• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku (Studi Deskriptif Mengenai Penggunaan Handphone Terhadap Perubahan Perilaku Dikalangan Siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku (Studi Deskriptif Mengenai Penggunaan Handphone Terhadap Perubahan Perilaku Dikalangan Siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN PERILAKU

(Studi deskriptif mengenai penggunaan handphone terhadap

perubahan perilaku dikalangan siswa SMP Swasta Namira Pasar

I Tanjung Sari Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara

IRWANA SAKTI

070904019

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku.

Penelitian ini berisi tentang penggunaan teknologi komunikasi handphone

terhadap perubahan perilaku dikalangan siswa SMP Swasta Namira Medan.

Penelitian ini menggunakan teori Stimulus-Respon, komunikasi massa, teknologi

komunikasi, dan remaja. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti

bagaimana perubhana perilaku dikalangana siswa SMP Swasta Namira Medan

terhadap penggunaan teknologi komunikasi handphone. Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil objek penelitian dari siswa Kelas IX SMP Swasta Namira

Medan dengan jumlah polulasi kurang dari 150 orang yaitu sebanyak 84 siswa

yang keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Sesuai dengan perumusan masalah yang akan diteliti yaitu “Apakah

penggunaan handphone berpengaruh terhadap perubahan perilaku dikalangan

siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan”, dimana dalam penelitian

ini peneliti mendapatkan hasil tentang bagaimana stimulus yang di ciptakan

teknologi handphone dalam menjangkau masyarakat mendapat respon dikalangan

siswa SMP Swasta Namira, dimana respon tersebut menghasilkan efek yang

berbeda dari Siswa yang menggunakan teknologi handphone sebagai alat

komunikasi mereka.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

ABSTRAK………...…….……….. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. iv

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL………. vi

KATA PENGANTAR………... vii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori …….……… 11

2.1.1 Komunikasi ……….………... 11

2.1.1.a Defenisi Komunikasi ……….…………. 11

2.1.1.b Unsur-Unsur Komunikasi ………...…… 14

2.1.1.c Fungsi dan Tujuan Komunikasi ………..…………... 16

2.1.2 Komunikasi Massa ………...……….. 18

2.1.2.a Pengertian Komunikasi Massa ………..…………. 18

2.1.2.b Ciri-Ciri Komunikasi Massa ……….………. 20

2.1.3.c Fungsi Komunikasi Massa ……….…… 22

2.1.3 Teknologi Komunikasi ………..……… 25

2.1.4 Remaja ……….………. 27

2.1.5 Perubahan Perilaku ………... 29

2.1.6 Teori S-O-R ……… 31

2.2 Kerangka Konsep ……….. ……… 34

(4)

2.3 Variabel Penelitian ………... 36

2.4 Defenisi Operasional …………..……….. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 38

3.1.1 Deskripsi Singkat Tentang Sekolah ………... 38

3.1.2 Visi dan Misi ……….. 38

3.2 Metode Penelitian ………...……….………. 42

3.2.1 Lokasi Penelitian ………..……..……… 43

3.3 Populasi dan Sampel ……….. 43

3.3.1 Populasi ……….. 43

3.3.2 Sampel ………..….……… 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 44

3.5 Teknik Analisis Data ………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ……….... 45

4.1.1 Teknik Pengolahan Data ………. 46

4.2 Analisis Tabel Tunggal ………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 57

5.2 Saran ………. 58

DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jenis Kelamin………...………. 47

Tabel 2 : Jumlah uang jajan yang diberikan orang tua ………..……. 47

Tabel 3 : Pulsa yang di keluarkan dalam menggunakan handphone... 48

Tabel 4 : Lama pemakaian aplikasi handphone dalam sehari…….… 48

Tabel 5 : Penggunaan handphone dalam kelas ………... 49

Tabel 6 : Tingkat kepentingan handphone ……….………. 49

Tabel 7 : Jumlah hp yang dimilki ……….………….. 50

Tabel 8 : Jenis hp yang digunakan ……….…….……… 50

Tabel 9 : Pemilihan Operator Tertentu ……….….………. 51

Tabel 10 : Fungsi utama handphone ……….……… 51

Tabel 11 : Larangan membawa handphone ke sekolah ……..……….. 52

Tabel 12 : Waktu yang tepat seseorang menggunakan handphone ..… 52

Tabel 13 : Sikap terhadap maraknya hp dikalangan siswa ……… 53

Tabel 14 : Handphone membuat lupa sosialisasi lingkungan ………… 53

Tabel 15 : Merasa wajib memiliki handphone ……….. 54

Tabel 16 : Handphone merubah perilaku menjadi kurang baik ……… 54

Tabel 17 : Handphone disita ketika prestasi menurun ……….. 55

Tabel 18 : Hal positif penggunaan media sosial pada handphone …… 55

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya,

saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera

Utara (USU). Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berabagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.

Sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua peneliti yakni Ayahanda Zikri dan Ibunda Kastiyah yang

selalu memberi semangat, cinta serta kasih sayangnya kepada peneliti

selama masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi. Untuk kakanda

Sugiyamah,Fazilah juga Abangda Azfan Ababil Malik, M. Fajar Sidiq

serta adinda Azanul Jihad yang senantiasa memberi semangat dan

senantiasa mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan agar peneliti

nantinya akan menjadi manusia yang berguna dimasa yang akan

datang.

2. Bapak prof. Dr. Badaruddin. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu

Komunikasi yang begitu baik memperlakukan peneliti selama proses

pengerjaan skripsi.

4. Prof. Dr. Suwardi Lbs, M.S dosen pembimbing peneliti yang memiliki

pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal serta memilki

kesabaran, ketekunan dalam memberikan masukan-masukan bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen ilmu komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan

contoh, masukan serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti

(7)

6. Bunda Armyna yang senantiasa memberikan semangat serta kesabaran

kepada peneliti, Tri yang selalu sabar membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi, k’Annur selalu member motivasi kepada

penulis, Ayonk, Milqi yan selalu mendoakan penulis dalam

penyusunan skripsi.

7. Teman teman angkatan 2007 departemen ilmu komunikasi FISIP

Universitas Sumatera Utara.

(8)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku.

Penelitian ini berisi tentang penggunaan teknologi komunikasi handphone

terhadap perubahan perilaku dikalangan siswa SMP Swasta Namira Medan.

Penelitian ini menggunakan teori Stimulus-Respon, komunikasi massa, teknologi

komunikasi, dan remaja. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti

bagaimana perubhana perilaku dikalangana siswa SMP Swasta Namira Medan

terhadap penggunaan teknologi komunikasi handphone. Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil objek penelitian dari siswa Kelas IX SMP Swasta Namira

Medan dengan jumlah polulasi kurang dari 150 orang yaitu sebanyak 84 siswa

yang keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Sesuai dengan perumusan masalah yang akan diteliti yaitu “Apakah

penggunaan handphone berpengaruh terhadap perubahan perilaku dikalangan

siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan”, dimana dalam penelitian

ini peneliti mendapatkan hasil tentang bagaimana stimulus yang di ciptakan

teknologi handphone dalam menjangkau masyarakat mendapat respon dikalangan

siswa SMP Swasta Namira, dimana respon tersebut menghasilkan efek yang

berbeda dari Siswa yang menggunakan teknologi handphone sebagai alat

komunikasi mereka.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dunia informasi saat ini seolah tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Pada

mulanya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.

Timbul dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah berbagai

kegiatan dalam kehidupan.Seiring dengan perkembangan arus informasi dan

teknologi komunikasi, manusia semakin membutuhkan berbagai fasilitas

teknologi yang mudah mengakses informasi dengan cepat. Komunikasi yang

dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaian informasi, kini

dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak. Konsumsi

masyarakat akan teknologi menjadikan perusahaan-perusahaan teknologi selalu

berinovasi melahirkan alat-alat canggih yang dapat mempermudah manusia dalam

berbagai hal dalam kehidupannya.

Kebutuhan akan informasi mendorong manusia untuk lebih mengerti akan

kecanggihan beragam teknologi yang hadir saat ini. Teknologi tersebut mencakup

banyak hal mulai dari kesehatan, ekonomi, bisnis serta pendidikan. Salah satu

teknologi canggih yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini adalah

handphone. Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat mudah ditemui

pada masyarakat sekarang ini, alat ini memiliki banyak fungsi sehingga

kehadirannya sangat dibutuhkan manusia. Seluruh lapisan masyarakat mengenal

teknologi yang disebut handphone, dari mulai anak-anak, remaja, dan orang tua.

Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pebisnis

yang memang benar-benar membutuhkan informasi untuk kelancaran

pekerjaannya. Seiring perkembangan zaman handphone kini bisa dimiliki oleh

semua kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang

membutuhkan. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur

(10)

Selain memiliki fungsi sebagai alat komunikasi, handphone juga memiliki

fitur dan aplikasi yang membuat alat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat

komunikasi biasa, tetapi penggunaan handphone juga dapat mengakses internet

dengan mudah, SMS, mendengarkan musik, berfoto, bermain game, merekam

video, bahkan dapat menonton tv melalui handphone. Kelebihan teknologi ini

membuat masyarakat menjadi haus akan informasi dan hiburan sesuai dengan

perkembangan yang berubah setiap saat.

Perkembanga

merambah dalam tiap hal yang dijajaki oleh teknologi.Dengan perkembangan

demikian membuat manusia kembali beradaptasi seiring dengan perkembangan

tersebut.Teknologi pun mewabah ke jaringan informasi yang ada, sehingga

menjadikan perkembangan komunikasi mengalami perubahan dalam pemanfaatan

teknologi. Tanpa disadari perkembangan jaringan yang ada semakin maju dan

dirasakan mengalami perkembangan yang pesat.Semakin banyak yang harus

dipahami, semakin banyak yang harus diketahui dan banyak yang mengalami

perubahan.

Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi di era global ini, telah

berdampak hampir ke semua bidang kehidupan manusia dan tidak terkecuali

semua bidang seperti

da

sebuah kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat. Seperti halnya penggunaan

handphone di negara Indonesia, bahwa hampir semua masyarakat dari berbagai

kalangan usia dan pekerjaan menggunakan tekhnologi ini sebagai alat komunikasi

yang dapat dikatakan sudah membudaya bagi masyarakat dalam penggunaan

tekhnologi

Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi. Namun juga

sebagai gaya hidup, penampilan, tren dan prestise. Dikalangan remaja handphone

merupakan alat komunikasi yang penting dalam berinteraksi dengan makhluk

sosial lainnya. Hampir semua remaja memiliki telepon genggam ini. Banyak kita

(11)

Satu sisi hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi orang tua, karena

mempunya anak yang tidak ketinggalan jaman. Tanpa memperhatikan dampak

yang akan timbul dari apa yang mereka berikan pada anak-anak mereka. Itulah

ungkapan kasih sayang orang tua yang mungkin cara penyampaiannya kurang

tepat. Dengan memberikan anak mereka handphone keluaran terbaru misalnya,

mereka sebagai orang tua merasa telah berhasil memenuhi keinginan anak tanpa

orang tua tersebut mempertimbangkan, akan di gunakan untuk apa handphone

tersebut oleh anak-anak mereka.

Dalam hal ini orang tua menyadari akan pentingnya handphone bagi anaknya

dengan berbagai alasan. Sehingga peran handphone bukan lagi sebagai barang

mewah atau bukan kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Alasan

handphone sebagai kebutuhan primer bagi mereka adalah dikarenakan fungsi

handphone yang sangat penting bagi mereka yaitu sebagai alat komunikasi antar

keluarga, teman, saudara, karib-kerabat serta orang-orang disekitar mereka.

Keberhasilan handphone menggerogoti pikiran orang, tidak disadari

imperialisme budaya pun merajalela. Kini handphone adalah sakunya anak

didik.Hampir semua anak didik mengantongi handphone. Mereka merasa percaya

diri dengan adanya handphone. Budaya tradisional semakin jauh ketinggalan oleh

gaya hidup mewah. Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam

kehidupan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, kita dapat

melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga

masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai

menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai

pekerti yang luhur.

Dalam hal integritas kesiswaan, ada gejala-gejala kesenjangan yang terjadi

diantara mereka. Anak didik yang membawa handphone cendrung bersifat

individualisme, terkadang mereka bergaul atau bercakap-cakap bukan dengan

teman disampingnya, melainkan orang yang berada diluar lingkungan belajarnya

melalui sarana telfon dan SMS. Hal ini tentunya sering dijumpai dikalangan siswa

(12)

Meskipun tidak seluruh siswa bertindak demikian namun pengaruh handphone

dapat mempengaruhi perilaku siswa lain yang belum memiliki handphone. Karena

handphone merupakan barang mahal sehingga dapat dimaklumi bila ada

keengganan siswa untuk meminjamkan pada temannya.

Perilaku seperti ini berlangsung terus menerus, maka mulai muncul

sikap-sikap egois dan pamer di antara anak didik yang membawa handphone. Bagi anak

didik yang tidak membawa handphone terkadang mereka merasa terasing di

lingkungan sekolah bahkan merasa asing di kelasnya sendiri. Sesekali handphone

milik temannya dipinjamkan untuknya, selanjutny tidak heran muncul perasaan

malu, apalagi tidak bisa mengoperasikan. Siswa yang tidak punya handphone

harus bisa beradaptasi, namun jika mereka tidak bisa mengendalikan ini, maka

mereka akan memenuhi kebutuhannya dengan cara menuntut kepada orang tua

agar dibelikan handphone

Didalam ruang belajar khususnya didalam kelas sadar atau tidak sadar, sengaja

atau tidak sengaja, sering sekali suara handphone berdering mengusik ketenangan

dan keseriuasan proses belajar mengajar. Namun terkadang banyak guru yang

tidak menghiraukan hal ini. Disamping mengganggu konsentrasi belajar, suara

handphone juga terkadang menjadi ajang pamer bagi pemiliknya. Hal ini

seharusnya penting untuk diperhatikan oleh para guru agar proses belajar

mengajar bisa berlangsung dengan baik dan nyaman tanpa adanya ganguan yang

mengakibatkan kurangnya konsentrasi belajar siswa.

Tidak kalah menariknya untuk diungkapkan tentang prilaku siswa dalam

ruangan kelas ketika mata pelajaran Matematika, Kimia atau Fisika, handphone

semuanya keluar dari kantong atau tasnya hanya untuk menjumlahkan,

mengurangkan atau mengalikan bilangan-bilangan sederhana dalam contoh soal

perhitungan yang diberikan oleh guru. Tentu ini gejala buruk bagi perkembangan

nalar atau logika berpikir siswa. Tidak percaya dengan pikirannya, lambat

menggunakan pikiran atau nalar dan bahkan faktor malas corat-coret karena lebih

praktis dengan menggunakan handphone yang memilki fitur penjumlahan seperti

(13)

Menjawab soal yang diberikan guru saat ujian terkadang dengan bantuan

teman lewat SMS. Hal ini tentu bertolak belakang dengan berbagai fungsi

handphone yang disalah gunakan oleh penggunanya,khususnya para siswa yang

mulai gemar menggunakan handphone sebagai alat bantu bagi pelajaran mereka.

Dalam realita kita sering mendapati bahwa banyak anak remaja yang

tergolong kedalam status siswa SMP menggunakan handphone lebih pada

fitur-fitur yang tersedia didalamnya. Mereka cenderung menghabiskan waktu mereka

untuk memainkan fasilitas game yang tersedia didalam handphone tersebut, atau

dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan MP3 atau

menggunakan fasilitas yang lain yang tak jarang dilakukan yaitu dengan

menyendiri dan cenderung menjauh dari komunitas yang ada. Terbukti bahwa

teknologi yang ada pada siswa tersebut digunakan tidak pada tempatnya. Dampak

yang positif dan juga negatif terhadap kehidupan masyarakat terutama kaum

remaja yang nota bene selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru, sedang dari

segi psikologis, kondisi kejiwaan mereka merupakan usia yang paling rawan

terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya

hidup dan pola pikir remaja. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti

handphone. Merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari

teknologi tersebut. Dahulu kita melihat para siswa bersekolah dengan hanya

membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para

siswa berangkat sekolah dengan handphone sebagai bawaan wajib mereka.

Apakah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan handphone tersebut

sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja handphone merupakan

sarana gaul yang mutlak yang mereka miliki. Semakin bagus handphone yang

mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka, walaupun

mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang

(14)

Perubahan dalam bidang teknologi atau globalisasi sangat berpengaruh pada

kehidupan saat ini. Perubahan sosial yang terjadi terus-menerus tanpa kita

rencanakan merupaka perubahan tanpa adana desain, tujuan serta strategi.

Namun sebaliknya perubahan sosial yang direncanakan meliputi didalamnya

tujuan serta strategi yang ditetapkan. Perubahan tersebut memiliki berbagai istilah,

ada yang menyebutnya rekayasa sosial (social engineering), perencanaan sosial

(social planning), atau manajemen perubahan (change management) (Rakhmat,

1999 dalam harun, (2011:281).

Perubahan sosial seperti yang telah disebutkan diatas termasuk didalamnya

kemajuan teknologi, kemajuan teknologi merupakan tujuan dari penciptanya

untuk mempermudah masyarakat dalam menyelesaikan sesuatu sesuai yang

diinginkan secara mudah. Pada awalnya kehadiran teknologi ditengah-tengah

masyarakat sangat dibutuhkan kehadirannya. kemajuan teknologi itu sendiri

menyebabkan berkembangnya pengetahuan manusia sehingga manusia terus

menerus mencari berbagai cara untuk dapat mengembangkan teknologi yang

diciptakannya. Namun justru hal inilah yang menyebabkan perubahan sosial yang

terjadi dimasyarakat sekarang ini. Semakin lama,perkembangan teknologi di

dunia semakin canggih,salah satunya adalah Handphone.

Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut, tak sedikit

juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Akibat perkembangan teknologi

muncul adanya pengaruh baik dan buruk dari penggunaan handphone dikalangan

siswa, diantaranya:

Pengaruh baik dari penggunaan handphone:

1. Mempermudah komunikasi

Pera handphone sangat dibutuhkan untuk menyambung silaturahmi antar

keluarga khususnya melakukan komunikasi dengan orang tua.

2. Sebagai alat komunikasi yang vital.

Peran handphone yang memang penting terutama bagi siswa yang relative

(15)

peranan handphone sangat penting sekali untuk memastikan kapan siswa

pulang atau jemputan diperlukan.

3. Sarana untuk mencari kebutuhan informasi.

Mencari informasi IPTEK lewat internet melalui handphone, hal ini

dimungkinkan dengan penemuan seri handphone canggih generasi 3G

yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat

Handphone.

4. Memperluas jaringan persahabatan.

Siswa dapat memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring

sosial yang bisa didapatkan dengan mendownload aplikasi java yang

sesuai dengan handphone yang dimiliki.

5. Membantu proses pembelajaran.

handphone yang dilengkapi feature seperti Document Viewer dapat

membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf

secara portable dengan mudah.

6. Sebagai sarana untuk latihan.

Membantu siswa untuk berlatih English conversation dengan format Mp3

atau Mp4.

7. Sarana untuk hiburan.

Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan

music dengan feature Mp3 player atau radio Fm.

Pengaruh buruk dari penggunaan handphone :

1. Mengganggu Perkembangan Anak (Menurunnyakonsentrasibelajar)

Dengan canggihnya feature-feature yang tersedia di handphone seperti :

kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima

pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima

panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka

(16)

2. Efek radiasi.

Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,

penggunaan handphone juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada

baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau

memilih handphone, khususnya bagi pelajar. Jika memang tidak terlalu

diperlukan, sebaiknya anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan

handphone secara permanen.

3. Rawan terhadap tindak kejahatan.

Pelajar merupakan salah satu target utama daripada penjahat karena usia

mereka yang masih tergolong muda mengakibatkan mereka menjadi

sasaran para penjahat terutama dalam hal perampokan..

4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.

Jika tidak ada control dari guru dan orang tua. Dengan keisengan pelajar

yang labil, mereka menggunakan handphone untuk saling bertukar gambar

porno dan bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno

pula.

5. Menambah pengeluaran ekstra alias boros.

Bila sebelumnya orang tua cukup memberi uang jajan dan transport,

setelah memiliki handphone harus menambah uang untuk membeli pulsa.

Ini karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam

pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk

membeli pulsa.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut: “Apakah

penggunaan handphone berpengaruh terhadap perubahan perilaku dikalangan

(17)

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kekaburan dan ruang lingkup penelitian yang terlalu

luas, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah yang lebih

spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yait

untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai

2. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui perubahan perilaku yang

terjadi dikalangan siswa terhadap penggunaan handphone disekolah.

3. Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX

SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan.

4. Sampel pada penelitian ini adalah responden yang menggunakan

handphone serta aplikasinya sebagai kebutuhan komunikasi.

5. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012, dengan lama penelitian

yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang

menguraikan apa yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini

adalah:

1. Penelitian ini ditujukan Untuk mengetahui bagaimana

ketergantungan siswa SMP Swasta Namira Medan Terhadap

penggunaan handphone.

2. Untuk mengetahui perubahan perilaku dikalangan siswa SMP

Swasta Namira Medan terhadap penggunaan handphone.

3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan

(18)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah

penelitian, dan memperluas cakrawala pengetahuan penelitian serta

siswa SMP Swasta Namira Medan.

2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Khususnya Departemen Ilmu

komunikasi Universitas Sumatera Utara. dalam rangka

memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan bagi para

mahasiswa.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan

(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung

permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk

(konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis

tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan

dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Richard west dan Lynn H.

Turner mengartikan sebuah teori sebagai suatu system konsep abstrak yang

mengidentifikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut, yang

membantu kita memahami sebuah fenomena . jadi alasan utama kenapa perlu ada

teori, karena kita memerlukan penjelasan atas sebuah fenomena (Santoso dan

Setiansah, 2010:9)

Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan

beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang

digunakan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Handphone sebagai Media

Massa, Remaja, Perilaku dan Teori S–O–R.

2.1.1 Komunikasi

Defenisi Komunikasi

Komunikasi adalah prasayarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia

akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi,

interaksi antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi

tidak mungkin dapat terjadi. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi dari

kehidupan manusia. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada

dalam fikiran atau perasaannya kepada orang lain baik secara langsung ataupun

tidak langsung. Secara epistimologis, istilah komunikasi atau communication

dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang artinya

(20)

Komunikasi akan berlangsung apabila di antara orang-orang yang terlibat

terdapat kesamaan mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang

mengerti akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka

terjadilah komunikasi. Dengan kata lain hubungan diantara mereka bersifat

komunikatif (Effendy, 2004:30).

Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk

menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai

berikut: ”who says what in which channel to whom with what effect” (Mulyana,

2007:69).

Berdasarkan defenisi Lasswell ini, dapat diturunkan lima unsur

komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:

- Komunikator (communicator)

- Pesan (message)

- Media (channel)

- Komunikan (communicant)

- Efek (effect)

Dari penjelasan paradigma Lasswell diatas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media atau saluran dan menimbulkan efek. Menurut Fisher,

komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya,

aspek masyarakat tersebut termasuk didalamnya teknologi komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks

kehidupan. Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam kehidupan

manusia, tetapi juga dalam kehidupan binatang, tumbuhan dan makhluk-makhluk

hidup lainnya. Namun demikian, objek pengamatan dalam ilmu komunikasi

difokuskan pada peristiwa komunikasi dalam konteks hubungan antarmanusia

atau komunikasi antarmanusia. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat

dirinya untuk tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Melalui

komunikasi seseorang dapat mengetahui dan mempelajari mengenai diri

(21)

ataupun jauh. Melalui komunikasi seseorang juga dapat berusaha untuk

membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat, bersikap, dan berperilaku

sebagaimana yang diharapkan oleh orang tersebut (Harun dan Ardianto, 2011:

19).

Menurut Carl I Hovland, komunikasi merupakan proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsangan-perangsangan (biasanya

lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. (Purba

dkk, 2006:29).

Howard Stephenson dalam bukunya “Handbook of Public Relation”

menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan

juga efek komunikasi dari seseorang atau sekelompok kepada orang atau

kelompok lainnya.

Josep A. Devito dalam bukunya “Communicology : An Introduction to

The Study of Communication” menjelaskan komunikasi merupakan kegiatan yang

dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan

komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu konteks, bersama dengan

beberapa efek yang timbul dan kesempatan arus balik. Kegiatan komunikasi

meliputi komponen : konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses

penyampaian, arus balik dan efek (Lubis, 2007:10).

William J. Seller memberikan defenisi mengenai komunikasi sebagai

berikut: komunikasi merupakan suatu proses dimana simbol verbal dan non verbal

dikirimka, diterima, dan diberi arti. Dari defenisi ini kelihatannya sederhana yaitu

mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu

fenomena yang kompleks dan sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan

komponen yang penting dari komunikasi tersebut (Muhammad, 2007: 4).

Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

komunikasi adalah penyampaian informasi atau adanya saling pengertian dari

seseorang kepada orang lain. Bagaimanapun komunikasi dipandang penting dalam

kehidupan kita, baik sebagai individu maupun sebgai anggota keluarga,

(22)

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur- unsur dalam komunikasi merupakan bagian yang sangat penting

dan saling melengkapi satu sama lain dalam sebuah rangkaian sistem yang

memungkinkan berlangsungnya suatu aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi

sebagai suatu proses memiliki berbagai defenisi yang beraneka ragam mulai dari

yang sederhana sampai yang kompleks. Semakin kompleks suatu teori atau

defenisi akan semakin memerlukan unsur-unsur atau elemen komunikasi yang

semakin kompleks pula. Dalam sebuah proses komunikasi yang sangat sederhana

paling tidak memerlukan tiga unsur, yakni komunikator, pesan dan komunikan.

Carl I Hovland dalam bukunya Social Communication menyebutkan

komunikasi adalah suatu proses dimana seorang individu (komunikator)

mengirimkan stimuli (simbol kata ) untuk mengubah perilaku orang lain

(komunikan). Defenisi ini memperlihatkan bahwa proses yang berlangsung

menbutuhkan tiga unsur, yakni komunikator, pesan dan komunikan. Formula

Laswell melengkapi unsur-unsur yang ada dengan memfokuskan analisis pada

komunikasi massa dengan menjawab siapa, berkata apa, saluran apa, kepada

siapa, dan dengan efek apa (Purba dkk, 2006:39).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan unsur-unsur komunikasi

sebagai berikut:

1. Sumber komunikasi (communicator)

Komunikator dalam sebuah aktivitas komunikasi merupakan seseorang

atau sekelompok orang yang bertindak pada awalnya memulai

pembicaraan dan selanjutnya menjadi setiap orang yang sedang

berbicara ketika memberikan respon.

2. Pembentukan kode (encoding)

Encoding merupakan suatu tindakan untuk menghasilkan pesan.

Ketika bertindak sebagai komunikator, maka kita akan melakukan

kegiatan untuk menghasilkan pesan. Pesan bersumber dari gagasan

atau ide, buah pikiran yang akan disampaikan. Pada saat kita

melakukan kegiatan menterjemahkan gagasan, ide, buah pikiran

(23)

maupun lisan atau isyarat yang sengaja dipilih untuk menyampaikan

pesan tersebut, maka kita sedang melakukan proses encoding.

3. Pesan (Message)

Pesan adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken),

isyarat (gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang

lainnya yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan

dapat dimengerti oleh komunikan.

4. Saluran (channel)

Saluran adalah media yang digunakan oleh komunikator untuk

menyampaikan pesan kepada komunikan. Saluran yang merupakan

mata rantai yang harus dilalui pesan untuk sampai kepada tujuan

berbeda-beda tergantung kepada jenis proses komunikasi yang

berlangsung dan jarang sekali menggunakan hanya satu saluran saja.

5. Penerima pesan (communicant)

Penerima pesan adalah orang yang menerjemahkan atau menafsirkan

seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia diterima menjadi

gagasan yang dapat ia fahami. Penerima pesan sering juga disebut

sasaran, khalayak, pendengar, atau penafsir.

6. Pembacaan kode (decoding)

Decoding merupakan tindakan membaca dan menginterpretasikan

pesan. Fungsi decoding ada pada diri seseorang yang berperan sebagai

komunikan. Tindakan menerima pesan tersebut misalnya membaca,

mendengar, melihat, mengamati, dan selanjutnya memberikan

penafsiran terhadap pesan tersebut.

7. Umpan balik (feedback)

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan kembali kepada

sumbernya, oleh karena itu memiliki arti yang sangat penting yang

akan menentukan kontuinitasserta keberhasilan komunikasi tersebut.

Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain dan

(24)

8. Efek (effect)

Efek dalam komunikasi adalah hasil yang dicapai dari sebuah proses

komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dampak atau

hasil dari kegiatan komunikasi yang membawa konsekuensi perubahan

misalnya dalam aspek kognitif seperti terjadinya peningkatan

pengetahuan, kemampuan, dan peningkatan wawasan yang semakin

luas.

2.1.3. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Adapun fungsi dan tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan (to inform)

2. Mendidik (to educated)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence)

Fungsi komunikasi Menurut Widjaja dalam karyanya “Ilmu Komunikasi:

pengantar studi” apabila dipandang dari arti yang lebih luas adalah sebagai

berikut:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar

dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan

orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi, penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan

orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif

sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam

masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

(25)

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik. Menyediakan bukti-bukti

relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih

melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk

keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan

dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan

mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan imaji dari drama, tari,

kesenian, kesustraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan

individu.

8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka

dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan

keinginan orang lain.

Fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak

sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya,

meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan. Menurut perspektif ahli

komunikasi yang lain yaitu William I Gordon dalam buku Deddy Mulyana

terdapat 4 fungsi komunikasi yang meliputi :

1. Komunikasi Sosial

Bahwasannya komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri,

(26)

dari tekanan dan ketegangan, memupuk hubungan dan memperoleh

kebahagiaan.

2. Komunikasi Ekspresif

Bahwasannya komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan

mempengaruhi orang lain namun dapat dilakukan sejauh komunikasi bisa

menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan / emosi kita.

3. Komunikasi Ritual

Bahwasannya komunikasi yang menampilkan perilaku tertentu yang

bersifat simbolik dan berkomitmen untuk kembali pada tradisi keluarga,

suku, bangsa, negara, ideology dan agama. Komunikasi ritual ini erat

kaitannya dengan komunikasi ekspresif.

4. Komunikasi Instrumental

Komunikasi ini memiliki beberapa tujuan umum seperti

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, keyakinan,

perilaku dan menghibur. Komunikasi sebagai instrumental untuk

membangun suatu hubungan begitu pula sebaliknya. Komunikasi sebagai

instrument berfungsi untuk mencapai tujuan pribadi dan pekerjaan baik

yang berjangka pendek atau panjang. ( Mulyana, 2007 : 5 – 38)

2.1.4 Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi

massa berasal dari pengembangan kata media of mass communicatin (media

komunikasi massa). Media massa apa? Media massa atau saluran yang dihasilkan

teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media

massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, dan lain-lain. Jadi

disini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai

saluran dalam komunikasi massa. Masyarakat bergerak maju dan tidak bergerak

mundur. Ini artinya masyarakat akan bergeser dari masyarakat tradisional ke

(27)

dalam masyarakat modern sangat berbeda dengan masyarakat tradisional.

Berbagai peralatan untuk menunjang kebutuhan hidupnya juga sangat berbeda

jauh. Kalau dalam masyarakat tradisional mereka masih mengandalkan alam

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam masyarakat modern mereka sudah

mengandalkan pertimbangan rasional dan perhitungan matematis melalui

penelitian ilmiah. Ini tidak lain karena konsekuensi dari perkembangan teknologi

kian cepat.

Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern

dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media masa yakni ditemukannya

internet. Didalam komunikasi massa, komunikastor merupakan media massa itu

sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang

wartawan. Menurut Alexis . S Tan komunikator dalam komunikasi massa adalah

organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara

serempak kesejumlah khalayak yang banyak dan terpisah (Nuruddin, 2007:4,20).

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dan mulai digunakannya alat – alat

mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan – pesan komunikasi. Sebagian

besar dari peralatan mekanik itu dikenal dengan alat – alat komunikasi massa atau

lebih populer dengan nama media massa. Karena demikian eratnya penggunaan

peralatan tersebut, maka komunikasi massa dapat diartikan sebgai jenis

komunikasi yang menggunakan media masaa untuk pesan- pesan yang

disampaikan. Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari

sekadar orang banyak di suatu lokasi yang sama(Wiryanto,2000:3).

Dalam hal ini khalayak merupakan massa yang menerima informasi yang

disebarkan oleh media massa. Mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa

sebuah media massa. Sehubungan dengan itu konsep khalayak dapat dijelaskan

lebih terperinci pada konsep massa. Massa juga meliputi semua lapisan

masyarakat atau khalayak ramai dalam berbagai tingkat, umur, pendidikan,

keyakinan, status sosial. Tentu saja yang terjangkau oleh saluran media massa.

Pengertian itu perlu di kemukakan, sebab istilah massa pernah dipakai hanya

(28)

dalam suatu sistem sosial, yang primitif, lebih banyak dikuasai oleh naluri

daripada akal sehat dan cenderung suka membuat kerusuhan apabila ada

kesempatan.

Pool (1973) mendefenisikan komunikasi massa sebagai, “komunikasi yang

berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak

terjadi kontak secara langsung, pesan- pesan komunikasi mengalir kepada

penerima melalui saluran – saluran media massa, seperti surat kabar, majalah,

radio, dan televisi.

Dari defenisi diatas komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melalui

media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara

serentak. Meskipun berbagai pengertian tentang komunikasi massa telah

dikemukakan, namun pengertian komunikasi massa secara umum sebenarnya

adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan tujuan

komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.

(Bungin,2008:71)

2.1.5 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain, komunikasi massa

memiliki ciri tersendiri, yakni :

a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan

orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu

sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini

(29)

b. Komunikan Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam.

Artinya, khalayaknya beragam dari segi pendidikan, umur, jenis kelamin,

status sosial ekonomi, jabatan, maupun agama atau kepercayaan.

c. Pesannya bersifat umum

Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau

satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu pesan yang

dikemukakan tidak boleh bersifat khusus.

d. Komunikasinya berlangsung satu arah

Komunikasi hanya berlangsung satu arah, yakni dari media massa ke

komunikasn dan tidak terjadi sebaliknya. Komunikan tidak bisa langsung

memberikan respons atau umpan balik (feedback) kepada komunikatornya,

kalaupun bisa sifatnya tertunda (delayed feedback). Hal ini sangat berbeda

ketika kita melakukan komunikasi tatap muka.

e. Komunikasi Massa menimbulkan Keserempakan

Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media

massa tersebut hampir bersamaan.

f. Mengandalkan Peralatan Teknis

Dalam hal ini peralatan teknis bersifat mutlak atau harus dikarenakan

tanpa adanya peralatan teknis dalam hal ini komunikasi massa akan sulit

terjadi. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar (televisi, radio,

(30)

g. Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau sering disebut penjaga gawang/ penapis informasi adalah

orang yang berperan penting dalam mengemas sebuah pesan atau

informasi yang disebarkan menjadi lebih mudah dipahami. Begitu pula

tentang baik dan buruknya dampak pesan yang disebarkan tergantung pada

peran gatekeeping dalam menapis informasi. Gatekeeper yang dimaksud

antara lain reporter, editor, kameramen, sutradara, lembaga sensor, dan

semua yang terjun dalam pengemasan informasi pada sebuah media massa

(Nurudin, 2007: 19).

Sifat penyebaran pesan media massa berlangsung cepat, serempak dan

luas, dapat menguasai jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan.

Meskipun biaya produksi cukup mahal dan memerlukan tenaga kerja relatif

banyak untuk mengelolahnya (Cangara, 2000: 37).

Membahas komunikasi tidak terlepas dari media massa sebagai media

utama dalam proses komunikasi itu sendiri. Salah satu media dalam komunikasi

massa adalah televisi.

2.1.5 Fungsi Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi

komunikasi massa. Sama dengan defenisi komunikasi massa, fungsi komunikasi

massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain.

Meskipun satu pendapat dengan pendapat lain berbeda, tetapi titik tekan mereka

(31)

- Informasi

Funsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikais massa komponen paling penting untuk mengetahui fungsi

informasi ini adalah berita–berita yang disajikan. Iklan pun dalam

beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi disamping

fungsi-fungsi lain.

- Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling

tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya

masyarakat kita masih menggunakan televisi sebagai media hiburan.

- Persuasi

Fungsi persuasive komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan

fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk bentuk tulisan yang

kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika

diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi.

- Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang

paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya

tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi

yang mempunyai dampak pada penerimaan individu.

- Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa

(32)

merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa

bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.

- Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.

Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi

mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi

pengawasan dibagi menjadi dua yaitu: pengawan peringatan dan

pengawasan instrumental.

- Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan

bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat

kaitannya dalam fungsi ini adalah peran media massa sebagai

penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita

yang disajikan oleh seorang reporter akan menghuungkan antara

narasumber dengan pembaca surat kabar.

- Pewaris Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik

yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba

meneruskan atau mewariskan suatuilmu pengetahuan, nilai, norma,

pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

- Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif

Dalam kuru waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linear

memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang diungkapkan

(33)

komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan

dan kekuatan represif.

- Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antar

tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan

peerintah, pers , dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak

pernah mencapai sepakat karena perbadaan kepentingan

masing-masing pihak. Hal demikian bisa dimaklumi karena ketiganya

mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi

suatu persoalan. Pemerintah biasanya akan memposisikan diri sebagai

pihak paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers. Jika

digambarkan seperti segitiga sama kaki, pemerintah berada di posisi

paling atas.

2.1.6 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi merupakan suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi

komunikasi juga dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan

waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya. Pengaruh

teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering dibicarakan. Revolusi teknologi

sering disusul dengan revolusi perilaku sosial. Alvin Tofler melukiskan tiga

gelombang peradaban manusia yang terjadi sebagai akibat perubahan teknologi.

Lingkungan teknologi yang meliputu system energi, system produksi, system

distribusi, membentuk serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya .

bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang

mempengaruhi suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat. Dalam ilmu

komunikasi Marshall McLuhan (1964) menunjukkan bahwa bentuk teknologi

(34)

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin, (2008:111), mengatakan bahwa

dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu

era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era komunikasi

interaktif. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan oleh

kemampuan teknologi komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling

berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka hampir tanpa batas.

Berdasarkan apa yang dijelaskan Rogers itulah, maka masyarakat percaya

bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis

dan cetak. Kemudian berkembang dari masa ke masa sehingga beralih pada

teknologi informasi jarak jauh. Pada saat itu masyarakat dikenalkan dengan dunia

pencitraan yang mulai sempurna. Teknologi radio saat itu ternyata tidak mampu

bertahan lama, karena teknologi digital telepon dapat digabuingkan dengan

televisi menjadi computer, kemudian teknologi telepon digabungkan dengan

televisi radio dan computer sehingga menandai hadirnya teknologi internet.

Teknologi yang berkembang begitu cepat menjadikan Negara – Negara Asia

seperti Korea Selatan dan Cina sangat maju dalam bidang penemuan teknologi

komunikasi handphone yang mengungguli Jepang, Amerika, dan beberapa negara

di Eropa. Sehingga Korea Selatan memperoleh julukan bangsa penemu oleh

beberapa media massa. Pada mulanya teknologi handphone dibuat untuk

memudahkan orang berkomunikasi dari mana saja, namun ketika masyarakat yang

bergerak cepat karena dapat menggunakan teknologi komunikasi yang begitu

mudah,menyebabkan masyarakat semakin jauh secara emosional. Keinginan

kembali melakukan komunikasi yang berkualitas disebabkan karena mutasi

manusia yang semakin luas itu menyebabkan masyarakat membutuhkan telepon

seluler tersedia video yang dapat menghadirkan gambar-gambar. Dengan

kemajuan teknologi komunikasi masyarakat dapat lebih banyak mengenal lagi tipe

teknologi komunikasi, bahkan telepon seluler video yang digunakan banyak orang

sekarang ini dapat mentransmisikan enam media yaitu teks, grafik, suara, music,

(35)

Perkembangan berikutnya, telepon seluler tidak saja berfungsi sebagai

teknologi komunikasi, namun juga menjadi multimedia yang dapat menyediakan

segala macam kebutuhan, baik sebagai media penyimpanan, media processing

maupun media penyiaran yang dapat secara real-time berfungsi sebagaimana

media transmisi. Saat ini, dengan kemampuan teknologi telepon seluler 3G,

konsep telepon seluler telah menghanvurkan konsep-konsep media massa yang

serba stati, karena seseorang dengan telepon selulernya telah dapat menyiarkan

sebuah pemberitaan kepada orang yang memiliki telepon seluler. Bungin

Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia dan dapat

mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa harus hadir

dilokasikejadian. Dijelaskan Rogers, 1986 mendefenisikan teknologi komunikasi

sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang

digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi

dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung sangat pesat

sehingga para ahli menyebutnya dengan revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut

masih dalam perjalanan, namun sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya

berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun bidang kehidupan lain yang

berhubungan. Bungin, (2008:127-128)

2.1.7 Remaja

Istilah remaja berasal dari kata adolescere yang berarti tumbuh menjadi

dewasa. Istilah adolescere saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Secara psikologis, masa remaja

adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

berad dalam tingkatan yang sam, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Menurut hukum di Amerika serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa

apabila telah mencapai usia 18 tahun bukan 21 tahun seperti sebelumnya.

(36)

diberi hak serta tanggung jawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara

apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya

kawula muda menekankan kesegaran dan kelengahan terhadap tanggung jawab

dewasa. Budaya ini memiliki hierarki sosialnya sendiri, keyakinan sendir, gaya

penampilannya sendiri, nilai-nilai dan norma perilakunya sendiri.

Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi

matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hokum namum,

penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja

tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal

masa remaja daripada tahap akhir masa remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa

perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir

masa remaja. Dengan demikian, secara umum masa remaja dibagi menjadi dua

bagian, yaitu awal masa dan akhir masa remaja.

Awal masa remaja biasanya disebut sebagai usia belasan, kadang-kadang

bahkah disebut usia belasan yang tidak menyenangkan. Meskipun remaja lebih tua

sebenarnya masih tergolong anak belasan tahun, sampai ia mencapai usia 21

tahun, namun istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola

perilaku khas remaja muda jarang dikenakan pada remaja yang lebih tua.

Ciri – Ciri Masa Remaja :

- Masa remaja sebagai periode yan penting.

Adanya periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena

akibat psikologis. Pada periode remaja kedua-duanya sama-sama

penting.

- Masa remaja seebagai periode peralihan.

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau perubahan dari apa yang

telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari

satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.

- Masa remaja sebagai periode perubahan.

Ada 4 perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Pertama,

(37)

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh,

minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk

dipesankan, menimbulkan masalah baru bagi ramaja muda, masalah

baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan

dibandingkan masalahyang dihadapi sebelumnya. Ketiga, dengan

berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah

hamper dewasa dianggap tidak penting lagi. Keempat, sebagian besar

remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka

menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut

beertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan

mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

- Masa remaja sebagai usia bermasalah.

Terdapat dua alasan pada masalah remaja pertama, sepanjang masa

kanak-kanak masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua

dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam

mengatasi masalah.

Kedua, karena remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin

mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan

guru.

- Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

Pada tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok

masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun

mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi menjadi

sama dengan teman-teman dalam segala hal seperti sebelumnya.

2.1.8 Perubahan Perilaku

Istilah perubahan berarti serangkaian perkembangan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Pelbagai perubahan

dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri

dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi

(38)

Namun tujuan ini tidak pernah statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu

dorongan untuk melakukan suatu yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi

manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikologis. Walaupun

selalu terjadi perubahan-perubahan yang sifatnya fisik atau psikologis, banyak

orang tidak sepenuhnya menyadari kecuali apabila perubahan-perubahan itu

terjadi secara mendadak atau jelas mempengaruhi pola kehidupan mereka.

Perubahan-perubahan pada usia lanjut misalnya, biasanya terjadi jauh lebih

lambat daripada perubahan-perubahan pada anak-anak atau remaja. Meskipun

demikian, perubahan-perubahan itu tetap memerlukan penyesuaian-penyesuaian

kembali dari pihak individu. Akan tetapi, bila individu-individu itu secara relative

dapat memperlambat penyesuaian-penyesuaian tersebut, mereka sendiri atau

orang lain mungkin tidak menyadari perubahan-perubahan itu. Elizabeth B.

Hurlock, (1980:2-4)

Perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini mEerupakan

akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh

pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan perhatian yang diterima

anak dari orang tua, kakak-adik,guru-guru, dan teman-teman dan semakin besar

harapan-harapan sosial pada periode ini maka semakin besar akibat psikologis

dari perubahan-perubahan fisik. Seberapa serius perubahan masa puber akan

mempengaruhi perilaku sebagian besar bergantung pada kemampuan dan

kemauan anak untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecamasannya kepada

orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan

yang lebih baik. Seperti dijelaskan oleh Dunbar,”reaksi efektif, terhadap

perubahan terutama ditentukan oleh kemauan untuk berkomunikasi…kounikasi

adalah cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan”. Anak yang

merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain lebih banyak

berperilaku negative daripada anak yang mampu dan mau berkomuniasi. Akibat

psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan sosial orang

tua, guru, dan orang lain. Anak laki-laki dan permpuan diharapkan berbuat sesuai

(39)

mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang

sesuai.

2.1.9 Teori S-O-R

Penelitian ini menggunakan teori S-O-R yaitu singkatan dari

Stimulus-Organism-Response. Berdasarkan teori ini, organisme menghasilkan perilaku

tertentu jika ada kondisi stimuli tertentu. Yaitu keadaan internal organisme

berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula.

Pada dasarnya, prinsip teori ini merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana,

dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. hal ini memungkinkan

seseorang dapat mengharapkan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media

atau reaksi audiens.

Prinsip situmulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik,

teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat

berpengaruh. Teori ini memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa

diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audience,

yang kemudaian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam

masyarakat massa, dimana prinsip S-R mengasumsikan bahwa pesan informasi

dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala

yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah

besar individu, bukan ditunjukkan pada orang per orang. Kemudian sejumlah

besar individu tersebut akan merespon pasan informasi itu.

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila

stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.

Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan

harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor

reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak

bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar

melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan

(40)

Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003:255), dalam bukunya “sikap manusia”,

perubahan serta pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Jannis, Kelly yang

mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting

yaitu:

1. Perhatian

2. Pengertian

3. Penerimaan

Gambar 1. Model S-O-R

Jika teori diatas dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah penggunaan teknologi handphone.

2. Organism ( komunikan) yang menjadi sasaran adalah Siswa SMP Yayasan

Namira Medan.

3. Response (efek) disini adalah perubahan perilaku. Stimulus

Orrlllelllsponseganis Organism

- Perhatian

(41)

Teori stimulus respon pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan

reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat

mengharapkan sesuatu dengan sejumlah pesan yang disampaikan melalui

penyiaran. Teori ini juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan

didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya,

tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebgai individu, tapi sebagai

bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin,

penggunaan teknologi merupakan keharusan. (Mufid, 2005: 22)

McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah:

- Pesan (stimulus)

- Penerima atau receiver (organism)

- Efek (respon)

Stimulus respon dijelaskan bahwa setiap rangsangan pasti akan menghasilkan

respon tertentu. penambahan media baru dari komunikasi massa seperti radio, film

dan perkembangan dunia iklan di amerika contohnya, pembelajaran atas efek

kekuatan dan keeragaman ini mendapatkan penambahan momentum. Selama

periode, dari dua perang dunia ini, peranan dari media massa dipandang sebagi

alat yang memilki kekuatan untuk merubah atau memanipulasi opini dan perilaku

masyarakatdengan sempurna, dan dengan demikian menurut tingkah laku mereka

pada periode yang secara relative singkat. Katz (dalam Melkote, 1991:67)

berpendapat bahwa model pikiran pada peneliti sebelumnya dilihat pada :

1. Seluruh kekuatan media, yang mampu mempengaruhi pemikiran

dalam ketidakberdayaan, dan

2. Audiens massa terpisah, yang dihubungkan tidak secara langsung

dengan media massanya.

Hosland (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada

hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut

(42)

- Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima

atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak

berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan

berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti

ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

- Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses

berikutnya.

- Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap).

- Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu

tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila

stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.

Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan

harus dapat meyakinkan organisme.

Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan

penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya

jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional, merupakan uraian yang

bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan

dicapai. Kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesis

( Nawawi, 1993:40).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan

rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang

diuji kebenarannya. Agar fungsi konsep itu dapat diterapkan dalam penelitian,

(43)

Penggunaan Teknologi Handphone

Perubahan Perilaku

Siswa

- Pertama, makna sesungguhnya dari konsep itu harus dimengerti secara

umum dan digunakan secara konsisten.

- Kedua, menghendaki agar konsep dedefenisikan secara konkret.

- Ketiga, agar konsep itu dapat digunakan untuk penelitian empiris,

konsep itu harus merujuk kesuatu objek tertentu yang dapat diamati.

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan teknologi handphone

terhadap perubahan perilaku siswa.

2.2.1 Model teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan

permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya.

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk menjadi

model teoritis sebagai berikut:

Gambar 2. Model Teoritis Karakteristik

(44)

2.3 Variabel Penelitian

Agar kerangka konsep yang telah disusun dapat diteliti dengan rinci, maka

diperlukan operasional variabel sebagai berikut:

Tabel 1

Operasional Variabel

No Variabel Teoritis Variabel Operasional

1 Penggunaan Teknologi

Komunikasi Handphone

1. Tingkat Kepemilikan Handphone

2. Fungsi Utama Handphone

3. Penggunaan Handphone

2 Perubahan Perilaku 1. Sikap

2. Sosial

3. Nilai

4. Efek

3 Karakterisrik Responden 1. Jenis kelamin

2. Jumlah uang jajan

3. Peggunaa pulsa

4. Waktu Pemakaian

Gambar

Gambar 1. Model S-O-R
Tabel 1
Tabel 1 Jenis Kelamin
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan meneliti tentang “dampak permainan tradisional terhadap perubahan perilaku sosial siswa tunarungu” dan instrumen yang dibuat adalah instrumen

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendeskripsikan jenis tuturan imperatif yang digunakan dalam komunikasi antara penjual handphone dengan pembeli di

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Handphone Nokia Eseries. Studi ini dilakukan di Surabaya. Data yang digunakan adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya perbedaan perilaku konsumtif dalam membeli handphone antara remaja akhir yang memiliki status

• Orang tua dan Guru Terlibat dalam Memberikan Pengawasan terhadap Perilaku Menyampah Siswa Studi ini juga menemukan bahwa faktor yang berdampak pada perubahan perilaku menyampah

Dalam penelitian ini perilaku anak atau variabel eksternal melihat perilaku anak yang dikhususkan pada penggunaan handphone yang terjadi seperti pada temuan pada kisah anak

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan konsep Sains dan Teknologi Terapan

Untuk perilaku penerimaan karyawan dalam organisasi perhotelan dan pariwisata, TAM banyak digunakan untuk mempelajari penerimaan pengguna terhadap berbagai teknologi, termasuk sistem