Bab V Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitas
Bagian 3 Petunjuk Teknis 96 4.Bila studi EHRA selesai, entri Indeks Resiko Sanitasi ke dalam Lembar Kerja Form
- Bila analisis studi EHRA telah selesai dilakukan, copy Indeks Resiko Sanitasi (IRS) yang dihasilkan. Isikan atau entri I‘“ ke dala le ar kerja For a g disediaka lihat
agia I stru e .
- Diskusikan dan sepakati pembobotan dari parameter EXPOSURE: IRS - EHRA dan isikan di
dala le ar kerja Area Beresiko I stru e Profil “a itasi.
- Instrumen akan menghitung secara otomatis tingkat resiko di setiap kelurahan/desa
erdasarka I‘“ da pe o ota a g di asukka lihat le ar kerja Area Beresiko untuk proses perhitungan data yang dimaksud).
5. Tetapkan Hasil Analisis Akhir
- Pada lembar kerja Area Beresiko, i stru e aka e ghitu g se ara oto atis hasil analisis area beresiko dengan menggunakan rumus:
Skor IMPACT = (w1 x I1) + (w2 x I2) + ( w3 x I3) + (w4 x I4) Skor EXPOSURE (air limbah) = (w5 x E1)
Skor EXPOSURE (persampahan)= (w6 x E2)
Skor EXPOSURE (drainase) = (w7 x E3)
Skor Area Beresiko = skor IMPACT x EXPOSURE
Skor Area Beresiko (air limbah) = [(w1 x I1) + (w2 x I2) + ( w3 x I3) + (w4 x I4)] x (w5 x E1)] Skor Area Beresiko (sampah) = [(w1 x I1) + (w2 x I2) + ( w3 x I3) + (w4 x I4)] x (w6 x E2) ] Skor Area Beresiko (drainase) = [(w1 x I1) + (w2 x I2) + ( w3 x I3) + (w4 x I4)] x (w7 x E3)]
Dimana :
w1, w2, w3, w4 = pembobotan IMPACT (%)
w5, w6, w7 = pembobotan EXPOSURE (%) untuk data sekunder, IRS, Persepsi SKPD setiap komponen
E1, E2, E3 = skor EXPOSURE
- Berdasarkan hasil akhir skor, tandai hasil penentuan yang meragukan. 6. Lakukan Observasi/Kunjungan Lapangan untuk verifikasi
Bila hasil analisis akhir menunjukkan bias pada beberapa kelurahan/desa, lakukan observasi/kunjungan lapangan di kelurahan tersebut untuk memverifikasi atau mendapatkan kebenaran atas hasil penentuan yang meragukan serta untuk lebih memahami kondisi sanitasi di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, lakukan penyesuaian skor bila diperlukan.
7. Konsultasikan dengan seluruh anggota Pokja dan tetapkan Area Beresiko
Paparkan dan diskusikan hasil penentuan area beresiko dan hasil kunjungan lapangan untuk mendapatkan feedback dan perbaikan untuk mendapatkan kesepakatan akhir atas penetapan area beresiko.
8. Susun Hasil Penetapan ke dalam Bab 2
Bab ini dibuat cukup ringkas, sekurang-kurangnya mencakup tabel dan peta mengenai area beresiko (kelurahan/desa) untuk 3 (tiga) komponen: air limbah domestik, persampahan, dan drainase.
Gambarkan hasil penentuan area beresiko ke dalam peta wilayah kajian dengan menggunakan warna yang dihasilkan dari perhitungan sebagai referensi (warna standar adalah skor 4 = warna merah; skor 3 = warna kuning; skor 2 = warna hijau; dan skor 1 = warna biru) atau menurut warna yang disepakati Pokja. Jangan lupa untuk melengkapi peta dengan Legenda
97 Bagian 3 Petunjuk Teknis yang menjelaskan arti warna dan tingkat resiko. Contoh di bawah adalah peta ilustrasi area beresiko yang digambarkan didalam peta administratif.
Peta ilustrasi area beresiko sanitasi komponen air limbah domestik
Tabel Area Beresiko Air Limbah Domestik
No Area
Beresiko*)
Wilayah prioritas Air Limbah
1. Resiko 4 Kecamatan A Kelurahan. A Kecamatan A Kelurahan. B 2. Resiko 3 Kecamatan B Kelurahan. C Kecamatan B Kelurahan. D
Dst Tabel Area Beresiko Persampahan
No Area
Beresiko*)
Wilayah prioritas Persampahan 1. Resiko 4 Kecamatan A Kelurahan. A
Kecamatan A Kelurahan. B 2. Resiko 3 Kecamatan B Kelurahan. C Kecamatan B Kelurahan. D
Dst Tabel Area Beresiko Drainase
No Area
Beresiko*)
Wilayah prioritas Drainase
1. Resiko 4 Kecamatan A Kelurahan. A Kecamatan A Kelurahan. B 2. Resiko 3 Kecamatan B Kelurahan. C Kecamatan B Kelurahan. D
Dst Catatan:
98 Bagian 3 Petunjuk Teknis B. Penggunaan Instrumen Profil Sanitasi dalam Penentuan Area Beresiko Sanitasi
Gunakan file dengan nama Instrumen Profil Sanitasi 2014.xls. Instrumen ini terdiri dari 7 (tujuh) lembar kerja yang terpisah: Form 1; Form 2; Area Beresiko; Zona Air Limbah; Zona Sampah; Zona Drainase dan Input Planning Tool sebagaimana ditunjukkan di bawah ini. Untuk penentuan area beresiko, lembar kerja yang digunakan adalah: (i) Form 1; (ii) Form 2; dan (iii) Area Beresiko.
Gambar 1: Tampilan Lembar Kerja Instrumen Profil Sanitasi 2014
La gkah : I put Data U u pada Le ar Kerja For
Isikan data yang bersifat umum pada lembar kerja For . Huruf/angka yang berwarna biru dapat diubah sesuai dengan kondisi di Kabupaten/Kota.
Gambar 2: Tampilan data pada Lembar Kerja Form 1
Data umum yang perlu diisi dalam kolom dan baris pada Lembar Kerja Form 1 yaitu: a. Nama Pokja Kabupaten/Kota.
b. Kode Badan Pusat Statistik (BPS) untuk setiap Provinsi.
c. Versi pengerjaan instrumen beserta tanggal mulai pengerjaannya. Apabila terdapat update/perubahan agar versi dan tanggal pengerjaannya diubah.
d. Tahun yang digunakan untuk data dasar dan tentukan tahun mulai implementasi kegiatan. e. Jumlah kecamatan, kelurahan/desa yang ada di Kabupaten/Kota, atau sub-distrik
pemerintahan sesuai dengan nama lokal di Kabupaten/Kota.
f. Nama-nama SKPD yang tergabung dalam Pokja Sanitasi/AMPL (minimum 5 SKPD dan maksimum 9 SKPD) yang bersepakat memberikan penilaian berdasarkan persepsi SKPD. Bila
ju lah “KPD kura g dari “KPD, hapus delete o te t aris uka delete ro a g tidak
digunakan.
Instrumen Profil Sanitasi - PPSP Langkah 1 - Input data umum PERLU DIISI - Identifikasi, info umum, dll.
Ko Pokja Solo
Ko Kategori Kode Statistik 3211
ProvinsiJawa Barat
Versi 1
Tanggal04 Jan 2014
Tahun Data Dasar2012 0
Tahun Implementasi2015 0 Jumlah Jumlah Kecamatan Kel/Desa 4 Kecamatan 27 Kelurahan 0 Desa 0 Banjar 0 nama lokal 0 nama lokal 4 27 Singkatan Nama SKPD
KLH Kantor Lingkungan Hidup
Humas Hubungan Masyarakat
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
DPTR Dinas Permukiman Dan Tata Ruang
BPMPKB Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana
DinKes Dinas Kesehatan
Dinas PU Dinas Pekerjaan Umum
BPPT Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
Pertanyaan kondisi sanitasi untuk skala Kab/kot
Jumlah jiwa per rumah tangga untuk Kota/kabupaten 4 jiw a/ rumah tangga
Apakah terdapat TPA (sanitary/controlled) saat ini? 2
Apakah terdapat IPLT saat ini? 1 1= ya; 2=tidak
1= didesain dan dioperasikan menggunakan sanitary/controlled landf ill;2=didesain tetapi tidak dioperasikan sebagai sanitary landf ill; 3: tidak didesain dan dioperasikan menggunakan sanitary landf ill
PERLU DIISI - SKPD yg terlibat dalam penyepakatan area berisiko; sepakati minimum 3 SKPD dan tidak lebih dari 9 SKPD
AMPL Kota b a c d e f g
99 Bagian 3 Petunjuk Teknis g. Jumlah rata-rata orang per rumah tangga di Kabupaten/Kota dan tentukan apakah di Kabupaten/Kota terdapat TPA sanitary/controlled landfill dan IPLT. Jika TPA didesain dan dioperasikan secara sanitary/controlled landfill beri 1, jika TPA didesain tetapi tidak dioperasikan secara sanitary/controlled landfill beri 2, dan jika TPA tidak didesain dan tidak dioperasikan secara sanitary/controlled landfill beri 3. Jika terdapat IPLT, beri nilai 1 dan jika tidak 2.
La gkah : I put Data U u da Data Pe gelolaa “a itasi pada Le ar Kerja For da
Area Beresiko
Isikan nama kecamatan, kelurahan/desa, data dan informasi umum, serta data pengelolaan air
li ah, sa pah da drai ase pada le ar kerja For . Huruf/a gka a g er ar a biru dapat diubah sesuai dengan kondisi di Kabupaten/Kota.
Ga ar : Ta pila data u u per keluraha /desa pada Le ar Kerja For
Berikut adalah data-data untuk setiap kecamatan dan kelurahan/desa yang perlu diisi dalam kolom dan baris lembar Kerja Form 2 yaitu:
a. Nama Kecamatan dan Kelurahan/Desa
b. Kode Administratif untuk kecamatan dan kelurahan/desa sesuai kode dari Badan Pusat Statistik.
c. Luas administratif (ha) untuk setiap kelurahan/desa.
d. Luas area terbangun (ha) untuk setiap kelurahan/desa. Luas area terbangun merupakan luas total suatu kelurahan/desa yang terdiri dari pemukiman, sekolah, hotel, industri, dll (non- daerah pertanian/ladang/perkebunan, hutan).
e. Data persentase pertumbuhan penduduk (%) per kecamatan (jika ada). Jika tidak ada, dapat menggunakan persentase pertumbuhan penduduk (%) di tingkat Kabupaten/Kota atau persentase laju pertumbuhan penduduk tingkat provinsi yg ditunjukkan dalam cell I8.
f. Jumlah penduduk per kelurahan/desa pada saat pengisian instrumen dilakukan. g. Jumlah KK per kelurahan/desa pada saat pengisian instrumen dilakukan.
h. Tentukan dan isikan apakah suatu kelurahan/desa merupakan daerah perkotaan (urban) atau daerah pedesaan (rural) menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Jika urban, beri nilai 1 dan jika rural 2.
i. Isikan apakah suatu kelurahan/desa merupakan daerah perkotaan (urban) atau daerah pedesaan (rural) menurut dokumen RTRW Kabupaten/Kota. Jika urban, beri nilai 1 dan jika rural 2.
i
b c d e f g h
Bagian 3 Petunjuk Teknis 100