• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis 156 No SKPD

Dalam dokumen Buku Pedoman Pemutakhiran SSK 2016 (Halaman 159-162)

Langkah-langkah Pelaksanaan

Bagian 3 Petunjuk Teknis 156 No SKPD

Tahun Rata2 pertumbu- han n-4 n-3 n-2 n-1 n 6 Bapermas 6.a Investasi 6.b operasional/pemeliharaan (OM) n SKPD lainnya (sebutkan) n.a Investasi n.b operasional/pemeliharaan (OM)

7 Bela ja “a itasi + + +…

8 Pendanaan investasi sanitasi Total

a+ a+ a+… a

9 Pe da aa OM + + +…

10 Belanja Langsung

11 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(7/10)

12 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (8/7)

13 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/7)

Sumber : ‘ealisasi APBD tahu … - …., diolah

Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi 2. Siapkan Tabel Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi per- komponen

Pendanaan sanitasi akan lebih jelas tergambarkan ketika distrukturkan menjadi pendanaan masing- masing komponen sanitasi. Dalam hal ini, pendanaan per-komponen terdiri dari pendanaan untuk investasi, yaitu yang terkait dengan pembangunan baru infrastruktur sanitasi (mulai persiapan hingga pembangunan fisik infrastruktur komponen terkait), dan pendanaan operasional dan pemeliharaan, yaitu yang terkait dengan upaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur terbangun. Khusus untuk pendanaan operasional dan pemeliharaan akan dapat sekaligus digambarkan tentang pendanaan operasional dan pemeliharaan yang telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten/Kota, maupun yang belum atau yang seharusnya dianggarkan1. Langkah-langkah untuk mendapatkan gambaran ini dapat mengikuti arahan sebagai berikut :

1

perhitungan pendanaan operasional/pemeliharaan akan lebih baik jika didasarkan pada data inventarisir aset infrastruktur sanitasi terbangun yang dimiliki oleh Kabupaten/Kota, aset infrastruktur sanitasi provinsi maupun pusat yang didanai sebagian operasional/pemeliharaannya oleh Kabupaten/Kota, ataupun perkiraan aset infrastruktur sanitasi provinsi dan pusat yang akan diserahterimakan kepada Kabupaten/Kota. Jika data tersebut tidak tersedia, maka penghitungan untuk operasional/pemeliharaan yang seharusnya dianggarkan dapat didasarkan pada jumlah infrastruktur per-subsektor terbangun (sebagaimana telah diidentifikasikan pada bagian teknis terdahulu) dikalikan dengan standar biaya untuk biaya operasional/pemeliharaan untuk infrastruktur setiap komponen, atau dapat menggunakan perhitungan berdasarkan proporsi biaya OM terhadap belanja sanitasi total.

157 Bagian 3 Petunjuk Teknis  Berdasarkan Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten/Kota 5 (lima) tahun terakhir, susun Tabel Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi per komponen. Tabel ini menjadi input/masukan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota.

 Masukkan data-data sesuai dengan kolom isian (satukan nilai pendanaan untuk masing-masing komponen yang terdapat di seluruh SKPD terkait).

 Buat komentar dan diskusikan2 kepada anggota Pokja tentang hasil perhitungan setelah seluruh data-data diisikan. Penetapan pendanaan untuk OM sebaiknya ditetapkan berdasarkan pemetaan aspek teknis terutama mengenai jumlah dan jenis infrastruktur sanitasi terbangun yang di-crosscheck dengan keterangan/penjelasan/diskusi dengan anggota Pokja terkait.  Contoh tabel yang dimaksud dapat mengikuti arahan Tabel di bawah.

Tabel Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Kabupaten/Kota….

Tahu … -

No Komponen Belanja (Rp) Rata-

rata

Pertumbuhan (%) n-4 n-3 n-2 n-1 n

1 Air Limbah Domestik (1a+1b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah

1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD

1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun

2 Sampah (2a+2b)

2.a Pendanaan Investasi sampah

2.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD

2.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun

3 Drainase Perkotaan (3a+3b)

3.a Pendanaan Investasi Drainase Perkotaan 3.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam

APBD

3.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun

4 Belanja Sanitasi (1+2+3) 5 Belanja Langsung APBD

6 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (4/5)

7 Proporsi Belanja Air Limbah - Belanja Sanitasi (1/4)

8 Proporsi Belanja Sampah - Belanja Sanitasi (2/4)

9 Proporsi Belanja Drainase - Belanja Sanitasi (3/4)

Sumber : ‘ealisasi APBD tahu … - …, diolah

2

Diskusikan dimaksudkan untuk mendapatkan angka yang paling mendekati kenyataan di lapangan. Selain itu untuk menetapkan besaran biaya OM yang disepakati ataupun yang diasumsikan, yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan perkiraan biaya OM ke depan.

Bagian 3 Petunjuk Teknis 158

Petunjuk Teknis-04

Penyusunan Program dan Kegiatan

Tujuan:

1. Mendapatkan kesepahaman dan kesamaan persepsi tentang program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi kepada stakesholder terkait di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. 2. Membangun kesepahaman dan dukungan terhadap program, kegiatan dan pendanaan

pembangunan sanitasi dari berbagi pemangku kepentingan baik pemerintah maupun non- pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, kemudian mengalokasikan anggaranya untuk pembangunan sanitasi di daerah.

3. Menyusun program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi untuk jangka waktu lima tahun.

Output:

1. Teridentifikasinya program, kegiatan dan besaran pendanaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

2. Terbangunnya komitmen program, kegiatan dan indikasi sumber pendanaan pembangunan sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota.

3. Terbahasnya daftar program, kegiatan dan indikasi sumber serta besaran pendanaan pembangunan sanitasi sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN.

4. Tersusunnya daftar Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi.

5. Teridentifikasinya sumber pendanaan indikatif dari APBD, APBD Provinsi, APBN, maupun sumber lainnya.

6. Teridentifikasi program, kegiatan dan indikasi besaran pendanaan yang belum ada sumber pendanaan (funding gap).

7. Tersusunnya deskripsi program/kegiatan yang belum ada sumber pendanaan (funding gap). 8. Dituliska a i put/ asuka u tuk ““K, khusus a Ba .

Deskripsi

Program bisa dipahami sebagai kumpulan beberapa kegiatan yang mengarah kepada sebuah perubahan sesuai dengan strategi yang telah disusun. Tidak hanya terbatas pada implementasi fisik, tetapi juga mencakup usaha menjaga keberlangsungan operasi infrastruktur yang ada. Bisa dari sisi keuangan (tersedianya biaya Operasi dan Pemeliharaan – O&M yang memadai), dan/atau meningkatkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi yang baik.

“e agai o toh, progra pe i gkata la a a air li ah di zo a sa itasi X de ga siste terpusat

bisa terdiri dari beberapa kegiatan (teknis dan non-teknis) seperti; (i) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan kebutuhan (demand creation) akan sistem air limbah yang baik, (ii) pembentukan Badan Layanan Umum Daerah untuk pengelolaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah (diandaikan sebagai prasyarat untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat), (iii) menyiapkan rencana rinci (Detailed Engineering Design – DED), (iv) penyiapan aturan biaya sambungan rumah dan retribusi air limbah, (v) implementasi fisik, dan (vi) kampanye untuk sambungan rumah. Sebagai pegangan dalam perumusan berbagai tahapan kegiatan di dalam suatu program pembangunan infrastruktur mengacu kepada akronim SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance - Survai, Penelitian, Pembebasan Tanah, Pembangunan, Operasi dan Pemeliharaan). Indikasi kegiatan sanitasi secara keseluruhan dapat dilihat dalam file tersendiri yaitu file E el Lampiran-5_Hasil pe ahasa progra , Kegiata & Pe ga ggara . ls pada lembar kerja (sheet) I dikasi Kegiata “a itasi .

Dokumen Referensi Terkait: Manual D: Rencana Tindak Sanitasi, 2009

Petunjuk Praktis Identifikasi Sumber dan Akses

Pendanaan Sanitasi, 2014 Pelaksana: Anggota Pokja Instrumen: Instrumen Perencanaan Sanitasi Tabel Kesepakatan Program dan Kegiatan

Lama Kegiatan: 20 hari kerja

159 Bagian 3 Petunjuk Teknis Kegiatan yang sudah disusun (sebagai bagian dari pelaksanaan sebuah Program) selanjutnya dibuat indikasi jadwal pelaksanaannya, volume kegiatan tersebut, indikasi biaya yang diperlukan, serta indikasi apakah kegiatan itu dapat didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak. Hasil dari Proses ini menjadi penting karena akan menjadi dasar dan masukan bagi proses pemograman maupun penganggaran rutin dan formal terutama di Pemerintah Kabupaten/Kota.

Langkah-Langkah Pelaksanaan

Dalam dokumen Buku Pedoman Pemutakhiran SSK 2016 (Halaman 159-162)