• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

B. Pesan Moral

Sebelum peneliti menjelaskan pengertian dari pesan moral, peneliti akan menguraikan terlebih dahulu tentang definisi pesan dan definisi moral secara umum, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengertian Pesan

Dalam kamu besar bahasa indonesia pengertian pesan ialah diartikan sebagai perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain56

Dalam proses komunikasi, pesan merupakan isi yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikannya. Pesan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran.

Sedangkan pesan dalam model Shannon-weaver diartikan sebagai sesuatu yang dikirim atau diterima dalam proses komunikasi, yang tiada lain iala data, fakta, kata, symbol dan isyarat.57

H.A.W. Widjaja dalam bukunya: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat menjelaskan bentuk pesan yang dapat bersifat informatif, persuasif; dan coersif.

55

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,h.260-270.

56

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 761.

57

a. Informatif, berarti memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

b. Persuasif, atau bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan.

c. Coersif, memaksa dengan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dengan penyampaian cara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.58

Berarti bisa dikatakan bahwa novel merupakan salah satu suatu media komunikasi yang bersifat memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang ada dalam novel tersebut.

Dalam pesan terdapat dua bentuk yaitu pesan verbal yaitu pesan menggunakan simbol-simbol verbal dan Pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.59

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian pesan di atas bahwa novel merupakan salah satu media komunikasi sebagai penyampai pesan yang memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang terdapat pada novel tersebut.

58

H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2003),h. 14-15.

59

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung, Remaja Rosdakarya,2007), h. 343.

2. Pengertian Moral, Etika dan Akhlak

Pada umumnya moral mengarah pada pengertian (ajaran tentang) baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila.60

Adapun arti moral dari segi bahasa yaitu berasal dari bahasa latin mores yaitu jamak dari kata mos yang berati adat kebiasan. Secara etimologi moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.61

Pengertian moral juga dijumpai dalam The Advance Lener’s Dictionry of Current English. Yang di kutip dari buku Akhlak Tasawuf, Abudin Nata. Dikemukakan beberapa pengertian moral yaitu”

“Pertama, Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. Kedua kemampuan untuk memahami perbedaan atara benar dan salah dan yang terakhir ialah ajaran atau gambaran tingkah laku yang

baik”.62

Moral merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khutbah khutbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia baik. Sumber dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.63

Jadi dapat kita pahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik

60

H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,5th ed (Jakarta : Rajawali Pers, 2003),h. 94.

61

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 92.

62

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,h.93.

63

atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.64

Moral merupakan unsur isi, gagasan inti yang yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Biasanya mengenai pandangan yang bersangkutan, pandangan-pandangannya mengenai nilai-nilai kebenaran. Moral dapat dipandang sebagai amanat, message, atau pesan. Bahkan unsur amanat itu merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra adalah sebagai pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat tulisan nonfiksi.65

Didalam pesan moral terdapat tiga katagori yaitu: a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian keterombang-ambingan dalam pilihan.

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial, termasuk hubungannya dengan alam.66

Moral atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik. Namun jika didalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun

64

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,9th ed (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 93 65

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2013), h. 321-322

66

protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya.67

Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan peneliti dalam menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalan novel Faith and The City.

Selain moral, jika kita mendengar kata etika seolah-olah memiliki arti yang sama. Etika dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.68

Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya Ahmad Amin mengartikan bahwa etika ialah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharunya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.69

67

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2013), h. 432

68

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 89-90

69

Dalam bukunya Akhlak Tasawuf Abudin Nata kemudian menyimpulkan bahwa etika berhubungan dengan empat hal yaitu.

“Pertama dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika berupaya

membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Ketiga dilihat dari fungsinya, etika yaitu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Keempat dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk”.70

Selain moral dan etika, akhlak juga punya makna yang sama dengan moral. Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai,

kelakuan, tabi‟at, watak dasar, kebiasaan, kelaziman. Pengertian akhlak

berdasarkan terminologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.71

Namun perbedaan antara moral dan etika dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika didalam moral yang menjadi penilaian baik buruk ialah berdasarkan kebiasaan yang belaku umum di masyarakat. Sedangkan etika berdasarkan pendapat akal pikiran dan pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah al-Qur‟an dan al-hadist72

Dari beberapa definisi di atas tentang moral dan etika, kita dapat menyimpulkan bahwa moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang

70

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010),h. 91-92

71

Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta : Prenada Media, 2004), h. 117.

72

berlaku dan menjadi pedoman bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam mengatur segala tingkah laku. Lalu etika merupakan ilmu yang membahas suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik-buruknya tingkah laku manusia. Sedangkan Ahlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah al-Qur‟an dan al- hadist.

Dokumen terkait