• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

E. Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi ini berkisar tentang Tanggung Jawab Perusahaan Publik dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Hukum Pasar Modal Indonesia. Adapun tinjauan kepustakaan tentang skripsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh

dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya).54 Konsep kewajiban awalnya adalah suatu konsep moral yang spesifik dan merupakan pengertian norma moral dalam hubungannya dengan individu yang tindakannya diperintahkan atau dilarang.55 Konsep kewajiban (obligation or duty) di sini adalah dalam makna hukum positif yang harus dibedakan dengan konsep kewajiban dalam bahasa Jerman Pflicht yang oleh etika Kantian dijadikan sebagai konsep nilai moral absolut, yaitu bahwa setiap orang harus memenuhi kewajibannya.56

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan, dan keharusan.57 Eksistensi kewajiban hukum adalah semata-mata validitas suatu norma hukum yang membuat sanksi tergantung kepada tindakan sebaliknya dari kewajiban hukum. Kewajiban hukum tidak berarti tanpa norma hukum. Kewajiban hukum adalah kewajiban untuk tidak melakukan delik, atau kewajiban subyek untuk memenuhi norma hukum.58 Konsep kewajiban biasanya dilawankan dengan konsep hak. Terma hak yang dimaksud di sini adalah hak hukum (legal right). Penggunaan linguistik membuat dua pembedaan antara hak atas suatu perbuatan sendiri dan hak atas perbuatan orang lain.59

54

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,

tanggal 1 Februari 2015. 55

Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, (Jakarta: Konstitusi Press, 2012), hlm. 50.

56 Ibid. 57

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,

tanggal 1 Februari 2015. 58

Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, Op.Cit.,hlm. 51. 59

Hal ini sesuai dengan konsep dari tanggung jawab hukum. Suatu konsep terkait dengan kewajiban hukum adalah konsep tanggung jawab hukum (liability). Seseorang dikatakan secara hukum bertanggungjawab untuk suatu perbuatan tertentu adalah bahwa dia dapat dikenakan suatu sanksi dalam kasus perbuatan yang berlawanan.60

Pada saat kewajiban tersebut dilaksanakan, maka akan terdapat hak-hak yang dicapai. Hak tersebut dapat diterima baik dari perusahaan publik, investor, masyarakat dan lingkungan hidup. Hak tersebut dapat berupa perlindungan hukum. Perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan,

Berdasarkan penjelasan di atas, maka terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi berkaitan dengan judul skripsi di atas oleh perusahaan publik seperti kewajiban keterbukaan (mandatory disclosure), kewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), terkhusus mengenai kewajiban keterbukaan berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup. Kewajiban ini merupakan satu kesatuan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

60

ketertiban, kepastian, kemanfaatan, kedamaian, ketentraman bagi segala kepentingan manusia yang ada di dalam masyarakat.61

Penegakan hukum yang konsisten terhadap perusahaan publik atau emiten yang melakukan pelanggaran peraturan diharapkan menjadi pendorong bagi perusahaan publik atau emiten untuk selalu mematuhi ketentuan dan mempertimbangkan kehati-hatian dalam melaksanakan usahanya. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan kredibilitas pasar modal di mata investor sekaligus merupakan tanggung jawab emiten sebagai perusahaan publik62

2. Perusahaan Publik

dalam melaksanakan perlindungan dan lingkungan hidup. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan dapat dijatuhi sanksi seperti sanksi administratif, sanksi perdata, bahkan sanksi pidana.

Sebelum membahas pengertian perusahaan publik, kiranya perlu ditinjau terlebih dahulu mengenai perseroan terbatas pada umumnya. Perseroan Terbatas dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk yaitu Perseroan Tertutup (PT Tertutup) dan Perseroan Terbuka (PT Terbuka).63

61

Gading Satria Nainggolan, Skripsi: Perlindungan Hukum Terhadap Investor dalam Reksa

Dana Berbentuk Perseroan, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010), hlm.

10. 62

M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hlm. 279.

Berkembangnya konsep perusahaan tertutup

63

Yang dimaksud dengan perusahaan tertutup adalah suatu perseroan terbatas yang saham-sahamnya masih dipegang oleh beberapa orang/perusahaan saja, sehingga jual beli saham-sahamnya dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan oleh Anggaran Dasar perseroan, yang pada umumnya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan perseoran terbuka adalah suatu perseoran terbatas yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu, di mana saham-sahamnya dipegang oleh banyak orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik/masyarakat sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah satu ciri dari perusahaan terbuka adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas informasi perusahaan kepada publik, sehingga hukum pun mengatur

dan perusahaan terbuka ini lebih banyak dipengaruhi konsep closed corporation

dan publicly held corporation (Perusahaan Tertutup dan Perusahaan Publik) yang berkembang khususnya di negara-negara yang menganut sistem common law.64

Untuk memahami konsep tersebut, Black’s Law Dictionary memberikan pengertian closed corporation yang mengemukakan bahwa “Closed Corporation is a corporation whose shares, or at least voting share, are held by a single shareholder or closely-knit group of shareholders. Generally, there are no public investors and its shareholders are active in the conduct of business”.

65

Sedangkan pengertian perusahaan publik menurut Black’s Law Dictionary mengemukakan bahwa “Publicly Held Corporation is commonly

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diterjemahkan bahwa perusahaan tertutup adalah sebuah perusahaan yang saham-sahamnya atau sekurang-kurangnya saham yang mempunyai hak suara, dikuasai oleh satu orang pemegang saham atau beberapa orang pemegang saham yang mempunyai hubungan erat satu sama lain. Secara umum, tidak terdapat investor publik dan pemegang sahamnya terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan.

masalah perusahaan terbuka, termasuk tentang keterbukaan informasi ini secara sangat detail. Dalam Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002), hlm. 51.

64

Yoserwan, Tesis: Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas dalam

Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perusahaan Publik, (Semarang: Magister Ilmu

Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2001), hlm. 33. 65

Hendry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, (Fifth Edition, St. Paul, Minn, West Publishing Co, 1985), hlm. 308

used to distinguished a corporation whose stock is owned and traded by the public from a corporation with closedly held share”.66

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diterjemahkan bahwa perusahaan publik biasanya digunakan untuk membedakan sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki dan diperdagangkan oleh masyarakat luas dengan perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki secara tertutup. Secara yuridis, perseroan terbuka dapat berupa Emiten dan Perusahaan Publik.67

Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa “Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal”.

68 66 Ibid., hlm. 309. 67

Pasal 1 angka 6 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. Sedangkan Pasal 1 angka 22 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Yang dimaksud dengan Emiten adalah suatu perusahaan terbuka dimana proses menjadi perusahaan terbuka dilakukan dengan jalan melakukan penawaran saham-sahamnya kepada publik lewat suatu penawaran umum. Sedangkan yang dimaksud dengan Perusahaan Publik adalah suatu perusahaan yang menjadi perusahaan terbuka tanpa lewat proses penawaran umum, tetapi dengan sendirinya perusahaan tertutup kemudian memiliki pemegang sahamnya yang banyak, misalnya dengan warisan saham, jual beli atau hibah saham kepada banyak orang. Kepada perusahaan publik ini juga berlaku banyak persyaratan yang sama dengan emiten, seperti kewajiban keterbukaan informasi, kewajiban pendaftaran ke BAPEPAM (sekarang OJK), atau kewajiban pencatatan saham. Dalam Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global, Op.Cit., hlm. 52.

68

Jadi yang dimaksud dengan Perseroan Tbk menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, adalah:69

a. Perseroan Publik yang telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yakni pemegang saham sekurangnya 300 (tiga ratus) orang, dan modal disetor (gestort capital, paid up capital) sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah);

b. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering) saham di Bursa Efek. Maksudnya Perseroan tersebut, menawarkan atau menjual saham atau efeknya kepada masyarakat luas.

Sedikit perbedaan antara emiten dengan perusahaan publik adalah kalau emiten sudah pasti perusahaan publik karena telah memenuhi persyaratan sebagai perusahaan publik dilihat dari jumlah pemegang saham dan modal minimal yang harus disetor. Sedangkan perusahaan publik belum tentu dapat dikategorikan sebagai emiten karena perusahaan publik belum tentu melakukan penawaran umum atau listing di bursa.70

Dengan kata lain, perusahaan publik dapat menjelma menjadi emiten pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum dinyatakan efektif karena sudah diterima dan disetujui oleh BAPEPAM (Sekarang OJK). Namun sebagai perusahaan publik, kendati tidak melakukan penawaran umum, perusahaan wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran.

71

69

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 41. 70

M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 155. 71

3. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sebelum membahas mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebaiknya diketahui terlebih dahulu tentang pengertian lingkungan hidup. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.:72

Selanjutnya pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum”.73

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur secara komprehensif business process

dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan

72

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

73 Ibid.

penegakan hukum.74 Berdasarkan penjelasan di atas, maka perusahaan publik75

4. Hukum Pasar Modal Indonesia

harus melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan. Ketentuan yang berlaku telah menetapkan kewajiban perusahaan publik yang harus dilaksanakan seperti Amdal, perizinan di bidang lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) sebagai upaya preventif. Sedangkan tindakan reprefif adalah penegakan hukum hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Khususnya kewajiban perusahaan publik yang berkaitan dengan prinsip keterbukaan dalam pasar modal adalah memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dewasa ini, aliran modal dapat keluar masuk dengan mudah dan cepat dari satu negara ke negara lain yang lebih menguntungkan, efisien, dan aman. Untuk meningkatkan peran investor domestik dan menarik lebih banyak lagi investor asing di pasar modal Indonesia diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi dalam mewujudkan iklim yang kondusif di pasar modal. Salah satu

74

Raynaldo Sembiring, dkk, Anotasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Edisi Pertama), (Jakarta: Indonesian Center

for Environmental Law (ICEL), 2014), hlm. 24.

75

Pengertian setiap orang yang wajib dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Karena perusahaan publik merupakan badan usaha yang berbentuk badan hukum, maka perusahaan publik mempunyai kewajiban dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 angka 32.

faktor penting dalam rangka mewujudkan pasar modal yang kondusif adalah peningkatan kepastian hukum.76

Sejak November Tahun 1995, pasar modal Indonesia mengalami perubahan fundamental yang ditandai oleh pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan berlaku efektif pada awal 1996. Dengan lahirnya Undang-Undang Pasar Modal ini diharapkan perlindungan terhadap investor dapat ditingkatkan, dan dengan sendirinya akan menciptakan kepercayaan masyarakat.77

Tanpa mengabaikan faktor penting lainnya, harus diakui bahwa peningkatan kepastian hukum akan meningkatkan kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor dan masyarakat. Hukum pasar modal juga banyak sekali mempengaruhi hukum perseroan karena setelah sebuah perusahaan menjadi perusahaan publik, perseroan terbatas tidak hanya tunduk kepada Undang tentang Perseroan Terbatas tetapi juga tuntuk kepada Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Selain itu juga terdapat peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 sebagai sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup kehidupan dari industri pasar modal.

78

Namun terdapat perbedaan antara perkembangan peraturan pasar modal di negara maju seperti Amerika Serikat dengan peraturan pasar modal Indonesia. Penegakan hukum prinsip keterbukaan di Amerika Serikat

76

Diambil dari BAPEPAM, Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, hlm. 49,

77

I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti, 2000), hlm. 91.

78

menetapkan bahwa harus sejalan dengan yang diinginkan hukum pasar modal, dan penegakannya juga harus sesuai dengan hukum lain di luar hukum pasar modal. Hukum lain yang berkaitan dengan kegiatan pasar modal yaitu hukum yang mengatur masalah-masalah klausula sosial (social clause), salah satunya adalah masalah klausula perlindungan lingkungan hidup secara tegas diterapkan.79

Dokumen terkait