• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : PENGAWASAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

A. Pihak-pihak Yang Melakukan Pengawasan Atas

Publik Dalam Hukum Pasar Modal Indonesia

Isu pemanasan global sedang menjadi tren saat ini dan bahkan di semua lini selalu mengkampanyekan tentang go green. Rupanya, kepedulian terhadap lingkungan menjadi perhatian serius dalam investasi pasar modal karena dalam berinvestasi tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun bagaimana investor ramah dengan lingkungan sebagai penunjang keberlanjutan kehidupan hingga berinvestasi.287

Selain itu, pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi perlu pula mendapat perhatian yang terus menerus dan khusus. Kecenderungan untuk mengutamakan pertumbuhan industrialisasi bisa mengakibatkan perusahaan-perusahaan menolak tanggung jawab atas pencemaran lingkungan. Pengalaman dari negara-negara maju menjadi bahan pelajaran bagi kita dalam usaha menuju suatu negara industri. Ada kekhawatiran pula bahwa relokasi industri dari negara-negara maju ke negara berkembang disebabkan antara lain

287

Diambil dari Ahmad Nabhani, Pasar Modal Berspektif Lingkungan,

tambah ketatnya penegakan hukum lingkungan di sana, sementara di negara berkembang hal itu belum terjadi.288

Oleh karena itu, diperlukan penataan hukum lingkungan, salah satunya dalam pasar modal Indonesia. Penataan hukum lingkungan dalam pasar modal dapat diartikan sebagai penerapan sepenuhnya persyaratan lingkungan yang dapat dikatakan tercapai apabila semua persyaratan lingkungan terpenuhi atau terlaksana oleh subjek hukum lingkungan289

Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pada penataan lingkungan di atas, maka diperlukan suatu pengawasan (monitoring) sebagai faktor yang sangat krusial dalam penegakan hukum lingkungan (environmental law enforcement). Tanpa pengawasan hukum lingkungan materiil, maka tidak dapat dilihat sejauh

, salah satunya adalah perusahaan publik. Seperti, izin lingkungan, Amdal, baku mutu lingkungan audit lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dan persyaratan lingkungan lainnya. Khusus untuk jiwa dari pasar modal berperspektif lingkungan hidup, seperti keterbukaan informasi berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perlunya penataan yang ditentukan tersebut kepada disebabkan apa artinya sebuah pertumbuhan ekonomi yang positif, iklim investasi yang sehat dan bertumbuh pesat, serta indeks pasar modal yang melejit, bilamana tidak berperspektif lingkungan.

288

Erman Rajagukguk, Peranan Hukum di Indonesia: Menjaga Persatuan Bangsa,

Memulihkan Ekonomi dan Memperluas Kesejahteraan Sosial, disampaikan dalam rangka Dies

Natalis dan Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia (1950-2000), Kampus UI-Depok, 5 Februari 2000, hlm. 8.

289

Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 139.

mana efektivitas dalam pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Seperti yang terdapat di Amerika Serikat, ada empat bentuk pengawasan pemantauan (monitoring compliance) yang tersedia, yaitu:290

1. inspeksi yang dilakukan oleh inspektur lingkungan;

2. pengawasan sendiri (self monitoring), termasuk pencatatan sendiri (self recording) dan pelaporan sendiri (self-reporting) oleh pemilik kegiatan dan/atau usaha;

3. pengaduan masyarakat (citizen complains); dan

4. pemantauan kondisi lingkungan di kawasan sekitar fasilitas kegiatan.

Selain itu, World Commissions for Environmental and Development

(WCED) telah menggariskan tindakan-tindakan yang dipersyaratkan pada tingkat nasional untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu:291

1. membentuk atau memperkuat badan-badan untuk melindungi lingkungan dan mengelola sumber daya alam;

2. melibatkan masyarakat umum dan masyarakat ilmiah dalam pemilihan kebijaksanaan yang pada dasarnya kompleks dan sulit dari sudut politis; 3. meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia industri untuk

nasihat, asistensi, dan dukungan timbal balik dalam membantu pembentukan dan pelaksanaan kebijaksanaan, hukum dan peraturan guna mewujudkan pembangunan industri yang lebih berkelanjutan;

290

Ibid., hlm. 143. 291

4. memperkuat dan meluaskan konvensi serta perjanjian internasional yang ada untuk menunjang perlindungan lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan perlindungan sumber daya alam; dan

5. memperbaiki pengelolaan analisis mengenai dampak lingkungan dan kemampuan untuk merencanakan pemanfaatan sumber daya.

Perkembangan terakhir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersepakat untuk membentuk kelompok kerja (POKJA) keuangan berkelanjutan. POKJA dibentuk untuk menciptakan

green financing di lembaga jasa keuangan Indonesia. Peningkatan peran lembaga jasa keuangan tersebut dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui pengembangan jasa keuangan berkelanjutan dengan mengembangkan sustainable finance.292

Penerapan sustainable finance juga sudah diterapkan di Amerika Serikat seperti menerapkan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh New York Stock Exchange

memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.293

Pengawasan bagi perusahaan publik terhadap penataan hukum lingkungan juga dapat dilakukan oleh peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan lingkungan dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia sebagai organisasi

292

Majalah Warta BPK, RAPBN 2015 (RAPBN Transisi Defisit Rp257,6 Triliun), Edisi 08-Vol. IV-Agustus 2014. hlm. 16.

293

masyarakat sipil (civil society organization) pertama yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup di Indonesia.294

1. Otoritas Jasa Keuangan

Selanjutnya, akan dibahas mengenai pihak-pihak yang melakukan pengawasan tanggung jawab perusahaan publik dalam hukum pasar modal Indonesia berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup.

Berdirinya OJK berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menandai dimulainya era baru sistem pengawasan sektor jasa keuangan.295 Yang menjadikan struktur pasar modal Indonesia saat ini adalah sebagai berikut:

294

Mas Achmad Santosa, Gerakan Pembaruan Hukum Lingkungan Indonesia dan

Perwujudan Tata Kelola Lingkungan yang Baik dalam Negara Demokrasi, Jurnal Hukum

Lingkungan Indonesia (ICEL), (Vol. 01, 2014), hlm. 43. 295

Zulkarnain Sitompul, Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan dalam Menjaga

Stabilitas Keuangan, disampaikan pada Seminar “Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan untuk

Mewujudkan Perekonomian Nasional yang Berkelanjutan dan Stabil”, diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Hukum Indonesia (BINA HUKUM), di Politeknik Negeri Medan, tanggal 25 November 2014, hlm. 1.

Gambar 1. Struktur Pasar Modal Indonesia Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Sumber: Website Bursa Efek Indonesia296

Dalam konteks itu, OJK mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap lembaga jasa keuangan.

Lembaga OJK mulai melaksanakan tugas dan fungsinya sejak Desember 2012, dengan melaksanakan fungsi sebagai lembaga pengawas Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank menggantikan tugas dan fungsi BAPEPAM-LK.

297

296

Diambil dari Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange),

Seperti, lembaga yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan,

diakses pada tanggal 5 Maret 2015.

297

Bismar Nasution, OJK Sebagai Suatu Sistem Hukum dalam Pembangunan Ekonomi, disampaikan pada Seminar “Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan untuk Mewujudkan Perekonomian Nasional yang Berkelanjutan dan Stabil”, diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Hukum Indonesia (BINA HUKUM) pada tanggal 25 November 2014 di Politeknik Negeri Medan, hlm. 3.

Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Misalnya antara lain Dana Pensiun dan Lembaga Pembiayaan.298

Tujuan dari pembentukan OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh serta berkelanjutan dan stabil. Dalam konsep berkelanjutan dimaksud adalah untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Tujuan lainnya atas keberadaan OJK sebagai regulator yaitu harus dapat melakukan fungsi pengawasan untuk mengendalikan penyalahgunaan pasar (market abuses) dengan mencegah tindakan-tindakan perusahaan dan nasabah atau konsumen dalam sektor jasa keuangan yang berpotensi merugikan kepentingan-kepentingan perusahaan, nasabah atau konsumen, dan investor dari keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.299

Secara yuridis, wewenang OJK dalam melaksanakan tugas pengawasan, salah satunya pada sektor pasar modal diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, adil,

Khususnya untuk sektor pasar modal, pelanggaran-pelanggaran tersebut seperti keterbukaan yang melanggar hukum dan keterbukaan yang tidak sah atau pernyataan menyesatkan (misleading statement). Hal itu dikarenakan pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. 298 Ibid., hlm. 3-4. 299 Ibid., hlm. 4.

transparan, dan akuntabel. Secara operasional, pengawasan yang dilaksanakan oleh OJK dapat dilaksanakan dengan upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, mengawasi setiap kegiatan di sektor jasa keuangan, salah satunya pasar modal maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan menetapkan sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi.

Pelaksanaan pengawasan yang dapat dilakukan oleh OJK berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu dengan menetapkan persyaratan keterbukaan lingkungan hidup bagi perusahaan publik atau emiten yang ingin IPO (Initial Public Offering). Selanjutnya OJK dapat mendorong pasar modal untuk menyaring perusahaan yang masuk ke pasar modal dengan persyaratan tambahan yaitu bahwa perusahaan itu memiliki program penyelamatan lingkungan, atau perusahaan yang diizinkan masuk ke pasar modal hanya industri yang bersahabat dengan lingkungan (environment friendly industry),300 dan membentuk indeks saham berbasis pada lingkungan (green indeks), serta daftar perusahaan go public yang ramah lingkungan (green list). Indeks saham yang ramah lingkungan juga akan menaikkan nama baik dari suatu perusahaan sehingga mereka akan mendapatkan pembiayaan yang lebih mudah di pasar modal sekaligus juga mendorong perbaikan pengelolaan lingkungan pada usahanya.301

300

Sukanda Husin, Op.Cit., hlm. 154. 301

Majalah Warta BPK, RAPBN 2015 (RAPBN Transisi Defisit Rp257,6 Triliun), Edisi 08-Vol. IV-Agustus 2014. Hlm. 16.

Untuk selanjutnya, OJK dapat mensejajarkan dengan kebijakan yang telah dihasilkan oleh SEC tentang keterbukaan perlindungan lingkungan hidup yang telah menghasilkan insentif baik untuk perlindungan lingkungan maupun untuk integritas pasar modal.302

2. Bursa Efek

Bursa efek atau bursa tidak lain adalah sebuah pasar di mana diselenggarakan perdagangan atas efek.303 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah memberikan pengertian tentang bursa efek, dimana Pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa “bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangakan efek di antara mereka.”304

Berdasarkan pengertian di atas, maka perdagangan efek yang sah menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah di bursa efek dan penyelenggara bursa efek haruslah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM (Sekarang OJK).305 Sesuai dengan tujuannya, bursa efek adalah tempat dan pengelola untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, maka bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung serta sarana untuk melakukan pengawasan perdagangan.306

302

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 188. 303

Hamud M. Balfas. Op.Cit., hlm. 7. 304

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 4. 305

M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 124. 306

Saat ini, di Indonesia terdapat satu bursa yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI/Indonesia Stock Exchange).307

Bagi perusahaan publik yang akan mencatatkan sahamnya di bursa, maka wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Khususnya untuk perusahaan bidang pabrikan, tidak sedang mempunyai masalah pencemaran lingkungan yang dibuktikan dengan sertifikat Amdal (Izin Lingkugan) dan untuk perusahaan bidang industri kehutanan harus mempunyai sertifikat eco-labeling

(ramah lingkungan).

Pengawasan yang dapat dilakukan oleh BEI berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yaitu dengan mengawasi pelaksanaan peraturan pencatatan oleh perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa efek. Sebelum menawarkan sahamnya di bursa efek melalui pencatatan saham (listing), maka terlebih dahulu perlu disampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM (Sekarang OJK) sampai pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan efektif.

308

307

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) yang mulai beroperasi pada 1 Desember 2007, diambil dari Berdasarkan persyaratan tersebut, bagi setiap perusahaan publik yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka tidak akan dapat

listing di bursa efek untuk menawarkan sahamnya dan bagi perusahaan publik yang telah listing di bursa efek tetapi terbukti melanggar persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka bursa efek Indonesia akan delisting perusahaan publik tersebut dari bursa efek.

308

Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-B: tentang Persyaratan dan Prosedur Pencatatan Saham di Bursa.

Untuk meningkatkan pengawasan terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, BEI bekerjasama dengan Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia) meluncurkan indeks SRI (Sustainable Responsible Investment)-KEHATI.309 Tujuan dibentuknya indeks ini untuk memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat luas dan investor mengenai setiap emiten atau perusahaan publik yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, dan memiliki kesadaran terhadap lingkungan, serta menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.310

3. Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan publik berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak hanya diserahkan kepada satu instansi pemerintah saja karena mengingat sifatnya yang kompleks dan cakupan yang luas. Oleh karena itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengawasan tersebut dilaksanakan berdasarkan skema kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup, seperti kementerian-kementerian sektoral yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan lainnya yang tetap memiliki kewenangan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan batas-batas kewenangan sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang sektoral masing-masing.

309

Diambil daridiakses pada tanggal 5

Maret 2015.

310

Diambil dar

Sedangkan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang saat ini nomenklatur kementerian bidang tersebut di kabinet kerja Presiden Joko Widodo yaitu Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, melaksanakan tugas koordinasi di samping tugas-tugas pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam batas-batas yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.311 Selain itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 63 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup juga memiliki kewenangan dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang ini maupun berbagai undang-undang terkait.312

Secara yuridis, pengawasan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah diatur dalam BAB XII Bagian Kesatu tentang Pengawasan. Dijelaskan dalam Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa Menteri, gubernur, atau bupati/walikota memiliki kewajiban berdasarkan kewenangannya untuk melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.313

311

Takdir Rahmadi, Op.Cit., hlm. 76. 312

Ibid., hlm. 76. 313

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 71 ayat (1).

Oleh sebab itu, pemerintah provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota juga dapat membentuk kelembagaan pengelolaan

lingkungan hidup, yaitu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah atau Badan Lingkungan Hidup Daerah.314

Pasal 72 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup juga disebutkan bahwa pengawasan juga dilakukan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan.315 Ketentuan selanjutnya diatur dalam Pasal 73 yang menjelaskan bahwa izin lingkungan yang dimiliki oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dapat dilakukan pengawasan terhadap Menteri jika dianggap terjadi pelanggaran serius.316

Selanjutnya, kerja sama dalam bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan OJK adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi untuk mengatasi masalah perlindungan lingkungan hidup. Pengawasan yang dapat dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup berkaitan dengan pasar modal yaitu dengan memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh OJK sebagai lembaga pengawas jasa keuangan untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan. Misalnya, status perizinan lingkungan yang dimiliki oleh suatu usaha dalam melaksanakan kegiatannya, peningkatan status pengawasan dari usaha kegiatan terkait Amdal serta pemberian masukan dan harmonisasi peraturan yang akan dikeluarkan masing-masing pihak, baik dari Kementerian Lingkungan Hidup maupun dari OJK.

314

Ibid., Pasal 71 ayat (2). 315

Ibid., Pasal 72. 316

Pendekatan ekonomi tersebut dilakukan dengan metode insentif dan/atau disinsentif317 untuk memberikan kemudahan kepada para pengusaha dalam usahanya melestarikan lingkungan hidup.318 Khusus untuk pengembangan pasar modal yang ramah lingkungan (green capital market), maka pengawasan yang dapat diterapkan berupa persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bagi perusahaan yang masuk pasar modal atau perusahaan terbuka, seperti persyaratan audit lingkungan hidup bagi perusahaan yang akan menjual saham di pasar modal.319 Bagi kebaikan perusahaan, audit lingkungan itu tepat untuk dilakukan, oleh karena perusahaan yang membuat audit lingkungan mempunyai nilai tambah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membuatnya.320

Penerapan pendekatan ekonomi yang telah dijelaskan di atas sangat perlu untuk dilaksanakan karena hal ini merupakan faktor yang merangsang penataan dan keuntungan bagi setiap perusahaan karena akan:321

a. Terhindar dari membayar penalti;

317

Ibid., Penjelasan Pasal 42 ayat (2) huruf c menyebutkan bahwa: “Insentif merupakan upaya memberikan dorongan atau daya tarik secara moneter dan/atau nonmoneter kepada setiap orang ataupun Pemerintah dan pemerintah daerah agar melakukan kegiatan yang berdampak positif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup. Disinsentif merupakan pengenaan beban atau ancaman secara moneter dan/atau nonmoneter kepada setiap orang ataupun Pemerintah dan pemerintah daerah agar mengurangi kegiatan yang berdampak negative pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup.

318

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 185. 319

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penjelasan Pasal 43 ayat (3) huruf c.

320

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 184. Dikatakan juga bahwa: “The audit is not only a means for verifying environmental compliance, but also an invaluable tool to assist management in cost cutting, risk assessment, and planning for growth. In addition, environmental audits can increase environmental awareness throughout an organization, reduce fines and enforcement actions, and enchance the reputation of the

organization with investors and the public. Lihat John W Bagby, Paula C. Murrray dan Eric T

Andrews, Loc.Cit., hlm. 12. 321

b. Terhindar dari membayar ganti rugi yang mungkin harus ditanggungnya di masa yang akan datang; dan

c. Menghemat pengeluaran karena menggunakan praktik efisiensi biaya dan praktik yang bersahabat dengan lingkungan

Dengan demikian, pelaksanaan keterbukaan yang dilakukan secara penuh, termasuk di dalamnya mengenai penerapan insentif ekonomi, akan membuat posisi investor lebih baik dalam memutuskan pembelian atau penjualan saham, terjaga kelestarian lingkungan hidup, dan peningkatan pada integritas pasar modal itu sendiri.

4. Peran Masyarakat

Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan usaha suatu perusahaan telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat, tidak hanya masalah lingkungan, melainkan juga masalah kesehatan maupun kualitas lingkungan hidup yang baik. Dan salah satu penyebabnya karena lemahnya akses masyarakat terhadap informasi, baik tentang perubahan kondisi lingkungan hidup yang dihadapinya, seperti polutan yang berpengaruh terhadap kesehatan, maupun tingkat pengambilan keputusan yang berpengaruh kepada masyarakat, baik yang bersifat umum maupun teknis seperti pemberian izin usaha/atau kegiatan.322

Masyarkat merupakan sumber daya yang penting bagi tujuan pengelolaan lingkungan. Bukan saja diharapkan sebagai sumber daya yang bisa didayagunakan untuk pembinaan lingkungan, tetapi lebih daripada itu komponen masyarakat juga

322

Henri Subagiyo, Jaminan Akses Informasi dalam Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Rekomendasi Penguatan Hak Akses Informasi Lingkungan), Jurnal Hukum

bisa memberikan alternatif penting bagi lingkungan hidup sepenuhnya.323

Pengawasan yang dapat dilakukan oleh masyarakat kepada perusahaan publik seperti memberikan saran, pendapat, usul keberatan, pengaduan, dan penyampaian informasi.

Prinsip yang menekankan bahwa masyarakat memiliki peran serta dalam mengawasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya mengenai keterbukaan informasi terdapat pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu prinsip partisipatif. Secara yuridis, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur dalam BAB tersendiri mengenai peran serta masyarakat yaitu pada BAB XI tentang Peran Masyarakat.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan publik memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban membuka informasi (mandatory disclosure) dan dilarang dalam memberikan informasi yang menyesatkan (misleading information) kepada masyarakat. Salah satu informasi yang penting dan strategis untuk diungkapkan dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kepada masyarakat adalah izin lingkungan yang di dalamnya terdapat .proses Amdal atau UKL-UPL.

324

323

N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, Op.Cit., hlm. 215.

324

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 70 ayat (2).

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan telah mengatur bahwa dalam proses Amdal dan izin lingkungan, masyarakat dilibatkan melalui:325

a. pengikutsertaan dalam penyusunan dokumen Amdal melalui proses pengumuman, penyampaian saran, pendapat dan tanggapan masyarakat konsultasi publik serta pengikutsertaan masyarakat dalam komisi penilai Amdal, bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal; dan

b. proses pengumuman permohonan izin lingkungan, penyampaian saran, pendapat dan tanggapan masyarakat serta pengumuman setelah izin lingkungan diterbitkan, baik untuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal maupun rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kewajiban perusahaan publik dalam melaksanakan keterbukaan informasi berkaitan dengan izin lingkungan kepada masyarakat harus disampaikan secara transparan dan lengkap, karena dengan informasi, masyarakat memiliki hak menyatakan pendapat sesuai dengan

Dokumen terkait