• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prilaku Politik Masyarakat Dalam Pilkada (Studi di Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar Pada Pilkada Tahun 2016) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prilaku Politik Masyarakat Dalam Pilkada (Studi di Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar Pada Pilkada Tahun 2016) Chapter III VI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PILKADA TAHUN 2016 DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

3.1 Profil Kecamatan Siantar Timur

Kecamatan siantar timur merupakan salah satu dari 8 (delapan) kecamatan yang terdapat di kota Pematangsiantar, kecamatan siantar timur juga dibagi menjadi 7 (tujuh) kelurahan/desa dengan luas wilayah dan jumlah pendnduk nya di tiap kelurahan diantaranya sebagai berikut :

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Siantar Timur

Kecamatan Siantar Timur terletak antara : 3.01’09”-2.54’40” Lintang Utara dan 99.06’23” –99.01’10” Bujur Timur dengan ketinggian 400 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 4.520 km2serta berbatasan dengan :

(2)

Foto 3.2. Foto Kantor Kecamatan Siantar Timur

3.1.1 Luas Wilayah, dan jumlah penduduk di Kec. Siantar Timur Tabel 3.1

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk tiap kelurahan

No. Kelurahan Luas Wilayah

(Km2)

Jumlah penduduk (Jiwa) 1 Kelurahan Kebun Sayur 0.375 4.248

2 Kelurahan Tomuan 0.910 9.575

3 Kelurahan Pahlawan 0,420 2.628

4 Kelurahan Siopat Suhu 1,870 10.882

5 Kelurahan Merdeka 0,230 3.508

6 Kelurahan Pardomuan 0,255 4.412

7 Kelurahan Asuhan 0,260 4.949

Jumlah 4,520 40,202

Sumber : Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar tahun 2016

(3)

3.2Jumlah dan Susunan Pemilih 3.2.1 Jumlah Pemilih

Pilkada yang dilaksanakan di kota Pematangsiantar dikuti oleh 56ublic seluruh masyarakat kota Pematangsiantar, dimana masyarakat mengikuti dan berpartisipasi terharap kegiatan tersebut. Berikut daftar jumlah Pemilih yang terdaftar didalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar

Tabel 3.2

Daftar Rekapitulasi DPT

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Siantar Barat 13.724 41.779 28.503

2 Siantar Marihat 6.922 7.352 14.274

3 Siantar Marimbun 5.371 5.909 11.280

4 Siantar Martoba 14.360 15.425 28.785

5 Siantar Selatan 6.901 8.104 15.005

6 Siantar Sitalasari 10.534 11.781 22.315

7 Siantar Timur 11.963 12.875 24.838

8 Siantar Utara 20.976 22.337 43.313

Jumlah 90.751 94.562 188.313

Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017

(4)

3.2.2 Susunan Pemilih

Susuan Pemilih juga dapat dibagikan menjadi tiga kategori pemilih didalam pilkada yaitu Pemilih Pemula Pemilih Manula, dan Pemilih Intelektual ketiga kategori tersebut juga memilki pengaruh terhadap perilaku masyarakat didalam pilkada baik dari segi partisipasi masyarakat maupun dari perilaku masyarakat didalam menentukan kemana nantinya ia akan memberikah hak suaranya dengan penilaian pribadinya.

3.2.2.1Pemilih Pemula

Pemilih pemula mayoritas memiliki rentang usia 17-23 tahun. Dan mayoritas pemilih pemula adalah pelajar (SMA), mahasiswa dan perkerja muda. Pemilih pemula merupakan pemilih yang sangat potensial dalam perolehan suara pada Pemilu. Perilaku pemilih pemula memiliki karakteristik yang biasanya masih labil dan apatis, pengetahuan politiknya kurang, cenderung mengikuti kelompok sepermainan dan mereka baru belajar politik khususnya dalam pemilihan umum. Ruang-ruang tempat di mana mereka belajar politik biasanya tidak jauh dari ruang yang dianggap memberikan rasa kenyamanan dalam diri mereka. Adapun ruang-ruang tempat belajar politik tersebut yaitu, pertama, ruang-ruang keluarga. Di dalam lingkungan keluarga mereka belajar berdemokrasi pertama kali, faktor keluarga sangat mempengaruhi cara pandang mengenai seluk-beluk kehidupan yang ada di sekitarnya, termasuk pendidikan politik diperoleh pertamakali dari ruang keluarga. Keluarga mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi secara emosional, sehingga faktor orang tua bisa membentuk perilaku pemilih mereka. Seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini

Menurut Daniel Sipayung 22 Tahun pada Wawancara 26 Mei 2017. Pukul 17.30 WIB menyatakan bahwa:

(5)

bias dibilang dari hasil kerjanya kan, aman aman ajanya kota ini gak ada isu-isu

yang buruk lah selama ia menjabat jadi walikota sebelumnya”.jawabnya

Tidak berbeda dengan yang diutarakan Ruben Panjaitan 21 Tahun, pada wawancara pukul 17.30 WIB, menyatakan bahwa:

“ Aku kemarin kata orang bapak sudah memperoleh kartu pemilih, jadi sebuah kewajiban lah untuk memilih. Meskipun aku tidak faham apa itu pemilukada. Tapi orangtuaku menyuruh untuk memilih seorang kandidat, yaudah asal kupilih ajalah situ siapa yang cocok kurasa, kalo soal cara saya menentukan pilihan saya yaa kan saya tidak terlalu mengenal calon itu nya bang, paling saya Tanya-tanya ke teman-teman yang lain dulu bang siapa yang kira-kira bagus jadi

walikota kita gitu nya bang, haha jawabnya, ”

Ada juga informan yang memang tidak ikut berpartisipasi dan sepertinya tidak tertarik dengan kegiatan Pilkada karena menurutnya kegiatan tersebut tidak terlalu penting untuk diikuti secara wajib seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini :

Menurut Samuel Simangunsong 23 Tahun, Mahasiswa, pada wawancara tanggal 17 Juli 2017 Pukul 14.30 WIB mengatakan bahwa :

“ Aku kemarin sudah terdaftar di sebegai salah satu pemilih . Dan kartu pemilihku juga sudah diantar kan sama orang KPU itu, tapi aku gak ikut memilih bang,haha” ya kemarin aku juga sedang ada kerjaan makanya gak ikut memilih bang, lagian kan tidak nya kita harus ikut kan, gak ada nya sanksinya kalo kita

gak ikut memilih kan bang. Haha. Jawabnya

Hal yang sama juga disampaikan oleh infoman wanita yang juga lebih memilih untuk tidak memberikan hak suaranya ataupun berpartisipasi didalam pilkada , berikut wawancanya

Menurut Lusiana br. Sinaga 18 Tahun Siswa SMA, pada wawancara 17 Juli 2017 Pukul 15.00 WIB mengatakan bahwa :

“ iya bang tau saya pilkada kemarin bang. Iya saya juga udah dapat nya kartu pemilihnnya diantarkan kerumah, tapi gak ikut aku kemarin itu bang. Ah lagian gak nya pengaruh kali itu kan, lagian gak nya ada untungnya mau ikupun atau atau tidak ikut kita, toh gini-gini ajanya kota kita ini bang. Sikit kemajuannya” jawabnya

Salah satu Informan yang ikut memberikan hak suaranya dalam pemilu juga memberikan informasi berbeda dari hasil wawancara, berikut informasi dari informan berikut,

(6)

“ kalo soal pilkada kemarin saya tidak ikut bang, saya memang ikut mencoblos salah satu calon, tapi ya namanya pengetahuan politik saya kan bias dibilang kurang, masih belum paham-paham lah aku tentang politik ini bang jadi yang mana yang kukenal itu nya kemarin kupilih bang, pas kali ada yang marga purba kan bang wakilnya pak Tedy itulah kemarin kuambil bangcuma itunya yang

kukenal bang dan kuliat pun visi misinya yang lebih baik bang haha” jawabnya

Dari beberapa hasil wawancara di atas yang di utarakan Daniel bahwa mereka diarahkan oleh orang tuanya kerena tidak tahu-menahu menunjukkan karena mereka kurang paham atau mengetahui isu politik. Model perilaku ini tidak banyak yang dialami oleh seorang anak terhadap orang tuanya karena dengan sendirinya mereka akan senantiasa dan membenarkan apa yang menjadi kehendak orang tuanya. Sementara itu informan lainya Samuel dan lusiana sinaga lebih memilih untuk bersikap apatis terhadap pilkada kota pematangsiantar karena mereka menilai bahwa pilkada tidak merupakan hal yang begitu penting dan harus untuk diikuti oleh setiap masyarakat, dan kurangnya pengetahuan politik yang juga berdampak pada pemngambilan keputusan yang dilakukan oleh masyarakat pemilih pemula Kec. Siantar Timur

(7)

Faktor yang sangat penting adalah bagaimana pemilih pemula tak menjatuhkan pilihan politiknya karena faktor popularitas belaka. Kecenderungan pemilih pemula akan menaruh simpati kepada kandidat atau caleg dari kalangan yang sudah dikenal dibandingkan dengan kandidat yang masih baru. Oleh karena itu, segenap komponen atau orang yang memiliki otoritas wajib meliterasi (politik) pemilih pemula supaya menjadi pemilih yang kritis dan rasional (critical and rational voters). Artinya dalam menjatuhkan pilihannya bukan karena faktor popularitas, kesamaan etnis dan kedekatan emosional, namun karena faktor rekam jejak, visi misi, kredibilitas dan pengalaman birokrasi. Upaya tersebut adalah bagian dari political empowerment bagi warga negara terutama perilaku pemilih pemula dan karena melihat potensi suara pemilih pemula yang signifikan pada Pilkada 2016. Hal itu penting karena pemilih pemula adalah pemilih yang ikut andil menentukan pemimpin kota Pematangsiantar tidak hanya pada Pilkada 2016 namun juga pilkada-pilkada selanjutnya. Perilaku pemilih pemula menjadi indikator kualitas demokrasi secara substansial pada saat ini dan masa akan datang. Karena kondisinya masih labil dan mudah diberikan wawasan politik dan demokrasi secara benar baik dari suprastruktur politik maupun infrastruktur politik. Maka pemilih pemula masih terbuka menjadi pemilih yang cerdas dan kritis dalam menentukan pemimpin di tempat mereka sendiri atau pun bahwa dalam skala Pemilu yang lebih besar seperti pemilihan Gubernur ataupun Presiden.

3.2.2.2Pemilih Manula

Pemilih manula merupakan pemilih yang dikategorikan sebagai pemilih yang memiliki usia diatas 24 tahun dan bahkan sudah Lansia yang sudah memiliki pengalaman minimal 2 ataupun lebih banyak didalam setiap kegiatan Pilkada, pemilih manula biasanya memiliki sikap yang andil dan tidak cangung didalam pilkada karena memang sudah pernah bahkan sering dijalani nya. Pemilih manula sudah merasa kalau pilkada merupakan tradisi tiap 5 tahunan untuk memilih pemimpin daerah seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini :

(8)

“ iya ibu sudah sering lah mengikuti pilkada, pemilu, ataupun pilpres, hampir setiap ada pemilihan ibu selalu ikut berpartisipasi sebagai pemiih, ya memang sudah menjadi hal yang biasa, ya bagaimanapun itu kan memang kewajiban kita untuk memberikan partisipasi hak suara kita kepada salah satu calon yang kita piih, kalau ibu sendiri menentukan calon ya punya pertimbangan tersendiri seperti dilihat dari kualitasnya dan pengalamannya dulu apakah sudah pernah ataupun sudah memiliki integritas yang baik untuk menjadi pemimpin”

jawab ibu T. Tarigan

Sementara itu informan lainnya yang merupakan seorang Guru SMP swasta di Kec. Siantar timur Bapak J silalahi 53 Tahun pada wawancara tanggal 19 Juli Pukul 14.00 WIB mengatakan :

“ iya saya sudah berkali-kali mengikuti pemilihan baik pemilihan presiden partai, caleg, ataupun walikota, yang terakhir saya ikuti memang pemilihan walikota kita kemarin ini lah, kalau soal mengapa saya ikut berpartisipasi ya tentunya karna saya warga indonesia, seorang warga indonesia diberikan hak untuk memberikan suaranya saat memilih pemimpin, betul kan? Jadi menurut saya saya ikut berpartisipasi karena merupakan sudah kewajiiban yang diberikan oleh negara kepada saya untuk saya ikuti. Begitulah. Kalau soal saya menentukan pilihan atau calon yaa itu berbagai macam lah, tapi yang pasti saya melihat dulu program-program yang akan dia berikan kepada kita nantinya., seperti kemarin kalau tidak salah saya suka melihat program pasangan calon nomor urut 2 yaitu bapak TRS-Zainal dimana mereka fokus ke pendidikan, jadi saya sebagai gutu

juga pasti memiliki tujuan yang sama dengan ia. Seperti itulah kita-kira. Jawab

Bapak J. Silalahi

Berbeda dengan yang diutarakan oleh Ibu S. Dalimunthe 51 Tahun pada wawancara pada tanggal 19 Juli 2017 Pukul 15.30 WIB mengatakan :

“ iya saya tentunya sudah berkali-kali mengikuti Pilkada ini, ya sudah banyak lah, tetapi untuk pemilu terakhit kemarin saya tidak ikuti gak ada yang jelas kuliat, adek liat sendirilah sudah diundur satu tahun gak jelas lagi, macam gak ada gunanya saya liat pilkada ini. Yang ada malah melahirkan konflik dimana-mana. Kalau soal partisipasi ya tentunya saya tidak ikut berpartisipasi pilkada terakhir ini, lebih baik golput toh juga akkana pamangus do sude i dang

porlu i. Haha í jawab ibu S. Dalimunthe

Menurut Bapak Radiman Sitanggang 52 Tahun, wawancara tanggal 19 Juli 2017 puul 16.20 WIB menyetakan :

“ iya saya juga turut berpartisipasi dalam pilkada kemarin, bahkan didalam pilkada sebelumnya termasuk pemilihan caleg mauupun presiden saya ikuti, ya kanrena itu memangsuatu kewajiban kita kan, baaimana kita memberikan aspirasi kita dalam bentuk surat suara. Kalau soal menentukan pilihan kita yaa kalau aku ya jujur aja kemrin saya pilih alm Hulman. Itu nya ya karna penilaian saya dia baiknya dalam jabatan sebelumnya menjadi walikota kita, lagian kita kan bisa dibilang masih bertetangga , orang kampung kitanya dia

(9)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilih manula yang sudah memiliki pengalaman dalam mengikuti pilkada memiliki respon yang hampir sama dengan lainnya, dimana mereka juga turut memilih ikut berpartisipasi dalam pilkada disebebkan karena kewajiban yang harus diikuti oleh setiap masyarakat. Walaupun masih ada informan juga yang memilih tidak berpartisipasi ataupun bersikap apatis dikarenakan banyaknya konflik yang terjadi dan ia menggangap itu tidak terlalu penting untuk selalu diikuti oleh masyarakat. Namunn jika penulis sendiri mengambil kesimpulan dari beberapa informan yang ada di Kecamatan Siantar Timur pemilih manula juga masih sangat berpartisipasi dalam pilkada yang berlangsung. Dan memeiliki cara cara tersendiri dalam menentukan pilihannya.

3.2.2.3Pemilih Intelektual

Pemilih Intelektual adalah pemilih yang memimiliki criteria yang sangat kritis, dan lebih cenderung pada 62ublic62o policy-problem-solving alias mereka akan pilih partai/kandidat berdasarkan track record, program kerja, dan karakteristik parpol/kandidat yang dianggap mumpuni. Pemilih jenis ini sulit dipengaruhi secara dogmatis, tradisional, sebab mereka mengandalkan analisis kognitif dan pertimbangan logis. Pemilih intelektual tidak akan mempan atau tidak akan terpengaruh sedikitpun tentang janji-janji atau pun kampanye-kampanye yang telah bediberikan, pemilih dengan sifat intelektual tidak mengutamakan apa suku, agama, ras dan lainnya. Pemilih tersebut akan selalu kritis dalam menganalisis kaitan antara ideologi partaidengan kebijakan yang akan dibuat apabila parpol atau calon memenangkan pemilu. Artinya, sebelum memilih, pemilih akan melihat ideologi parpol atau caleg untuk kemudian memperkirakan kebijakan apa yang akan dihasilkan nantinya.Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan berikut yang saya golongkan dalam kategori pemilih intelektual :

(10)

“saya pilih Wesly – Salianto karena ada beberapa hal, yaitu karena kandidat tersebut memiliki banyak penghargaan, dan sudah sangat banyak sekali Pengalaman-pengalaman baik di pemerintahan maupun di swasta, sudah saatnya lah kota ini mendapatkan pemimpin yang lebih berpengalaman lah, dan juga mereka didukung oleh Partai yang menurut saya sekarang sedang berkembgang

seperti PDI – Perjuangan yang sekarang sedang berkuasa dan membuat

perubahan banyak dengan program presiden tentunya “ jawabnya

Pernyataan di atas tidak berbeda dengan yang diutarakan oleh Bpk Suhendra 44 tahun, wawancara pada tanggal 27 Mei 2017, Pukul 15.30 WIB mengatakan :

“kalau dilihat dari visi-misi yang ditawarkan sangat bagus dan masuk akal. Khususnya dalam Pendidikan, karna daerah menurut saya untuk menghasilkan masyarakat yang baik dan berguna harus didasari dengan pendidikan yang baik pula, tapi ya tetap tidak menang dia di pilkada kemren itu haha. ” jawab pak Suhendra

Menurut Bapak Kardo Nainggolan 32 Tahun pada wawancara tanggal 20 Juli 2017 Pukul 14.00 WIB mengaatakan :

”pilkada ini memang menarik, dimana para calon calon kandidat masing masing memperjenalkan dirinya dan membuat dirinya menjadi menarik dan diperhatikan orang. Masing-masing calon memberikan janji-janji kepada masyarakat jika nantinya ia akan terpilih menjadi walikota. Ya siapa yang memiliki program lebih baik tentunya akan diminati oleh warga ka, tapi saya lebih condong ke jejak rekam nya para calon calon ini. Dari situ kita bisa lihat prestasi apa saya yang sudah ia peroleh selama ini, apakah dia memang benar-benar bisa jadi pemimpin atau tidak. Atau hanya sekedar janji-janji yang tidak terealisasi,” kalo soal partisipasi ya saya pasti ikut berpartisipasi, saya sudah tiga kali mengikuti pilkada di siantar ini” jawabnya.

(11)

3.3. Proses Pemilihan

Adapun Tahapan-tahapan proses pemilihan dalam Pilkada secara langsung dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap Persiapan meliputi :

1. Pemberitahuan DPRD kepada KDH dan KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah.

2. Dengan adanya pemberitahuan dimaksud KDH berkewajiban untuk menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah dan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD. 3. KPUD dengan pemberitahuan dimaksud menetapkan rencana

penyelenggaraan Pemilihan KDH dan WKDH yang meliputi penetapan tatacara dan jadwal tahapan PILKADA, membentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara pemungutan Suara (KPPS) serta pemberitahuan dan pendaftaran pemantau.

(12)
(13)

semua pasangan calon secara adil dan setara serta berkoordinasi dengan instansi teknis seperti Diknas apabila ijazah cajon diragukan. Begitu juga apabila terjadi pencalonan ganda oleh Partai Politik agar dikonsultasikan dengan pengurus tingkat lebih atas Partai Politik yang bersangkutan. Dalam melakukan penelitian persyaratan pasangan calon agar dilakukan secara terbuka, apa kekurangan persyaratan dari pasangan calon dan memperhatikan waktu agar kekurangan persyaratan tersebut dapat dilengkapi oleh pasangan calon. Bila ada persyaratan yang belum lengkap agar diberitahukan secepatnya untuk menghindari prates dan ketidak puasan Partai Politik atau pasangan calon yang bersangkutan. Didalam menyelenggarakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, KPUD menetapkan sebagai bagian pelaksana tahapan penyelenggaraan pemilihan, sehingga diperlukan langkah-langkah koordinasi yang optimal.

(14)
(15)

3.4. Hasil Pilkada di kota Pematangsiantar dan Kec. Siantar Timur

Setelah dilaksanakannya Proses pemilihan, makan selanjutnya dilakukan rekapitulasi pemungutan surat suara guna menghitung jumlah surat suara sah yang digunakan dalam pilkada, suara sah yang telah dihitung kemudia diperiksa dan di hitung ke setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota, pemeriksaan surat suara yang sah disaksikan oleh masyarakat sebagai pemilih, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), Pengawas Lapangan, Pengawas Kcamatan, Pengawas Kabupaten/Kota, Saksi-saksi dari Partai yang turut berpartisipasi ataupun berkoalisi ddalam pilkada serta Saksi-saksi dari masing-masing calon Walikota dan Wakil Walikota. Berdasarkan rekapitulasi dan hitungan surat suara yang sah yang telah dilakukan dan disaksikan oleh saksi dari masing-masing calon Walikota dan Wakil walikota , saksi-saksi dari Partai dan juga Panwaslu tersebut maka telah diperoleh hasil Surat suara sah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Data Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar

No Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Persentase

1 Sujito dan Djumadi, SH 4.046 3,78%

2 Hulman Sitorus, SE dan Hefriansyah, SE,

MM 59.401 55,05%

3 Teddy Robinson Siahaan dan Zainal Purba 18.836 14,45% 4 Wesly Silalahi dan H. Sailanto 25.609 23,75%

Jumlah 107.892 97,03%

Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017

(16)

1. Hasil tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari setengah masyarakat di kota Pematangsiantar kembali memberikan hak suaranya kepada Calon nomor urut 2 tersebut, dan juga pasangan nomor urut 1 yang merupakan pasangan yang maju dari jalur independen mendapatkan dukungan ataupun surat suara yang paling sedikit 69ublic69or69 69ublic69or69 lainnya. Hal ini menunjukan kepercayaan masyarakat kepada walikota yang sebelumnya menjabat di Kota Pematangsiantar dinilai baik oleh masyarakat.

2. Dari total seluruh surat suara yang masuk tersebut hanya 107.892 surat suara yang sah, sementara itu surat suara tidak sah berjumlah 7.628 surat suara, dimana surat suara yang tidak sah merupakan surat suara yang tidak memenuhi criteria dalam pemilihan dan dianggap tidak layak untuk dipakai seperti contohnya surat suara yang sudah rusak, atau didalam kertas surat suara ada yang menjatuhkan pilihannya kepada lebih dari satu pasangan calon walikota atau wakil walikota, serta salah nya cara untuk memilih di dalam surat suara. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya pemahan masyarakat dalam proses pemilihan atau biasanya dilakukan dengan cara Pencoblosan di dalam surat suara

3. Sementara itu data hasil rekapitulasi4 yang di peroleh dari Kecamatan Siantar Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Data Hasil Perhitungan Surat Suara di Kecamatan Siantar Timur

No Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Persentase

1 Sujito dan Djumadi, SH 444 2,63%

2 Hulman Sitorus, SE dan Hefriansyah, SE,

MM 9.499 57,15%

3 Teddy Robinson Siahaan dan Zainal Purba 3.335 20,06% 4 Wesly Silalahi dan H. Salianto 3.342 20,10%

Jumlah 16.620 100%

Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017

(17)

Dari data tabel perhitungan surat suara diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan nomor urut 2 yaitu Hulam Sitorus SE, dan Hefriansyah SE, MM memperoleh suara terbanyak di Kecamatan Siantar Timur yang mencapai 9.499 suara atau sekitar 57,15% dari total 16.620 surat suara yang sah diperoleh dari Kecamatan Siantar Timur, dikuti dengan Calon nomor urut 3 dan 4 yang bersaing ketat karena memiliki sedikit selisih surat suara yang diperoleh yaitu pasangan nomor urut 3 TRS-Zainal memperoleh 3.335 surat suara sah atau 20.06% dan Wesly Silalahi-H.Sailanto memperoleh 3.342 surat suara sah atau 20.10% sedangkan untuk pasangan nomor urut 1 yaitu Sudjito dan Djumadi, SH memperoleh sangat sedikit surat suara sah yaitu 444 surat suara sah atau 2.63%, hal tersebut merupakan hal wajar dikarenakan pasangan nomor urut 1 merupakan pasangan Calon yang maju melalui jalur perseorangan atau independent. Hasil diatas juga menunjukan bahwa di Kecamatan Siantar Timur lebih dari setengah masyarakatnya memberikan hak suaranya kepada Pasangan Nomor urut 2, yang memang bertempat tinggal di Kec. Siantar Timur.

3.5. Pelanggaran-Pelanggaran dalam Proses Dalam Pilkada 3.5.1. Pelanggaran Administrasi

Dalam pelaksanaan pilkada juga tidak terlepas dari sengketa ataupun permasalah maupun pelanggaran yang dilakukan oleh para calon ataupun kandidat yang ikut dalam kontes Pilkada di kota Pematangsiantar Tahun 2015, berdasarkan klarifikasi dari Anggota KPU Bpk. Jafar Sidik Saragih mengungkapkan adanya sengketa ataupun pelanggaran di dalam Pilkada diantaranya adalah adanya pelanggaran Administrasi yang dilakukan oleh Calon Walikota dan Wakil Walikota pasangan Nomor urut 2 yaitu pasangan Bpk, Hulman Sitorus, S.E dan Hefriansyah S.E, dimana pasangan tersebut dilaporkan oleh dua pasangan Calon Walikota lainnya yaitu pasangan calon nomor urut 3 TRZ-Zainal dan Pasangan nomor urut 4 Wesly – Sailanto, dimana pelanggaran administrasi yang dilakukan adalah adanya dugaan pengumpulan formulir C6 atau surat undangan pemilih yang dilakukan oleh Tim Sukses,

(18)

calon tersebut ditolak dalam seleksi calon walikota dan wakil walikota karena tidak memenuhi syarat dan telah mengabaikan Undang-Undang tahun 2015 tentang pilkada. Dimana pasangan tersebut yang didukung oleh partai yang bersengketa dan menurut KPU pasangan tersebut harus menerika SK dari kedua pihak yang bersengketa baru dinyatakan sah dan dapat ditetapkan menjadi calon walikota dan wakil walikota pada Pilkada di Pematangsiantar, Namum dari pihak pasangan calon numor urut 5 Surfenov sirait justru kembali menempuh jalur hukum guna mempertahankan dirinya, dan ia melanjutkan gugatan lebih lanjut. Buntut dari gugatan tersebut maka dikeluarkan putusan dari PTUN melakukan penundaan pilkada selama satu tahun sampai tahun 2016.

3.5.2. Indikasi Pelanngaran Money Politik

(19)

digunakan oleh tim terkait untuk memobilisasi masyarakat yang nantinya akan dijadikan sebagai pemilih di kota pematangsiantar, masyarakat yang dimobilisasi diduga berasal dari labuhan batu selasan (labuset), dimana masyarakat yang berasal dari sana dibawa ke siantar untuk selanjutnya diberikan formulir C6 berupa undangan mengikuti pilkada dan kemudian ikut memilih ke TPS dengan memilih pasangan calon yang terlapor. Berikut keterangan yang diperoleh atas dugaan tindakan kecurangan yang telah dilakukan salah satu pasangan calon.

(20)

BAB IV

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PILKADA TAHUN 2016 DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

4.1. Partisipasi Partai Politik dalam pilkada

Partai Politik5 merupakan organisasi yang merupakan suatu wujud partisipasi masyarakat yang dibentuk atas dasar persamaan, kehendak, dan cita-cita untuk kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan Negara melalui Pemilu atau Pilkada. Partai Politik juga merupakan salah satu yang paling berperan didalam terlaksananya Pemilu ataupun Pilkada, Partai Politik berpartisipasi sebaga Pendukung atau Pengusung Calon dan Wakil Calon yang akan maju kedalam Pemilihan.

Partai Politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan jumlah paling sedikit 20% dari kursi Dewa Perwakilan Rakyat Daerah di daerah yang bersangkutan.

1. Syarat-syarat pembentukan partai politik

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembentukan partai politik : a. Didirikan oleh sekurang-kurangnya 50 orang warga 73ublic RI dan telah

berusia 21 tahun dengan akta 73ublic73o.

b. Akta 73public memuat AD dan ART dlsertgn daftar kepengurusan tingkat nasional

c. Didaftarkan pada Departemen Kehakiman dengan Syarat :

o MemiIiki akta 73ublic73o pendirian partai politik sesuai UUD 1945 dan

Peraturan perundang-undangan lainnya.

o Mempunyai kepengurusan sekurang—kurangnya 50% dari jumlah

provinsi, 50% dari jumlah kabupaten/kota, 25% dari jumlah kecamatan pada setiap kabupaten/kota

o Memiliki nama, 73ublic73, tanda gambar yang tidak mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, 73ublic73, tanda gambar partai politik lain.

5

partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk

(21)

2. Asas dan Ciri partai politik

Asas partai politik tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Setiap partai politik dapat mencantumkan 74ubli tertentu sesuai dengan kehendak dan cita-cita yang tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan UU.

3. Tujuan partai politik

Tujuan umum partai politik adalah :

a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

b. Mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam 74ublic kesatuan RI.

c. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

4. Fungsi, hak dan kewajiban partai politik

Fungsi partai politik sebagai sarana adalah sebagan berikut :

a. Pendidikan politik bagi angotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga 74ublic RI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bemegara

b. Pencipta iklim kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.

c. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan 74ublic.

d. Partisipasi politik warga 74ublic.

Hak yang dimiliki partai politik:

(22)

c. Mendapatkan hak cipta atas nama, 75ublic75 dan tanda gambar partai dari departemen kehakiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Ikut serta dalam pemilu sesuai dengan ketentuan UU tentang pemilu. e. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga perwakilan

rakyat.

f. Mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Kewajiban partai politik adalah :

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Memelihara dan mempertahankan keutuhan 75ublic kesatuan RI. c. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

d. Menjunjung tinggi supremasi 75ubli, demokrasi dan hak asasi manusia.

e. Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik.

5. Syarat menjadi anggota partai politik yaitu :

a. Warga 75ublic Indonesia yang telah berumur 17 tahun/sudah kawin. b. Bersifat sukarela, terbuka , tidak diskrimatif bagi warga 75ublic

Indonesia.

c. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai yang bersangkutan.

6. Larangan partai politik

a. Partai politik dilarang menggunakan nama, 75ublic75 atau tanda gambar yang sama dengan :

 Bendera atau 75ublic75 75ublic RI

 Lambang 75ublic atau 75ublic75 pemerintah

 Nama, bendera, 75ublic75 75ublic lain dan nama, bendera, Iambang 75ublic/badan internasional

(23)

 Lambang partai politik lain, baik pokoknya maupun sebagian b. Partai politik dilarang

 Melakukan kegiatan yang bertentangan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

 Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI

 Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah 76ublic dalam memelihara persahabatan dengan 76ublic lain dalam rangka ikut memelihara ketertiban dan perdamaian dunia.

c. Partai politik dilarang menerima

 Atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.  Sumbangan, baik berupa barang atau uang dari pihak manapun tanpa

mencantumkan identitas yang jelas.

 Sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan usaha melebihi batas yang ditetapkan.

 Partai politik dilarang mendirikan badan usaha/memiliki saham suatu badan usaha.

 Partai politik dilarang menganut, mengembangkan, menyebar luaskan paham komunis

7. Keuangan partai politik

Sumber keuangan parpol untuk membiayai program kerjanya berasal dari : a. Iuran anggota

b. Sumbangan yang sah menurut 76ubli c. Bantuan dari anggaran 76ublic

Berikut daftar partai politik yang ikut dalam pilkada Kota Pematangsiantar tahun 2016 :

(24)

 Pasangan Nomor urut 2 Hulman Sitorus S.E dengan Hefriansyah mengikuti Pilkada dengan diusung oleh satu partai pendukung yaitu Partai Demokrat.

 Pasangan Nomor urut 3 Tedy Robinson Siahaan dengan Zainal purba megikuti Pilkada dengan koalisi Partai Nasdem, Hanura, PAN, dan Golkar.

 Pasangan Nomor urut 4 Wesly Silalahi dengan H. Sailanto mengikuti pilkada dengan koalisi partai pendukung PDI – Perjuangan, PKS dan PKPI.

Menjadi Anggota atau Pengurus Partai Politik juga merupakan bukan hal yang baru yang kita temukan, karena menjadi Anggota Partai Politik atau Pengruus Partai politik juga memiliki keuntungan dan manfaat tersendiri, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan yang juga merupakan Anggota Partai Demokrat Siantar Timur

Menurut Bpk. Hotman Simarmata 32 Tahun pada wawancara pada tanggal 30 Mei 2017 mengatakan :

“ Jadi Anggota Partai itu ya tentu saja ada manfaatknya banyak pun yang biasa didapatkan, misalnya ya kalau saya nantinya ingin mencalonkan diri sebagai angota legislative, ya otomatis parta saya akan mendukung penuh, nah dukungan dari partai itu kan lebih besar harapannya daripada dukungan dari independen, kita juga 77ubl belajar untuk memulai karir lah dari dunia politik dari senior-senior yang satu partai dengan kita, ya seperti pengalaman lah 77ubl dibilang anggota kita juga kan sudah sangat banyak kalo di kota siantar kita ini. Seperti pas Pilkada kemarin kan Almarhum Walikota kita kan dari partai kita nya itu berturut-turut kan. Nah dari situ kan 77ubl ktia nilai pengaruh partai itu sangat vital lah dibilang. Tapi bukan tempat untuk cari uang ya. Karna kan banyak isu-isu yang beredar kalau parpol itu uangnya banyak pengurusnya banyak gajinya… padahal tidak , di dalam partai politik itu gak ada namanya gaji. Paling di kami itu yang ada hanya honor jika ada keuntungan dari sebuah partai. Itu biasaya ”

(25)

Didalam terlaksanya pilkada partai politik yang juga sebagai pendukung juga memiliki peran peran yang sangat berpengaruh terhadap perolehan surat suara yang akan diperoleh oleh calon ataupun kandidat, karena dukungan partai politik juga memeiliki pengaruh yang besar seperti yang diungkapkan oleh informan yang merupakan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai Nasdem kec. Siantar Timur berikut ini :

Menurut Bapak Drs. T. Sihaloho DPC Nasdem Siantar Timur pada wawancara tanggal 23 Juli 2017 Pukul 11.00 WIB meenyatakan :

“Partai politik memiliki partisipasi dan peran yang sangat penting didalam pemilihan seorang pemimpin ataupun calon kepada daerah, karena partai politik ini adalah pihak yang berkepentingan langsung dengan partisipasi masyarakat, karena masyarakat merupakan sumber dukungan suara bagi eksistensi partai partai politik memiliki peran seperti penjaringan calon ataupun kandidiat , tahap penetapan pasangan calon, tahap kampanye sebagai bentuk mensosialisasikan pilkada, meraih dukungan serta mengatur strategi dalam memenangkan kontes pilkada yang berlangsung, bisa dibibilang partai politik seperti kendaraan para calon ataupun kandidat untuk mencapai kemenangan di dalam pilkada, haha, kalu bukan partai itu yang mendukung ataupun mencari dukungan lalu siapa lagi? Para calon ataupun kandidat tidak akan bisa. Tim sukses atapun tim kampanye juga kan dari partai pendukung, dan bisa dibilang itu juga bagian dari partisipasi partai. Itu sudah bukan rahasia umum lagi kan. Partai juga menjadi sarana komunikasi politik seperti dari pemerintah kepada masyarakat ataupun sebaliknya, dan juga memberikan kesadaran kolektif terhadap pilkada untuk mewujudkan penyelenggaraan pilkada yang berkualitas.”

Jawab Bpk T. Sihaloho.

(26)

4.2. Bentuk Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Siantar Timur 4.2.1. Pemberian Hak Suara (Votting)

Terbukanya pintu demokrasi secara luas di Indonesia memberikan angin segar dalam perkembangan dinamika politik bangsa. Salah satu 79ublic79or berjalannya suatu system politik secara demokratis dan untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik adalah melalui pemberian suara secara langsung dalam pemilu.

Pilkada pada tahun 2016 di Kota Pematangsiantar tingkat partisipasi masyarakat dapat dikatakan aktif dikarenakan dari total jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebagian besar memberikan hak suaranya mulai dari tingkat kecamatan hingga tiap kelurahan turut berperan aktif dalam memberikan hak suaranya, dimana jumlah DPT 188.313 ribu jiwa dan yang menggunakan Hak Pilihnya 115.520 ribu jiwa adatu sekitar 67% dari seluruh jumlah Daftar Pemilih Tetap.

Dalam memberikan suara masyarakat Kecamatan Siantar Timur sebelumnya mendapatkan infornmasi melalui media seperti media elektronik dan media cetak, namun ada juga masyarakat yang mendapatkan informasi tentang pilkada dari masyarakat lain di lingkungannya, serta seluruh masyarakat yang telah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT akan diberikan surat berupa undangan oleh penyelenggara untuk mengikuti kegiatan Pilkada yang akan dilaksanakan.

Dalam memberikan Suara masyarakat Kecamatan Siantar Timur mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimana mereka terdaftar sebagai pemilih. Inilah letak perbedaan dalam system pemberian suara dengan Pilkada sebelumnya, yaitu setiap pemilih benar-benar tercatat sebagai individu yang memiliki hak pilih dalam daftar pemilih tetap dimana jumlah pemilih di Kecamatan Siantar Timur yang masuk dapat DPT adalah 24.838 jiwa. Tingginya jumlah DPT di Kecamatan Siantar Timur juga di imbangi oleh tingginya partisipasi masyarakat untuk ikut memberikan hak suaranya secara dekmokratis.

(27)

politik/suara dalam Pemilihan Umum dan berdomisili di wilayah republic Indonesia atau di luar negeri dan dalam Bab 2 Pasal 4 juga dijelaskan bahwa untuk memilih, warga Negara Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih (DPT), berdasarkan criteria tersebut maka pemilih merupakan individu yang memliki hak suara dalam partisipasi politiknya, dalam konteks penelitian ini pemilih anggota masyarakat Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar

Partisipasi masyarakat pada Pilkada 2016 yang berlangsung di Kec. Siantar Timur Kota Pematangsiantar juga diikuti oleh masyarakat, dimana julah masyarakat di Kec. Siantar Timur turut berpartisipasi didalam pilkada jauh lebiih banyak dibandingkan yang bersifat apatis, ini menunjukan bahwa masyarakat sekarang sudah lebih kritis dan lebih peduli terhadap pemilu. Hal ini dapat ditunjukan dengan data rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pematangsiantar

Tabel. 4.1

Data Rekapitulasi Penggunaan Surat Suara No. Kecamatan Jumlah Surat Suara

yang diterima

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar 2017

(28)

digunakan mencapai 8.108 surat suara, hal ini menjadi pertanyaan kepada penulis kenapa surat suara tersebut tidak digunakan, maka penulis mencari anggota PPK Kecamatan Siantar Timur :

Informan Bapak Jimmy Tampubolon (PPK Siantar Timur) pada Wawancara Tanggal 31 Mei Pukul 11.30 WIB mengatakan :

“ iya saya dulu sebagai PPK Kecamatan Siantar Timur, ya tentu memiliki tugas banyak sesuai yang ditetapkan Oleh KPU kita, kalau soal perilaku atau tanggapan masyarat soal pilkada kemarin ya, kalo menurut saya ya masyarakat memang sudah agak apatis dalam Pilkada tahun kemarin ya mungkin karena pernah itu ditunda selama satu tahun tapi saat kami melakukan sosialisasi tetap ditanggapi dengan baik oleh masyarakat, dan terbukti kan dari hasil rekapitulasinya dari KPU kan sangat banyak masyarakat yang tetao menggunakn hak pilihnya didalam Pilkada, itu artinya kan masyarakat walaupun seperti sudah apatis atau tidak memiliki semangat tetap saja saat dilaksanakannya pilkada

masyarakat tetap 81ubl berpartisipasi dengan baik “ jawab Bpk Jimmy.

Informan berikutnnya Ibu Mastina br. Samosir (PPK Siantar Timur) pada wawacara tanggal 22 Juli Pukul 14.00 WIB mengatakan :

“ ya memang seperti yang dikatakan oleh Divisi Umum bpk jimmy bahwa masih banyak masyarakat di Kec. Siantar Timur yang masih bersifat apatis, hal itu ditunjukan dengan banyaknya surat suara yang tidak digunakan berdasarkan dari daftar DPT Kecamatan Siantar Timur, tapi masih ada juga Faktor lain yang menyebabkan hal itu terjadi, sepeti misalnya tidak semua warga yang masuk daftar DPT masih berada di lokasi Siantar Timur, karna kan DPT sebelumnya diperoleh berdasarkan data dari keteranga Jumlah penduduk didalam satu rumah tangga, nah misalnya didalam rumah tangga tercatat ada 4 orang anggota keluarganya yang sudah berusia diatas 17 tahun atau udah memiliki Hak suara dan menjadi DPT, namun ternnyata ada anggota keluarganya yang sudah diluar kota atau tidak berada di sini lagi, ada yang kuliah diluar kota dan ada yang kerja. Nah hal ini menjadi pemicu utama banyaknya daftat DPT yang tidak dapat hadir, mengikuti dan memberikan hak suaranya pada pilkada kemarin. Nah kira kira seperti itu salah satu faktor penyebabnya, diluar dari sikap apatis masyarakat yang memang masih banyak juga “ jawab ibu mastina .

(29)

dengan kondisi di setiap warga, dan banyaknya warga yang sudah pergi keluar kota dan tidak lagi tinggal disiantar timur, seperti yang kuiliah ke luar kota dan ada juga yang pindah kerja keluar kota. Itu merupakan salah satu faktor penyebab banyaknya surat suara yang tidak digunakan didalam pilkada kemarin. Tapi masyarakat di Kec. Siantar Timur juga masih banyak memberikan hak suaranya didalam pilkada. Ini menunjukan bahwa perilaku politik masyarakat yang ikut memiliki rasa tanggung jawab didalam partisipasi mengikuti kegiatan Pilkada, dan memang dari selain dari tanggung jawab masyarakat dari hasil wawancara-wawancara yang dilakukan kepada beberapa masyakat menunjukan bahwa masyarakat juga memiliki keinginan untuk perubahan yang lebih baik sehingga menjadi factor dorongan masyarat juga dalam berpartisipasi.

4.2.2. Kampanye

Kampanye merupakan usaha yang dilakukan oleh Calon, maupun Partai Politik yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari pihak lainnya dan mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif , kampanye 82ublic sama dengan iklan yang merupakan dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok untuk memberitahukan ataupun mempopulerkan dan memberikan daya tarik terhadap Calon ataupun Kandidat tertentu.

Kampanye yang dilakukan juga melibatkan banyak warga atapun masyarakat yang turut berpartisipasi didalam kegiatan tersebut seperti contohnya sebagai juru kampanye, tim sukses, Kordinator kampanye ataupun sebagai Tim kampanye salah satu calon atau kandidat. Berikut informasi dari masyarakat yang pernah mengikuti kampanye salah satu calon/kandidat

Menurut Sdr. Juan B. Bukit 31 Tahun pada wawancara tanggal 23 Juli 2017 pada pukul 13.00 WIB menyatakan :

“ya saya pernah mengikuti kampanye kemarin pasangan Nomor urut 4 WesTo, ya kami buat acara panggung di lapangan Hj Adam Malik, ya dimana kami juga turut mengundang salah satu icon siantar BSA ataupun becak, itu kemarin itu Pak Wesly dan wakilnya menyampaikan program-program kerja yang akan mereka lakukan jika nantinya mereka keluar sebagai pemenang pilkada itu.kalo soal partisipasi ya kami bisa dibilang sebagai peserta atau sipatisan ajalah mungkin ya,. Karena memang kami kan pendukung pasangan nomor 4”

(30)

Berbeda dengan yang disampaikan oleh Bapak Junter Halomoan togatorop, SH. Pada wawancara tanggal 23 Juli 2017 pukul 14.30 WIB Yang merupakan sebagai Tim kampanye menyampaikan :

“ saya sebagai tim kampanye ya kemarin jelas berpatisipasi didalam pemilihan kemarin, dimana saya dan tim saya juga kerja keras bagaimana mencari atau menjadlin dukungan dari masyarakat sebanyak-banyaknya dari setiap kalangan, bagaimana menjalin hubungan baik, dan bagaimana menyampaikan citra kampanye ini menjadi positif dimata masyarakat, bukan dipandang sebagai arogansi ataupun kehebohan semata. Seperti yang dikatakan oleh Juan bukit sewaktu masa kampanye kami berkoalisi dengan BSA itu semata-mata tidak hanya soal icon saja., tetapi ada pesan tersirat di dalamnya yaitu bahwa pasangan calon no 4 WesTo akan berpihak kepada masyarakat kalangan manapun dimulai dari kalangan kecil. Tidak Cuma itu kami juga mengkoordinir jalannya kampanye, dan bagaimana memobilisasi masyarakat, didalam jalannya kampanye” jawabnya

(31)

Dalam hal ini media masssa juga tidak kalah turut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye seperti ya penulis pernah saksikan di sebuah media massa cetak yang memiliki foto beserta nomor urut salah satu pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota. Media massa yang berupa surat kabar, dan baliho-baliho ataupun spanduk yang banyak terpasang di penjuru kota, berikut contoh-contoh media massa cetak yang tersebar di kota Pematangsiantar :

Foto 4.1 Foto Baliho Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota

Kampanye Kampanye dilaksanakan antara lain melalui pertemuan terbatas, tatap muka, penyebaran melalui media cetak/elektronik, pemasangan alat peraga dan debat publik yang dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara yang disebut masa tenang. Terkait dengan kampanye melalui media cetak/elektronik, Undang-undang menegaskan agar media cetak/elektronik memberi kesempatan yang sama pada setiap pasangan calon untuk menyampaikan tema dan materi kampanye. Selain daripada itu pemerintah daerah juga diwajibkan memberi kesempatan yang sama pada setiap pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. Pengaturan lainnya tentang kampanye adalah :

1. Pasangan calon wajib menyampaikan visi misi dan program secara lisan maupun tulisan kepada masyarakat.

(32)

3. Larangan kampanye antara lain menghasut atau mengadu domba partai politik atau kelompok masyarakat dan menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah dan pemerintah daerah serta melakukan pawai arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan di jalan raya.

4. Dalam kampanye pasangan calon atau tim kampanye dilarang melibatkan PNS, TNI/Polri sebagai peserta kampanye dan juru kampanye dalam pemilihan. 5. Pejabat 85ublic yang menjadi calon kepala daerah dan wakil Kepala daerah dalam melaksanakan kampanye tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya dan harus menjalankan cuti. Selain itu terdapat perbedaan-perbedaan kampanye menrut beberapa sumber yaitu :

1) Product Oriented Campaigns

Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan bisnis, berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru.Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk barang yang diperkenalkan ke publiknya.

2) Candidate Oriented Campaigns

Kampanye ini berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi karena hasrat untuk kepentingan politik. Contoh: Kampanye Pemilu, Kampanye Penggalangan dana bagi partai politik.

3) Ideologically or cause oriented campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan- tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi sosial atau Social Change Campaigns (Kotler ), yakni kampanye yg ditujukan utk menangani masalah- masalah sosial melalui perubahan sikap dan peril aku publik yg terkait. Contoh: Kampanye AIDS, Keluarga Berencana dan Donor Darah.

4) Jenis Kampanye yang sifatnya menyerang (attacking campaign)

- Kampanye Negatif Menyerang pihak lain melalui sejumlah data atau fakta yang 85ubl diverifikasi dan diperdebatkan.

(33)

1. Perbedaan Kampanye Dan Iklan

 Kampanye :Kampanye sama dengan program kerja, butuh proses yang melibatkan jangka waktu yang panjang, kontinuitas dan konsistensi. Yang menjadi tujuan utama dari kempanye adalah pencitraan. Kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu dengan tujuan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu ( Pasal 1 angka 26 UU Nomor 10 tahun 2008). Kampanye adalah sebuah istilah yang digunakan pada saat pemilu dan menonjolkan kelebihan program peserta pemilu

 Iklan :Iklan berguna untuk mengkomunikasikan gagasan – gagasan dan produk- produk politik melalui media massa tertentu oleh kontestan tertentu. Bertujuan untuk menyampaikan informasi, meningkatkan ketanggapan seseorang pada suatu kandidat dan mempersuasi 86ublic. Iklan merupakan sarana atau media yang dipakai/digunakan kampanye untuk mempublikasikan visi,misi dan program peserta pemilu. Iklan mementingkan komersial. Iklan muncul sebagai media publikasi pertama-tama ditujukan untuk mendukung kegiatan komersial produsen, biasanya berupa pengenalan produk, informasidan menarik calon konsumen untuk membeli produknya. Iklan mencakup seluruh produk yang dapat dipublikasikan tanpa terkecuali.

(34)

kandidat atau calon dengan para pemilihnya atau dengan memperlambat dengan penjelasan rinci programnya, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan yang juga merupakan pernah ikut menjadi peserta kampanye berikut ini

Wawancara dngn Sdr. Erik Gultom 34 Tahun pada wawancara tanggal 30 Mei Pukul 15.30 WIB mengatakan ;

“saya kemarin ikut juga sebagai anggota kampanye, kami kampanyekan Pasangan Calon nomor 4. WesTo. Ya selama melakukan kegiatan kampanye kami melakukan berbagai kegiatan social denga masyarakat, kami memfokuskan tujuan kami untuk memberikan pemahaman kepada semua masyarakat tentang program yang akan dijanjikan jika nanti terpilih sebagai walikota. Ya kami lalukan yang terbaik lah selama melakukan kampanye, yang pasti kami melakukan kampanye yang baik. Tidak ada menghasut-hasut orang lain atau masyarakat manapun,. Kami melakukan kampanye dengan baik tanpa ada

kerusuhan kan? Jawabnya.

Menanggapi Hal tersebut Penulis yang juga mengetahui adanya kericuhan yang sempat terjjadi sebelum terlaksananya pilkada di Pematangsiantar kemudian menyanyakan tentang kericuhan yang terjadi

“Oh kalo soal itu yang kemarin ricuh di USI ya ? itu bukan keributan lah, itu hanya karena adanya Spanduk-spanduk yang dipasang oleh tim Westo di sekitar pekarangan Kampus USI (Universitar Simalungun) kan dari pihak mahasiswa ada yang mencabut dan merusak spanduk tersebut, nah kebetulan ada teman yang melihat lantas menegur, tidak ada bentrok atau apapun kok. Hanya

keslah pahaman yang diselesaikan secara baik-baik kok” jawab Sdr Erik

(35)

Berikut Foto dari Kampanye Pasanga Calon Walikota dan Wakil Walikota di Kota Pematangsiantar.

Foto 4.2 Foto Kampanye Pasangan Calon TRZ-Zainal

Foto 4.3 Foto Kampanye Pasangan Calon Wesly Silalahi-Sailanto

(36)

4.3 Penyelenggara (KPU , Panwas, PPK, PPS)

Komisi Pemilihan Umum merupakan Komisi Pemilihan Umum yang dibentuk untuk menangani proses pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan Kepala Daerah. Komisi Pemilihan Umum terdiri dari KPU Pusat dan KPU provinsi, dan KPUD (Kabupaten/Kota) .

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatur segala aturan mengenai cara pemilhan umum, pemilihan kepala daerah, dan diteruskan secara hierarkis pada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten / Kota. Dalam Konteks Penelitian ini Maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara membawahi proses Pemilihan Kepala Daerah di Kota Pematangsiantar dan dibagi atas beberapa Panitia Pemilihan.

Foto. 4.5. Foto Kantor KPU Kota Pematangsiantar

Gambar 4.6 Gambar Sktruktur Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar

Tugas dan Wewenang KPU berdasarkan UU No 10. Tahun 2016 dalam penyelenggaraan Pemilihan Meliputi :

a. menyusun dan menetapkan Peraturan KPU dan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilihan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat,

Ketua Mangasi Tua Purba

Anggota Jafar Sidik Saragih Anggota

Risnawati Panjaitan Anggota

Batara Manurung Anggota

(37)

dan Pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya bersifat mengikat;

b. mengoordinasi dan memantau tahapan Pemilihan; c. melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan ;

d. menerima laporan hasil Pemilihan dari KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

e. memfasilitasi pelaksanaan tugas KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan Pemilihan jika Provinsi, Kabupaten, dan Kota tidak dapat melanjutkan tahapan Pemilihan secara berjenjang; dan f. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan

Panwas Merupakan panitia pengawas yang dibentuk untuk mengawasi jalannya proses Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah, dimulai sejak pencalonan sampai pada saat terpilih, Bapak Pengawas Pemilu/Pilkada, Panitia Pengawas Pemilu/Pilkada Provinsi, Panitia Pengawas Pemillu/Pilkada selanjutnya disebut Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota dan Panwaslu Kecamatan adalah Pengawas Pemilu/Pilkada di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kecamatan.

Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang Panwaslu Kabupaten/Kota adalah:

 Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pencalonan bupati/walikota;

(38)

4. Penetapan calon bupati/walikota; 5. Pelaksanaan kampanye;

6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu; 8. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara; 9. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

10.Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan;

11.Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

12.Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pemilihan bupati/walikota;

 Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

 Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana;

 Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti;

 Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

 Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu di tingkat kabupaten/kota;

 Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;

 Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan

(39)

Dalam pelaksanaan tugas, Panwaslu Kabupaten/Kota dapat:

 Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g;

 Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu.

Panwaslu Kabupaten/Kota juga berkewajiban:

1. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; 2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwaslu

pada tingkatan di bawahnya;

3. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

4. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan; 5. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi berkaitan

dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kabupaten/kota; dan

6. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(40)

Panitia Pengawas) dibentuk oleh Komisi Pemilihan Umum tingkat Kabupaten/Kota

Tugas, wewenang, dan Kegiatan PPS meliputi:

1. Membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap.

2. Membentuk KPPS.

3. Mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih. 4. Mengumumkan daftar pemilih.

5. Menerima masukan dari masyarakat tentang daftar pemilih sementara

6. Melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara.

7. Menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara untuk menjadi daftar pemilih tetap.

8. Mengumumkan daftar pemilih tetap dan melaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.

9. Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK.

10.Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desa/kelurahan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK.

11.Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya.

12.Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam rapat yang harus dihadiri oleh saksi peserta Pemilu dan pengawas Pemilu.

13.Mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya.

14.Menyerahkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada huruf m kepada seluruh peserta Pemilu.

(41)

16.Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel.

17.Meneruskan kotak suara dari setiap PPS kepada PPK pada hari yang sama setelah rekapitulasi hasil penghitungan suara dari setiap TPS.

18.Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Pengawas Pemilu Lapangan.

19.Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya

20.Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada masyarakat.

21.Membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilu, kecuali dalam hal penghitungan suara.

22.Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

23.Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kecamatan Siantar Timur pada Pilkada tahun 2016 terdapat 17 TPS (Tempat Pemungutan Suara), dengan 7 anggota KPPS , 5 anggota PPK (Panitia Pemlihan Kecamatan)dan 2 anggota Panwas di tiap TPS.

Berdasarkan Penelitian ini yang difokuskan di Kec. Siantar Timur Struktur Anggota PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) di Kecacamatan Siantar Timur antara lain :

Gambar 4.7 Gambar Sktruktur Panitia Pemilihan Kecamatan Siantar Timur (PPK)

Sumber : Komisi Pemilihhan Umum Kota Pematangsiantar 2017

(42)

Adapun Tugas dan Kegiatan yang dilakukan PPK Antara Lain :

1. Membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, dan daftar pemilih tetap. 2. Membantu KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu.

3. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. 4. Menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Kabupaten/Kota. 5. Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh PPS di wilayah

kerjanya.

6. Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam rapat yang harus dihadiri oleh saksi peserta Pemilu.

7. Mengumumkan hasil rekapitulasi Penghitungan Suara.

8. Menyerahkan hasil rekapitulasi suara kepada seluruh peserta Pemilu.

9. Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten/Kota.

10.Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Kecamatan.

11.Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;

12.Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat;

13.Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

(43)

BAB V

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT KECAMATAN SIANTAR TIMUR

5.1. Faktor Emosional

5.1.1. Peraanan Emosional dan Kekerabatan

Faktor emosial merupakan pilihan bertindak yang didasarkan pada dasar pilihan pribadi dan berkaitan dengan diri individu, sehingga factor emosional menentukan pilihan dalam Pilkada meliputi : kedekatan dengan calon, adanya hubungan keluarga , temann, kerabat, atau saudara dengan calon lain, adanya hubungan satu marga ataupun adat. Dan lainnya yang merupakan bagian dari hubungan emosional. Hubungan emosional yang terjalin antara calon dengan pemilih ataupun masyarakat memberikan dampak positif terhadap calon tersebut dimana pemilih akan memberikan hak suaranya atau mendukung calon tersebut seperti yang penulis temukan dengan wawancara dengan beberapa informan berikut sebelumnya seperti Bpk. Radiman Sitanggang yang mengakui sebelumnya memilih pasangan calon Nomor urut 2 dengan berbagai pertimbangan namun salah satunya adalah dikarenakan faktor satu kampung ataupun satu lokasi/bertentangga, dimana ia seperti lebih memberikan surat suaranya kepada calon yang lebih dekat kepadanya ataupun yang ia kenal. Untuk memperkuat kesimpulan tersebut telah diperoleh informasi dari beberapa informan lainnya seperti berikut :

Ínforman Ibu B . br. Sihombing pada wawacara tanggal 23 Juli 2017 pukul 13.00 WIB. Mengatakan bahwa :

“pilkada kemarin iya ibu ikut berpartisipasi sebagai pemilih di TPS 7 kalau tidak salah, ibu memilih Nomor 2 dek, ya rata-rata orang siantar timur ini kan memang kesitunya, , ya gimanalah kita saja sudah satu gereja dengan alm Bapak itu di HKBP Dame ini kan, ya masa gak kita dukung lagi dia di pilkada ini, lagiankan bagusnya dia, ya untuk apa buat orang lain kan kalo adanya dari tempat kita, satu gereja kita lagian. Ibu rasapun semuanya dari satu gereja itu suaranya sama bapak itunya tetap, jarang ada yang ke pasangan lain dek”

(44)

“ iya saya kemarin ikut pilkada yang terakhir ini, saya kemarin memilih pasangan nomor 2 Hulman Sitorus-Hefriansyah lah, satu kampung kita ini nya, lagian saya kan masih satu meja dengan dia, bisa dibilang kawan-kawan juga nya iut, cCukup kenal dekat nya saya dengan almarhum dulu, lagian baik nya dia kan, asal ada acara dikampung kita ini selalunya dia hadir, gak kayak pejabat lainnya sombongnya minta ampun, ini kemarin saja diundang ke peresmian gereja katolik bdb ini sekaligus waktu pemberian dana sosial itu kan datang nya

dia, tapi itulah sudah menang dia malah meninggal dia kan? Hahah jawab bpk

robert.

Informan Sdr. Andre Simanungkalit 20 Tahun Mahasiswa Amik Multicom, pada wawancara tanggal 23 Juli 2017 pukul 16.30 WIB mengatakan :

“oh pilkada kemarin ikut aku milih bang, aku milih pak alm. hulman disitu bang haha. Kebetulan anaknya si rizky ananda kan kawan sekelasku dulu bang di SMA. Kawan main-main ku juga, dulu pun sering nya kami main kerumahnya di mual nauli sama yang di rumah dinas bang. Baiknya dulu tulang itu da ya pastilah kami mendukung orang tua kawan kami bang haha kan gitu bang. Kalo mengenai faktor lainnya ya visi-misi bapak itu bagusnya bang. Berkembang nya kota kita dibuat meskipun gak banyak banyak kali lah bang. Setidaknya dia kan

gak korupsi bang. Hahha jawab Andre Simanungkalit

Informan berikutnya Ibu H. Br Sitorus 38 pada wawancara berikut menyatakan bahwa:

“ kalo ibu ya sama aja sama nyaa, lagian ibu kan Boru Sitorus, sama dengan bapak itu, ya pastilah ibu dukung yang semarga ibu, karena kan secara adat pun aku juga udah membantu keluargaku, lagian kita juga kan masih kenal

dekat, masih satu kampung lagian, sama ktia gak membantu tetanga kita sendiri”

Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari informan berbeda dapat disimpulkan bahwa banyak masyarkat khususnya di Kecamatan Siantar Timur yang memberikan hak suaranya kepada pasangan nomor urut 2 yaitu Hulman-Hefriansyah, dimana mereka memberikan berbagai alasan saat ditanya tentang bagaimana cara mereka menentukan pilihan dan kenapa memilih pasangan tersebut, beberapa menjawab karena mereka saling kenal, seperti satu Gereja dan satu lokasi atau istilahnya satu kampung di Kecamatan Siantar Timur, bahkan dari kalangan remaja yang juga memberikan hak suaranya dikarenakan anak dari pasangan calon tersebut yang merupakan teman ataupun kerabat baiknya, dimana hal tersebut juga memberikan keuuntungan tersendiri bagi pasangan calon.

(45)

berasal dari daerah pemilihan lebih disukai, dan juga adanya faktor adanya ikatan adat berdasarkan marga yang menunjukan adanya hubungan emosional antara calon walikota dengan pemilih, atau masyarakat tersebut, terlepas dari hal tersebut juga masyarakat menilai dari wibawa seorang calon walikota yang sebelumna juga ikut merendah menurut masyarakat karena masih turut mendukung atau berpartisipasi yang diadakan masyarakat di lingkungan tersebut, dengan hal terebut masyarakat menilai positif karakter Calon walikota petahana tersebut.

5.2. Faktor Rasional

Faktor rasional merupakan factor yang menentukan pilihan dalam pemilihan umum yang didasarkan pada suatu hal yang logis, proses pemilihan dilakukan dengan cara mempertimbangkan beberapa aspek pendukung dalam memilih calon, adapun penilai factor rasional tersebut adalah :

5.2.1. Pendidikan

Dimana pada faktor tersebut masyarakat sebelum menentukan hak suaranya melakukan penilaian terhadap kandidat-kandidat ataupun calon walikota dan wakil walikota berdasarkan pendidikannya yang telah ditempuh oleh calon tersebut, mampukah ia menjadi pemimpin dengan latar belakang pendidikannya seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan berikut ini :

Menurut Bapak Carles Gultom S.H 51 Tahun pada wawancara tanggal 24 Jul 2017 pukul 15.00 WIB menyatakan :

“ya saya pada pilkada kemarin memutuskan memberikan dukungan saya

kepada pasangan nomor urut 4 yaitu Wesly Silalahi – H. Sailanto, dimana mereka

memiliki program yang sangat baik, yaitu memajukan kota Pematangsiantar di sektor pendidikan, saya juga yakin pak wesly akan sungguh-sungguh dalam menjalankan programnya karena ia pun berasal dari pendidikan tinggi, dia Sarjana dan Pascasarjananya dari Universitas Indonesia, itu Universitas yang siapa pun kita tanya kualitasnya pasti yang terbaik, jadi sudah pasti kualitas

pendidikan calon itu baik, karena fokusnya ia didalam visi – misi nya yaitu dalam

bidang pendidikan, seperti memberikan bantuan langsung kepada masyarakat

Gambar

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Siantar Timur
Tabel 3.1
Tabel 3.3 Data Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar
Tabel 3.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pemutakhiran kurva S, kemudian menghitung %bobot durasi setiap proyek seperti tabel 2 untuk mengetahui sampai dimana titik pemantauan akan dilakukan, kemudian

Penelitian ini mengkaji mengenai praktik bullying yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Husna Surabaya, serta mencari solusi untuk menyelesaikannya. Subjek dalam

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang berrmakna pada usia subjek penelitian, secara spesifik perbedaan yang bermakna terletak pada atlet

Pengaruh Penerimaan Pajak daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Provinsi Bengkulu” , hasil penelitianya menunjukan bahwa terdapat

Pemberian mulsa organik kulit tanduk kopi menghasilkan jumlah anakan yang paling banyak, dan berbeda nyata dengan jumlah anakan pada mulsa sekam padi dan tanpa

Teknik atau metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan.. untuk memperoleh data yang

Berdasarkan hasil analisa tanah dilaboratorium dan kondisi tanah yang terdapat pada daerah penelitian, akan disesuaikan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dengan

Begitu pula dengan digital pillbox reminder yang diaturkan oleh farmasis dapat meningkatkan kepatuhan minum obat. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan