• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA DAN ANALISIS

2. Pola Permukiman dan Arsitektur Rumah 1. Pola Permukiman

Berdasarkan survei lapang yang telah dilakukan, Desa Banyumulek termasuk kedalam pola permukiman memanjang (lin ear). Memanjang (linear) karena adanya orientasi ke jalan utama dan adanya pusat-pusat kegiatan fungsional yang tersebar sepanjang jaringan jalan utama (Jayadinata 1998). Dari Gambar 15 dapat dilihat peruntukan lahan untuk permukiman berada pada area sekitar jalur utama. Berikut ini dapat dilihat secara lebih detail pola per mukiman yang terdapat di Desa Banyumulek berdasarkan survey lapang yang telah dilakukan, terutama di 5 dusun pusat penghasil gerabah, pola ini terlihat dengan jelas (Gambar 16).

LEGENDA

0 6250 cm

SKALA ORIENTASI

NOMOR GAMBAR

DR. Ir. SITI NURISJAH, MSLA DISETUJUI

RINRIN KODARIYAH A 34201017 DIGAMBAR

JUDUL GAMBAR

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN

GERABAH DI DESA BANYUMULEK KECAMATAN KEDIRI LOMBOK BARAT JUDUL STUDI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2005

KECAMATAN GERUNG

1. DUSUN MUHAJIRIN 2. DUSUN BANYUMULEK BARAT 3. DUSUN KERANGKENG 4. DUSUN LELEDE KB. DAYA 5. DUSUN DASAN BAWA 6. DUSUN PENGODONGAN 7. DUSUN BANYUMULEK TIMUR 8. DUSUN GUBUK BARU 9. DUSUN LELEDE DASAN 10. DUSUN LELEDE

DESA RUMAK SUNGAI BABAK

KECAMATAN LABUAPI PETA LOMBOK BARAT

PETA KECAMATAN KEDIRI

10 9 8 7 6 5 4 3 1 2 PERKEBUNAN CAMPURAN PERSAWAHAN PERKEBUNAN KELAPA PERKAMPUNGAN

PETA TATA GUNA LAHAN

U 1 5 JALAN SETAPAK JALAN RAYA BATAS KECAMATAN BATAS DESA SUNGAI

Keterangan

Sawah Permukiman

Artshop Kantor kelurahan

Permukiman dan industri Sekolah dasar

Perkebunan Jalur sirkulasi

Gambar 16. Pola Permukiman

Pola permukiman ini memberi keuntungan bagi kawasan, dimana pusat-p usat kegiatan fungsional yang tersebar sepanjang jaringan jalan utama memudahkan dalam perencanaan kawasan.

Secara umum, dapat dilihat bahwa rumah-rumah di kawasan ini berkembang secara individu. Orientasi rumah lebih diutamakan pada aspek ekonomi, misalnya faktor kemudahan mencapai jalan. Berdasarkan tata letaknya, terdapat 2 pola per mukiman yang ada pada tapak, yaitu ;

1. Pola Pe rmukiman bagian Penjualan

Pola ruang yang terbentuk berupa artshop-artshop yang berorientasi pada jalan utama, diikuti dengan rumah penduduk yang sebagian besar sebagai pemilik/pengelola artshop (Gambar 17). Ukuran artshop yang ada di lokasi berbeda-beda, tidak terdapat aturan khusus, tergantung tingkat kemampuan (Gambar 18).

Perkampungan dan industri

Artshop

Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi kendaraan

Gambar 17. Pola Ruang Permukiman bagian Penjualan Tanpa skala

Gambar 18.Salah satu Artshop

2. Pola Permukiman bagian Produksi

Pola ruang yang terbentuk berupa tempat produksi, mulai dari penjemuran sampai dengan produk akhir gerabah (Gambar 19). Disepanjang jalan merupakan bagian proses penjemuran, kemudian di halaman atau belakang rumah merupakan tempat proses pembentukan gerabah dan tempat pembakaran (Gambar 20). Tempat proses pembentukan gerabah merangkap rumah milik para pengrajin diikuti dengan tempat pembakaran yang merupakan milik perkelompok pengrajin. Ukuran tempat pembakaran berbeda-beda, tidak terdapat aturan khusus, tergantung lahan yang tersedia dan banyak sedikitnya jumlah pengrajin pada tiap kelompok.

Permukiman

Permukiman dan area produksi

Area pembakaran dan halaman

Sirkulasi pejalan kaki dan area penjemuran

Sirkulasi kendaraan umum

Gambar 20. Bagian Belakang Rumah sebagai Tempat Pembuatan Gerabah Tiap rumah hanya memiliki sedikit lahan sebagai halamannya, oleh karena itu penanaman tanaman di halaman jarang ditemukan. Selain karena sempitnya halaman rumah, penanaman pohon besar dihindari, karena area halaman digunakan seba gai area penjemuran yang memerlukan penyinaran penuh untuk mempercepat proses pengeringan bahan produksi gerabah. Tidak ada jenis tanaman yang disakralkan, semua dianggap sebagai tanaman penghias dan budidaya (Gambar 21).

Gambar 21. Salah satu Bentuk Rumah dan Halamannya

2.2. Arsitektur Rumah

Bentuk rumah penduduk di desa ini sudah berarsitektur semi modern dan sebagian besar bersifat permanen (Gambar 22). Saat ini, bentuk rumah asli berupa rumah panggung tidak ditemui lagi di kawasan ini. Rumah panggung, memiliki bentuk denah persegi panjang dalam berbagai ukuran,mulai dari yang terkecil 4 x 3 m2, 6 x 3 m2, 8 x 8m2, 12 x 8m2, dan seterusnya. Ruma h bentuk ini pada awalnya bertujuan untuk menghindari banjir dari Sungai Babak yang melanda

setiap musim hujan. Kerangka bangunan rumah panggung terbuat dari bambu dan kayu. Dindingnya bermacam- macam sesuai dengan tingkat kemampuan penduduk. Ada yang memakai tembok, papan, anyaman bambu, dan lain- lain. Begitu pula dengan bahan lantainya digunakan bemacam- macam sesuai tingkat kemampuan penduduk, seperti ; tanah, semen, dan papan (Tim Penyusun Monografi Daerah NTB 1977). Bentuk tradisional yang masih bisa dijumpai di kawasan ini hanya beruga yang terdapat di depan rumah. Fungsi awal dari beruga ini adalah tempat berkumpulnya keluarga, dan tempat untuk menerima tamu.

Gambar 22. Bentuk Rumah Semi Tradisional yang Ada pada Tapak

Dapat diketahui tata letak pola permukiman yang terbentuk tidak memiliki arti khusus mengacu pada adat istiadat. Sehingga penataan tapak untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya dapat dilakukan selama sesuai dengan batas-batas penggunaan lahan kepemilikan tiap penduduk. Bentuk arsitektur rumah asli dapat menjadi potensi untuk pengembangan perencanaan yang dapat digunakan dalam bentuk desain bangunan artshop dan shelter.

Kependudukan 1. Kelas Gender

Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Pusat Statistik NTB tahun 2003, jumlah penduduk Desa Banyumulek adalah 8.404 jiwa (2630 KK); 4.141 jiwa penduduk laki- laki (49.3%) dan 4.263 jiwa penduduk perempuan (50.7%), yang mendiami 10 dusun di Desa Banyumulek. Berikut ini dapat dilihat data 5 dusun

pusat penghasil gerabah mencakup nama dusun dan jumlah KK yang akan menjadi inti tapak perencanaan (Gambar 23 ).

Gambar 23. Jumlah Kepala Keluarga di 5 Dusun Pusat Penghasil Gerabah

Dusun Banyumulek Barat yang merupakan dusun lama, memiliki jumlah KK yang paling besar yaitu 579 KK. Banyaknya jumlah KK di dusun ini, berimplikasi pada banyaknya jumlah pengrajin yang ada di dusun ini. Hal ini merupakan suatu potensi, sehingga dusun ini dapat menjadi dusun inti kegiatan wisata budaya yang akan dikembangkan, yaitu dengan menjad i pusat pertunjukan pembuatan gerabah. Sehingga dengan jumlah pengrajin yang besar, atraksi kebudayaan yang ditampilkan juga semakin lengkap dan menarik.

Dokumen terkait