• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ploting Kondisi dan Prospek Pengelolaan Pemasaran Produk Olahan Hasil Perikanan

Ploting kondisi dan prosek pengelolaan pemasaran produk olahan hasil perikanan di DKI Jakarta ini ditentukan melalui pertimbangan menyeluruh dari semua faktor/komponen yang berpengaruh baik secara internal maupun eksternal terhadap aktivitas pemasaran produk olahan hasil perikanan selama ini. Terkait dengan ini, maka total skor semua faktor internal (Tabel 5) akan dipetakan dengan total skor semua faktor eskternal (Tabel 6), sehingga diketahui kuadran ploting kondisi pengelolaan pemasaran saat ini dan arahan pengembangannya ke depan.

Gambar 1 Matriks IE pengelolaan pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang di DKI Jakarta

Gambar 1 memperlihatkan hasil analisis matriks internal-eksternal (IE) kondisi dan prospek pengelolaan pemasaran produk olahan hasil

Total Skor Faktor Internal Total Skor Faktor Eksternal Tinggi III Penciutan II Pertumbuhan I Pertumbuhan Menengah VI Penciutan V Pertumbuhan/ Stabilitas IV Stabilitas Rendah IX Likuidasi VIII Pertumbuhan VII Pertumbuhan

Rendah Menengah Tinggi

● = kondisi saat ini

= arah / prospek pengelolaan

2,54 1 2 3 4 4 3 2 2,58

perikanan di DKI Jakarta yang memadukan total skor faktor internal dan total skor faktor eksternal. Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa kondisi pengelolaan pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang saat ini di DKI Jakarta berada pada kuadran V (pertumbuhan/ stabilitas). Sesuai dengan ketentuan SWOT (Rangkuti, 2004), bahwa suatu proyek atau kegiatan pengelolaan dapat dilanjutkan bila minimal berasal kondisi pertumbuhan (total skor faktor internal > 2 dan total skor dimensional eksternal > 1. Total skor faktor internal dan total skor faktor eksternal pengelolaan pemasaran produk olahan hasil perikanan dari jenis ikan asin dan pindang masing-masing berada pada kisaran 2 - 3 dan 2 – 3, sehingga prospek pengembangannya ke depan termasuk kategori “cukup baik”.

Bila pelaku pemasaran pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang ini dibina dengan baik, maka bukan tidak mungkin dapat menjadi penggerak ekonomi penting dan prioritas di DKI Jakarta. Bila melihat gambaran prospek pada Gambar 1, maka pengembangan pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang dapat diarahkan ke kuadran I, dimana terjadi pertumbuhan pesat dalam pemasaran produk produk olahan tersebut dengan dukungan maksimal semua faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh positif. 2. Solusi Pengelolaan Prospek Pemasaran Produk Olahan Hasil

Perikanan

Dengan mengacu kepada metodologi, solusi pengelolaan prospek pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang ini dilakukan dengan memadukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Faktor-faktor yang mempunyai dampak positif (kekuatan dan peluang) akan digunakan mensiasati kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang timbul, dan bahkan memanfaatkan secara bersama kekuatan dan peluang yang ada, untuk menghasilkan dampak positif yang lebih baik (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985 dan Rangkuti, 2004). Rumusan solusi pengelolaan prospek pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan

pindang ini dari hasil perpaduan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Matriks SWOT solusi pengelolaan prospek pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang (O) Ancaman (T)

Kedekatan pasar potensial Kemacetan dan polusi Pola konsumsi konsumen Monopoli dan pengaturan

harga

Kondusifitas sospol Perusakan citra produk Promosi produk Sentralisasi pasar produk Trend investasi Pungutan liar

Kekuatan (S)

Kekompakan  Kekompakan merebut jaringan pasar potensial dan menarik minat konsumen

 Peningkatan kemandirian dalam modal,

keterampilan, dan pengadaan alat bantu untuk memperbesar usaha/investasi

 Penguatan modal dan peningkatan kualitas produk untuk

mengeliminir citra buruk dan permainan harga

 Pengembangan jaringan pasar di setiap lokasi pasar baru (sentralisasi) Modal mandiri

Keawetan produk Jaringan pemasaran Keterampilan pengemasan Pengadaan alat bantu mandiri

Kelemahan (W)

Kontinuitas produksi  Memanfaatkan keragaman produk memenuhi permintaan yang berubah-ubah  Pemanfaatan kondusifitas sospol untuk penyelesaian konflik internal  Perbaikan penanganan produk reject untuk perbaikan citra buruk

 Distribusi produk dalam jumlah besar untuk mengelimir dampak kemacetan

Ragam ukuran fisik produk Konflik antar pelaku Peralatan

distribusi/transportasi Penanganan produk reject

Berdasarkan Tabel 7, dapat dirumuskan enam solusi yang dapat dilakukan

untuk pengelolaan prospek pemasaran produk olahan hasil perikanan jenis ikan asin dan pindang yang lebih baik ke depan. Harapan akhir dari implementasi solusi ini adalah terjadinya kondisi pengelolaan pemasaran produk olahan hasil perikanan yang tumbuh pesat (kuadran I) dengan dukungan maksimal semua faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya.

4.3 Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Asin dan Pindang di Sentra Perikanan DKI Jakarta

Disamping memproduksi produk olahan hasil perikanan, pelaku usaha perikanan DKI Jakarta biasanya langsung memasarkan sendiri produk olahannya. Hal ini terjadi karena usaha mereka sudah berada di tengah-tengah pasar potensial (DKI Jakarta), sehingga dapat dijual langsung tanpa perantara. Hasil identifikasi lapang menunjukkan bahwa produk ikan asin yang banyak diolah dan pasar pelaku perikanan di sentra perikanan Muara Baru, Kalibaru dan Kamal Muara diantaranya ikan teri, ikan japuh asin, ikan pari asin, dan ikan jambal asin. Sedangkan untuk produk ikan pindang, yang banyak diolah dan dipasarkan, diantaranya ikan selar pindang, ikan tongkol pindang, ikan layang pindang dan ikan etem pindang.

Kedelapan jenis usaha pengolahan dan pemasaran ikan asin dan pindang tersebut menjadi andalan rumah tangga nelayan (RTN) selama ini, terutama dari kalangan ibu-ibu dan anak nelayan. Kedelapan usaha pengolahan dan pemasaran tersebut diharapkan dapat menjadi usaha yang sangat layak secara finansial untuk dikembangkan lebih luas sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah produk perikanan yang berorientasi ke pasar baik jumlah, mutu, dan harganya, serta dapat meningkatkan kesejahteraan para pelakunya. Mengingat pentingnya peran usaha pengolahan dan pemasaran dalam ekonomi rumah tangga nelayan (RTN) maupun masyarakat pesisir di DKI Jakarta, maka kedepan usaha perikanan tersebut akan dianalisis tingkat kelayakannnya dalam penelitian ini.

Untuk memastikan hal tersebut, maka analisis kelayakan terhadap kedelapan usaha pengolahan dan pemasaran ikan asin dan pindang tersebut perlu dilakukan menggunakan parameter finansial yang relevan. Dengan mengacu kepada Hanley dan Spash (1993), metode analisis kelayakan usaha ikan teri, ikan japuh asin, ikan pari asin, dan ikan jambal asin, ikan selar pindang, ikan tongkol pindang, ikan layang pindang, dan ikan etem pindang yang digunakan adalah NPV, IRR, ROI, dan B/C Ratio.