunung, salah satu sekolah yang lebih banyak diminati oleh masyarakat Sinar Gunung yaitu SD Santo Paulus yang berada di Martubung. Keberadaan anak-anak di Santo paulus bersekolah dikarenakan fasilitas yang memadai dan tenaga guru yang cukup.

Gambar 3: SD GKPS (dokumen pribadi 5 Februari 2014)

(52)

Gambar 4 : suasana belajar di SD GKPS Sinar Gunung (dokumen pribadi 27 Januari 2013

Dapat dilihat pada gambar diatas, ini adalah suasan belajar kelas1 SD yang ada di SD GKPS Sinar Gunung. Peneliti merupakan salah satu staf pengajar di SD GKPS, gambar diatas merupakan murid-murid peneliti.

2.3.4 Mata Pencaharian

90% masyarakat Sinar Gunung awalnya berprofesi sebagai petani, tetap sejak masuk KIM ke dalam wilayah mereka mata pencaharian yang dulunya bertani kini berubah. Perubahan mata pencaharian mereka berubah drastis seiring dengan semakin berkembangnya mata pencaharian yang dimilki masyarakat Sinar Gunung sekarng ini. Diperkirakan 40% sampai 60% yang bertahan berprofesi sebagai petani sedangkan bekerja di KIM sebagai buruh dilakukan masyarakat sekitar 40 % dan ada juga yang melakukan keduanya bersamaan antara bertani dengan bekerja sebagi buruh di pabrik KIM.

(53)

saja. Seperti perkataan salah satu informan peneliti yang bekerja sebagai pegawai swasta mengatakan:

“bahwa hanya mengandalkan gaji tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di zaman yang semakin tinggi kebutuhan hidup pun semakin banyak”.

Dari pernyataan diatas, lebih rinci akan dipaparkan keadaan mata pencaharian di Sinar Gunung dalam sebuah tabel. Sebagai berikut :

Tabel II - 4

Komposisi Penduduk Sinar Gunung menurut Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

Dusun XIII Dusun XIV

Sumber : Kantor Kepala Desa Tahun 2013

Tabel diatas dapat dilahat bahwa bertani merupakan mata pencaharian yang paling banyak, karena masyarakat Sinar Gunung dari pertama kali datang memiliki keahlian bertani dan adanya lahan yang memadai untuk bertani padi juga faktor masyarakat memiliki profesi sebagai petani. Sedangkan profesi sebagai Polisi/TNI merupakan profesi yang paling sedikit dikarenakan kurang berminatnya masyarakat untuk bekerja sebagai polisi dan susahnya masuk juga mengakibatkan tidak banyaknya masyarakat Sinar Gunung memiliki profesi sebagai polisi.

(54)

hasil bertani padi dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat Sinar Gunung. Hal ini menunjukkan bahwa tanah sangat berarti dan dekat dengan kehidupan masyarakat desa terutama bagi para petani.

2.4Sarana dan Tranfortasi

2.4.1 Jalan dan Tranfortasi

Sarana jalan yang ada di desa ini sudah cukup memadai. Kondisi jalan sebahagian sudah di aspal dan ada jalan yang masih belum tersentuh akan perbaikan jalan. Kondisi jalan menuju Sinar Gunung sekarang ini memang tidak sebaik empat tahun belakangan ini, banyaknya jalan yang sudah rusak dan berlobang. Belum adanya kebijakan pemerintah dalam perbaikan jalan sampai ke Sinar Gunung ini membuat para masyarakat setempat mengambil alternatif dengan cara menimbun jalan yang rusak dan berlobang tersebut dengan pasir/tanah maupun batu-batu kerikil kecil. Walaupun demikian, tetap saja bila hujan datang jalan yang sudah ditimbun akan rusak kembali akibat guyuran hujan akibatnya jalan menjadi becek dan semakin rusak.

(55)

2.4.2 Perekonomian

Di Sinar Gunung perekonomian masyarakatnya juga sudah cukup baik dalam menunjang perekomonia mereka, baik dalam kegiatan produksi pertanian maupun pemasarannya. Dalam pengolahan lahan pertanian, para petani sudah menggunakan mesin Jetor sebagai alat untuk membajak sawah dan pada saat masa tanam, perawatan dan juga pada saat panen sudah menggunakan tenaga pekerja yaitu mereka sebut dengan pekerjaan musiman yang mereka lakukan.

Pekerja musiman dikatakan disini adalah pekerja pengambil padi saat panen, jadi mereka hanya bekrja ketika musim panen padi berlangsung. Para pekerja musiman bukan masyarakat Sinar Gunung melainkan dari daerah lain yang datang untuk bekerja untuk pekerjaan musiman. Para pekerja musiman ini kebanyakan datang dari Perbaungan dan daerah-daerah disekitar Sinar Gunung.

Gambar 5: gambar diambil ketika salah satu informan peneliti sedang panen. Dari gambar dapat terlihat mesin pemisah padi dengan jeramih yang mayarakat Sinar Gunung menyebut dengan mesin panggilas (penggilas)

(56)

masyarakat untuk memanen padi mereka. Hal ini dapat dilihat dari gambar diatas, dalam gambar terdapat para buruh tani sedang melakukan proses pemisahan padi dengan jeramih. Dalam pemisahan padi juga dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin. Penggunaan mesin penggilas tersebut mempercepat proses pemanen padi yang ada di Sinar Gunung.

Di Sinar Gunung memiliki 2 Kilang padi yang dapat mempermudah masyarakat menjual hasil panen padi yang mereka miliki. Tetapi tidak semua masyarakat Sinar Gunung menjual hasil padi mereka ke kilang padi yang ad di Sinar Gunung, ada pula yang menjual hasil padi pada kilang padi di luar Sinar Gunung.

Dalam hal keperluan sehari-hari, warga Sinar Gunung tidak harus repot-repot ke desa tetangga untuk memenuhi memenuhi kebutuhan sehari hari, karena sudah tersedianya dan adanya penjual kebutuhan sehari-hari dari pagi hingga sore hari. Dan terdapat banyak warung-warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu ada juga beberapa Kedai Tuak yang dapat ditemukan di Desa Sinar Gunung.

2.4.3 Kesehatan

Sarana kesehatan masyarakat menggunakan cara trandisional dan modern. Sejak dulunya sarana kesehatan digunakan oleh masyarakat Sinar Gunung adalah cara tradisional. Tetapi dengan perkembangan zaman masyarakat Sinar Gunung telah menggunakan pengobatan modren tanpa meninggalkan pengobatan secara tradisionalnya.

(57)

trandisional dan pengobatan modren. Hal ini dilakukan ibu tersebut karena keyakinan akan pengobatan trandisional masih kuat di Sinar Gunung.

(58)

BAB III

FAKTOR PENJUALAN LAHAN DAN KONVERSI LAHAN

3.1 Jenis kepemilikan Lahan

Kepemilikan lahan di Sinar Gunung pada awalnya, merupakan lahan Kosong berupa hutan yang kemudian mereka kelolah. Lahan dipergunakan masyarakat Sinar Gunung sebagai lahan bertani padi dan tempat tinggal. Lahan yang dikelolah oleh masyarakat sesuai dengan pembagian secara undi, seperti yang telah dijelaskan peneliti di rangkaian penelitian yaitu di bab 1 pada awal kedatangan masyarakat Sinar Gunung.

Mayoritas kepemilikan lahan kebanyakan etnis Simalungun, karena etnis Simalungun yang pertama kali datang dan mengelolah lahan yang tadinya hutan menjadi lahan untuk bertanam padi. Lahan bertani yang dipergunakan masyarakat Sinar Gunung tidak jauh dari tempat tinggal mereka, yaitu adanya tempat tinggal warga dan area lahan untuk bertani. Masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian, menyewa lahan kepada masyarakat lain yang memiliki lahan yang luas dan lebar. Biasanya mereka menyewa lahan kepada kerabat maupun keluarga terdekat yang ada di Sinar Gunung, karena mereka menyewakan lahan hanya kepada saudara atau kenalan dekat mereka saja dan sebagian kecil disewakan kepada yang bukan saudara ataupun kenalan mereka. Penyewaan lahan ini dipercaya kepada si penyewa karena mereka sudah memiliki rasa percaya satu sama lainnya.

(59)

panen, sewa lahan setiap rantai15 berkisar  4 kaleng16 padi kering17. Seperti paparan dari salah satu informan peneliti mengatakan :

“saya tidak memiliki sawah jadi Cuma menyewa sawah saja sekarang ini. Dari 3 sawah yang saya kelolah semuanya itu saya menyewa. Setiap panen bayar sewa sawah 10 rantai adalah 400 KG padi atau berkisar 5 karung padi dari 1 sawah setiap panennya”.

Dari paparan informan diatas, setiap panen memberikan sewa kepada pemilik lahan yang berbeda. Dalam 10 rantai sawah membayar sewa panennya  40 kaleng atau 400 kg padi yaitu berkisar 5 karung padi, dalam setahun Bapak Adri membayar sewa sekitar 10 karung padi kepada pemilik lahan.

Berkurangnya lahan pertanian di Sinar Gunung karena lahan yang semakin banyak dijual. Ketertarikan masyarakat Sinar Gunung dengan tawaran dan harga yang tinggi membuat masyarakat untuk menjual lahan pertanian mereka. Tawaran tinggi yang dilakukan oleh pihak KIM kepada masyarakat Sinar Gunung berhasil menarik perhatian masyarakat dan semakin bertambahnya masyarakat yang menjual lahan pertanian mereka sendiri. Dalam kurun waktu yang singkat, KIM menguasai lahan pertanian masyarakat. Penjualan lahan pertanian di Sinar Gunung sangat cepat karena kepemilikan sertifikat lahan yang dimiliki masyarakat yang mempermudah KIM melakukan jual beli tanah dengan masyarakat Sinar Gunung.

Lahan yang dimiliki oleh masyarakat Sinar Gunung akan mengalami proses penggantian kepemilikan lahan, hal ini dikarekan adanya pembagian lahan kepada keturunanya. Pembagian yang dimaksud adalah warisan, yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya untuk dipergunakan sebaik mungkin dalam kehidupan mereka.

(60)

Gambar 6 : ketika Opung Rottip selesai di wawancarai oleh peneliti

(dokumen pribadi 25 Juli 2013)

Pembagian warisan akan berlangsung ketika umur orang tua sudah semakin lanjut usia, kemudian orang tua akan melakukan pembagian kepada setiap anaknya. Seperti yang dilakukan oleh salah satu informan peneliti mengatakan :

“ pembagian warisan untuk anak-anak, saya tidak memberikan sawah kepada mereka. Tapi sawah yang saya miliki saya jual kepada KIM, hasil penjualan lahan saya bagi ratakan kepad ke 5 anak saya baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Semua mendapat bagian yang sama agar tidak ribut nantinya ketika saya meninggal”.

Gambar

Gambar 1: gambar ini diambil pada saat peneliti sedang menjaga Opung Rottip di rumah sakit
Tabel II - 1
Tabel II - 3
Gambar 3: SD GKPS (dokumen pribadi 5 Februari 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan gelagar type I – tidak simetris menurut T.Y Lin (tahun 1996 hal 195) dalam bukunya Desain Struktur Beton Prategang, adalah sebagai berikut : Perbandingan momen

Penjelasan lebih lanjut dari data ini adalah kecenderungan penulisan biografi terhadap tokoh politik dari semua kalangan profesi, bahkan lima buku biografi yang ditulis

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian tentang rata- rata sarana dan prasarana yang mendukung proses

Penghancur plastik menjadi serpihan dapat melalui beberapa tahap dimana pada tahap pertama plastik (dalam hal ini percobaan dengan menggunakan plastik kemasan

Firman Allah Wattaqullah artinya takutlah kepada Allah, janganlah suami menyalahgunakan kedudukan wanita sebagai ladang kalian dengan mendatangi mereka pada saat mereka sedang

Lab-Sheet ini berguna untuk panduan pratikum mata kuliah Pratikum Ilmu Bahan dan Piranti bagi program studi Teknik Elektro Industri (DIV) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

2/2008 tersebut tidak didasarkan pada kajian akademis, namun lebih bersifat dinamis Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral menyebutkan hal yang sama, dan

Berdasarkan latar belakang di atas mengenai pentingnya peran inovasi bagi suatu industri dalam meningkatkan kinerja operasionalnya, maka masalah yang dikemukakan