• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah perubahan berarti serangkaian perkembangan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Pelbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisai-diri” adalah sangat penting.

Namun tujuan ini tidak pernah statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan suatu yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikologis. Walaupun selalu terjadi perubahan-perubahan yang sifatnya fisik atau psikologis, banyak orang tidak sepenuhnya menyadari kecuali apabila perubahan-perubahan itu terjadi secara mendadak atau jelas mempengaruhi pola kehidupan mereka.

Perubahan-perubahan pada usia lanjut misalnya, biasanya terjadi jauh lebih lambat daripada perubahan-perubahan pada anak-anak atau remaja. Meskipun demikian, perubahan-perubahan itu tetap memerlukan penyesuaian-penyesuaian kembali dari pihak individu. Akan tetapi, bila individu-individu itu secara relative dapat memperlambat penyesuaian-penyesuaian tersebut, mereka sendiri atau orang lain mungkin tidak menyadari perubahan-perubahan itu. Elizabeth B. Hurlock, (1980:2-4)

Perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini mEerupakan akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan perhatian yang diterima anak dari orang tua, kakak-adik,guru-guru, dan teman-teman dan semakin besar harapan-harapan sosial pada periode ini maka semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik. Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku sebagian besar bergantung pada kemampuan dan kemauan anak untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecamasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik. Seperti dijelaskan oleh Dunbar,”reaksi efektif, terhadap perubahan terutama ditentukan oleh kemauan untuk berkomunikasi…kounikasi adalah cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan”. Anak yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain lebih banyak berperilaku negative daripada anak yang mampu dan mau berkomuniasi. Akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan sosial orang tua, guru, dan orang lain. Anak laki-laki dan permpuan diharapkan berbuat sesuai dengan standar yang pantas untuk usia mereka. Hal ini mereka anggap relative

mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai.

2.1.9 Teori S-O-R

Penelitian ini menggunakan teori S-O-R yaitu singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Berdasarkan teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimuli tertentu. Yaitu keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Pada dasarnya, prinsip teori ini merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. hal ini memungkinkan seseorang dapat mengharapkan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media atau reaksi audiens.

Prinsip situmulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori ini memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang kemudaian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, dimana prinsip S-R mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditunjukkan pada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu tersebut akan merespon pasan informasi itu.

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003:255), dalam bukunya “sikap manusia”, perubahan serta pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Jannis, Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting yaitu:

1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan

Gambar 1. Model S-O-R

Jika teori diatas dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah penggunaan teknologi handphone. 2. Organism ( komunikan) yang menjadi sasaran adalah Siswa SMP Yayasan

Namira Medan.

3. Response (efek) disini adalah perubahan perilaku. Stimulus

Orrlllelllsponseganis Organism

- Perhatian

Teori stimulus respon pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan sesuatu dengan sejumlah pesan yang disampaikan melalui penyiaran. Teori ini juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya, tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebgai individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. (Mufid, 2005: 22)

McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah: - Pesan (stimulus)

- Penerima atau receiver (organism) - Efek (respon)

Stimulus respon dijelaskan bahwa setiap rangsangan pasti akan menghasilkan respon tertentu. penambahan media baru dari komunikasi massa seperti radio, film dan perkembangan dunia iklan di amerika contohnya, pembelajaran atas efek kekuatan dan keeragaman ini mendapatkan penambahan momentum. Selama periode, dari dua perang dunia ini, peranan dari media massa dipandang sebagi alat yang memilki kekuatan untuk merubah atau memanipulasi opini dan perilaku masyarakatdengan sempurna, dan dengan demikian menurut tingkah laku mereka pada periode yang secara relative singkat. Katz (dalam Melkote, 1991:67) berpendapat bahwa model pikiran pada peneliti sebelumnya dilihat pada :

1. Seluruh kekuatan media, yang mampu mempengaruhi pemikiran

dalam ketidakberdayaan, dan

2. Audiens massa terpisah, yang dihubungkan tidak secara langsung dengan media massanya.

Hosland (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

- Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

- Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

- Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

- Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.

Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Dokumen terkait