• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2004-2008

BAB IV. PEMANFAATAN BENTENG VREDEBURG SEBAGA

C. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2004-2008

1. Kepemimpinan Wahyu Indrasana

Pada periode Wahyu Indrasana yang telah menggantikan Kepala Benteng Vredeburg Yogyakarta sebelumnya Budiharja, melanjutkan rencana program- program yang telah dicanangkan oleh Budiharja termasuk kedudukan, tugas dan fungsi tetap berjalan didalam Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Disamping itu beliau juga mempunyai gagasan untuk meneruskan progam-progam yang belum terlaksana lebih meningkat baik.

Visi dan Misi Museum

a. Visi Museum

Visi Museum Benteng Vredeburg adalah terwujudnya pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan museum yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkokoh jati diri, ketahanan budaya dan integrasi nasional.

17

Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1997/1998, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997/1998).

90

b. Misi Museum

(1) Mewujudkan peran museum sebagai sarana edukasi, pariwisata, pusat infoormasi dan pengembangan ilmu pengetahuan.

(2) Mewujudkan pelestarian benda-benda peninggalan sejarah dan kebudayaan untuk memperkokoh jati diri bangsa.

(3) Mewujudkan museum sebagai sarana dan prasarana bagi pengembangan pembelajaran ilmu sejarah dan kebudayaan.

(4) Mewujudkan nuansa edutaimen dalam penyajian tata pameran benda-benda peninggalan sejarah dan kebudayaan.

(5) Meningkatkan pemahaman sejarah dan kebudayaan kepada masyarakat untuk mewujudkan kesadaran nasional dalam rangka memperkokoh jati diri, ketahanan budaya dan integrasi bangsa.18

Sebagai aktualisasi dari visi misinya, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah mencanangkan berbagai kegiatan dalam progam kerja yang disusun pada setiap anggaran. Meskipun bentuk serta materinya dapat berubah -ubah dan selalu mengalami perkembangan namun pada hakekatnya kegiatan yang dilakukan museum meliputi: pameran, seminar, penelitian dan lomba. Setelah dikemas dengan tambahan tema-tema tertentu kegiatan-kegiatan tersebut akan mempunyai judul yang

18

Suharja., Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007), hlm. 2.

banyak ragamnya. Untuk pengembangan kegiatan tersebut tentunya harus disesuaikan dengan visi dan misi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.19

2. Kegiatan kelembagaan

a. Peranan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Peranan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam Dunia Pendidikan Kebutuhan dan minat masyarakat akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain melalui dunia pendidikan formal, juga tak terelakan mendapat pengaruh dari globalisasi informasi, sedemikian pesatnya informasi tersebut sampai pada tataran yang membahayakan dari munculnya budaya metamorfosa dari budaya lokal ke budaya metropolis, konsumtif dan sebagainya yang berdampak kepada rendahnya aspirasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap masa lalu.

Museum sebagai pelestari warisan seni budaya bangsa dan jendela budaya bangsa, merupakan suatu lembaga tetap, tidak mencari keuntungan dan terbuka untuk umum yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, merawat, meneliti, mengkaji, menyajikan dan mengkomunikasikan untuk kepentingan studi, pendidikan dan rekreasi bukti-bukti material manusia dan lingkungannya.

Museum bukan merupakan sesuatu yang mati, bisu, dan tertutup tetapi secara teoristis fungsional, simbolis filosofis merupakan bangunan yang hidup dan selalu berbicara dan memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat umum. Dengan pola pikir tersebut di atas, maka Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

19

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. commit to user

92

sebagai salah satu Museum Khusus Sejarah Perjuangan Bangsa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mengemban misi, visi dan fungsinya selain dengan menyelenggarakan pameran juga berkewajiban mensosialisasikan museum kepada masyarakat melalui kegiatan ceramah baik yang diselenggarakan di lingkungan museum maupun di luar museum.20

Museum dalam rangka menyebarluaskan informasi tersebut senantiasa dilaksanakan secara berkesinambungan seperti yang telah dilaksanakan. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi bekerjasama dengan instansi terkait khususnya Cabang Dinas Pendidikan di setiap kabupaten, wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.21 Dengan terselenggaranya kegiatan sosialisasi diharapkan masyarakat khususnya pelajar dapat memahami peranan museum serta mereka dapat memanfaatkan museum sebagai media studi dan pendidikan, meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya pelajar terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia serta dapat bersikap dan berbuat sesuai dengan kepribadian bangsa dan menumbuh kembangkan wawasan berbangsa sebagai dasar pengikat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada masa jabatan beliau , Benteng Vredeburg menyelenggarakan seminar Pendidikan dengan lunturnya kesadaran sejarah, nasionalisme, tawuran antar pelajar, kurangnya kedisiplinan, tidak mau tahu bahwa bangsa ini terlahir melalui perjalanan sejarah yang panjang, berkat kerja keras para pejuang bangsa, pengorbanan tanpa

20

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

21

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. commit to user

batas pendiri bangsa dan tumpahan darah untuk sebuah kemerdekaan. Kesadaran sejarah dikalangan siswa benar–benar telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.22

Salah satu upaya untuk itu maka hasil seminar yang diselenggarakan Benteng Verdeburg bertujuan Sebagai Pelestari Warisan seni budaya bangsa dan jendela budaya bangsa dengan menumbuhkan kesadaran sejarah dikalangan masyarakat dan generasi muda dengan Tema :

a) Peranan Badan–Badan Kelaskaran pada masa Revolusi Fisik Di Yogyakarta 5 Mei 2007

b) Palang Merah Indonesia pada masa Revolusi Fisik di Yogyakarta 7 Mei 2007 c) Peranan Pemimpin Keagamaan pada masa Revolusi fisik di Yogyakarta 19 Juli

2007

d) Kajian Historis Estetis Tata pameran Minirama I 7 Agustus 2007

e) Wawasan Kebangsaan dalam rangka pembentukan Kesadaran Sejarah 27 Agustus 2007.23

b. Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Melihat kembali Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.34/OT.001/MKP-2006 Tanggal 7 September 2006 disebutkan bahwa Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, berkedudukan di

22

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

23

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. commit to user

94

bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Museum. Disebutkan pula bahwa Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitain dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta.24

Mengenai bentuk koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Bangunan yaitu meliputi bangunan keseluruhan yang terdapat di dalam kompleks Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta lengkap dengan pendukungnya, antara lain tembok benteng, parit, jembatan, anjungan, tanah lapang di luare benteng, lapangan di dalam benteng, dan bangunan-bangunan yang ada di dalam benteng. (2) Benda realita saksi peristiwa bersejarah dalam perjuangan merintis, mencapai,

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

(3) Benda replika, yaitu tiruan dari benda asli yang berperan dalam perjuangan dalam rangka merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

(4) Benda visualisasi peristiwa bersejarah dalam rangka merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang dapat berupa patung, lukisan, minirama, maket, miniature dan sebagainya.

(5) Foto dan duratan serta hasil pendokumentasian lainya yang terkait dengan perjuangan dalam rangka merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi

24

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. commit to user

kemerdekaan. Untuk kelompok ini dapat berupa foto, foto duratran, film, microfilm, slide dan sebagainya.25

Benda-benda tersebut dalam penyimpananya dipisahkan dalam dua tempat yaitu dalam ruang pameran dan dalam gudang koleksi. Koleksi yang telah mengalami proses penelitian, sehingga kredibilitas informasinya telah memenuhi kriteria untuk disajikan. Sedangkan koleksi yang tersimpan di gudang koleksi adalah koleksi- koleksi yang belum mengalami proses penelitian. Meskipun demikian, ada juga koleksi yang telah mengalami proses penelitian namun disimpan di gudang koleksi karena keterbatasan luas ruang pameran.26

Dokumen terkait