• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Dampak Pelabuhan Muara Angke Terhadap Perubahan Kondisi

3. Perubahan Pengeluaran Rumah Tangga

Pedagang dan Pengolah

Kerang -2.666.667 -59

4 Non Perikanan -6.450.000 -263

Jumlah -26.300.000 -672

Rata-rata -6.575.000 -168

Sumber : Data Primer diolah 2014

3. Perubahan Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pengeluaran rumah tangga dibedakan ke dalam dua hal, yaitu pengeluaran untuk kebutuhan pangan dan non pangan. Pengeluaran untuk kebutuhan pangan antara lain pengeluaran untuk bahan konsumsi, yaitu beras, lauk pauk dan sayuran, makanan

tambahan, dan kebutuhan dapur. Sedangkan untuk pengeluaran non pangan, seperti biaya pendidikan, perumahan, kesehatan, listrik, air, dan telepon.

a. Pengeluaran Pangan

Pengeluaran pangan rumah tangga ini diperoleh dari keterangan reponden mengenai pemenuhan kebutuhan pangan mereka dalam periode satu bulan. Kenaikan pengeluaran pangan rumah tangga sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan dialami oleh kelompok nelayan dan kelompok pedagang dan pengolah ikan. Nilai terbesar pengeluaran pangan pada kelompok nelayan sebelum pembangunan pelabuhan, yaitu Rp 15.000.000,00 dan naik menjadi Rp 20.000.000,00. Sedangkan untuk nilai terkecilnya naik dari Rp 420.000,00 menjadi Rp 650.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan. Rata-rata pengeluaran pangan untuk rumah tangga kelompok nelayan juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 7.710.000,00 menjadi Rp 10.325.000,00 (Tabel 4.14).

Sedangkan untuk kelompok pedagang dan pengolah kerang dan kelompok non perikanan mengalami penurunan pengeluaran pangan rumah tangga. Penurunan signifikan terjadi pada pengeluaran pangan rumah tangga kelompok pedagang dan pengolah kerang dengan nilai rata-rata dari Rp 1.773.333,00, sesudah pembangunan pelabuhan turun menjadi Rp 1.266.667,00 (Tabel 4.14).

Tabel 4.14. Rata-rata Pengeluaran Pangan Responden Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pelabuhan Muara Angke Tahun 2014

No Jenis Mata Pencaharian

Pengeluaran Pangan Rumah Tangga (Rp)

Nilai Terbesar Nilai Terkecil Rata-rata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1 Nelayan 15.000.000 20.000.000 420.000 650.000 7.710.000 10.325.000 2 Pedagang dan

Pengolah Ikan 5.000.000 8.000.000 1.000.000 1.000.000 3.233.333 4.233.333 3 Pedagang dan

Kerang

4 Non Perikanan 2.000.000 1.800.000 1.500.000 1.500.000 1.825.000 1.575.000 Rata-rata 3.635.417 4.350.000

Sumber : Data Primer diolah 2014

b. Pengeluaran Non Pangan

Pengeluaran non pangan merupakan pengeluaran rumah tangga dalam periode satu bulan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan non pangan, seperti biaya pendidikan, perumahan, kesehatan, listrik, air, dan telepon. Kenaikan terbesar pengeluaran non pangan rumah tangga sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan dialami oleh kelompok nelayan, yaitu nilai terbesar Rp 8.000.000,00 naik menjadi Rp 15.400.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan, dan nilai terkecil sebelum pembangunan pelabuhan naik dari Rp 510.000,00 menjadi Rp 640.000,00. Rata-rata pengeluaran non pangan rumah tangga kelompok nelayan juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 4.225.000,00 naik menjadi Rp 8.020.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan (Tabel 4.15).

Sedangkan untuk kenaikan terendah pengeluaran non pangan rumah tangga sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan dialami oleh kelompok non perikanan, yaitu nilai terbesar Rp 1.250.000,00 naik menjadi Rp 1.550.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan, sedangkan nilai terkecilnya tetap Rp 620.000,00 sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan. Rata-rata pengeluaran non pangan rumah tangga kelompok non perikanan sebelum pembangunan pelabuhan adalah Rp 850.000,00 naik menjadi Rp 955.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan (Tabel 4.15).

Tabel 4.15. Rata-rata Pengeluaran Non Pangan Responden Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pelabuhan Muara Angke Tahun 2014

No Jenis Matapencaharian

Pengeluaran Non Pangan Rumah Tangga (Rp) Nilai Terbesar Nilai Terkecil Rata-rata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1 Nelayan 8.000.000 15.400.000 510.000 640.000 4.225.000 8.020.000 2 Pedagang dan Pengolah Ikan 3.000.000 5.000.000 875.000 600.000 2.158.333 2.875.000 3 Pedagang dan Pengolah Kerang 2.845.000 2.960.000 800.000 1.350.000 1.815.000 2.120.000 4 Non Perikanan 1.250.000 1.550.000 620.000 620.000 850.000 955.000 Rata-rata 2.269.583 3.492.500

Sumber : Data Primer diolah 2014

c. Total Pengeluaran Rumah Tangga

Total pengeluaran rumah tangga adalah nilai penjumlahan antara pengeluaran pangan rumah tangga dan pengeluaran non pangan rumah tangga dalam periode satu bulan. Kenaikan pengeluaran total rumah tangga sebelum dan sesudah pembangunan pelabuhan dialami oleh kelompok nelayan dan kelompok pedagang dan pengolah ikan. Namun untuk nilai kenaikan terbesar dialami oleh kelompok nelayan, dengan nilai selisih perubahan mencapai Rp 6.380.000,00 atau 53% dari nilai rata-rata. Rata-rata pengeluaran total rumah tangga kelompok nelayan, yaitu naik dari Rp 11.965.000,00 menjadi Rp 18.345.000,00. Nilai terbesar pengeluaran total pada kelompok nelayan sebelum pembangunan pelabuhan adalah Rp 23.000.000,00 dan naik menjadi Rp 35.400.000,00. Sedangkan untuk nilai terkecilnya naik dari Rp 930.000,00 menjadi Rp 1.290.000,00 sesudah pembangunan pelabuhan (Tabel 4.16).

Tabel 4.16. Rata-rata Pengeluaran Total Responden Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pelabuhan Muara Angke Tahun 2014

No Jenis Matapencaharian

Pengeluaran Total Rumah Tangga (Rp)

Nilai Terbesar Nilai Terkecil Rata-rata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1 Nelayan 23.000.000 35.400.000 930.000 1.290.000 11.965.000 18.345.000 2 Pedagang dan Pengolah Ikan 8.000.000 13.000.000 1.875.000 1.600.000 5.391.667 7.108.333 3 Pedagang dan Pengolah Kerang 5.845.000 4.460.000 1.620.000 2.150.000 3.588.333 3.386.667 4 Non Perikanan 3.050.000 3.350.000 2.120.000 2.120.000 2.675.000 2.530.000 Rata-rata 5.905.000 7.842.500

Sumber : Data Primer diolah 2014

Sedangkan pengeluaran total rumah tangga pada kelompok pedagang dan pengolah kerang dan kelompok non perikanan mengalami penurunan. Penurunan pada kelompok pedagang dan pengolah kerang (Tabel 4.17), yaitu sebesar 6% atau senilai Rp 201.667,00, dengan nilai rata-rata dari Rp 3.588.333,00, sesudah pembangunan pelabuhan turun

menjadi Rp 3.386.667,00. Pada kelompok non perikanan penurunannya sebesar 6% atau senilai Rp 145.000,00, dengan nilai rata-rata Rp 2.675.000,00 turun menjadi Rp 2.530.000,00.

Tabel 4.17. Rata-rata Perubahan Pengeluaran Total Responden Sebelum dan Sesudah Pembangunan Pelabuhan Muara Angke Tahun 2014 No Jenis Matapencaharian Rata-rata Perubahan Pengeluaran (Rp) (%) 1 Nelayan 6.380.000 53 2

Pedagang dan Pengolah

Ikan 1.716.667 32

3

Pedagang dan Pengolah

Kerang -201.667 -6

4 Non Perikanan -145.000 -6

Jumlah 7.750.000 73

Rata-rata 1.937.500 18

Sumber : Data Primer diolah 2014

d. Ketimpangan Pendapatan dan Pengeluaran

Sesudah pembangunan pelabuhan Muara Angke terjadi ketimpangan antara pendapatan dan pengeluaran. Pendapatan yang diperoleh rumah tangga lebih rendah daripada pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebelum pembangunan pelabuhan, rata-rata pendapatan rumah tangga responden adalah Rp 12.545.833,00 dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 5.905.000,00. Sesudah pembangunan pelabuhan, rata-rata pendapatan rumah tangga responden adalah Rp 5.970.833 dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 7.842.500.

Sumber : Data Primer diolah 2014

Tampak bahwa sesudah pembangunan pelabuhan muara angke, pendapatan rumah tangga responden berada di bawah pengeluaran rumah tangga. Diantara responden mengakui akan ketimpangan ini dan menyatakan bahwa untuk mengatasi hal tersebut, sebagian responden seperti kelompok nelayan, pengolah dan pedagang ikan dan non perikanan terpaksa berhutang pada warung, tetangga, dan bahkan juragan mereka. Pembayaran hutang diakui responden akan dilakukan setelah mereka memiliki rezeki atau bahkan terkadang melalui potongan imbalan juragan mereka. Realitas ini merupakan salah satu karakteristik utama masyarakat pesisir yang dikenal dengan istilah patron klien, yaitu hubungan antara dua orang yang sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, dimana seseorang yang kedudukan sosialnya (patron) lebih tinggi menggunakan pengaruh dan sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan perlindungan atau keuntungan, atau keduanya kepada orang yang

kedudukannya (client) lebih rendah.69 Pola hubungan seperti ini memiliki ciri khusus yaitu adanya ketimpangan dalam pertukaran. Ketimpangan tersebut terjadi karena juragan berada pada posisi yang lebih kuat dan kaya dari pandeganya.70

Dokumen terkait