• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satu pesanku, yang cermat dan hati-hati jangan sampai ketahu­ an orang lain dan · engkau saban hari musti harus mengirimku

makanan. Nah segeralah engkau pulang!"

Embok Kertanawi, "Jadi hanya itu barang-barangnya, pak. Su­

dah tidak ada lagi lainnya?"

Kertanawi: "Sudah tidak ada, cuma itu !"

ketan dan ikan pindang, makanlah dahulu ! " Kertanawi: "Ya, sini ! "

Embok Kertanawi menyerahkan bungkusan yang berisi makan­ an kesukaan. suaminya, dite rima lalu dimakan bersama dengan kawan-kawannya. Setelah makanan itu habis, embok Kertana­ wi minta diri pulang ucapnya, "Pak sudah ya, aku akan pulang, semoga engkau mendapat pertolongan Allah diberi cepat-cepat keluar. "

Kertanawi: "Iya, iya, sudah berdoalah saj a ! "

Embok Kertanawi lalu minta diri kepada kawan-kawan suami­ nya semua, malah lalu pada menyampaikan pesan untuk masing­ masing istrinya supaya pada ngirimkan makanan ke penjara. Embok Kertanawi pun mengiyakan.

Embok Kertanawi lalu keluar, langkahnya terus langsung menuju ke �emantren. Di sana ia segera menghadap Supraba, menunjukkan tempat penyimpanan barang-barang curian mere­ ka. Supraba sangatlah bersuka cita, seketika itu juga ia berpa­ kaian , perlu mengambil semua barang-barang itu. Setelah sele­ sai berpakaian mengajak Jagaprayitna dan para istri kawanan penjahat semua.

Singkatnya ceri tera, barang-barang itu telah diketemukan seluruhnya, lalu lapor kepada Asisten Residen. Asisten Resi­ den mengetahui keluwesan cara-cara Supraba yang telah dilaku­ kan itu beliau sangat berbangga hati, Supraba dielus-elus pung­ gungnya sambil mengucapkan kata-kata, "Tidak kecewa kalau

kuangkat jadi wadana."

Supraba tidak bisa membayangkan kegembiraan hatinya sete­ lah mendengar kata-kata Asisten Residen demikian itu, tetapi tatkala ingat ia telah membunuh salah seorang dari kawanan penjahat itu lalu merasa tidak enak hatinya.

Tersebutlah an tara tiga bulan sejak tertangkapnya para penjahat itu lalu diajukan dalam sidang pengadilan Landrad, semuanya pada mendapat keputusan/vonis, dikcnai hukum­ an menurut kesalahannya masing-masing.

memang-·gil Supraba beserta istrinya perlu diajak pesta. Menjadikan se­ nang Supraba sekeluarga.

Supraba di dalam saat-saat makan di kemeriahan pesta itu ia teringat kepada Jagaprayitna. Dalam batinnya mengatakan, de­ mikian, "Yah, . . . orang kecil walaupun bertugas sampai sebe­ rat-beratnya dan dengan rasa pengabdiannya yang murni tapi toh tetap tidak mendapat perlakuan yang setimpal. Seperti hal­ nya pak Jagaprayitna itu bukankah ia itu kawanku di manapun aku bertugas, tenaganya digunakan bagaikan kuda, tapi tidak <iiundang dalam pesta sekarang ini seperti aku."

Supraba lalu ada niatan akan mengadakan pesta sendiri untuk menyenangkan hati Jagaprayitna dan rekan-rekannya yang lain. Selesai pesta Supraba mohon diri dan telah diperbolehkan. Pu­ langnya Supraba sengaja berjalan kaki, sepanjang jalan ia mem­ bicarakan hal itu dengan_istrinya, ialah ia akan membuat pes­ ta. Istrinya pun menyetujui, akhirnya Supraba menyelenggara­ kan pesta di rumahnya sendiri.

IV . ME NDAPAT KEBAHAGIAAN

-rrh:::-� .:fft i·L.���:..!f"! :J :·f �-J� .. �r ��; :.bx •. � �-<.H I':'r;:-."� .-;:,J.G�f-� J(} _r:,::f : :

o:lm·>flle.rliebtitlahJ,;;ipada,1,s,u,a·� nmlant:;Sy.J,'>17aba-�tida:k .Qe.:lilJlgk;�t

,pdgi

'.:r.dnda; "-ttise.�b�l;>kan:.)a i -sakit, . b.a,dannya.H�asa .14.tfu l�s�,

-Supraba selalu ·ge.lisah ;dan··merintih1'.di dalam; tid-u._mya,.Hmenja­ dikani bingungnya ·· S_uminteJli:1' �sumH1ten;�·mernang; P,�TJ;:n.tpuan yang,·'Sailgat_,-·kasih,nya� ·3terhad.ap ,;suami; .: kasihan, ia;

lah1'.dah iSainba.hS.upraba;, dalu.dar mencobar'me-na\l(atkan::kepada :Sup.rab�ri·ap.aJQah� ·suaminya·.iW.�m1.tU· �pabjia idiliuatkan·.-Qbat pe.m­

balur badannya, apakah harus didata gkan:1·se.o�g 1du-kuo·1 pi­ Jat,

t,ap.tkah.,

dipaaggilkail' : seorang; \dokter?, ·Tetapi · isem:Um :taW,at­ an ta.di \tidak1disetujuinya:/:�). 1, � ,. '(,.,qr:> od � : J:� : I ,• ' fl ·· ci c:; 1,·,:1>. Supraba di dalam merasakan· ,S!:tkitf!:Ya;{mgin �eka.lii.ma�1rbak­

.wirg�ueng;:

Supraba lal mme11yurulL Supaya: .dimasakikannyar,•�., ·1r; L ·: :Sum.inten· · tert_awai !IDelih'!;t: 'Peristiwa i ti:!." �asa� · .prang sakib ;ani:­ pai mengeluh seperti anak kecil saja, kok 'SamM bisw·inginr�_pak­ mi:!goreng; :iite�pfo .sebe.gituptin.' lalu ia me_11g\.ls3hakari,1.sebab•:SlJ­ �mteff·.mem.punyai ,.dtigaan;1:bw:angk,ali•.·inV,-dapat. mem1mgkm­ kari s�b\llhnY,a..Ji.\d �/, ' .. i.trJ, n; I: A: �,,,;.ffl,� �-' '.\�Jr').'-it:.>:,::"·:� ' 1".�1::t�; .. !;

1.WaJQtu;):ru

.. � .sudah,,,�¢rmnju.kkan <jam,, 'Seinbitan.

.rmal aril, ·

,, t.ukang

jual

bakmi b�lunf menut\tp·1,daganglµfnya,

Jatu\.

dib>elik:annya 1saj,a duapuluhJ 1.Jima:.�en·�1'Bakmi\ tad.i:.,kemudian! ::disediakan;; Supnrba segera.::bangun ·Jnakan. :bakmi sainpai h.ab�.r&esudah .habl� maka ­ �nya:·.�dt.u-.rt SuPraba,..: : merasaA sem\m-h. nse'pertj :1:sedia11:rkala, menjadikan keheranan bagL; ···•yangiLii.tnendepga!kafi.! ,:i Supr;a'­ .Ji>,a, ,juga�,1te

rta'.\v3.;

· merasak•·;perbuatannya,, .namun lalui r-berp'.i­ kirp·:.apakah i:y.an,g1'. menja.dithseb,baya : dirinya!r bisa·t :terja_di menderita lesu dan lumpuk ,dan .;;ba�ana: .. :sarilpairi dirinya harµs., rmak.an� bak.lni, .. g0�.ng?-.;_,S�pai� !amav�hal :.Jni�' dipilciF�ail, 1�1J)lyadalu' ia ,ihgat; p:ahw;ct,(diriny�rs.udah ·ipefQ.ah: .melihat .ke­ jadian seperti itu yaitu "nyidam

":·;Nab

"Setdah, :sudah,'..\punya .p

.ran: �d�miltj,,<w :�upi;aba: ; !aj.u �:�r:iwa J�eP.<!d�iS.umin

�n. ;,ui�:­

nya;· "Genduk, sudah berapa · bulank�,,

k:a,u; Pi�*' lili.;iJ ,wx; �:

rQ.a-1 : · ·. · . . :., ·· .1..:.: .i r)'.:, >,.·· ,:·:·. ' ,� .... ,,. · , r''.. , ; (.' '_

.. ·. . '

.sijfi.l•p.��P;'.

I 111e:n,dY,l\gaf1; P�rt�� l�$,µpfal?� ,9eroiltian,( �ity, r.t�rt�­ wa sambil berpikir, lalu jawabannya,

"S,�gah;

d.i.ia.�µ_lll;I.l;:selc.ar�s.

mas.''.

Supraba berkata, "Genduk, kupandang engkau masih memikir­ kan aku, benar mengherailkan pengalamanku ini. Mula-mula alm sakit, kemudian makan bakmi goreng, terus sembuh, lalu terdiam, akhirnya lalu bertanya tentang orang tidak lihat air

(=

datang bulan). Nah, kau harus mengerti, bahwa aku ini sesungguhnya sedang nyidam , apabila memang engkau benar-be­ nar telah tidak melihat air selama dua bulan. Jadi kalau dianuge­ rahi selamat oleh Tuhan yang Mahakuasa aku dan engkau ini bakal. mendapat anak."

Suminten setelah diberi penjelasan oleh Supraba demikian itu sagatlah suka citanya, harapannya kelak anaknya itu supaya bi­ sa menjadi seorang anak yang berguna.

Supraba. berkata, "Cita-cita dan idamanmu itu betul, sayang. Siapakah orangnya yang tidak senang mempunyai anak yang berguna segala-galanya.

Namun kehendak begitu apakah cuma cukup dengan . idam­ idaman, cukup hanya dengan harapan? Oh, apabila hanya cukup dengan angan-angan belaka, tidak mungkin bakal tercapai. Nah bisanya berhasil itu haruslah dididik. Siapakah sesungguhnya yang harus mendidik anak, ialah ayah dan ibunya. Maka oleh karena itu sejak sekarang engkau harus memperhatikan mana­ mana saja pendidik� yang kurang baik terhadap anak dan ma­ na-mana saja pendidikan yang baik. Di kemudian hari agar eng­ kau tidak bingung mendidik anakmu.

Suminten: "Apa yang anda petuahkan tadi adalah benar ada­ nya, maka oleh sebab itu permintaanku, supaya sewaktu-wak­ tu diberi cerita tentang pendidikan anak.

Supraba: "Bagus. Nah sekarang aku tanya, kalau ada anak pan­ dai maki-maki, suka mengadu , bohong, menipu dan sebagainya itu bagaimana pendapatmu?"

Suminten: "Dari sebab salahnya pengetrapan pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya."

Supraba: "Ya, begitulah kira-kira. Menurut pikiranmu nanti anakmu itu apakah akan kau asuh sendiri ataukah akan dicari­ kan seorang pengasuh lain?"

Suminten: "Supaya tidak- begitu kewalahan mengurus segala

keperluan rumah tangg�,, ,eorang pengasuh."

Supraba: "Kehendakmu itu juga, ingat, banyak

orang-orang priyayi yang berkelakuari tidak baik, itu disebabkan

�-karena dari kesalahannya sendiri, sebab mencari pengasuh

tan-pa diteliti terlebih dahulu perihal peri lakunya. Yang demikian

itu tadi tidak lain karena dari ajaran pengasuhnya."

Suminten: "Kalau begitu sebaiknya meneliti dan memilih ca­

lon pengasuh yang baik budi pekertinya."

Supraba: "Ya harus begitu, sebaiknya."

Tersebutlah, semakin lama kandungan Suminten sema­

kin besar, hidup bersuami-istri semakin rukun. Pergaulan seha­

ri-harinya bagaikan "mimi dan mintuna", bagaikan dewi Ratih

dan Kamajaya. Apabila terkadang Supraba pergi bertugas ron­

da, hal ini menyebabkan kerinduan bagi keduanya, maka apa­

bila pulang dari tugas itu, pertemuan ,mereka itu seperti berpi­

sah bertahun-tahun. Supraba senantiasa ingat dengan apa yang

sedang Suminten harapkan, ialah anaknya kelak supaya men­

jadi seorang anak yang berguna, oleh karena itu apabila n:iere­

ka sedang berdua duduk-duduk sering membaca buku-buku

perihal pendidikan anak-anak yang dapat terarah kepada ke­

utamaan budi pekerti dan menjadi manusia yang berguna ke­

lak bagi bangsa, tanah air dan agama.

Tatkala itu kandungan Suminten sudah sembilan bulan, te­

tapi belum ada gejala-gejala akan lahir. Karena kekerasan hati

Supraba istrinya diperiksakan kepada dokter ahli kandungan.

Akhimya dilaksanakan.

Nyonya dokter memberi keterangan perihal hari, tanggal, bu­