• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Analisis Data Penelitian

5.2.1 Pola Pembinaan

Tabel 13

Distribusi Responden Tentang Rasa Tertarik Mengikuti Pola Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 3 Ya Kadang-kadang Tidak 30 5 2 81,08 13,51 5,41 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu

30 orang (81,08%) yang tertarik mengikuti pola pembinaan, karena bagi sebagian

besar responden dapat mengatasi kejenuhan selama berada di Lapas, sebagai

pengisi waktu dan menambah pengalaman serta membimbing responden agar

kurangnya ketertarikan dalam mengikuti pembinaan dikarenakan pola pembinaan

yang dilakukan rutin setiap hari dengan pembinaan yang sama sehingga

responden terkadang mengalami kejenuhan.

Tabel 14

Distribusi Responden Tentang Jenis-Jenis Pola Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Tahu Kurang Tahu 32 5 86,49 13,51 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden mengetahui jenis-jenis pembinaan yang diberikan bagi

narapidana di dalam Lapas, dikarenakan sudah menjadi kewajiban bagi para

narapidana semenjak menginjakkan kaki di Lapas Wanita untuk mengikuti

pelaksanaan pembinaan selama berada di Lapas seperti pembinaan rohani,

jasmani, keterampilan dan lain sebagainya.

Responden yang kurang tahu mengenai jenis-jenis pembinaan disebabkan

oleh kurangnya sosialisasi sehingga para narapidana menganggap

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Lapas bukanlah wujud dari pembinaan melainkan

Tabel 15

Distribusi Responden Tentang Frekuensi Mengikuti Kegiatan Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Mengikuti Kadang-kadang 28 9 75,68 24,32 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

mengikuti kegiatan. Sepanjang pengamatan penulis selama di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan semua narapidana

diwajibkan untuk mengikuti pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga

Pemasyarakatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden

mengikuti kegiatan pembinaan, bukan karena paksaan, namun semata karena

keinginan untuk mengikuti agar tidak jenuh dalam menjalani hukuman, ada juga

yang menjawab karena peraturan yang ada di Lapas ini sehingga menjadi

kewajiban responden untuk mengikuti pembinaan.

Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa responden yang

kadang-kadang saja mengikuti kegiatan pembinaan, dengan alasan tidak suka

dengan pembinaan yang ada, tidak sesuai dengan minat dan bakat, sibuk

melakukan kegiatan yang lain, sedang disuruh oleh petugas atau kesehatan sedang

Tabel 16

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Pendidikan Umum

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak Mengikuti 2 2 33 5,41 5,41 89,18 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar dari

responden tidak mengikuti pembinaan pendidikan umum. Dapat dilihat dari tabel

di atas bahwa 33 orang (89,18%) tidak mengikuti pembinaan pendidikan umum

karena sebagian besar narapidana Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA

Tanjung Gusta telah lulus SMP atau SMA. Adapun beberapa orang yang masih

mengikuti pendidikan umum yaitu 2 orang (5,41%) responden dengan alasan

masih kurangnya pendidikan dalam dirinya, dan 2 oarang (5,41%) yang

kadang-kadang mengikuti pembinaan pendidikan umum dengan alasan sibuk melakukan

kegiatan yang lain atau kesehatan sedang terganggu.

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta hanya

memberikan program pendidikan kejar paket A, sebagian besar narapidana

Tabel 17

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Pendidikan Keterampilan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak mengikuti 17 8 12 45,95 21,62 32,43 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti

pembinaan pendidikan keterampilan sebanyak 17 orang (45,95%), yang

kadang-kadang mengikuti sebanyak 8 orang (21,62%), yang tidak mengikuti 12 orang

(32,43%). Sebagian responden yang tidak mengikuti pendidikan keterampilan

karena tidak sesuai dengan bakat dan minat responden.

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan

menjalankan program pendidikan keterampilan kepada narapidana misalnya

menjahit (menyulam), membuat tali sendal swallow, merangkai bunga, usaha

salon kecantikan, usaha masak-memasak lauk pauk dan kue-kue, usaha tenunan

ulos atau songket. Keterampilan juga diberikan pada narapidana yang membantu

pegawai (tamping) seperti mengetik, melakukan pengamanan dan lain sebagainya.

Sebagian besar dari narapidana yang memiliki keterampilan digunakan sebagai

tenunan ulos atau songket yang dijual kepada para pegawai atau pengunjung yang

datang ke Lapas bahkan dijual sampai ke pasar.

Tabel 18

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Rohani

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak mengikuti 29 6 2 78,37 16,22 5,41 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Setiap narapidana berhak untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan

agama dan kepercayaannya, baik yang dilaksanakan di dalam Lapas maupun di

luar Lapas. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pihak Lapas Wanita Tanjung

Gusta telah menyelenggarakan pembinaan rohani bagi narapidana.

Para responden mengikuti pembinaan rohani pada dasarnya karena

responden membutuhkan pengalaman spiritual yang lebih dalam lagi, agar

kemudian menyadari dan menghayati petunjuk ajaran agamanya dengan baik.

Melalui bimbingan dan penyuluhan agama, nilai-nilai luhur agama dapat tertanam

dalam jiwa narapidana dan kemudian dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan

sehari-hari. Kebiasaan melaksanakan nilai-nilai luhur ajaran agama akan

menjadi kuat. Dengan demikian mereka tidak akan mudah terperosok kedalam

perbuatan yang melanggar norma hukum, agama, sosial, dan susila.

Jika proses pembinaan wanita berjalan dengan baik maka diharapkan

mereka menjadi individu yang berakal sehat, karena konsepsi moral agama

menuntut kesadaran yang mendalam bagi penganutnya. Pembinaan moral yang

dilandasi pemahaman agama yang sungguh-sungguh dan mendalam lebih banyak

membantu narapidana wanita dalam mempersiapkan diri untuk hidup kembali di

tengah-tengah masyarakat.

Dari tabel di atas dapat dilihat responden yang mengikuti pembinaan

rohani sebanyak 29 orang (78,37%), kadang-kadang mengikuti 6 orang (16,22%),

tidak mengikuti 2 orang (5,41%).

Tabel 19

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Jasmani

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Mengikuti Kadang-kadang 32 5 86,49 13,51 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengikuti kegiatan pembinaan jasmani, hanya 5 orang (13,51%) yang terkadang

Kegiatan olahraga dilaksanakan dari hari senin sampai minggu pada pagi

yaitu senam kesegaran jasmani dan setiap hari jumat sore diadakan olahraga

sepakbola, volley, dan tenis meja, kegiatan ini sangat bagus dilakukan untuk tetap

menjaga kebugaran tubuh narapidana serta mengurangi dan menghilangkan

kejenuhan. Kegiatan ini sangat diminati oleh narapidana, kejenuhan yang mereka

alami di Lapas dapat dilampiaskan jika diadakan olahraga, sehingga mereka

menganggap hal ini adalah rekreasi yang bisa membuat mereka melepaskan beban

pikiran.

Tabel 20

Distribusi Responden Tentang Kunjungan Keluarga

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Pernah Tidak pernah 27 10 72,97 27,03 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Setiap narapidana berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasehat

hukum atau orang tertentu lainnya dan Lapas wajib menyediakan

sekurang-kurangnya satu ruangan khusus untuk menerima kunjungan. Dari hasil

pengamatan, mengenai kunjungan keluarga ini 27 responden (72,97%)

mengatakan pernah dikunjungi oleh keluarganya sedangkan 10 responden

hubungan dalam keluarga yang kurang harmonis sehingga para responden tidak

mendapat perhatian dari keluarganya.

Tabel 21

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Rekreasi

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Pernah Tidak pernah 34 3 91,89 8,11 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti

kegiatan rekreasi sebanyak 34 orang (91,89%) dan yang tidak mengikuti kegiatan

rekreasi sebanyak 3 orang (8,11%).

Rekreasi dilaksanakan dalam bentuk menonton televisi dan membaca di

perpustakaan yang telah disediakan oleh Lapas Wanita, maupun pertandingan

olahraga dan hiburan musik. Kegiatan rekreasi ini diadakan setiap hari pada sore

hari, kecuali hari minggu yang diadakan pada pagi hari sampai sore hari, juga

dilakukan pada saat narapidana tidak ada jadwal yang harus dikerjakan. Hal ini

diadakan supaya narapidana yang berada dalam Lapas tidak tertinggal berita yang

Tabel 22

Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Integrasi

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Ya Tidak 22 15 59,46 40,54 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 22 orang (59,46%) mengikuti

pembinaan intergrasi. Pembinaan integrasi yang dilaksanakan pada Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan yaitu memberikan cuti

pada narapidana untuk mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, pembebasan

bersyarat. Sedangkan yang tidak mengikuti sebanyak 15 orang (40,54%).

Setiap narapidana berhak untuk mendapatkan kesempatan berasimilasi

dengan membaurkan narapidana didalam kehidupan masyarakat, setelah

menjalani ½ (setengah) masa pidananya. Cuti mengunjungi keluarga adalah

kesempatan untuk berkumpul bersama ditempat kediaman keluarganya selama

jangka waktu 2x24 jam.

Untuk mendapatkan cuti mengunjungi keluarga dan cuti menjelang bebas,

ada beberapa kendala yang dihadapi terutama masalah biaya untuk mengurus

administrasi ditambah lagi jaminan dari pihak keluarga dan tokoh masyarakat

(Lurah). Sebagian responden yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan integrasi

dikarenakan masa pidana yang dijalaninya belum sampai pada ½ (setengah) masa

5.2.2 Tujuan Pembinaan

Tabel 23

Distribusi Responden Tentang Pemahaman Tujuan Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 Ya 37 100

Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden (100%)

memahami tujuan dari pembinaan yang diberikan, yaitu sebagai bekal setelah

keluar dari Lapas dan kembali ketengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini

narapidana wanita tentunya memahami tujuan diadakan pembinaan dan

melaksanakan walaupun tidak sesuai dengan bakat dan minatnya.

Setelah ditetapkan sebagai pidana berdasarkan putusan pengadilan,

narapidana yang telah masuk ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA

Tanjung Gusta Medan diberikan pengarahan tentang kedisiplinan Lapas tersebut

selanjutnya narapidana tersebutlah yang beradaptasi di lingkungan Lapas. Dalam

pengarahan tersebut disebutkan tujuan dari pembinaan supaya narapidana tidak

Tabel 24

Distribusi Responden Tentang Kemampuan Mengikuti Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Ya Tidak 32 5 86,49 13,51 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel

di atas bahwa tidak semua responden dapat mengikuti pola pembinaan dengan

baik. Sebanyak 32 orang (86,49%) yang menjawab mampu mengikuti kegiatan

pembinaan dengan baik, 5 orang (13,51%) yang menjawab tidak mampu

mengikuti pembinaan dengan baik. Hal ini disebabkan kemampuan responden

dalam mengikuti pola pembinaan tergantung pada situasi dan kondisi responden,

jika situasi yang kurang baik atau kondisi fisik atau psikis responden kurang baik

maka responden tidak dapat mengikuti pola pembinaan dengan baik.

Tabel 25

Distribusi Responden Tentang Pembinaan Sebagai Pedoman Setelah Keluar Dari Lapas

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 Ya 37 100

Jumlah 37 100

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang berpendapat

bahwa pembinaan sebagai pedoman setelah keluar dari Lapas sebanyak 37 orang

(100%). Dari para responden dapat kita tentukan bahwa mereka sadar akan yang

mereka kerjakan selama di Lapas dan tidak menjadi sia-sia. Para narapidana yang

menjalankan pembinaan dengan baik selama di Lapas lama-kelamaan akan

terbiasa dengan pembinaan sehingga ketika mereka keluar dari Lapas akan

terbawa terus hingga mereka berada ditengah-tengah masyarakat.

Tabel 26

Distribusi Responden Tentang Kuantitas Materi Pembinaan

No Jawaban Responden Frekuensi %

1 2 Ya Tidak 33 4 89,19 10,81 Jumlah 37 100

Sumber: Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 33 orang (89,19%) merasa materi

pembinaan yang diberikan telah jelas dan memadai karena para pembina

senantiasa membantu responden menjelaskan pola pembinaan dan materi yang

diberikan juga membutuhkan jadwal yang padat, dan 4 orang (10,81%) menjawab

tidak karena mereka merasa pola pembinaan yang diberikan hanya sebagian saja

yang sudah jelas dan memadai serta materi pembinaan kurang disosialisasikan

Dokumen terkait