Untuk mengatasinja ialah dengan djalan meninggikan produks
C. POLA PEMBIAJAAN
43. Pola ketiga tentang anggaran belandja untuk membelandjai pembangunan seperti direntjanakan dalam pola pertama dan kedua adalah berisi angka2 rupiah jang sangat penting.
Dibentuknja Dewan Perantjang Nasional tidak sadja merupa kan kedjadian jang sangat penting, melainkan djuga adalah satu kedjadian jang bersedjarah bagi Anggaran Belandja Republik Indo nesia. Dengan terbentuknja Dewan Perantjang Nasional kita mema suki taraf baru dalam tatatjara pembangunan negara dan bangsa. Ini berarti, bahwa pengalaman dimasa jang lalu dengan pembuatan rentjana pembangunan tidak boleh terulang lagi satu plan pem bangunan jang tidak mendjadi plannja massa, tapi hanja merupakan suatu plan akademis belaka jang tidak difahami oleh sebagian besar Rakjat Indonesia. Bukan itu sadja, rentjana pembangunan dimasa jang lalu bukan untuk pembangunan semesta, dan dalam perentjana an dan pelaksanaaniija tidak ada pula koordinasi satu daerah dengan daerah lainnja, antara satu Kementerian dan Kementerian lainnja, malahan tidak ada koordinasi antara satu dengan lain Djawatan didalam satu Kementerian. Keadaan jang demikian ini adalah satu keadaan jang harus diatasi bersama. Dari angka2 dalam pola pem biajaan, Parlemen akan dapat melihat rangkaian Anggaran Pem bangunan dengan Anggaran Negara dan Alokasi daerah.
Berbeda dengan diwaktu jang lalu, kini kita telah membangun kan Dewan Perantjang Nasional jang komposisi keanggotaannja terdiri dari ahli2 akademis bersama dengan wakil2 golongan Fung sionil buruh, tani dll. Dengan begitu Dewan Perantjang Nasional akan dapat mengkombinasikan dibidang perentjanaan Pembangunan dua pengalaman dari para ahli Anggaran Belandja Pembangunan dipusat dan daerah dengan pengalaman pembangunan dari golongan fungsionil sebagai sjarat penting untuk berhasilnja menjusun blue print masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila.
Dewan Perantjang Nasional, mempunjai tugas membuat blue print masjarakat adil dan makmur, satu masjarakat jahg bertentangan dengan struktur ekonomi, politik dan sosial dari pada masjarakat liberal Indonesia pada waktu sekarang. Blueprint itu diwudjudkan dalam Undang2 Pembangunan Nasional jang berentjana. Dengan begitu rentjana pembangunan dalam pelaksanaannja tidak bergantung pada silih bergantinja Kabinet. Setiap Kabinet harus melaksanakan Undang2 Pembangunan Nasional, karena Undang2 itu jang pada mulanja dibuat oleh Dewan Perantjang Nasional harus di sahkan oleh Madjelis Permusawaratan Rakjat sebagai.badan legis latief tertinggi dalam tatakenegaraan Republik Indonesia.
Sebagai badan perentjanaan, maka Dewan Perantjang Nasional dan setiap anggotanja harus terpimpin oleh idee masjarakat adil dan makmur. Karena itu setiap tindakan kita dan setiap peren tjanaan jang dibuat oleh Dewan Perantjang Nasional harus men djurus pada satu titik idee jang memimpin kita, idee masjarakat adil dan makmur, tjita2 dari seluruh Rakjat Indonesia sebagai tersirat dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Blueprint pembiajaan Pembangunan harus dibuat oleh Dewan Perantjang Nasional meliputi seluruh segi kehidupan dan penghi dupan bangsa, baik usaha untuk memperbaiki Rakjat sehari2 mau pun usaha pembangunan besar2an, misalnja pembangunan dalam bi dang agraria, industrialisasi, transmigrasi, angkatanperang, pen didikan, kebudajaan, kesehatan, perundang2an, ibukota dan seba gainja. Memang sangat berat tugas Dewan Perantjang Nasional
dalam menjusun tripola pembangunan itu, tapi tugas itu adalah amanat dan djeritan seluruh bangsa Indonesia jang djutaan itu untuk membina Indonesia jang merdeka penuh, lepas dari kekuasaan politik, ekonomi dan kebudajaan asing, satu Indonesia jang Rakjat nja bebas dari sistim pengisapan kapitalis dan feodal, satu Indo nesia jang Rakjatnja 100% mendjadi tuan atas rumah halamannja sendiri.
Atas sedjarah filsafah Pantjasila maka dalam pergolakan revo lusi selama 14 tahun jang lampau maka Rakjat Indonesia telah ber daja membangun negarakesatuan Republik Indonesia. Dihari depan. Rakjat Indonesia bertekad hendak memberi isi kepada Proklamasi jang luhur itu dengan membentuk masjarakat adil dan makmur atas kemerdekaan jang telah tertjapai.
Untuk melaksanakan pembangunan semesta jang meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan dibutuhkan dasar2 dan sjarat2 po litis, ekonomi dan sosial jang diperlukan sebagai masa persiapan atau rentjana djangka pendek dalam bidang politik, keamanan dan pembangunan, seperti telah didjelaskan diatas.
Dalam bidang politik, Rakjat Indonesia tidak bosan2 terus me nerus mengusahakan penggalangan persatuan nasional; Rakjat In donesia sekarang harus anenjiapkan diri untuk melaksanakan idee demokrasi terpimpin sebagai pelaksanaan Konsepsi Presiden jang ddtjetuskan pada tanggal 21 Pebruari 1957. Dalam bidang ekonomi dan pembangunan, kita harus memper kuat sektor ekonomi negara, menguasai eksporimpor dan distribusi bahanz kebutuhan hidup jang pokok. Segala dajaupaja untuk me realisasi memenuhi kebutuhan sendiri dalam perekonomian dan ter utama sekali dalam soal bahan makanan dan pakaian.
Dalam anemperbesar produksi barang2 konsumsi pokok itu, ter utama ditudjukan pada beras sehingga terlaksana selfsupporting, serta mendatangkan tjukup bahan2 baku untuk keperluan industri dalam negeri seperti bahan2 baku untuk industri tekstil dan lain2. Pembangunan djangka pendek ini harus djuga ditudjukan pada me rehabilitasi irigasi, djalan2 raja, djalan kereta,api, meluaskan djaring2 pelajaran antarnusa menjelesaikan projek2 setengah djadi atau projek baru jang sedang dikerdjakan, dan mendirikan industri2 terutama industri guna mengolah sendiri bahan2 mentah jang di hasilkan Indonesia.
Soal lain jang sangat erat dengan suksesnja pembangunan tanah air kita, sangat erat hubungannja dengan masalah beaja pemba ngunan, Anggaran Belamdja Negara. Dalam hal itu supaja ditindjau harus adanja pergeseran2 dalam menggunakan Anggaran Belandja, sehingga rentjana pembangunan djangka pendek jang sesuai dengan urgensinja dapat dibeajai sebaik2nja dan diselesaikan setjepat2nja sebagai startingpoint untuk perentjanaan dan pelaksanaan pemba ngunan semesta jang meliputi segala kehidupan dan penghidupan bangsa. Penggunaan Anggaran Belandja setjara effektif hendaknja dilakukan disatu fihak mengintensifkan penghematan terhadap pe ngeluaran jang tidak perlu, pembasmian korupsi, pemborosan dan penjelundupan, dan dilain fihak mengusahakan sumber2 penghasilan baru serta mengadakan kredit2 luar negeri jang bebas dari ikatan politik dan militer.
Masa persiapan atau kita namakan pembangunan djangka pen dek, harus berhasil baik dengan sukses, supaja menimbulkan antu siasme dikalangan Rakjat sebagai djaminan untuk mensukseskan pelaksanaan pembangunan semesta. Djadi pada hari depan, maka pembangunan akan dapat dibatja dalam Undang2 Pembangunan se mesta dan dalam Undang2 Anggaran Belandja untuk pembangunan routine.
Plan pembangunan nasional harus mendjadi miliknja seluruh Rakjat Indonesia.
Supaja plan pembangunan ini sungguh2 mentjapai sukses, kita harus selalu ingat menarik peladjaran dari pengalaman2 dimasa jang lalu. Kita nantinja mempunjai satu plan pembangunan sebagai hasil Dewan Perantjang Nasional. Dan plan pembangunan ini harus me rupakan plan massa, bukan plan dari sesuatu golongan, tapi plan dari Negara, plan milik nasional dari seluruh Rakjat Indonesia. Agar plan ini bisa mendjadi miliknja Rakjat Indonesia, maka dalam pem bikinannja plan itu harus bersandarkan kepada kepentingan massa Rakjat Indonesia dan bukan untuk kepentingan kaum imperialis asing.
Perlu sekali ditegaskan, bahwa Dewan Perantjang Nasional da lam menjusun plan pembangunan harus selalu ingat, tidak boleh berorientasi pada kepentingan modal asing, tapi harus berorientasi pada kepentingan nasional Rakjat Indonesia jang berdjuta2 banjak nja.
Dihadapan Dewan Perantjang Nasional tersedia kesempatan jang sangat luas untuk berbuat kebadjikan bagi pembangunan tanah air kita. Sekarang bergantung kepada kita dan terutarna kepada Dewan Perantjang Nasional untuk bekerdja sebaik2nja guna ter selenggaranja dan tertjiptanja pola masjarakat adil dan makmur, masjarakat sosialis Indonesia, jang dirindukan oleh seluruh Rakjat. Segala pentjurahan tenaga dan pikiran dalam Dewan Perantjang Nasional dan dikombinasi dengan saran2 dari massa Rakjat luas, Dewan Perantjang Nasional menggodog segala pendapat itu dan djadilah plan pembangunan jang mendjadi miliknja Rakjat Indo nesia. Dengan demikian akan tertjapai pula pelaksanaan Undang2 Pembangunan semesta tjita2 Rakjat Indonesia dalam bidang ekonomi dan sosial sebagai tersirat dalam Proklamasi 17 Agustus 1945.
Pembangunan membutuhkan suatu keseluruhan Anggaran Pem biajaan misalnja untuk lima tahun, jang akan dibagi2 menurut besarnja prosentasi bagi pembangunan projek. Kita ambillah bebe rapa misalnja angka2 ini belumlah tetap, dan dinjatakan sekedar untuk mengarahkan fikiran anggota jang terhormat.
Pembangunan I membutuhkan pembiajaan kira2 15 miljard ru piah, djadi kira2 15 ribu djuta rupiah dalam harga rupiah kira2 5 tahun dahulu, jaitu ketika rupiah mempunjai valuta lebih tinggi dari pada sekarang. Harga rupiah dahulu djauh lebih tinggi dari waktu sekarang, adalah sekian kali lebih tinggi dari pada sekarang. Sekiranja Pembangunan II membutuhkan Anggaran Pembiajaan kira2 200'ribu djuta rupiah sekarang pada tahun 1959, maka angka 200 ribu djuta rupiah ini akan dibagikan menurut prosentasinja kedalam bidang2 pembangunan jang memerlukannja.
Rantjangan sementara ini adalah disusun hanja sebagai tjontoh, dan Dewan Perantjang Nasional hendaklah menetapkan dengan di beri beralasan, manakah gabunganprojek pembangunan, dan berapa besar prosentasi pembiajaannja, dihitung dari djumlah Anggaran. Pembiajaan.
Djuga harus diperhatikan, bahwa Pembiajaan Pembangunan II itu adalah Iepas dari pada Anggaran Pembiajaan pembangunan rou tine oleh Kementerian2 pusat, Iepas dari pada pembangunan oleh Pemerintah daerah dan oleh partikelir. Selairi daripada Dewan Pe rantjang Nasional diharapkan, supaja harus berhati2 dalam menen tukan anggaran pembiajaan itu, karena mengenai angka djumlah jang konkrit, tetapi djuga hendaklah Dewan Perantjang Nasional dalam menetapkan angka2 itu djangan berasa inferior kepada besar nja pembangunan diluar negeri. Segala pekerdjaan Dewan Perantjang Nasional dalam mengolah dan menetapkan pembiajaan, hendaklah dilaksanakan dengan teliti, saksama serta penuh rasa tanggung djawab kepada uang Rakjat dan kepentingan Rakjat.