• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Dominan yang Diperoleh melalui Pemilikan Saham yang Bertentangan dengan UU No.5/

PENDEKATAN EKONOMI DALAM MEMAHAMI PERSAINGAN USAHA

PERILAKU PELAKU USAHA UNTUK MENJADI POSISI DOMINAN MELALUI PEMILIKAN SAHAM YANG BERTENTANGAN DENGAN UU

C. Posisi Dominan yang Diperoleh melalui Pemilikan Saham yang Bertentangan dengan UU No.5/

Mengenai posisi dominan yang berkaitan dengan pemilikan saham diatur pada bagian Ketiga , pasal 27 UU no.5 / 1999 dimana pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama pada pasar bersangkutan yang sama, atau mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha dalam bidang yang sama pada pasar yang sama apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan:

Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.5/1999, 2007.

USU Repository © 2009

b. Dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75 % (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.106

Pada uraian diatas, jika kita perhatikan secara seksama, Undang Undang secara jelas menyebutkan adanya kelompok pelaku usaha selain dari penyebutan identitas pelaku usaha itu sendiri. Ini berarti Undang Undang mengakui akan adanya sesuatu hubungan antara (grup) pelaku usaha yang saling terafiliasi yang berkaitan satu dengan yang lainnya yang melakukan kegiatan produksi terhadap produk berupa barang dan atau jasa sejenisnya dan dipasarkan melalui pasar bersangkutan yang sama. Diversifikasi produk yang dikenal dalam ilmu ekonomi (pemasaran) guna memperluas pangsa pasar dan kelompok pelaku usaha tertentu tampaknya juga diperhatikan dalam Undang-undang ini.107

106 Ningrum Natasya Sirait, Hukum persaingan Usaha di Indonesia, Op.Cit, hal.102 107 Ahmad Yani dan Gunawan Muhammad, Op.Cit, hal 48-49

Untuk mencegah makin tertumpuknya penguasaan produk atau pemasaran pada kelompok tertentu yang cenderung dominan dan merusak sistem persaingan usaha sehat yang ada dalam masyarakat.

Sebelum kita melihat apa yang menjadi unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 27 UU ini kita akan melihat terlebih dahulu pasal-pasal dalam UU ini yang berkaitan dengan pasal 27 ini.

Pasal 14 tentang integarasi vertikal yang mengatur mengenai penguasaan pasar dengan membuat perjanjian dengan pelaku usah lainya melalui penguasaan produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang atau jasa produksi barang.

Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.5/1999, 2007.

USU Repository © 2009

Pasal 17 tentang monopoli juga berkaitan dengan posisi dominant dimana posisi dominant yang berlangsung lama akan mengakibatkan terjadinya monopoli. Pasal 15 tentang monopsoni yang nengatur tentang penguasaan penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang atau jasa dalam pasar bersangkutan.

Penguasaan pasar yang diatur dalam pasal 19 sampai dengan pasal 21 juga berkaitan dengan posisi dominan dimana pelaku usaha yang menguasai pasar dapat memetapkan syarat-syarat dalam usahanya.

Pelaku usaha memiliki posisi dominan pada suatu pasar dilarang mengunakan posisi dominan baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk :108

d. Menetapakan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, dari segi harga maupun kualitas; atau

e. Membatasi pasar dan pengembangan teknologi; atau

f. Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan.

Ketentuan ini seirama dengan aturan yang dimainkan oleh section 2 Sherman Act yang menekankan pada proses monopolisasi tersebut dan tidak memberatkan hanya pada adanya monopoli.109

108 Ningrum Natasya Sirait, Hukum persaingan Usaha di Indonesia, Op.Cit, hal.101 109 Ahmad Yani dan Gunawan Muhammad, Op.Cit, hal 40

Unsur unsur yang harus dipenuhi agar suatu kepemilikan saham dapat dilarang berdasarkan Pasal 27 Undang Undang No.5 /1999 adalah sebagai berikut:

Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.5/1999, 2007.

USU Repository © 2009

Sejenis disini dimaksud adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sama dalam arti bahwa perusahaan tersebut bergerak disektor industri yang sama dan hasil produksi perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam pasar produk barang atau jasa yang sama. Pendekatan untuk menetukan pangsa pasar yang sam inilah yang pada beberapa bidang industri sedikit lebih kompleks disebabkan banyak variasi yang ada dalam satu jenis usaha. Berada dalam pangsa pasar yang sama bukan hanya berarti bahwa produk barang atau jasa dai perusahaan-perusahaan tersebut dijual dalam pasar yang sejenis tapi juga produk dari perusahaan tersebut bersaing dalam pasar tersebut.

(2). Seorang pelaku usaha atau kelompok usaha memiliki saham di beberapa perusahaan sejenis tersebut.

Pemilikan saham pada beberapa perusahaan tersebut harus pada perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sejenis atau sama dan pada pangsa pasar yang sama. Hal ini sangat penting untuk membedakan pasal 27 ini mengenai pemilikan saham dengan pasal 28 UU no.5/1999 mengenai akuisisi saham. Pada pemenuhan unsur inilah dapat dilihat apakah dengan memiliki saham pada perusahaan sejenis Pekalu usaha itu memiliki posisi dominant.

(3) kepemilikan saham tersebut adalah kepemilikan saham mayoritas(lebih dari lima puluh persen saham). Atau mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang sama.

Pemilikan saham mayoritas pada perusahaan yang sejenis disini maksudnya adalah bahwa kepemilikan saham tersebut mengakibatkan pengusaha itu dapat mengendalikan perusahan afiliasinya dan mengakibatkan iklim persaingan menjadi tidak sehat Karena bagaimanapun pelaku usaha atau kelompok usaha

Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.5/1999, 2007.

USU Repository © 2009

yang mempunyai saham di perusahaan yang terafiliasi dengan perusahaannya tidak akan mengeluarkan kebijakan yang merugikan bagi afiliasinya.

(4) Pemilikan saham tersebut mengakibatkan tejadinya penguasaan pasar sperti yang diatur dalam pasal 27 huruf a dan b.

Unsur inilah yang menentukan apakah kepemilikan saham di suatu perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dan mempunyai pangsa pasar yang sama merupakan suatu pelanggaran terhadap pasal ini atau tidak. Karena pemilikan saham pada hakikatnya tidak diatur dilarang yang dilarang adalah kepemilikan tersebut mengakibatkan penguasaan pasar.

Pasal 27 UU No. 5/1999 secara perse melarang pelaku usaha mendirikan atau memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama pada pangsa pasar yang bersangkutan, apabila mengakibatkat terjadinya dominasi pasar, yaitu

c. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu . d. Dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih

dari 75 % (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.110

Jadi penerapan pasal ini tidak menganut pendekatan Rule Of Reason, karena hal ini tidak mensyaratkan terjadinya monopoli dan atau persaingan tidak sehat, jadi bila unsur-unsur penguasaan 50% atau 75% pangsa pasar terpenuhi, maka

Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.5/1999, 2007.

USU Repository © 2009

tindakan tersebut sudah dapat dikenakan pasal pasal 27 ini. Jadi seekali lagi tampak bahwa pasal ini termasuk dalam kategori perse illegal,.

Pasal 27 ini masih ada kelemahannya, hal ini pada pengaturan mengenai saham mayoritas.apakah indicator yang digunakan adalah jumlah saham atau kekuatan yang diperoleh berdasarkan kepemilikan saham tersebut.

D. Contoh Kasus Posisi Dominan melalui Pemilikan Saham