• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

Dalam dokumen 1. Krakatau Steel 31 Maret 2016 (Halaman 129-144)

TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) dan

UniCredit Bank Austria AG (“UCB”) (lanjutan) Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) and UniCredit Bank Austria AG (“UCB”) (continued) Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio

keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 2,33 : 1;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/ Interest) tidak boleh kurang dari 2,0 : 1;

iii. Rasio kecukupan laba untuk pembayaran utang (Net Revenue Income to Total Debt Service Payments) tidak boleh kurang dari 1,30 : 1; iv. Rasio Lancar tidak boleh kurang dari 1,20 : 1

dan

v. Rasio kecukupan pinjaman neto terhadap EBITDA (Net Borrowings/EBITDA) tidak boleh lebih dari 4,5 : 1.

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 2.33 : 1;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expense shall not be less than 2.0 : 1;

iii. The ratio of Net Revenue Income to Total Debt Service Payments shall not be less than 1.30 : 1;

iv. The Current Ratio shall not be less than 1.20 : 1 and

v. The ratio of Net Borrowings/EBITDA shall not exceed 4.5 : 1.

Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan belum dapat memenuhi persyaratan pemeliharaan rasio-rasio keuangan tersebut di atas sehingga pinjaman jangka panjang ke KfW dan UCB diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Sampai dengan tanggal 29 Februari 2016, Perusahaan masih dalam proses untuk memperoleh pelepasan atas persyaratan untuk pemenuhan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.

As of December 31, 2015 , the Company was unable to meet the requirements to maintain the financial ratios stated above and, accordingly, long-term loans to KfW and UCB have been classified as current liabilities in the consolidated statement of financial position. Up to February 29, 2016 the Company is in the process to obtain a release of such requirement to comply with the above financial ratios.

Sindikasi bank 2 (Mandiri, BNI dan BRI) Syndication of banks 2 (Mandiri, BNI and BRI) Pada tanggal 16 November 2015, Perusahaan

memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dari Mandiri, BNI dan BRI dengan jumlah maksimum sebesar US$395.000. Porsi pinjaman dari Mandiri, BNI dan BRI masing-masing adalah US$210.000, US$75.000 dan US$110.000. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai operasional Perusahaan. Jangka waktu pinjaman adalah 6 tahun yang akan dibayar dalam 18 kali angsuran triwulanan dan dibebani bunga tahunan sebesar 5,75% per tahun untuk Dollar dan 10,0% per tahun untuk Rupiah. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saldo terutang atas fasilitas ini sebesar US$274.312 dan US$158.301.

On November 16, 2015, the Company obtained long-term loans from Mandiri, BNI and BRI with a maximum amount of US$395,000. The loan portions of Mandiri, BNI and BRI are US$210,000, US$75,000 and US$110,000, respectively. This

loan will be used to finance the Company’s

operational activities. The term of the loan facility is 6 years and repayable in 18 quarterly installments and bears annual interest at 5.75% for Dollar and 10.0% for Rupiah. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, the outstanding payables related to this facility amounted to US$274,312 and US$158,301.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Sindikasi bank 2 (Mandiri, BNI dan BRI) (lanjutan) Syndication of banks 2 (Mandiri, BNI and BRI) (continued)

Pinjaman ini dijamin secara pari passu dengan jaminan untuk fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Mandiri (Catatan 14), KfW dan UCB (Catatan 21), KfW, Bank of Austria dan HSBC (Catatan 34.b), kecuali untuk aset-aset yang dibiayai oleh fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri, BNI dan BRI (Catatan 21) dan CDB, ICBC dan HSBC (Catatan 34.c) dan hak tanggungan atas tanah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) No. 1124 milik Perusahaan seluas 1.088.935 m2 yang terletak di Kelurahan Kotabumi, Cilegon (Catatan 12) dan rekening cadangan pembayaran pinjaman (Debt Service Reserve Account) di Bank Mandiri dengan saldo minimum sebesar satu kali cicilan pokok pinjaman beserta bunganya.

The loan is secured on proportionate basis with the collateral pledged for the credit facilities obtained from Bank Mandiri (Note 14), KfW and UCB (Note 21), KfW, Bank of Austria and HSBC (Note 34.b), except for assets financed by credit facilities obtained from Bank Mandiri, BNI and BRI (Note 21) and CDB, ICBC and HSBC (Note 34.c) and security right over land under the Rights to

Build certificate (“HGB”) No. 1124 located in

Kotabumi, Cilegon covering an area up to 1,088,935 m2 (Note 12) and Debt Service Reserve Account in Bank Mandiri with the balance is not less than one times of principal installments with interest payable thereon.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 2,33 : 1;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/ Interest) tidak boleh kurang dari 2,00 : 1; iii. Rasio kecukupan laba untuk pembayaran utang

(Net Revenue Income to Total Debt Service Payments) tidak boleh kurang dari 1,30 : 1; iv. Rasio Lancar tidak boleh kurang dari 1,00 : 1;

dan

v. Rasio kecukupan pinjaman neto terhadap EBITDA (Net Borrowings/EBITDA) tidak boleh lebih dari 6,0 : 1.

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 2.33 : 1;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expenses shall not be less than 2.0 : 1;

iii. The ratio of Net Revenue Income to Total Debt Service Payments shall not be less than 1.30 : 1;

iv. The Current Ratio shall not be less than 1.0 : 1; and

v. The ratio of Net Borrowings/EBITDA shall not exceed 6,0 : 1.

Berdasarkan surat dari para kreditur tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memperoleh pelepasan atas persyaratan untuk pemenuhan rasio-rasio keuangan di atas.

Based on letter from the creditors dated December 31, 2015 , the Company obtained a release of such requirement to comply with the above financial ratios.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Sindikasi bank (Mandiri, BNI dan BRI) Syndication of banks (Mandiri, BNI and BRI) Pada tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan

memperoleh fasilitas kredit investasi dari Mandiri, BNI dan BRI (“Commercial Facility”) dengan jumlah maksimum sebesar Rp2.275.000 atau setara dengan US$250.000 untuk pembiayaan proyek Kompleks Blast Furnace. Porsi pinjaman dari Mandiri, BNI dan BRI masing-masing adalah 40%, 40% dan 20%. Berdasarkan Perubahan Kedua Atas Perjanjian Fasilitas tertanggal 6 November 2014, pinjaman ini akan dilunasi dalam 12 kali angsuran setengah tahunan yang sama, selambat-lambatnya dimulai sejak Agustus 2016. Fasilitas ini dikenakan bunga tahunan sebesar 11%. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$114.734 dan US$135.222.

On May 15, 2012, the Company obtained an investment credit facility from Mandiri, BNI and BRI

(“Commercial Facility”) with a maximum amount of

Rp2,275,000 or equivalent to US$250,000 to finance Blast Furnace Complex project. The loan portions of Mandiri, BNI and BRI are 40%, 40% and 20%, respectively. Based on Second Amendment to the Facility Agreement dated November 6, 2014, this loan is repayable in 12 equal semi-annual installments starting from, at the latest, August 2016. The facility bears annual interest at 11%. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, the outstanding payables related to this facility amounted to US$114,734 and US$135,222, respectively.

Pinjaman ini dijamin secara pari passu dengan jaminan untuk fasilitas kredit yang diperoleh dari CDB, ICBC dan HSBC (Catatan 35.c) atas tanah bersertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) No.11 milik Perusahaan seluas 61,45 Ha yang terletak di Samangraya dan jaminan fidusia atas mesin, peralatan, suku cadang dan aksesoris dengan nilai penjaminan Rp4.834.384 (Catatan 9 dan 12) serta rekening cadangan pembayaran pinjaman (Debt Service Reserve Account) di Bank Mandiri dengan saldo minimum sebesar satu kali cicilan pokok pinjaman beserta bunganya.

The loan is secured on proportionate basis with the collateral pledged for the credit facilities obtained from CDB, ICBC and HSBC (Note 35.c) for land

under the Rights to Build certificate (“HGB”) No.11

located in Samangraya covering an area of 61.45 Ha, on fiduciary basis, machineries, equipment, sparepart and accessories with guarantee value of Rp4,834,384 (Notes 9 and 12) and Debt Service Reserve Account in Bank Mandiri with the balance is not less than one time of principal installment with interest payable thereon.

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan yang sama dengan perjanjian pinjaman dengan KfW dan UCB yang diungkapkan di atas.

The loan agreements include restrictions which are similar with loan agreement with KfW and UCB as disclosed above.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 2,33 : 1;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/ Interest) tidak boleh kurang dari 2,0 : 1;

iii. Rasio kecukupan laba untuk pembayaran utang (Net Revenue Income to Total Debt Service Payments) tidak boleh kurang dari 1,30 : 1; iv. Rasio Lancar tidak boleh kurang dari 1,0 : 1 dan v. Rasio kecukupan pinjaman neto terhadap EBITDA (Net Borrowings/EBITDA) tidak boleh lebih dari 6,0 : 1.

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 2.33 : 1;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expense shall not be less than 2.0 : 1;

iii. The ratio of Net Revenue Income to Total Debt Service Payments shall not be less than 1.30 : 1;

iv. The Current Ratio shall not be less than 1.0 : 1 and

v. The ratio of Net Borrowings/EBITDA shall not exceed 6.0 : 1.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Sindikasi bank (Mandiri, BNI dan BRI) (lanjutan) Syndication of banks (Mandiri, BNI and BRI) (continued)

Berdasarkan surat dari agen para Pemberi Pinjaman tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memperoleh pelepasan atas persyaratan untuk pemenuhan rasio-rasio keuangan di atas untuk tahun 2015.

Based on letter from the agent of the Lenders dated December 31, 2015 , the Company obtained release of such requirements to comply with the above financial ratios for the year 2015.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal

21 November 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari BRI dengan jumlah maksimum sebesar Rp145.388 untuk pembiayaan proyek Stockyard Pelabuhan. Pinjaman ini dilunasi dalam 24 kali angsuran triwulanan yang sama, selambat-lambatnya dimulai sejak November 2015 dan dibebani bunga tahunan sebesar 9%, yang akan dibayarkan secara bulanan. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saldo terutang atas fasilitas ini sebesar US$10.441 dan US$10.487.

Based on the loan agreement dated November 21, 2013, the Company obtained an investment credit facility from BRI with a maximum amount of Rp145,388 to finance Harbor Stockyard project. This loan is repayable in 24 equal quarterly installments starting from, at the latest, November 2015 and bears annual interest at 9%, which will be paid monthly. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, the outstanding payables related to this facility amounted to US$10,441 and US$10,487.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia dengan bangunan, mesin mekanis dan peralatan Stockyard Pelabuhan dengan nilai penjaminan sebesar Rp183.816.

The loan facility is secured by buildings, mechanical machineries and equipment of Harbor Stockyard, on a fiduciary basis, with a committed value of Rp183,816.

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan antara lain, tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Pinjaman, Perusahaan tidak diperbolehkan menjaminkan kekayaan dan bertindak sebagai penjamin kepada pihak lain, melepaskan sebagian atau seluruh asetnya, menerima pinjaman kecuali dalam kegiatan usaha normal, memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali terkait langsung dengan usaha, mengubah bentuk usaha, melakukan merger dan akuisisi dan menurunkan atau menerbitkan modal saham.

The loan agreements include restrictions, among others, that without prior written consent from the Lenders, the Company is not permitted to pledge its assets and give any guarantee or indemnity to other parties, dispose of all or any part ot its assets, incur any financial indebtedness except in the ordinary course of business, provide loan to other parties except trade credit in the ordinary course of business, change the business, enter into merger, make any acquisition and reduce or issue share capital.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 250%. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan telah memenuhi rasio keuangan tersebut.

The Company is also required to maintain the ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 250%. As of DEcember 31, 2015 , the Company has complied with such ratio.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Indonesia Eximbank (“Eximbank”) Indonesia Eximbank (“Eximbank”) Berdasarkan perjanjian kredit investasi

tanggal 27 Oktober 2011 dan amandemen perjanjian tanggal 25 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp40.000 untuk pembiayaan pembangunan Pabrik Kapur II. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan yang akan dibayar dalam 16 kali angsuran triwulanan yang dimulai pada kuartal kedua tahun 2013 dan dibebani bunga tahunan sebesar 9,25%. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$423 dan US$611.

Based on the credit agreement dated October 27, 2011 and the amendment agreement dated April 25, 2013, the Company obtained an investment credit facility in Rupiah with a maximum amount of Rp40,000 which was used to finance the construction of Lime Calcining Plant II. The term of the credit facility is 60 months and repayable in 16 quarterly installments starting from the second quarter of 2013 and bears annual interest at 9.25%. As of March 31, 2016 and December 31, 2015, the outstanding payables related to this facility amounted to US$423 and US$611, respectively.

Total angsuran yang dibayar pada tahun 2015 adalah sebesar Rp11.226.

Total repayments made in 2015 amounting to Rp11,226, respectively.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia dengan bangunan pabrik, mesin dan peralatan Pabrik Kapur II dengan nilai penjaminan sebesar Rp44.000 (Catatan 12).

The loan facility is secured by factory buildings, machineries and equipment of Lime Calcining Plant II, on a fiduciary basis, with a committed value of Rp44,000 (Note 12).

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan tertentu antara lain, tanpa persetujuan tertulis dari Eximbank, Perusahaan tidak diperbolehkan menjaminkan kekayaan yang telah dijaminkan ke Eximbank kepada pihak lain, melepaskan sebagian atau seluruh asetnya, mengubah anggaran dasar, mengubah bentuk usaha dan menurunkan atau menerbitkan modal saham.

The credit agreements include certain restrictions, among others, that without prior written consent from Eximbank, the Company is not permitted to pledge its secured assets to other parties, dispose part of or all part of its assets, change the articles of association, change the business and reduce or issue share capital.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 250%;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/Interest) lebih besar dari 1,7 kali; iii. Rasio kecukupan arus kas untuk pembayaran

pinjaman dan bunganya (Debt Service Coverage Ratio) lebih besar dari 1,1 kali; dan iv. Rasio Lancar lebih dari 100%.

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Equity shall not exceed 250%;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expense of more than 1.7 times;

iii. Debt Service Coverage Ratio of more than 1.1 times; and

iv. The Current Ratio of more than 100%. Berdasarkan surat Eximbank tanggal 31 Desember

2015, Perusahaan memperoleh pelepasan atas persyaratan untuk pemenuhan rasio-rasio keuangan di atas untuk tahun 2015.

Based on letter from the Lender dated December 31, 2015 , the Company obtained release of such requirements to comply with the above financial ratios for the year 2015.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Entitas Anak - PT MJIS The Subsidiary - PT MJIS

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 6 Juli 2009

dan amandemen tanggal 28 Februari 2014, PT MJIS memperoleh fasilitas Kredit Investasi 1 dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp501.347. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik besi spons di Batulicin, Kalimantan Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan masing-masing sebesar 9,75% pada tahun 2016 dan 2015. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Juni 2020 dan dibayar dalam 31 kali angsuran kuartalan dimulai pada triwulan pertama tahun 2012.

Based on credit agreements dated July 6, 2009 and the amendment agreement dated February 28, 2014, PT MJIS obtained investment credit facility 1 in Rupiah with a maximum amount of Rp501,347. This loan was granted to finance the construction of Ironmaking plant in Batulicin, South Kalimantan. This loan bears annual interest rate at 9.75% in 2016 and 2015, respectively. This loan will mature on June 2020 and is repayable in 31 quarterly installments starting from the first quarter of 2012.

Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, tanah, mesin dan bangunan serta piutang usaha dengan nilai pengikatan sebesar Rp718.482 (Catatan 6, 9 dan 12).

The loan is secured by inventories, lands, buildings and machineries and trade receivables with a committed value of Rp718,482 (Notes 6, 9 and 12).

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 30 Mei 2011 dan amandemen tanggal 28 Februari 2014, PT MJIS memperoleh fasilitas Kredit Investasi 2 dan kredit investasi IDC 2 dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp265.603. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik di Batulicin, Kalimantan Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 9,75% pada tahun 2016 dan 2015 dan dibayar dalam 18 kali angsuran kuartalan untuk kredit investasi 2 dan 11 kali angsuran kuartalan untuk kredit investasi IDC 2 dimulai pada triwulan keempat tahun 2014 dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2019 untuk kredit investasi 2 dan jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2017 untuk kredit investasi IDC 2.

Based on credit agreements dated May 30, 2011 and the amendment agreement dated February 28, 2014, PT MJIS obtained investment credit facility 2 and IDC 2 in Rupiah with a maximum amount of Rp265,603. This loan was granted to finance the construction of power plant in Batulicin, South Kalimantan. The loan bears annual interest rate at 9.75% in 2016 and 2015, respectively and repayable in 18 quarterly installments for investment credit facility 2 and 11 quarterly installments for investment credit facility IDC 2 starting from the fourth quarter of 2014 and will mature on March 30, 2019 for investment credit facility 2 and March 30, 2017 for investment credit facility IDC 2.

Pinjaman ini dijamin dengan bangunan pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, bangunan pabrik dan persediaan dengan nilai pengikatan sebesar Rp1.116.936 (Catatan 9 dan 12).

The loan is secured by power plant buildings, machineries, plant buildings and inventories with a committed value of Rp1,116,936 (Notes 9 and 12).

Saldo terutang atas pinjaman dari BRI masing-masing sebesar US$43.531 dan US$43.995 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. Total angsuran yang dibayar pada tahun 2015 masing-masing sebesar Rp76.000.

The outstanding payables related to loans from BRI amounted to US$43,531 and US$43,995 as of March 31, 2016 and December 31, 2015, respectively. Total repayment made in 2015 amounting to Rp76,000, respectively.

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 21. LONG-TERM LOANS (continued)

Entitas Anak - PT MJIS (lanjutan) The Subsidiary - PT MJIS (continued)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (lanjutan)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (continued)

Perjanjian pinjaman tersebut mencakup pembatasan-pembatasan dimana PT MJIS, tanpa persetujuan tertulis dari BRI, tidak diperbolehkan antara lain, mengikatkan diri sebagai penjamin dan atau menjaminkan kekayaan kepada pihak lain, menyewakan aset yang diagunkan, menerima pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, melakukan merger akuisisi dan penyertaan saham, menjual aset yang dijaminkan mengubah anggaran dasar, modal saham dan susunan pengurus, pembagian dividen dan membayar utang kepada pemegang saham.

The credit agreements include restrictions and covenants whereby PT MJIS without prior written consent from BRI, is not permitted to, among others, acting as guarantor and/or pledge its assets as guarantee to other parties, lease the collateral assets, obtain loans from other banks or financial institutions, conduct merger, acquisition and investment in shares, sell the collateral assets, change the articles of association, the authorized capital and the boards of directors, distribute dividends and make repayment to shareholders.

Pada tanggal 31 Desember 2015, PT MJIS telah memenuhi semua persyaratan dalam perjanjian pinjaman.

As of December 31, 2015 , PT MJIS has complied with all requirements under the loan agreement.

Entitas Anak - PT KDL The Subsidiary - PT KDL

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 28 Juli 2011,

PT KDL memperoleh fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp821.721. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap 120MW. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 11% pada 31 Maret 2016 dan 2015. Pinjaman ini dibayar dalam 24 kali angsuran triwulan dimulai sejak triwulan kedua tahun 2014 dan akan jatuh tempo pada 27 April 2020. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$41.134 dan US$42.055 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.

Based on credit agreement dated July 28, 2011, PT KDL obtained an investment credit facility in Rupiah with a maximum amount of Rp821,721. This loan was granted to finance the construction of 120MW steam and gas power plant. This loan bears annual interest rate at 11% in March 31, 2016 and 2015. This loan is repayable in 24 quarterly installments starting from the second quarter of 2014 and will mature on April 27, 2020. The outstanding payables related to this facility amounted to US$41,134 and US$42,055 as of March 31, 2016 and December 31, 2015, respectively.

Pada tahun 2015, total angsuran yang dibayar sebesar US$10.040 atau setara Rp136.953.

In 2015, PT KDL made repayments amounting to US$10,040 or equivalent to Rp136,953.

Pinjaman ini dijamin dengan aset yang sedang

Dalam dokumen 1. Krakatau Steel 31 Maret 2016 (Halaman 129-144)