• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan pH, P-tersedia, N-total, dan SiO 2 -tersedia Tanah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Percobaan Inkubasi

4.1.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut setelah Inkubasi

4.1.1.2 Perubahan pH, P-tersedia, N-total, dan SiO 2 -tersedia Tanah

Analisis ragam pada Lampiran 9, 11, 13, dan 15 memperlihatkan bahwa aplikasi perlakuan setelah inkubasi satu bulan berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH, P-tersedia, SiO2-tersedia tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap N-total tanah gambut. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan dosis perlakuan. Pemberian beberapa amelioran tanah diharapkan dapat memperbaiki sifat kimia tanah gambut sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi padi dengan baik. Nilai pH, P-tersedia, dan SiO2-tersedia tanah gambut setelah inkubasi satu bulan pada perbandingan beberapa perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Nilai pH, P-tersedia, dan SiO2-tersedia Tanah pada Perbandingan Beberapa Taraf Perlakuan

Perlakuan pH P-tersedia SiO2-tersedia

EFS – BFS ---(ppm)--- Kontrol 3.50 a 49 a 53 a EF slag 2% 3.73 b 81 abc 240 ab EF slag 4% 4.03 c 87 bcd 294 abc EF slag 6% 4.18 de 109 cd 278 abc EF slag 8% 4.35 f 120 d 258 ab BF slag 2% 4.07 cd 88 bcd 392 bc BF slag 4% 4.28 ef 80 abc 468 bc BF slag 6% 4.37 f 66 ab 312 bc BF slag 8% 4.53 g 78 bc 739 c Unsur mikro 3.55 a 69 ab 43 a

EFS - Dolomit setara EFS

Kontrol 3.50 a 49 a 53 a EF slag 2% 3.73 b 81 abc 240 b EF slag 4% 4.03 c 87 bc 294 b EF slag 6% 4.18 d 109 cd 278 b EF slag 8% 4.35 e 120 d 258 b Dolomit setara EFS 2% 4.22 d 60 ab 30 a Dolomit setara EFS 4% 4.63 f 56 ab 56 a Dolomit setara EFS 6% 4.77 g 52 a 49 a Dolomit setara EFS 8% 5.07 h 69 ab 31 a Unsur mikro 3.55 a 69 ab 43 a

EFS - Silica gel setara EFS

Kontrol 3.50 a 49 a 53 a EF slag 2% 3.73 b 81 abc 240 b EF slag 4% 4.03 c 87 bc 294 b EF slag 6% 4.18 d 109 cd 278 b EF slag 8% 4.35 e 120 d 258 b Silica gel setara EFS 2% 3.77 b 64 ab 67 a Silica gel setara EFS 4% 3.73 b 74 ab 75 a Silica gel setara EFS 6% 3.70 b 69 ab 74 a Silica gel setara EFS 8% 3.73 b 64 ab 55 a Unsur mikro 3.55 a 69 ab 43 a

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda menurut uji DMRT α=5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa setelah inkubasi satu bulan, aplikasi dolomit

dan steel slag (EFS dan BFS) dapat meningkatkan pH, P-tersedia, dan SiO2-tersedia tanah gambut. Nilai pH tanah tertinggi terdapat pada perlakuan

dolomit setara EFS 8% yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan terendah diperoleh pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan unsur mikro. Dolomit dapat meningkatkan pH tanah dengan sumbangan kation basa seperti Ca dan Mg, sehingga Ca-dd dan Mg-dd meningkat. Reaksi pelarutan dolomit dalam tanah sebagai berikut:

CaMg(CO3)2 + 2 H2O Ca2+ + Mg2+ 2 HCO3- + 2 OH-

dimana unsur Ca dan Mg dalam dolomit akan terlarut dan menggantikan posisi H+ yang berasal dari disosiasi asam-asam organik sehingga dapat menaikkan pH tanah gambut.

Steel slag juga berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah. Reaksi pembentukan ligan antara asam-asam organik seperti asam karboksilat dan fenolat dengan gugus hidroksil dari Fe dan Al (berasal dari steel slag) membebaskan OH -sehingga pH meningkat. Selain itu, steel slag bereaksi dengan H2O dan CO2 (anaerob) di tanah gambut menghasilkan kation basa (Ca dan Mg) dan basa konjugasi (hidroksida, silikat, karbonat) sehingga meningkat konsentrasinya dalam larutan tanah. Ion Ca dan Mg menggantikan posisi H+ yang berasal dari disosiasi asam-asam organik dalam tanah gambut. Pada saat yang bersamaan, senyawa hidroksida (OH-) dan silikat (H3SiO3-) bereaksi dengan H+ yang akan menghasilkan H2O dan H4SiO4, proses ini akan mengurangi konsentrasi H+ yang menyebabkan peningkatan pH tanah.

Pemberian dolomit menghasilkan pH tanah lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian steel slag. Hal ini disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg dalam dolomit lebih cepat larut dan tersedia, serta daya netralisasi dolomit yang lebih tinggi. Kondisi ini tidak berarti bahwa dolomit lebih baik dalam memperbaiki sifat kimia tanah gambut dibandingkan dengan steel slag.

Nilai P-tersedia tertinggi setelah inkubasi satu bulan terdapat pada perlakuan EFS 8% yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan terendah diperoleh pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan unsur mikro dan silica gel setara EFS. Pemberian steel slag

dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Peningkatan P-tersedia tanah kemungkinan disebabkan oleh sumbangan P2O5 yang cukup tinggi dari EFS (P2O5 = 0.05%) dan pH tanah yang meningkat setelah aplikasi EFS. Peningkatan pH tanah mendukung peningkatan aktivitas mikrob yang dapat membantu mineralisasi P organik menjadi bentuk tersedia dalam tanah.

Ketersediaan SiO2 tertinggi dalam tanah setelah inkubasi satu bulan, terdapat pada perlakuan BFS 8% yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali EFS dan terendah pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan dolomit setara EFS, silica gel setara EFS dan unsur mikro. Steel slag dapat meningkatkan SiO2-tersedia tanah gambut disebabkan oleh sumbangan dari kandungan SiO2 yang tinggi dalam steel slag. Kadar SiO2 BFS = 34.4% sedangkan EFS = 12.7%, sehingga BFS lebih baik dalam meningkatkan Si tersedia tanah. Unsur Si menjadi benefecial element yang diserap tanaman akumulator Si seperti padi dalam jumlah banyak sehingga steel slag dapat dijadikan sebagai pupuk Si.

Pemberian BFS lebih baik dalam meningkatkan SiO2-tersedia tanah dibandingkan perlakuan lainnya, namun tidak hanya Si saja sebagai faktor pembatas pertumbuhan padi di tanah gambut. Permasalahan gambut lainnya seperti pH tanah masam, kahat unsur hara makro (Ca dan Mg) dan mikro (Cu dan Zn) serta kandungan asam-asam organik yang dapat bersifat racun bagi tanaman. Komposisi hara beberapa amelioran tanah di tanah gambut diharapkan dapat memperbaiki sifat kimia tanah secara keseluruhan. Berdasarkan pada hasil analisis awal EFS dan BFS (Lampiran 4), diharapkan secara keseluruhan dari komposisi EFS dapat memperbaiki sifat kimia tanah gambut sehingga mendukung pertumbuhan dan produksi padi.

Tanah gambut pada penelitian ini memiliki rasio C/N = 14.92 dengan tingkat kematangan gambut saprik dan N-total tanah cukup tinggi. Unsur hara N di tanah gambut umumnya tinggi, tetapi tanaman sering mengalami kahat N sehingga pertumbuhannya jelek. Hal ini berkaitan dengan bentuk N-total tanah gambut didominasi oleh N-organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Aplikasi perlakuan setelah inkubasi satu bulan tidak berpengaruh nyata terhadap N total tanah, bahkan cenderung menurun. Hal ini diduga karena pH tanah meningkat

setelah aplikasi perlakuan yang sejalan dengan terjadinya dekomposisi bahan organik, menyebabkan kandungan bahan organik menurun. Selama proses dekomposisi terjadi mineralisasi N-organik menjadi N-anorganik. Namun, pada tingkat kematangan gambut saprik N-total tanah akan konstan selama proses dekomposisi jika tidak ada bentuk gas nitrogen yang lepas ke atmosfer (volatilisasi). Pada proses inkubasi diduga terjadi volatilasasi dimana N dalam bentuk gas terlepas ke atmosfer, sehingga terjadi penurunan N-total tanah jika dibandingkan dengan N-total tanah sebelum diinkubasi.

Dokumen terkait