• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis 186 Tabel 3 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Drainase

Dalam dokumen Buku Pedoman Pemutakhiran SSK 2016 (Halaman 189-191)

Langkah-Langkah Pelaksanaan 1 Pahami Strategi yang telah disusun sebelumnya

Bagian 3 Petunjuk Teknis 186 Tabel 3 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Drainase

No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama 1. Bank Pembangunan Daerah .... 20... 20... Alokasi dana CSR untuk peningkatan kualitas kesejahteraan Desa binaan, termasuk penyediaan biaya operasional untuk pemeliharaan saluran drainase. 1 kali untuk 1 Desa/Kelurahan  Kampanye perbaikan fasilitas drainase perkotaan untuk mencegah adanya genangan air di sekitar permukiman.  Dana stimulus pembangunan/ perbaikan fasilitas drainase.

3. Lakukan Wawancara dengan SKPD terkait

Lakukan wawancara dengan SKPD terkait seperti dengan Dinas Pekerjaan Umum atau Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Badan Lingkungan Hidup (disesuaikan dengan kondisi Kabupaten/Kota) untuk melengkapi kedalaman data-data terkait partisipasi dunia usaha/swasta/LSM dalam penyediaan layanan sanitasi yang tidak terdapat dalam data sekunder (gunakan instrumen 1).

Hasil wawancara dengan SKPD terkait dipergunakan untuk melengkapi tabel 1,2, dan 3. Apabila diperlukan wawancara dengan SKPD juga dilakukan ketika data teknis terkait air limbah domestik, persampahan, dan drainase tidak tersedia sesuai dengan kebutuhan.

Tabel 1,2, dan 3 mengenai peran swasta dalam Layanan Sanitasi dapat dimasukkan ke dalam Lampiran. Berikan narasi mengenai informasi-informasi lainnya terkait keterlibatan pihak swasta dalam penyediaan layanan sanitasi seperti apakah sudah ada kerjasama secara formal, dalam lingkup kerjasama apa saja. Apakah sudah ada rencana untuk menjalin sinergi dengan pihak swasta. Apakah sudah ada peraturan khusus yang mengatur layanan sanitasi oleh pihak swasta.

Wawancara ini juga dilakukan seandainya data sekunder pelibatan dunia usaha dalam bidang sanitasi tidak tersedia. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah mencari data dari media lokal mengenai iklan layanan pengurasan tangki septik misalnya dan lain-lain, atau pengalaman melakukan pengurasan tangki septik. Data tentang pengepul biasanya sangat sulit diperoleh, Pokja bisa mencari informasi dari SKPD yang mengetahui keberadaan pemulung atau pengepul, pokja dapat juga melakukan survey awal ke lapangan untuk melihat keberadaan pengepul di Kabupaten/Kota.

Berdasarkan data pihak swasta yang terlibat dalam penyediaan layanan sanitasi tentukan 3 – 5 pihak swasta untuk dikunjungi atau diundang.

4. Lakukan Wawancara Mendalam atau FGD dengan Pihak Swasta.

Lakukan kunjungan lapangan ke pihak swasta yang terpilih untuk melakukan wawancara mendalam. Wawancara diperlukan untuk mendapatkan informasi profil dan jenis kegiatan, aspek gender dan kelompok umur (anak/ dewasa) yang terlibat pada setiap penyedia layanan secara lebih

187 Bagian 3 Petunjuk Teknis komprehensif (Gunakan instrumen 2 sampai 6). Stakeholder yang dapat diwawancarai adalah beberapa perwakilan masing-masing dari penyedia layanan yang berbeda:

(i) Dunia Usaha terkait sanitasi. (ii) LSM/KSM terkait sanitasi, dan

(iii) Dunia usaha lainnya yang berpotensi untuk diajak bekerjasama, baik skala perusahaan berbadan hukum atau skala individu (gunakan Instrumen yang disediakan di bagian akhir Petunjuk Praktis ini).

Perlu diingat bahwa pelaku usaha yang mengolah sampah an-organik (pengepul) adalah mereka

a g e jual hasil olaha sa pah a ke luar ka upate / kota a g ersa gkuta e gekspor .

Bukan para pengepul kecil yang menjual sampah ke pengepul lebih besar di Kabupaten/Kota yang

sa a. Para pe gepul eksportir olaha sa pah seperti i ilah a g e gura gi olu e sa pah di

kabupaten/ kota tersebut.

Metoda lain yang dapat dilakukan selain wawancara mendalam adalah mengundang pihak swasta terutama mitra potensial untuk diajak bekerjasama dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten/Kota. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan kondisi sanitasi yang ada dan peluang untuk bekerjasama. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan juga sebagai tindak lanjut peningkatan peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi ketika Pokja sedang menyusun SSK.

5. Lakukan Analisis Deskriptif Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara desk review data sekunder, tuliskan analisis deskriptif pendek yang memuat peta umum tentang Penyedia Layanan Sanitasi di Kabupaten/Kota serta mitra potensi dalam pembangunan sanitasi untuk air limbah, persampahan, dan drainase melengkapi tabel 1,2, dan 3. Dari hasil pemetaan tersebut Pokja akan bisa menilai pihak mana saja yang sudah berperan dalam layanan sanitasi, berapa volume/kapasitas layanan masing-masing pihak maupun skala Kabupaten/Kota serta potensi kerja sama atau bersinergi membenahi sanitasi di kabupaten/ kota tersebut.

Secara visual rekapitulasi pemetaan tersebut dituangkan pada Gambar 1 untuk penanganan air limbah domestik dan Gambar 2 untuk penanganan persampahan. Pemetaan ini akan menambah data untuk jenis layanan dan volume layanan yang telah diberikan dan potensi untuk pengembangan selanjutnya dari pihak swasta.

Untuk penanganan air limbah domestik, menggambarkan partisipasi swasta dalam penyediaan layanan air limbah domestik yang sudah ada di Kabupaten/Kota melengkapi layanan yang sudah disediakan oleh pemerintah. Seperti layanan pengurasan tangki septik maupun penyediaan sarana dan prasarana air limbah seperti IPAL komunal sehingga bisa menambah data teknis yang ada di dalam data sekunder. Secara keseluruhan dapat menggambarkan kebutuhan layanan air limbah domestik, layanan yang sudah tersedia dan gap yang masih harus dipenuhi untuk jangka waktu tertentu. (Misalkan 5 tahun mendatang sesuai dengan waktu perencanaan SSK). Informasi ini dapat dipergunakan untuk melengkapi tabel sistem pengelolaan air limbah domestik Kabupaten/Kota. Untuk penanganan persampahan, kualitas partisipasi sektor swasta di Kabupaten/Kota dapat dilihat dari seberapa besar volume sampah yang berhasil dikurangi, baik pada segmen sebelum masuk TPA maupun sudah di TPA. Apabila mengacu pada Gambar 2 pengurangan volume sampah oleh para pelaku usaha terkait pengolahan sampah adalah selisih antara X1 (volume timbulan sampah dalam ton/bulan) dan X2 (volume sampah yang masuk TPA).

Analisis ini harus menggambarkan jumlah, keragaman, dan ruang lingkup dari layanan yang diberikan oleh penyedia layanan khususnya pihak swasta. Mereka diklasifikasikan berdasarkan volume usahanya dan status badan hukum kelembagaannya (apakah masih individu/firma atau sudah berbadan hukum (PT/CV). Mereka yang sudah berbadan hukum dan (biasanya) volume usahanya sudah mapan memiliki potensi yang besar untuk diajak kerja sama atau bermitra dengan pemerintah kabupaten/ kota. Diagram ini secara keseluruhan dapat menggambarkan kebutuhan

Bagian 3 Petunjuk Teknis 188

Dalam dokumen Buku Pedoman Pemutakhiran SSK 2016 (Halaman 189-191)