• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH PENELITIAN

D. Perumusan Masalah Penelitian

Masalah Penelitian

melihat situasi problematis, biasanya ingin mengetahui lebih dalam dan ingin mengatasinya.

Untuk menjelaskan perbedaan antara masalah penelitian dan pertanyaan penelitian, perhatikan ilustrasi berikut. Akhir-akhir ini, terjadi gejala yang menggelisahkan yakni banyaknya siswa yang terlibat tawuran. Gejala ini merupakan masalah di dunia pendidikan yang harus segera diatasi. Masalah penelitian yang dapat diangkat adalah: “Faktor apa yang menyebabkan siswa terlibat tawuran?” Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, peneliti dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang menjadi faktor penyebab siswa tawuran. Faktor-faktor yang diajukan sifatnya masih hipotesis. Untuk meyakinkan kebenaran jawaban yang diajukan, perlu dikumpulkan data pendukung sebagai bukti.

Sementara itu, pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah: “Berapa persen jumlah siswa yang terlibat tawuran?” Untuk mendapatkan jawaban berapa persen jumlah siswa yang telibat tawuran, peneliti perlu mengumpulkan data di lapangan dan menghitungnya. Jadi, jawaban yang diberikan didapat dari hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pertanyaan penelitian di atas, tidak dapat dijawab tanpa tersedianya bukti atau data dari lapangan. Sekali lagi perlu dipertegas bahwa munculnya pertanyaan penelitian didasari oleh ketiadaan informasi atau ketidaktahuan peneliti tentang informasi yang diperlukan.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Setelah masalah berhasil ditemukan, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah tersebut sejelas mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian diuraikan sebagai berikut.

1. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat tanya.

Pernyataan ini mengandung makna bahwa masalah penelitian dapat juga disajikan dalam bentuk kalimat berita. Misalnya, “Jumlah pengangguran dari kelompok lulusan sarjana mencapai 20 persen.” Pernyataan tersebut merupakan pernyataan problematik. Maksudnya, pengangguran dari kelompok lulusan sarjana sudah cukup tinggi dan hal itu bila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas. Angka 20% merupakan angka kritis yang perlu segera diatasi. Jika hal tersebut tidak segera

Masalah Penelitian

diatasi, besar kemungkinanya dapat menimbulkan masalah baru yang mengganggu.

Pernyataan problematis seperti contoh di atas, merupakan pengungkapan keadaan nyata, keadaan yang problematis bukan keadaan yang dibayangkan atau diperkirakan. Berangkat dari pernyataan ini, peneliti dapat bergerak ke arah mencari penyebabnya atau memprediksi berbagai akibat yang ditimbulkanya. Apabila peneliti bermaksud mencari penyebabnya, maka peneliti dapat memperkirakan sebab-sebab utama yang relevan dengan terjadinya pengangguran kelompok sarjana. Pengertian relevan yang dimaksud adalah perkiraan yang diajukan peneliti telah dipikirkan secara masak berdasarkan pengalaman, kajian pustaka atau berbagai informasi yang telah diterima.

Peneliti yang memiliki keinginan mencari penyebab terjadinya pengangguran kelompok sarjana, dapat mengajukan masalah penelitian yang rumusanya: “Faktor apa yang dominan menyebabkan terjadinya pengangguran kelompok sarjana?” Apabila penyebab terjadinya pengangguran kelompok sarjana menurut dugaan peneliti yang paling dominan adalah out put perguruan tinggi yang kurang berkualitas, maka secara teoritik peneliti dapat menyatakan bahwa terdapat kaitan antara out put perguruan tinggi dengan banyaknya pengangguran kelompok sarjana. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian di atas dapat dimodifikasi menjadi: “Apakah kualitas out put perguruan tinggi memberikan sumbangan penting terhadap banyaknya pengangguran kelompok sarjana?”

2. Masalah penelitian menggambarkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.

Artinya, fenomena yang satu terkait dengan fenoma yang lain. Sebagai contoh, fenomena banyaknya out put pendidikan tinggi yang tidak berkualitas (mutunya rendah) memiliki dampak banyak pengangguran dari kelompok sarjana. Istilah ‘memiliki dampak’ dalam pernyataan di atas, menunjukkan bahwa di antara variabel yang satu dengan yang lainya secara konseptual memiliki keterkaitan.

3. Masalah harus dirumuskan secara spesifik dan dapat dipecahkan secara empirik.

Masalah Penelitian

Perumusan masalah yang kurang spesifik akan sulit dilakukan pemecahanya. Oleh karena itu, masalah yang belum spesifik perlu dipecah lagi sehingga masalahnya bermakna tunggal dan spesifik. Pemecahan secara empirik dimaksudkan bahwa bukti atau data penelitian dapat diperoleh dari kegiatan penelitian lapangan.

Perhatikan contoh rumusan masalah berikut: “Bagaimanakah keefektifan hasil pengembangan pembelajaran matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter?” Bila dicermati, rumusan masalah ini masih bersifat umum. Sulit untuk mengukur keefektifan yang dimaksud. Perlu dirinci lebih lanjut kriteria-kriteria keefektifan, seperti aktivitas siswa, keterlaksanaan sintaks, respon siswa dan hasil belajar siswa.

Dengan demikian, rumusan masalah tersebut bila dipecah akan menjadi: “(1) Bagaimana aktivitas siswa selama matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter?, (2) Bagaimana keterlaksanaan sintaks pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter?, (3) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter? dan (4) bagaimana hasil belajar siswa selama proses pembelajaran matematika yang mengintegrasikan pendidikan karakter?” Tampak bahwa keempat rumusan terakhir mudah pemecahanya.

4. Hindarkan pengajuan masalah yang bersifat filosofis dan menyangkut etik atau moral.

Pemecahan masalah yang bersifat filosofis dan etik secara operasional akan sukar dilakukan. Namun dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang bimbingan dan konseling penelitian untuk masalah seperti ini mungkin perlu dilakukan. Dalam bidang ini, merupakan bidang yang berurusan dengan pembinaan pribadi seseorang. Sebagai contoh: “Apakah anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki prestasi akademik yang kurang dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga lebih mampu?”

Masalah Penelitian

Rangkuman

Sumber ide penelitian adalah akal sehat, realitas atau kenyataan, riset terdahulu, pengalaman, dan teori. Secara umum, masalah yang diteliti hendaknya memenuhi kriteria: (a) menarik dan sedang hangat menjadi fokus perhatian masyarakat dapat dipecahkan dengan penelitian empirik, (b) memiliki nilai teoritik dan praktis, (c) memberikan manfaat, (d) memuat aspek kreativitas dan keaslian, dan (e) memungkinkan untuk diteliti.

Masalah penelitian memiliki ciri berikut: (a) menunjukkan hubungan dua variabel atau lebih, (b) dapat dipecahkan secara empirik. Artinya, dimungkinkan tersedia data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penelitian itu, dan (c) memiliki lebih dari satu alternatif cara pemecahan, sehingga dimungkinkan disusun hipotesis penelitian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian diuraikan sebagai berikut: masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat Tanya, pertanyaan problematis, masalah penelitian menggambarkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, masalah harus dirumuskan secara spesifik dan dapat dipecahkan secara empiric, dan hindarkan pengajuan masalah yang bersifat filosofis dan menyangkut etik atau moral.

Masalah Penelitian

Latihan

Setelah Saudara mengkaji materi yang dipaparkan dalam paket ini, selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan berikut!

1. Mengapa seorang peneliti dapat meneliti masalah yang sudah ada? 2. Masalah penelitian pendidikan dapat digali dari berbagai sumber. Selain

sumber-sumber yang telah diuraikan pada paket ini, coba Saudara ajukan beberapa sumber masalah lainnya.

3. Suatu sumber masalah dapat memunculkan beberapa masalah yang berbeda. Berikan contoh beberapa masalah yang dapat muncul dari sumber yang sama.

4. Suatu persoalan dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi bukan masalah bagi orang lain. Coba berikan contoh persoalan seperti itu dalam dunia pendidikan.

5. Suatu masalah tidak selalu diajukan melalui pertanyaan. Berikan beberapa contoh masalah yang diajukan dalam bentuk pernyataan.

Masalah Penelitian

Referensi

Creswell, John. W., 2012, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tuwu, Alimuddin, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia

Pentingnya Kajian Pustaka Dalam Penelitian  

PAKET 4

PENTINGNYA KAJIAN PUSTAKA