• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAQUE a. Definisi

Dalam dokumen Makalah Gigi dan Mulut (Halaman 31-38)

 Plaque berasal dari kata plaque. Plaque adalah lendir yang melekat  pada permukaan gigi 23. Plaque gigi adalah suatu lapisan yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat pada  permukaan gigi yang tidak dibersihkan24.

 Plaque gigi adalah lapisan lunak atau keras yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak  dibersihkan dan sukar dilihat. Ada tiga komposisi plaque dental yaitu25:

1) Mikroorganisme

2) Matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik 

3) Protein b. Gambar

Gambar 8.1. Plaque c. Etiologi

 Plaque merupakan kumpulan dari koloni bakteri dan mikroorganisme lainnya yang bercampur dengan produk-produknya, sel-sel mati dan sisa makanan. Metabolisme anaerob menghasilkan asam yang menyebabkan:

2) Iritasi gusi di sekitar gigi menyebabkan ginggivitis (merah, bengkak, gusi berdarah)

3)  Plaque gigi dapat termineralisasi dan membentuk calculus.

d. KomposisiPlaque 

Komposisi utama  plaque dental adalah mikroorganisme. Satu gram  plaque (berat basah) mengandung sekitar 2 x 10∞ bakteri. Diperkirakan lebih dari 325 spesies bakteri dijumpai di dalam  plaque. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam  plaque adalah spesies  Mycoplasma, ragi, protozoa dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat diantara matriks interseluler yang juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit26.

Matriks interseluler   plaque mengandung 20%  –  30% massa  plaque, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva,

cairan sulkular, dan produk bakteri. Bahan organiknya mencakup  polisakarida, protein, glikoprotein, dan lemak. Glikoprotein saliva adalah komponen penting dari pelikel yang pertama-tama membalut permukaan gigi yang tadinya bersih, disamping terlibat dalam pembentukan biofilm  plaque. Polisakarida yang diproduksi oleh bakteri terdiri dari dekstran (paling dominan) dan albumin (diduga berasal dari cairan sulkular). Bahan lemaknya terdiri dari debris membrane bakteri yang hancur dan sel-sel pejamu, serta kemungkinan pula debris makanan 26.

Komponen anorganik  plaque yang paling utama adalah kalsium dan posfor, sejumlah kecil mineral lain seperti natrium,kalium,dan fluor. Sumber bahan anorganik  plaque supragingival adalah saliva. Sebaliknya komponen anorganik   plaque subgingival berasal dari cairan sulkular  yang merupakan transudat 26.

Matriks interseluler membentuk gel terhidrasi dimana bakteri  berada dan berproliferasi. Matriks yang seperti gel tersebut merupakan ciri utama dari biofilm. Matriks akan memberikan sifat yang khas bagi  bakteri yang berada dalam biofilm, yang berada dengan bakteri yang

terapung bebas (tidak melekat). Disamping itu,matriks diduga melindungi bakteri penghuni tetap (resident bacteria) dari substansi yang dapat merusaknya seperti bahan antimikroba, dengan jalan menghalanginya berdifusi untuk mencapai sel-sel bakteri 27.

e. Mekanisme Pembentukan Plaque 

Penumpukan  plaque sudah dapat terlihat dalam 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur hygiene oral.  Plaque tampak  sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning. Gesekan jaringan dan bahan makanan terhadap permukaan gigi akan membersihkan permukaan gigi, namun pembersihan yang demikian hanya efektif pada dua pertiga koronal permukaan gigi. Dengan demikian  plaque umumnya dijumpai pada sepertiga gingival permukaan gigi, karena pada daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan. Penumpukan  plaque lebih sering terjadi pada retakan,  pit dan fissure pada permukaan gigi dan sekitar gigi yang erupsinya tidak 

teratur 28.

Lokasi dan laju pembentukan  plaque adalah bervariasi diantara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan  plaque adalah hygiene oral, serta faktor-faktor pejamu seperti diet dan komposisi serta laju aliran saliva. Proses pembentukan plaque dapat dibagi atas 28:

1) Pembentukan Pelikel Dental

Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan  plaque. Pada tahap awal ini  permukaan gigi atau restorasi (cekat maupun lepasan) akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkular, begitu juga dari produk sel bakteri, pejamu dan debris.

2) Kolonisasi Awal Pada Permukaan Gigi

Dalam waktu beberapa jam bakteri akan dijumpai pada  pelikel dental. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme

mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti  Actinomyces Viscosus dan Streptokokus Sanguis. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik  yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental.

Massa plaque kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi  perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif  menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen. Dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram negatif.

3) Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plaque

Pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak  turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih, diantaranya  Prevotella intermedia, Prevotella Loescheii, Spesies Capnocytophaga, Fusobacterium Nucleatum, dan  Porphyromonas Gingivalis.

Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah  berada dalam massa  plaque. Proses perlekatannya adalah berupa interaksi stereokhemikal yang sangat spesifik dari molekul-molekul  protein dan karbohidrat yang berada pada permukaan sel bakteri, dan interaksi yang kurang spesifik yang berasal dari tekanan hidrofobik, tekanan elektrostatik, dan tekanan van der waals. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri  pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Koagregasi pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara  Fusobacterium  Nucleatum dengan Streptokokus Sanguis, Provotella Loescheii dengan  Actinomyces Viscosus, dan Capnocytophaga Ochracea dengan  Actinomyces Viscosus. Pada stadium akhir pembentukan  plaque, yang dominan adalah koagregasi diantara spesies gram

negatif, misalnya koagregasi  Fusobacterium Nucleatum dengan  Porphyromonas.

f. Indeks Plaque 

Index  plaque adalah metode pengukuran luasnya keberadaan  plaque 29. Indeks  plaque dikeluarkan oleh Loe dan Silness pada tahun 1964. Indeks ini diindikasikan untuk mengukur skor  plaque berdasarkan lokasi dan kuantitas plaque yang berada dekat margin gingiva.

Menurut Debnath 30, indeks ini dapat dikeluarkan dengan menggunakan larutan pewarna yang dioleskan ke seluruh permukaan gigi dan kemudian diperiksa. Setiap gigi diperiksa empat permukaan yaitu  permukaan yaitu permukaan mesial, distal, lingual dan palatinal.

Kemudian skornya dihitung. Cara pemberian skor untuk indeks plaque: 0 = tidak ada plaque pada gingival

1 = dijumpai lapisan tipis  plaque yang melekat pada margin gingiva di daerah yang berbatasan dengan gigi tetangga

2 = dijumpai tumpukan sedang  plaque pada saku gingiva dan pada margin gingiva dan atau pada permukaan gigi tetangga yang dapat dilihat langsung

3 = terdapat deposit lunak yang banyak pada saku gingiva dan atau pada margin dan permukaan gigi tetangga.

Gambar 8.2. Indeks plaque Cara penghitungan skor:

Untuk satu gigi = jumlah seluruh skor dari empat permukaan

Untuk keseluruhan gigi =         Penilaian secara umum tentang indeks plaque24:

1) Berkisar 0 – 1 dikategorikan baik  2) Berkisar 1,1 – 2 dikategorikan sedang 3) Berkisar 2,1 – 3 dikategorikan buruk  g. Diagnosis

 Plaque gigi hanya dapat dilihat dengan pewarnaan pada gigi. Perwarna yang digunakan juga khusus dikenal dengan nama disclosing  agent . Bahan pewarna (disclosing material ) yang biasa digunakan adalah iodine, mercurochrome, bahan pewarna makanan seperti gincu kue  berwarna merah dan bismarck brown. Ada juga larutan  fuschin dan eritrosin, tapi tidak dianjurkan lagi karena terbukti bersifat karsinogenik 

31

. Bahan pewarna ada yang berbentuk cairan dan tablet. Untuk bahan  pewarna cairan, cairan pewarna diteteskan beberapa tetes ke kapas yang

dibulatkan, lalu dioleskan pada seluruh permukaan gigi, kemudian kumur  dengan air atau cairan pewarna dibiarkan di dalam mulut selama 15-30 detik baru dibuang. Sedangkan penggunaan bahan pewarna tablet, tablet dikunyah dan kemudian biarkan bercampur dengan saliva dan biarkan saliva di dalam mulut sekitar 30 detik baru dibuang 31.

Tabel 8.1 Perbedaan Antara Debris dan Plaque

Debris Plaque

Merupakan kumpulan dari materi lunak yang terdiri dari sisa makanan

(food retension) dan makanan yang terselip (food impaction)

kumpulan dari koloni bakteri dan mikroorganisme lainnya yang

 bercampur dengan produk- produknya, sel-sel mati dan sisa

makanan Terdiri dari biofilm, materi alba, dan

sisa makanan

 biofilm bakteri, sel epitel, leukosit, makrofag, matriks ekstraseluler serta

h. Terapi

Cara terbaik untuk menghilangkan  plaque adalah dengan menyikat gigi (terutama di malam hari dan pagi hari), dengan  pembersihan interdental oleh benang gigi, tusuk gigi atau sikat antar gigi. Lebih ideal jika menggunakan bantuan disclosing  agent  untuk melihat apakah penyikatan gigi yang dilakukan sudah benar-benar sempurna. Gigi yang terbebas dari  plaque ditandai dengan tidak adanya pewarnaan oleh disclosing  pada gigi. Selain itu perabaan dengan lidah mengidentifikasikan dalam bentuk gigi terasa kesat, bukan licin. Jika masih terasa licin maka masih terdapat plaque 31.

Terdapat debris pada sonde (debris terangkat dengan penggesekan

sonde)

Terasa tahanan pada penggesekan dengan sonde tapi plaque tidak 

9. DENTAL DECAY

Dalam dokumen Makalah Gigi dan Mulut (Halaman 31-38)

Dokumen terkait