• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petugas Lapangan Keluarga Berencana

Dalam dokumen Dyah Retno Pratiwi S 220809004 (Halaman 36-43)

ORIENTASI TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik

4. Petugas Lapangan Keluarga Berencana

Dalam rangka mencapai tujuan pemerintah melalui program Keluarga Berencana Nasional, pemerintah menggunakan para Petugas Lapangan Keluarga Berencana atau juga sering disebut dengan PLKB untuk dapat mencapai sasaran yang dituju. Oleh sebab itu mereka harus memiliki kemampuan, bakat, kecakapan, dan sifat kepemimpinan, disamping menjalankan kegiatan-kegiatan, fungsi dan tanggung jawab, dan hal inilah yang biasa disebut dengan kredibilitas.

Kredibilitas merupakan suatu image atau gambaran audiens mengenai

kepribadian komunikator. Seorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai mempunyai tingkat kredibilitas tinggi yang dicirikan oleh

variabel-variabel attractiveness, motives, similarity, trustworthiness, expertness, dan origin

of the message.29 Sedangkan arti dari kredibilitas itu sendiri adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

Seorang Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana yang baik hendaklah memiliki kredibilitas yang baik dihadapan para audiens atau para calon akseptor yang mengikuti setiap penyuluhan yang dilaksanakan. Karena dengan memiliki kredibilitas yang baik sebagai seorang komunikator KB, maka akan dapat lebih mudah untuk mempengaruhi dan meyakinkan para komunikan untuk mau mengikuti program Keluarga Berencana yang ditawarkan.

29

commit to user

24

Hal ini serupa dengan apa yang dikemukakan Kasali bahwa sumber

kekuatan sebuah kelompok atau organisasi tidak hanya ditentukan oleh knowledge

dan expertise setiap anggotanya, tetapi keberhasilan atau kegagalan tersebut lebih

ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam kelompok tersebut.30

Dalam penelitian ini seorang PLKB diumpamakan sebagai seorang pemimpin dalam sebuah organisasi. Selain bertugas untuk menyampaikan pesan tentang program Keluarga Berencana Nasional, Para PLKB juga memiliki tugas sebagai motivator bagi masyarakat. Maka disini seorang PLKB juga memiliki tanggung jawab yang besar akan keberhasilan atau kegagalan dari penyampain pesan yang dilakukan kepada audiens.

Dengan tugas sebagai seorang motivator maka PLKB memiliki tujuan, yaitu guna mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh BKKBN. Hal serupa juga terjadi dalam kegiatan komunikasi, yaitu bertujuan untuk menimbulkan suatu perubahan-perubahan, baik perubahan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku. Untuk itu apakah dengan adanya Petugas Lapangan Keluarga Berencana dapat menciptakan

perubahan-perubahan tersebut, terutama dalam hal pengetahuan dan

pengaplikasian kedalam kehidupan sehari-hari.

Penyampaian pesan dari para Petugas Lapangan Keluarga Berencana ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan-penyuluhan di Puskesmas ataupun juga di Kelurahan-kelurahan tempat para PLKB ditempatkan. Selain dengan cara penyuluhan secara bersama-sama, para PLKB juga melakukan pendekatan secara

30

Muktiyo, Widodo. 2010. Menjadi Profesional dan Komunikatif di Kantor. Surakarta: Citra Emas Press. hal. 100.

commit to user

25

lebih personal kepada masyarakat dengan cara kunjungan ke setiap rumah disetiap kelurahan.

Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh para PLKB menggunakan

sistem KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).31 Untuk dapat memahami tentang

pengertian KIE maka penulis akan menjabarkan pengertiannya secara satu persatu, dimulai dari pengertian komunikasi, komunikasi disini lebih menitik beratkan pada komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa. Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan).

Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan

kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.

Telah disebutkan diatas bahwa tugas dari PLKB adalah hanya sebagai motivator, dalam memberikan motivasi ini para PLKB melakukannya dengan cara

konseling. Ada beberapa jenis konseling KB, yaitu :32

a. Konseling Awal

1. Bertujuan menentukan metode apa yang diambil.

2. Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membantu klien

untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya.

31 Rafless Bencoolen.2011. KIE dalam Pelayanan KB.Jakarta.

32

commit to user

26

Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :

1. Menanyakan langkah yang disukai klien.

2. Apa yang diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan

kekurangannya.

b. Konseling Khusus

1. Memberi kesempatan untuk bertanya tentang cara KB dan

membicarakan pengalamannya.

2. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yang

diinginkannya.

3. Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan

mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya.

c. Konseling Tindak Lanjut

1. Konseling lebih bervariasi dari konseling awal.

2. Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yang serius

yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat.

Sedangkan tahapan konseling yang dilakukan oleh para Petugas

Lapangan Keluarga Berencana ada enam tahap, yaitu :33

a. Kegiatan KIE

1. Sumber informasi pertama tentang jenis alat atau metode KB dari

petugas lapangan KB.

33

commit to user

27

2. Pesan yang disampaikan :

· Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan

keluarga.

· Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya

dengan cara kerja dan metode kontrasepsi).

· Jenis alat atau metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara

kerjanya serta lama pemakaian.

3. Kegiatan Bimbingan

· Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon

peserta KB.

· Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis

kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat.

· Bila iya rujuk ke KIP/K

b. Kegiatan Rujukan

1. Rujukan calon peserta KB, untuk mendapatkan pelayanan KB.

2. Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi.

c. Kegiatan KIP/K(Komunikasi Interpersonal / Kelompok)

Dalam kegiatan KIP/K terdiri atas beberapa tahapan yaitu :

1. Menjajaki alasan pemilihan alat

2. Menjajaki apakah klien sudah mengetahui atau paham tentang

alat kontrasepsi tersebut.

commit to user

28

4. Bila belum, berikan informasi.

5. Memberi klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya

kembali.

6. Membantu klien mengambil keputusan.

7. Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa

kesehatannya.

8. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling.

d. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi

1. Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik .

2. Bila tidak ada kontra indikasi pelayanan kontrasepsi dapat

diberikan.

3. Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent.

e. Kegiatan Tindak Lanjut

Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB. Dalam melakukan tugasnya para Petugas Lapangan Keluarga Berencana berpedoman pada “10 Langkah

Kerja PLKB/PKB”.34 Kesepuluh langkah tersebut adalah :

1. Pendekatan Tokoh Formal

Menumbuhkan hubungan kerjasama dengan para tokoh formal seperti Camat, Kepala Desa atau Kelurahan untuk mendapatkan dukungan operasional sesuai dengan peran masing-masing.

34 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Propinsi Jawa Tengan. Buku Kerja PLKB 2010. hal. 6.

commit to user

29

2. Pendataan dan Pemetaan

Suatu proses kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan,

pengolahan, penganalisaan dan penyajian data yang bertujuan untuk mengetahui situasi wilayah kerja sebagai bahan perencanaan penggarapankegiatan KB.

3. Pendekatan Tokoh Informal

Melakukan hubungan kerjasama dengan tokoh informal seperti tokoh agama, adat dan tokoh pemuda agar mereka memberikan komitmen, dukungan operasional dan peran aktif dalam pelaksanaan program KB Nasional.

4. Pembentukan Kesepakatan

Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai kesepakatan politis dan teknis penggarapan program KB Nasional dari para tokoh formal dan informal.

5. Pemantapan Kesepakatan

Suatu proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah diputuskan bersama dalam rakor KB.

6. KIE oleh Tokoh Masyarakat

Mempersiapkan tokoh masyarakat dalam rangka menanamkan pengertian dan peningkatkan pengetahuan, ketrampilan agar mampu melaksanakan Program KBN sesuai dengan kondisi daerah.

commit to user

30

7. Penteladanan atau Pembentukan Group Pelopor

Suatu kegiatan menyeleksi dan memotivasi keluarga agar menjadi teladan atau kader dan berperan aktif dalam pengelolaan Program KB Nasional.

8. Pelayanan KB

Suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran, sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh keluarga baik yang menyangkut kegiatan PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

9. Pembinaan Keluarga

Pembinaan keluarga melalui kegiatan membimbing, mengarahkan, mengaktifkan serta mengembangkan keluarga dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga melalui pembinaan kepada tokoh masyarakat dan institusi masyarakat.

10.Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi

Kegiatan mencatat, melaporkan, dan mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan disetiap wilayah sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

Dalam dokumen Dyah Retno Pratiwi S 220809004 (Halaman 36-43)

Dokumen terkait