• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT KECAMATAN SIANTAR TIMUR

4.3. Populatitas Calon

Popularitas6 Calon Walikota dan Wakil Walikota memiliki keuntungan tersendiri. Dimana ada pasangan calon yang tidak semua mengenal secara baik Calon tersebebut, pengetahuan masyarakat masih sedikit atau minim terhadap Calon lainnya, karena meskipun para calon seluruhnya asli orang pematangsiantar, tetapi tetap tidak banyak yang mengetahui mereka, karena sebelumnya mereka bekerja ataupun menjadi pejabat di daerah lain, terkecuali Calon pasangan Nomor 2 (Hulman Sitorus,Se dan Hefriansyah) yang merupakan walikota sebelumnya yang sudah pasti dikenal oleh seluruh masyarakat di kota Pematangsiantar. Namun hal-hal tersebut masih dapat ditanggulangi dengan inisiatif para calon-calon pasangan walikota dan wakil walikota yang langsung turun ke dalam masyarkat seperti dalam melakukan kampanye, banner, baliho, iklan dikoran dan lain sebagainya, seperti contohnya pasangan calon walikota dan wakil walikot dengan nomor umur 4 yaitu pasangan calon Wesly Silalahi, SH. Mkn dengan H. Salianto, yang melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara berkampanye sambil mengandeng komunitas BSA atau Becak Siantar yang merupakan salah satu Ikon Kota Pematangsiantar, sudah dapat dipastikan bahwa

6

Popularitas adalah tingkat dimana seseorang semakin dikenal di mata Publik. Baik itu dalam hal Biografi, jawaban, pekerjaan, ataupun hal lainnya yang dapat menarik perhatian masyarakat. Semakin tinggi nilai ataupun tingkatan Popularitas Salah Satu Calon Walikota atau wakil Walikota, maka semakin besar kesempatan nya untuk berhasil menenangkan Pilkada, apalagi dengan memanfaatkan kelemahan para calon lainnya yang belum Populer di kalangan

seluruh masyarakat yang tinggal di kota Pematangsiantar pasti mengetahui Ikon kota tersebut, dan dengan memanfaatkan hal tersebut pasangan calon nomor 4 menggandeng komunitas tersebut untuk memperoleh simpati dari masyarakat golongan menengah kebawah. Untuk pasangan calon nomor urut 1 dan 3 yang memang juga masih belum terlalu diketahui oleh masyarakat namun setiap pasangan juga memiliki cara yang berbeda-beda untuk memperoleh popularitas mereka dan sambil menarik perhatian dari masyarakat untuk nantinya akan memberikan hak suaranya.

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Partisipasi Politik masyarakat di Kecamatan Siantar Timur berdasarkan intensitasnya terbagi dalam beberapa bentuk yakni sebagai Pemilih, Pengurus Partai Politik, dan Panitia Pemilhan Kecamatan (PPK), Tim Kampanye, dan Simpatisan Kampanye. Masyarakat sebagai pemilih ditunjukan dalam bentuk pemberian suara. Sedangkan masyarakat lainnya sebagai pengurus partai politik ditujukan memberikan dukungan dalam bentuk seperti pesera kampanye, juru kampanye. Pada bentuk penyelenggara masyarakat berperan sebagai Penyelenggara Pilkada atau panitia pelaksanaanpilkada baik sebagai Komisi Pemilihan Umum maupun Panitia Pemilihan Kecamatan, dan Tim kampanye sebagai meencari, mengatur, dan memobilisasi masyarakat ataupun simpatisan pendukung didalam sebuah kampanye sebagai bentuk dukungan kepada salah satu pasangan Calon/Kandidat Walikota dan Wakil Walikota

2. Susunan Pemilih dibagi menjadi 3 yaitu : Pemilih Pemula, Pemilih Manula, dan Pemlih Intelektual.

- Pemilih Pemula yang menunjukkan model perilaku memilih ini dalam menjatuhkan pilihan politiknya masih adanya sikap apatis masyarakat kecamatan Siantar Timur tidak ingin terlibat didalamkegiatan Pilkada pada kalangan pemilih pemul karena merasa itu merupakan bukan hal yang penting untuk diikuti, dan juga ada yang mengikuti tetapi karena merasa itu adalah kewajiban yang harus diikuti. dan juga pemilih pemula didalam menentukan pilihannya terhadap salah satu pasangan calon cenderung mendapatkan preferensi yang labil atau tidak stabil. Karena mereka menentukan dari faktor luar seperti keluarga, ataupun teman, tidak berdasarkan penilaian pribadi atau kritis.

- Pemilih Manula yang menunjukan model perilaku pemilih yang lebih berpatsisipasi dalam pilkada, dimana mereka memiliki respon yang sama dengan pilkada sebelumya yang sudah pernah mereka ikuti, dan dari aspek menentukan pilihannya mereka cenderung sudah memiliki penilaian tersendiri terhadap calon/kandidat

- Pemiih Intelektual yang menunjukan model perilaku pemilih yang sangat kritis didalam pilkada, dimana mereka sudah pasti ikut berpartisipasi dalam pilkada dan dalam menentukan pilihannya sebelum menjatuhkan pilihannya pemilih intelektual cenderung sangat kritis dalam melihat calon/kandidat baik dari sektor pendidikan., kemampuan, ataupun program atau partai pendukung calon tersebut

3. Partisipasi Partai Politik, dalam penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa partai politik memiliki banyak peran dan pengaruh didalam jalannya pilkada di kota pematangsiantar. Bentuk-bentuk partisipasi partai politik adalah dari melakukan seleksi terhadap calon dan pasangannya partai juga berperan mencari dukungan kepada calon yang mereka usung dan juga menyusun strategi kemenangan untuk calon ataupun kandidat mereka. partai juga memiliki kemampuan untuk menjaring dukungan, selain itu partai juga berada di pihak masyarakat dan berkepentingan langsung dengan masyarakat, dan juga sebagai sarana komunikasi politik dari masyarakat kepada pemerintah ataupun sebaliknya.

4. Kecenderungan Prilaku politik masyarakat di dalam pilkada menunjukan partisipasi masyarakat yang baik, dimana hampir seluruhnya masyarakat di Kec. Siantar Timur yang lebih memilih ikut berpartisipasi dalam pilkada, dimana masyarakat menilai bahwa ikut berpartisipasi dalam pilkada merupakan sebuah kewajiban yang wajib dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia dimana sebuah negara yang demokratis. Dan dimana masyarakat di Kec. Siantar Timur rata-rata menentukan pilihan atau memberikan hak suaranya sebagian berdasarkan faktor emosiaal seperti :

kenalan, kerabat, keluarga, satu perkumpula, dan calon yang berasal dari daerah lebih disukai.

5. partisipasi pemilih yang Intelekual dimana masyarakat Kec. Siantar Timur hampir seluruhnya yang ikut dalam berpartisipasi menjatuhkan pilihannya dilatar belakangi dari penilai-penilaian mereka sendiri, dimana masyakar mengambil kesimpulan sendiri dan melakukan evaluasi terhadap calon-calon walikota, seperti melihat kinerja atau partisipasi apa saja yang sudah diberikan ataupun visi-misi apa yang berikutnya akan dijalakan yang nantinya akan berdampak baik terhadap masyarakat.

6.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Masyarkat Kecamatan Siantar Timur bekerja sama dengan Pemerintah, partai

politik, dan tokoh politik agar peningkatan partisipasi politik masyarakat dapat lebih berkualitas

2. Perlunya diadakan pendidikan politik usia dini bagi remaja umumnya yang akan menginjak usia 17 tahun agar mereka tidak merasa apatis bahwa mengikuti Pilkada merupakan bukan hal yang penting dan juga masyarakat dapat memahami proses pemilihan agar tidak banyak yang salah dalam menggunakan Surat suara dialalam pelaksanaan pilkada.

Dokumen terkait