Bab V Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitas
Bagian 3 Petunjuk Teknis 142 2.Cek Hasil Analisa Data pada Lembar Kerja 02-Rangkuman
Lembar kerja 02-Rangkuman merupakan rangkuman dari output Lembar Kerja 01-input data. Terdapat informasi tentang luas area rawan genangan yang tertangani pada tahun ke-5, pada tahun ke-10, dan tahun ke-20, total biaya investasi per tipe bangunan infrastruktur drainase, serta total biaya O&P.
Gambar 39: Tampilan Lembar Kerja 02-Rangkuman (1) Untuk rangkuman biaya investasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
a. Jika diinginkan, dapat dilakukan penyesuaian tanggal/tahun pelaksanaan kegiatan konstruksi bangunan baru dan infrastruktur yang membutuhkan normalisasi/rehabilitasi, apakah akan dimajukan/dipercepat ataukah diundur/diperlambat dengan cara menggeser scroll bar.
b. Grafik akan menunjukkan penanganan luas area rawan genangan yang membutuhkan konstruksi bangunan baru dan normalisasi per tahun.
c. Grafik akan menunjukkan kebutuhan investasi dalam juta Rp. dan biaya O&P dalam juta Rp./tahun
143 Bagian 3 Petunjuk Teknis Gambar 40: Tampilan Lembar Kerja 02-Rangkuman (2)
Bagian 3 Petunjuk Teknis 144
Petunjuk Teknis-02
Analisis SWOT
Dokumen Referensi Terkait:
-
Pelaksana:
Anggota Pokja dibantu oleh Fasilitator Kabupaten/Kota Instrumen:Tabel Skoring Lama Kegiatan: 3-4 kali pertemuan/diskusi
Tujuan:
Teridentifikasinya isu-isu strategis terkait, pengelolaan air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan.
Diketahuinya posisi pengelolaan sanitasi saat ini untuk sub sektor air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan.
Dirumuskannya strategi percepatan pembangunan sanitasi untuk sub sektor air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan.
Output:
- Isu strategis pengelolaan air limbah domestik. - Isu strategis pengelolaan persampahan. - Isu strategis pengelolaan drainase perkotaan.
- Posisi pengelolaan sanitasi saat ini untuk sub sektor air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan.
- Strategi percepatan pembangunan sanitasi untuk sub sektor air limbah domestik, persampahan, drainase perkotaan.
Deskripsi
Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi. Dalam konteks penyusunan SSK, strategi adalah rencana tentang serangkaian manuver, baik yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan pembangunan sanitasi. Mengingat perumusan strategi adalah untuk mencapai tujuan organisasi, maka tentu saja sebelum
merumuskan strategi harus dipahami dulu tujuan (termasuk sasaran) yang ingin di capai.
Pe aha a aka tujua pe a gu a sa itasi aka e u uhka spirit Shared Purposes gu a menyatukan kepentingan bersama dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Apabila sudah tumbuh
spirit Shared Purposes aka diharapka ego sektoral a g kada g u ul isa di i i asi.
Salah satu cara atau metode digunakan dalam perencanaan strategis adalah SWOT. Metode ini mengkaji kondisi internal dan eksternal suatu organisasi/lembaga/entitas tertentu dari aspek empat (4), yaitu Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang/kesempatan) dan Threat (Ancaman). Dalam penyusunan SSK, SWOT digunakan sebagai pilihan metode perumusan strategi dengan tiga (3) pertimbangan berikut:
Analisis SWOT ini sudah sering digunakan oleh SKPD dalam menyusun rencana strategisnya, sudah familier dengan anggota Pokja Sanitasi.
Merupakan cara yang paling baik, realistis dan dapat dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi.
Menumbuhkan semangat kebersamaan dan menyatukan kepentingan-kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan.
Referensi utama dalam mengidentifikasi elemen SWOT bersumber dari draft Bab-2 yang telah disusun, hasil-hasil studi/kajian yang telah dilakukan sebelumnya seperti; EHRA, SSA, PMJK, Pemetaan Media, Studi Kelembagaan, dll. Juga disarankan untuk menggunakan berbagai dokumen perencanaan yang sudah ada seperti; RPJMD, Renstra SKPD dan dokumen RTRW.
145 Bagian 3 Petunjuk Teknis
Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Identifikasi Elemen SWOT
- Lakukan proses curah pendapat (brainstorming) bersama seluruh anggota Pokja untuk mengidentifikasi isu pengelolaan sanitasi untuk mencapai tujua pe a gu a sa itasi. - Kelompokkan isu-isu tersebut apakah termasuk Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),
Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threath)
- Proses curah pendapat ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau dibagi dalam 3 (tiga) kelompok kecil yaitu; kelompok sub sektor air limbah domestik, kelompok sub sektor persampahan, dan kelompok sub sektor drainase perkotaan. Hasil diskusi kelompok kemudian dibahas dalam diskusi pleno untuk mendapat tanggapan dan kesepakatan bersama.
- Cermati hasil proses curah pendapat ini dan periksa ulang hasil yang didapatkan dengan memperhatikan dua hal utama berikut:
a. Kekuatan dan Kelemahan merupakan kondisi yang ada di dalam wadah pemerintah Kabupaten/Kota atau ada dalam kendali pemerintah Kabupaten/Kota. Dengan demikian hal yang diidentifikasikan adalah hal-hal yang melekat pada SKPD, peraturan, SDM, sarana dan prasarana yang ada dalam kendali pemerintah Kabupaten/Kota.
b. Peluang dan Ancaman merupakan kondisi yang ada diluar pemerintah kota/ kabupaten atau ada di luar kendali pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu hal yang diidentifikasikan adalah aspek yang ada di luar SKPD, misalnya hal-hal yang ada di masyarakat, legislatif, swasta, kondisi geografis, atau hal-hal yang terjadi di lingkungan pemerintah provinsi, Pemerintah Pusat, dll, kondisi sosial, budaya, ekonomi.
2. Skoring atas isu dalam elemen SWOT
- Klasifikasikan isu yang dihasilkan di langkah 1 di atas sesuai dengan aspek-aspek yang terkait langsung dengan pengelolaan sanitasi baik aspek teknis maupun non teknis. Dalam analisis selanjutnya sudah harus diklasifikasikan sebagai berikut; Internal meliputi aspek: teknis operasional, kelembagaan, keuangan, komunikasi dan sumberdaya manusia. Sedangkan Eksternal meliputi aspek: teknis operasional (termasuk kondisi geofrafis), kelembagaan, keuangan, komunikasi, partisipasi masyarakat, swasta, praktik jender (sosial budaya) dan kemiskinan.
Tips dan saran
Hati-hati dalam pengidentifikasian, karena yang harus diidentifikasikan adalah kondisi yang paling akar dan bukan symptom. Jika dalam survey ditemukan ada masalah dalam aspek yang kita kaji, agar dicermati lagi apakah hal tersebut memang betul masalahnya atau itu sebenarnya baru merupakan symptom-nya (gejala yang tampak dipermukaan). Hal ini penting karena yang harus dikemukakan adalah akarnya dan bukan gejalanya.
Untuk itu harus diperhatikan seberapa besar dampak isu tersebut untuk mencapai tujuan. Contohnya: Belum semua ruas jalan terlayani jasa kebersihan. Kalau layanan jasa kebersihan itu disediakan maka masalahnya akan terpecahkan. Jadi ini merupakan isu operasional bukan isu strategis. Bedakan dengan
Usia pe a faata TPA aka erakhir . Dala hal i i da pak a g diti ulka oleh isu i i u tuk
mencapai tujuan terkait pengelolaan sampah kota cukup signifikan. Oleh sebab itu isu ini termasuk isu strategis.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 146